01 Juli 2010
RABU. TANGGAL 30 JUNI 2010
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
TENTANG
TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DISEDIAKAN OLEH
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK
NEGARA
1. Bahwa TDL naik atau tidak naik PLN tetap fokus pada upaya
peningkatan pelayanan.
01 Juli 2010
Ringkasan Penyesuaian TDL 2010
01 Juli 2010
Model Bisnis PLN
Pendapatan
Pendapatan
yang
Sekarang
diharapkan Menjaga Covenant
Margin
A
Meningkatkan kemampuan
Subsidi
Subsidi Subsidi keuangan dalam rangka
4,8 T 10 % investasi/ekspansi
B. Operasi A = 60 T
Pendapatan Pendapatan
berdasar Tarif berdasar Tarif ± (60 T – 55,2 T = 4,8 T)
INFO :
SUDAH TERMASUK MARGIN
Total Pendapatan
Total Pendapatan HANYA untuk
untuk menutupi biaya OPERASI
menutupi biaya OPERASI
& INVESTASI
Rekap
Tarif & Subsidi Untuk Operasi Margin Untuk Investasi
Model Bisnis PLN :
01 Juli 2010
SEBARAN SUBSIDI
Subsidi :
7
Perhitungan garis besar, awal
Pemakaian Jumlah
TDL Rata-rata Kenaikan TDL Rata-rata Tambahan
GOLONGAN TARIF kWh JUAL Listrik BPP Pendapatan
Sebelum Naik TDL Setelah Naik Pendapatan
Rata-rata (Tanpa Naik)
(GWh) (kWh/Bln) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (% thd BPP) (%) (Rp/kWh) (% thd BPP) (Juta Rp) (Juta Rp)
S.1 / 220 VA 1,15 111 1.163 139 12% 0% 139 12% 160 0
S.2 / 450 VA 321,64 66 1.163 328 28% 0% 328 28% 105.626 0
S.2 / 900 VA 346,32 100 1.163 458 39% 0% 458 39% 158.565 0
S.2 / 1.300 VA 204,93 167 1.163 553 48% 10% 609 52% 113.397 5.781
S.2 / 2.200 VA 175,21 288 1.163 594 51% 10% 653 56% 104.084 5.313
S.2 / > 2.200 s/d 200 kVA 1.395,57 1.704 1.163 689 59% 10% 758 65% 962.218 49.354
S.3 > 200 kVA 1.103,99 121.193 839 592 71% 10% 651 78% 653.625 33.499
R.1 / s/d 450 VA 18.335,51 78 1.163 418 36% 0% 418 36% 7.665.130 0
R.1 / 900 VA 18.503,57 118 1.163 609 52% 0% 609 52% 11.260.973 0
R.1 / 1.300 VA 8.836,65 200 1.163 672 58% 18% 793 68% 5.936.243 548.547
R.1 / 2.200 VA 5.555,51 355 1.163 675 58% 18% 797 68% 3.749.970 346.668
R.2 / 3500 s/d 5500 VA 3.736,44 636 1.163 755 65% 18% 891 77% 2.821.375 259.499
R.3 / 6.600 VA ke atas 2.181,38 1.662 1.163 1.330 114% 0% 1.330 114% 2.901.504 0
B.1 / s/d 450 VA 290,69 71 1.163 538 46% 0% 538 46% 156.361 0
B.1 / 900 VA 574,68 136 1.163 634 54% 0% 634 54% 364.074 0
B.1 / 1.300 VA 788,63 198 1.163 685 59% 16% 795 68% 540.547 44.365
B.1 / 2.200-5500 VA 3.622,45 307 1.163 782 67% 16% 907 78% 2.831.127 246.008
B.2 / 6.600 s/d 200 kVA 8.204,11 1.820 1.163 1.104 95% 0% 1.104 95% 9.059.954 0
B.3 / > 200 kVA 10.893,75 212.249 839 811 97% 12% 908 108% 8.833.339 542.598
I.1 / 450 VA 0,18 96 1.163 486 42% 0% 486 42% 87 0
I.1 / 900 VA 0,77 131 1.163 604 52% 0% 604 52% 464 0
I.1 / 1.300 VA 1,22 178 1.163 724 62% 6% 767 66% 887 27
I.1 / 2.200 VA 3,53 273 1.163 746 64% 6% 790 68% 2.629 82
I.1 / 2.200 s/d 14 kVA 249,45 872 1.163 840 72% 9% 916 79% 209.536 9.289
I.2 / > 14 kVA s/d 200 kVA 3.869,06 11.342 1.163 805 69% 9% 878 75% 3.114.787 143.722
I.3 / > 200 kVA 34.674,11 314.435 839 641 76% 15% 737 88% 22.222.111 1.703.625
