DASAR
Sulistyono, S.Kep, Ns, M. Kep
Lecturer & Emergency Nursing
JENIS PENYEBAB TANDA & GEJALA PERTOLONGAN
PERTAMA
Luka lecet (tergores) Tergesek atau tergores Hanya permukaan kulit yang Cuci hingga bersih luka
terkena dengan air dan sabun
Perdarahan kecil
Tertusuk (tusukan) Benda berujung Luka sempit dan dalam Jangan cabut benda yang
runcing,tajam menusuk menembus vena dan arteri tertanam
kulit Benda tertanam Pada benda yang kecil
(paku) cabut dan
Bahaya infeksi
bersihkan dengan air
bersih dan sabun
MACAM-MACAM FRAKTUR
• Frantur Terbuka
Bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar karena adanya perlukaan di kulit.
• Fraktur Tertutup
Bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar.
Foto tulang yang patah
Patah tulangg terbuka pada
tungkai
Patah tlg betis & tlg
kering terbuka
Patah tulang tungkai tertutup
Foto patah tulang tungkai
tertutup
TANDA DAN GEJALA
Nyeri
Bengkak
Lecet
Perubahan bentuk
Gerak yang terbatas
Sakit bila menahan beban tubuh
Bahaya
Jika cederanya pada tangan lengan bawah atau jari, imobilisasi bagian
yang cedera pada posisi waktu ditemukan dengan mitela bantuan
Jika cederanya pada pangkal paha, panggul atau paha, dan anda
menunggu kedatangan ambulans, imobilisasi yang cedera dengan
memasang gulungan handuk, selimut atau pakaian diantara kaki sebagai
bidai, atau dapat juga dipakai kayu atau alas keras untuk bidai
Jika cederanya dipangkal paha, panggul atau paha dan anda harus
memindahkan korban (seperti pada korban kecelakaan yang berada pada
tengah jalan dan harus segera dipindahkan), imobilisasi bagian yang
cedera dengan usungan setelah dilakukan pembidaian.
Persiapan :
• Papan yang keras, tidak mudah bengkok ataupun patah.
• Tali/perban/kain panjang
Tujuan utama pembidaian :
• Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah.
• Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang
patah.
• Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
• Mengurangi rasa nyeri.
• Mempercepat penyembuhan.
• Mengurangi perdarahan.
Pedoman umum pembidaian :
Jangan berupaya mengubah posisi bagian yang cedera. Upayakan
membidai dalam posisi ketika ditemukan.
Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang
diukur terlebih dahulu pada anggota badan penderita yang sehat.
Lapisi bidai dengan bahan lunak (seperti kapas atau perban) bila
memungkinkan.
Jika bidai keras dan kaku, beri ganjalan dengan kain atau
handuk sebelum dipasang.
TOKSIN
Agen kimia yg b’efek negatif
thd kehidupan
KERACUNAN
Menurut cara terjadinya
Self poisoning (diri)
Attempted poisoning (percobaan)
Accidental poisoning (kebetulan)
Homicidal poisoning (pembunuhan)
Menurut waktu terjadinya
Keracunan kronis
Penatalaksanaan
1. Kontrol jln napas, ventilasi & oksigenasi
2. Ukur fu kardiovaskuler & fu tubuh lain
3. Pasang kateter untuk monitor fu ginjal
4. Tes lab darah
5. Kaji : jumlah, waktu sejak menelan, tanda &
gejala
6. Berikan air minum/susu pd psn yg tlh menelan
zat/agen korosif
7. Lakukan prosedur pengosongan lambung
- rangsang muntah
- lavage gastrik
- aktivasi arang
Stabilisasi
Riwayat umum
Identifikasi keberadaan sindrom toksik
Penatalaksanaan (penatalaksanaan umum dan
penatalaksanaan tingkat lanjut)
I. STABILISASI
II. DEKONTAMINASI
A. Dekontaminasi pulmonal
B. Dekontaminasi Mata
C. Dekontaminasi kulit
- Bawa pasien ke air mengalir atau pancuran terdekat
- Pakai sarung tangan, masker, apron
- Lepaskan pakaian, arloji & sepatu, muntahan dlm
tempat tersendiri
- Cuci segera kulit yang terkena dengan air mengalir
& sabun minimal 10 menit
- Jika tidak ada air seka kulit dan rambut pasien
dengan kain atau kertas secara lembut.Jangan
digosok
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut
D. Dekontaminasi Gastrointestinal
1. Induksi Muntah
- Stimulasi mekanis
- Induksi dengan obat
Kontra indikasi
- Pasien tidak sadar
- Pasien kejang
- Trtelan lebih dari 2 jam
- Keracunan asam, basa dan zat hidrokarbon
- Keracunan zat yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran,
henti napas mendadak dan kejang
Komplikasi
- Pneumonia inhalasi
- Pemberian sirup ipekak dapat menyebabkan muntah
berkelanjutan, diare, pingsan, iritabilitas, diaforesis dan
hipertermi.
2. Pengenceran
Hanya berguna segera stlh menelan alkali atau
asam lemah dan pasien sadar, bisa menelan
Cara :
beri air dingin atau susu sebanyak 250 ml
(dewasa) atau 15 ml/kg (anak)
Konta indikasi :
- Pasien dengan penurunan kesadaran
- Pasien tidak dapat menelan
- Gangguan pernapasan
- Nyeri abdomen
3. Bilas Lambung :
Efektif bila dilakukan 1-4 jam pertama, pasien
kooperatif
Kontra indikasi :
- hilangnya refleks protektif jalan napas
- Pasien dengan penurunan kesdaran kecuali
telah
dilakukan intubasi endotrakheal
- Setelah menelan bahan korosif
- kejang
Cara :
Posisi kepala miring kekiri dan menunduk. Lindungi
jalan napas.Pasien tidak sadar harus dipasang pipa
endotrakheal. Pasang pipa nasogastrik ukuran besar.
