Anda di halaman 1dari 20

SUBSTANSI PENINDAKAN

BALAI BESAR POM di BANDAR LAMPUNG

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung


Bandar Lampung, 26 Juli 2022
VISI MISI Badan POM
Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk

VISI mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan


berkepribadian berlandaskan gotong royong

MISI
1. Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan mengembangkan kemitraan
bersama seluruh komponen bangsa dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia
2. Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan
keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif
dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa
3. Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan serta penindakan kejahatan Obat
dan Makanan melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam kerangka Negara
Kesatuan guna perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga
4. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk memberikan
pelayanan publik yang prima di bidang Obat dan Makanan
2
TUGAS BPOM
SESUAI PERPRES NO 80 Th 2017
TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
1. Menyelenggarakan tugas pemerintahan di
bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Obat dan Makanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas obat, bahan obat, narkotika,
psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat
tradisional,suplemen kesehatan, kosmetik, dan
pangan olahan.
FUNGSI BALAI BESAR/BALAI POM
Berdasarkan Pasal 4 Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2020, Unit Pelaksana Teknis BPOM
menyelenggarakan fungsi:
•a. penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
•b. pelaksanaan pemeriksaan fasilitas produksi Obat dan Makanan;
• c. pelaksanaan pemeriksaan fasilitas distribusi Obat dan Makanan dan fasilitas pelayanan kefarmasian;
•d. pelaksanaan sertifikasi produk dan fasilitas produksi dan distribusi Obat dan Makanan;
•e. pelaksanaan sampling Obat dan Makanan;
• f. pelaksanaan pemantauan label dan iklan Obat dan Makanan;
•g. pelaksanaan pengujian rutin Obat dan Makanan;
•h. pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan dalam rangka investigasi dan penyidikan;
•i. pelaksanaan cegah tangkal, intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan
perundangundangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
• j. pelaksanaan pemantauan peredaran Obat dan Makanan melalui siber;
•k. pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat di bidang pengawasan Obat
dan Makanan;
• l. pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
•m. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan Obat dan Makanan;

•n. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga; dan


•o. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan POM
Catchment Area
KEGIATAN PENINDAKAN

1.Kegiatan cegah tangkal


2.Kegiatan pengawasan Siber/daring obat dan
makanan
3.Kegiatan intelijen obat dan makanan
4.Kegiatan Penyidikan
TINDAK LANJUT

• Sanksi Pidana (Pro- Justitia)

Paradigma baru penindakan BPOM :


Hukum pidana merupakan upaya terakhir (ultimum remedium) dalam
penegakan hukum.
KEGIATAN CEGAH TANGKAL
1. Fungsi Deteksi Dini memiliki peran penting dalam sistem cegah tangkal yaitu
mengidentifikasi potensi kejahatan Obat dan Makanan sebelum kejahatan tersebut terjadi
secara masif. Fungsi deteksi tersebut diwujudkan dalam bentuk Sistem Kerawanan Kejahatan
yang bersifat adaptif, dinamis, dan prediktif cegah tangkal kejahatan Obat dan Makanan
dilaksanakan dalam bentuk pemetaan kerawanan, penyusunan analisis kerawanan kejahatan
Obat dan Makanan.

2. Fungsi Penggalangan yang dilakukan UPT BPOM di seluruh Indonesia bertujuan


•untuk menggalang pemangku kepentingan dalam rangka intervensi terhadap integrated
supply chain sehingga pencegahan kejahatan dapat terwujud. UPT BPOM juga berperan
penting dalam fungsi penggalangan agar upaya pencegahan kejahatan dapat berjalan secara
cepat dan maksimal ke seluruh Indonesia mengikuti karakteristik dan kebutuhan di masing-
masing daerah.

•Bentuk kegiatan Penggalangan dapat berupa perjanjian kerjasama dalam rangka


pencegahan kejahatan, pelibatan masyarakat dan komunitas dalam rangka pencegahan
kejahatan, kegiatan advokasi pemangku kepentingan terkait kerawanan kejahatan Obat dan
Makanan, penyusunan konten peningkatan kesadaran masyarakat dan pemangku
kepentingan terkait mengenai kejahatan
KEGIATAN SIBER / DARING OBAT DAN
MAKANAN

Antara lain melakukan pengawasan daring obat dan


makanan, karena semakin maraknya e-commerce,
perdagangan melalui online, yang juga rawan
pelanggaran.
 Dalam hal ini, konsumen perlu mendapatkan
perlindungan karena mereka berhak mendapatkan obat
dan makanan yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
KEGIATAN INTELIJEN OBAT DAN MAKANAN
Kegiatan Wasmatlitrik untuk mengetahui adanya suatu
pelanggaran di bidang obat dan makanan

Misal :
Untuk melihat adanya kemungkinan pelanggaran ,
seorang petugas menyamar sebagai pembeli obat kuat di
suatu toko obat.
Melakukan pengamatan suatu tempat, guna mencari
tahu adakah kegiatan yang melanggar aturan di rumah
tersebut.
KEGIATAN PENYIDIKAN

Penyidikan merupakan hilir pengawasan Obat dan Makanan yang


dapat memberikan dampak signifikan dalam penegakan hukum terhadap
pelanggaran. Kegiatan ini dapat menimbulkan efek jera pelaku tindak
pidana sehingga berpengaruh pada penurunan pelanggaran di bidang
Obat dan Makanan.