I.4 / > 30.000 kVA 12.286,99 16.592.651 718 529 74% 15% 608 85% 6.495.221 498.864
P.1 / s/d 450 VA 17,94 95 1.163 688 59% 0% 688 59% 12.349 0
P.1 / 900 VA 32,98 117 1.163 760 65% 0% 760 65% 25.068 0
P.1 / 1.300 VA 47,98 186 1.163 767 66% 15% 882 76% 36.791 2.791
P.1 / 2.200 -5500 VA 61,11 322 1.163 770 66% 15% 885 76% 47.024 3.676
P.1 / 6.600 s/d 200 kVA 1.148,51 2.297 1.163 1.203 103% 0% 1.203 103% 1.381.373 0
P.2 / > 200 kVA 1.198,52 95.467 839 699 83% 18% 825 98% 837.886 77.000
P.3 2.954,20 1.989 1.163 696 60% 18% 822 71% 2.056.978 189.587
T / > 200 kVA 85,88 223.275 839 610 73% 9% 665 79% 52.417 2.409
C / > 200 kVA 148,62 771.359 839 521 62% 15% 599 71% 77.456 5.957
M (Multiguna) 1.404,33 1.026 1.163 964 83% 20% 1.156 99% 1.353.422 138.674
Jumlah / Rata-rata 143.257,56 1.008 671 67% 9,86% 737 73% 96.144.757 4.857.333
• Dengan tidak naiknya tarif pelanggan 450 dan 900 VA, maka tampilan tarif pada TDL 2010 persis
sama dengan TDL 2004
• Konsekuensinya, seluruh pelanggan yang selama ini diterapkan tarif turunan Mutiguna (produk
Menyala, dll), tarifnya akan turun menjadi tarif reguler TDL 2004 (asumsi harga jual TUL 309 th 2004
• Pengubahan tarif ini diperkirakan akan berdampak kepada penurunan pendapatan dari pelanggan
450 dan 900 VA pada Semester-2/2010 sebesar Rp 192 milyar
01 Juli 2010
Dampak pencabutan Dayamax Plus
Tidak ada dampak pencabutan Dayamax Plus terhadap perkiraan Pendapatan
01 Juli 2010
Pemerintah sebagai Regulator memiliki
Kewenangan Penuh dalam menetapkan
Tarif Listrik atas persetujuan DPR
POSITIONING PLN DALAM
ISU TDL 2010
UU No : 30 Tahun 2009
Tentang Ketenagalistrikan
Posisi PLN hanya sebagai operator atau Pasal 34 Ayat (1)
pelaksana dari Kebijakan yang telah Pemerintah sesuai
dengan Kewenangnnya
ditetapkan Pemerintah selaku Regulator menetapkan Tarif
Tenaga Listrik untuk
Konsumen dengan
persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat
(DPR) Republik
Indonesia
13
TDL 2010
01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga
01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Bisnis
01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Industri
01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk
keperluan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan
01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Traksi
01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Curah
01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Layanan Khusus
01 Juli 2010
5 . REKENING PECAHAN 5/30 25/30
a.
01-Jun 25-Jun 01-Jul 25-Jul 01 Ags
5/30 {( kWh x TDL 2004 ) + ( BB TDL 2004 )} + 25/30 ( kWh x TDL 2010)
(Untuk pembacaan yg dimulai tgl 25) , rekening umum
c. Bila pemakaian lama sangat rendah dan pemakaian Barunya dibawah 40 Jam :
5/30 {( kWh x TDL 2004 ) + ( BB TDL 2004 )} + 25/30 ( RM )
Rp 300
Rp 350
Rp 250
Rp 200
01 Juli 2010
ta n
b a
rl a m
ete
ya K
Bi a
Biaya Keterlambatan (BK)
BK lama
Rp 3.000
Rp 3.000
Rp 3.000
Rp 3.000
Rp 25.000
3% dari jumlah
pembayaran
3% dari jumlah
pembayaran
01 Juli 2010
7 . BK baru dikenakan mulai tagihan bulan Juli 2010 .