Setelah diaspirasi, beri cairan 200-300 ml untuk
kumbah lambung sampai jernih.
Komplikasi :
Spasme laring, regurgitasi isi lambung, lesi pada
oesofagus, pneumothoraks, irama jantung ektopik,
elevasi ST, hipotermi, hipertermi
4. Arang Aktif dosis tunggal :
Indikasi :
hampir semua keracunan obat dan toksin kecuali
bahan yang tertera pada tabel. Diberikan
setelah
bilas lambung
Dosis :
25-10 gr (dewasa/remaja)
25- 50 gr (anak 1-12 th) dan
1 gr/kg untuk anak <1 tahun
Cara Pemberian :
Dicampur rata dengan perbandingan 30 gr arang
aktif dg 240 ml air seperti sop kental. Dapat
dicampur dengan sorbitol atau katartik saline.
Tabel : Substansi yang kurang terabsorbsi oleh arang aktif
Komplikasi :
- muntah setelah pemberian yang cepat
- Konstipasi
- distensi lambung
- efek katartik ( jika diberi bersamaan)
- aspirasi arang aktif, empiema
5. Irigasi Usus
Indikasi :
- zat toksik yang tidak dapat diabsorbsi dengan
arang aktif, seperti besi, litium dan logam
berat
Kerugian :
- membutuhkan waktu yang lama dan pasien
memerlukan perawatan serta pengawasan di
rumah sakit
Kontra Indikasi :
gangguan jalan napas, depresi sistem syaraf
pusat,
kardiovaskuler tidak stabil dan terdapat kelainan
patologis usus
6. Endoskopi
7. Tindakan bedah
III. ELIMINASI
Indikasi :
- Tingkat keracunan yang berat dan kritis yang
makin memburuk walaupun telah dilakukan terapi
suportif yang maksimal.
- Terganggununya rute eliminasi yang normal.
- Pasien menelan suatu zat dengan dosis letal
- Pasien dengan keadaan klinisyang dapat
memperpanjang koma atau komplikasi lain
Metode peningkatan eliminasi :
1. Diuresis Paksa (Forced diuresis)
2. Alkalinisasi urine
3. Hemodialisis
4. Hemoperfusi
5. Diallisis Peeritoneal
6. Arang aktif dosis berulang
IV. ANTIDOTUM
V . PENATALAKSANAAN KEADAAN KHUSUS
1. Kejang
Beri diazepam dengan dosis :
Dewasa :
10-20 mg iv dengan kecepatan 2,5/30 detik atau
0,5 ml/30 menit. Jika perlu dosis ini dapat
diulangi setelah 30-60 menit. Mungkin perlu infus
kontinu sampai maksimal 3 g/kgBB/24 jam
anak-anak : 0,2-0,3 mg/kgBB
2. Koma/Stupor
Paling sering disebabkan keracunan atau
kelebihan dosis obat yaitu :
- obat depresan sistem syaraf pusat
- Obat simpatolitik
- Bahan yang menyebabkan hipoksia sesuler
- Melalui mekanisme lain
Terapi :
- pelihara jalan napas danbantuan ventilasi jika
perlu. Beri oksigen
- Beri dextrose, tiamin dan naloxon
ANTIDOTUM SPESIFIK…
TOKSIN ANTIDOTUM
Opiat Nalokson
Metanol, etilen glikol Etanol
Antikolinergik Fisostigmin
Organofosfat Atropin, piridoksin
Beta bloker Glukagon
Digitalis, glikosida Digoksin
Karbon monoksida Oksigen
cianida Amil nitrit
Natrium nitrit
Natrium tiosulfat
LUKA
1.Luka Terbuka
2.Luka Tertutup
1.Luka Lecet
2.Luka sayat / iris
3.Luka Robek
4.Luka Tusuk
5.Avulsi ( sobek )
6.Amputasi
1. Memar
2. Cedera karena himpitan
3. Cedera remuk
Cara penanganannya
Secepatnya letakan sarung tangan diatas lukauntuk kontrol
pendarahan
Letakan kasa pada luka
Beri tekanan pada kasa untuk mengatur perdarahan
Apabial perdarahan terkontrol, tekanan dapat dikurangi
4. Eviserasi
adalah keluarnya organ dalam dari luka terbuka dan
biasanya terjadi pada luka perut. Jangan mencoba
memasukan kembali organ yang keluar dan jangan
disentuh yang akan mengakibatkan kerusakan lebih
parah atau tekontaminasi
Cara penanganan
Tutup organ yang keluar dengan pembalut seterilyang tebal
Basahi pembalut tersebut dengan cairan steril
Pertahankan temperatur darah dengan menutup balutandengan
selembar pembalut besar seperti selimut mandi bebas butiran atau
handuk
Ingat hangan gunakan benda yang mudah terserap seperti kapaskertas
tisu atau kertas handuk yang dapat robek dan melekat pada organ
4. Amputasi
Amputasi adalah bagian tubuh yang terlepas dari
badan,pendarahan basar biasanya terjadi namunakan
berkurang karena kontraksi dari pembuluh darah
Perawatan amputasi sendiri sama dengan perawatan
luka hanya dapat di tambah turniket