Kegiatan penyidikan dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil


(PPNS)

PPNS adalah penyidik pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang


berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk selaku penyidik
dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dalam lingkup undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-
masing
UU RI No 8 tahun 1981 Ttg Hukum Acara Pidana

Penyidik adalah pejabat polisi negara RI atau pejabat


pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melakukan
Penyidikan ( Pasal 1 angka1)
PENYIDIKAN
Serangkaian tindakan penyidik dalam
hal dan menurut cara yang diatur
dalam UU untuk mencari dan
mengumpulkan bukti, yang dengan
bukti itu membuat terang tentang
tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya ( KUHAP Pasal 1
angka 2)

13
Dasar Hukum PPNS Badan POM :

 UU RI No. 36 tahun 2009 ttg Kesehatan


 UU RI No. 18 tahun 2012 ttg Pangan
 UU RI No. 8 tahun 1999 ttg Perlindungan
Konsumen
 UU RI No. 5 tahun 1997 ttg Psikotropika
 UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
KEGIATAN
PENYIDIKAN
Gelar kasus/ perkara
Penyidikan
Pemberkasan

BBPOM di Bandar Lampung mempunyai 7 PPNS,


Yang aktif melakukan penyidikan 6 PPNS

15
Perkara Projusticia Sediaan Farmasi
TH 2020 s/d 2022
No Komoditi Jumlah Keterangan Putusan/Vonis dari
PN
Tahun 2020
1 Kosmetika 2 Mengedarkan Kosmetika TIE 1)Penjara Waktu Tertentu (5
secara On line dan Off line di Bulan ) Subsider Penjara (1
Bdl Bulan ) Subsider Denda
Melanggar 197 UU Rp.1.000.000,00 dan 2)
Kesehatan Subsider Denda Rp.5.000.000,
Pidana Penjara Waktu Tertentu
(2 Bulan )
Subsider Kurungan (2 Bulan )

2 Obat Tradisional 2 Memproduksi & 1)pidana kepada terdakwa oleh


Mengedarkan Kos TIE secara karena itu dengan pidana
on line dan off line di penjara selama 25 (dua puluh
Pesawaran dan Bdl lima) hari;
Melanggar Pasal 197 UU Menetapkan masa penahanan
yang telah dijalani terdakwa
Kesehatan
dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan;16
Perkara Projusticia Sediaan Farmasi
TH 2020 s/d 2022
No Komoditi Jumlah Keterangan Putusan/Vonis dari
PN
Tahun 2020
2 Subsider denda Rp. 1000.000,-
Subsider penjara (1 bulan
Pidana) Penjara waktu tertentu
(1 Bulan 15 hari)

Tahun 2021
1 Kosmetika 1 Memproduksi & Pidana Penjara Waktu Tertentu
Mengedarkan Kos. TIE secara (2 Bulan )
on line dan off line di Kab. LS Pidana Denda Rp.1.000.000,00
Melanggar Pasal 197 UU Subsider Penjara (1 Bulan )
Kesehatan

17
Perkara Projusticia Sediaan Farmasi
TH 2020 s/d 2022
No Komoditi Jumlah Keterangan Putusan/Vonis dari
PN
Tahun 2021
2 Obat Tradisional 2 Mengedarkan OT TIE secara 1) Subsider Kurungan (1 Bulan )
on line dan off line di Bdl (2) Pidana Penjara Waktu Tertentu
Melanggar Pasal 197 UU (5 Bulan ) Subsider Denda
Kesehatan Rp.2.000.000,00
2) Subsider Kurungan (1
Bulan ), Pidana Penjara Waktu
Tertentu (3 Bulan ), Subsider
Denda Rp.1.000.000

3 Suplemen 1 Memproduksi & Subsider penjara (1 Bulan ),


Mengedarkan SK TIE / Kos TIE Pidana Penjara Waktu Tertentu
Kesehatan secara on line dan off line di (1 Bulan 10 hari), Subsider
Bdl. Melanggar Pasal 197 Denda Rp.5.000.000,00
UU Kesehatan

18
Perkara Projusticia Sediaan Farmasi
TH 2020 s/d 2022
No Komoditi Jumlah Keterangan Putusan/Vonis dari
PN
Tahun 2022
1 Kosmetika 1 Mengedarkan Kosmetika TIE - P 21
secara On line dan Off line di
Pringsewu
Melanggar 197 UU
Kesehatan

2 Obat Tradisional 1 Mengedarkan OT TIE secara Proses Persidangan


on line dan off line di
Pesawaran
Melanggar Pasal 197 UU
Kesehatan

19

Anda mungkin juga menyukai