Nilai BK daya >= 6600VA = 3% dari Rupiah pemakaian kWh dan Rupiah kelebihan kVArh.
8 . P2TL
a TS P2TL yang sudah ditetapkan s.d. 30 Juni 2010, dgn harga lama , akan dibayar setelah tgl 1 Juli 2010-
masih menggunakan penetapan yang lama.
b Penetapan TS diatas tgl 1 Juli 2010 dengan Permen yang baru.
9 Prabayar Untuk layanan Prabayar daya besar < 200 kVA, diusulkan TOKEN bisa dibeli : 720 JN x Daya Tersambung x Tarif LPB
10 Billboard daya Besar : diusulkan dapat dilayani dengan Prabayar s.d 200 kVA , dengan tarif Rp. 1450*),-
Billboard daya kecil yang lama dgn Prabayar tarif M, yang baru diusulkan dengan tarif Rp. 1450*),-
Pesta dapat dilayani dengan tarif L , Rp. 1450*) ,-
12 Layanan Prima Contoh PT.Polypack , 125 % harga TDL 2004 Dilayani dgn 2 penyulang u/ memenuhi permintaan plggn
Faasri , 2595 kVA, Rp, 1380 (B2B) Diusulkan ke Pusat : 125 % x TDL 2010 (I3=Rp.680,-)
Polypack daya : 5540 kva
13 Faktor K DJBB memakai K= 1,5 (Informasi dari Niaga Pusat / Ibu Sutji)
Uan
g Ja
m i
itun nan
(dih
eh D Pel
g ol
a n
aga gga
ivis
i Ni
) n
Uang Jaminan Pelanggan (UJL)
NO. GOLONGAN TARIF BATAS DAYA RP/VA
1 S - 1 / TR 220 VA 49
2 S - 2 / TR 450 VA 83
3 S - 2 / TR 900 VA 83
4 S - 2 / TR 1.300 VA 85
5 S - 2 / TR 2.200 VA 85
6 S - 2 / TR 3.500 VA s.d. 200 kVA 105
7 S - 3 / TM di atas 200 kVA 96
8 R- 1 / TR 450 VA 101
9 R- 1 / TR 900 VA 101
10 R- 1 / TR 1.300 VA 122
11 R- 1 / TR 2.200 VA 128
12 R- 2 / TR 3.500 s.d. 5.500 VA 133
13 R- 3 / TR 6.600 VA ke atas 156
14 B - 1 / TR 450 VA 125
15 B - 1 / TR 900 VA 125
16 B - 1 / TR 1.300 VA 125
17 B - 1 / TR 2.200 s.d. 5.500 VA 142
18 B -2 / TR 6.600 VA s.d. 200 kVA 146
19 B -3 / TM di atas 200 kVA 131
20 I - 1 / TR 450 VA 90
21 I - 1 / TR 900 VA 90
22 I - 1 / TR 1.300 VA 95
23 I - 1 / TR 2.200 VA 98
24 I - 1 / TR 3.500 VA s.d. 14 kVA 105
25 I - 2 / TR di atas 14 kVA s.d. 200 kVA 134
26 I - 3 / TM di atas 200 kVA 129
27 I - 4 / TT 30.000 kVA ke atas 127
28 P - 1 / TR 450 VA 55
29 P - 1 / TR 900 VA 89
30 P - 1 / TR 1.300 VA 102
31 P - 1 / TR 2.200 s.d. 5.500 VA 102
32 P - 1 / TR 6.600 VA s.d. 200 kVA 102
33 P - 2 / TM di atas 200 kVA 89
34 P - 3 / TR 172
35 T / TM di atas 200 kVA 145
36 C / TM di atas 200 kVA 148
01 Juli 2010
in g
e n
e k
i R
la s
m u
S i
Simulasi Rekening S2/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-2
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 167 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 128,46 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 605 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening S2/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-2
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 288 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 130,91 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 650 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening S2/10600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-2
Daya Tersambung = 10,6 kVA
Pemakaian Listrik = 1.200 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 113,21 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 755 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening S3
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-3
(1) Daya Tersambung = 415,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 61.209,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 11.416,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 72.625,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 175,0 jam/bulan
TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 605 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 907,5 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
415 kVA x 0,0 jam x 605 Rp/kWh = Rp 0
(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
61.209 kWh x 605 Rp/kWh = Rp 37.031.445
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
11.416 kWh x 908 Rp/kWh = Rp 10.360.020
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 47.391.465
(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 47.391.465 - Rp 42.994.000 = Rp 4.397.465
kenaikan = 10%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening R1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = R-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 200 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 153,85 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 790 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening R1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = R-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 355 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 161,36 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 795 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening R2/4400 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = R-2
Daya Tersambung = 4,4 kVA
Pemakaian Listrik = 636 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 144,55 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 890 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening R3/
Catatan : Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila SELISIH REKENING TDL BARU DAN TARIF LAMA
jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan Rp 1.992.308 - Rp 2.190.083 = Rp (197.775)
kenaikan = -9%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening B1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = B-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 198 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 152,31 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 795 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening B1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = B-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 307 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 139,55 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 905 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening B2/10600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = B-2
Daya Tersambung = (a) = 10,6 kVA
Pemakaian kWh = (b) = 1.250 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 117,92 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Jam Nyala Rata2 Nasional = (c) = 133 jam/bulan
% Batas Hemat Jam Nyala = (d) = 50% jam/bulan
Batas Hemat kWh = (a) x (c) x (d) == 704,90 kWh
Pemakaian Blok I = H1 *) == 704,90 kWh
Pemakaian Blok II = H2 = (b) - H1 = 545,10 kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok I = 900 Rp/kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok II = 1.380 Rp/kWh
Catatan :
*) H1 = batas hemat kWh , bila pemakaian kWh > batas hemat kWh
*) H1 = pemakaian kWh , bila pemakaian kWh < batas hemat kWh
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 800 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.200 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
415 kVA x 0,0 jam x 800 Rp/kWh = Rp 0
(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
161.135 kWh x 800 Rp/kWh = Rp 128.908.000
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
30.053 kWh x 1.200 Rp/kWh = Rp 36.063.600
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 164.971.600
(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 164.971.600 - Rp 155.053.468 = Rp 9.918.132
kenaikan = 6%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 178 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 136,92 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 765 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 273 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 124,09 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 790 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I1/4400 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-1
Daya Tersambung = 4,4 kVA
Pemakaian Listrik = 600 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 136,36 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 915 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I2/16500 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-2
(1) Daya Tersambung = 16,5 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 2.237,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 403,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 2.640,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 160,0 jam/bulan
TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 800 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.200 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
17 kVA x 0,0 jam x 800 Rp/kWh = Rp 0
(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
2.237 kWh x 800 Rp/kWh = Rp 1.789.600
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
403 kWh x 1.200 Rp/kWh = Rp 483.600
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 2.273.200
(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 2.273.200 - Rp 2.125.200 = Rp 148.000
kenaikan = 7%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I3/555 kVA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-3
(1) Daya Tersambung = 555,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 191.402,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 34.829,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 226.231,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 407,6 jam/bulan
TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 680 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.020 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
555 kVA x 0,0 jam x 680 Rp/kWh = Rp 0
(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
191.402 kWh x 680 Rp/kWh = Rp 130.153.360
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
34.829 kWh x 1.020 Rp/kWh = Rp 35.525.580
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 165.678.940
(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 165.678.940 - Rp 145.014.071 = Rp 20.664.869
kenaikan = 14%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I4/32 MVA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-4
(1) Daya Tersambung = 32.000,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 15.360.000,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 1.120.000,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 16.480.000,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 515,0 jam/bulan
TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Tarif kWh LWBP = 605 Rp/kWh
(8) Tarif kWh WBP = 605 Rp/kWh
(9) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
32.000 kVA x 0,0 jam x 605 Rp/kWh = Rp 0
(10) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (7)
15.360.000 kWh x 605 Rp/kWh = Rp 9.292.800.000
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (8)
1.120.000 kWh x 605 Rp/kWh = Rp 677.600.000
----------------------------------------------------------
(11) Total Rekening = Rp 9.970.400.000
(14) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (11) - (13)
Rp 9.970.400.000 - Rp 8.717.920.000 = Rp 1.252.480.000
kenaikan = 14%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening P1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 186 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 143,08 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 880 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening P1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 322 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 146,36 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 885 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Simulasi Rekening P1/10600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-1
Daya Tersambung = (a) = 10,6 kVA
Pemakaian kWh = (b) = 1.800 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 169,81 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Jam Nyala Rata2 Nasional = (c) = 121 jam/bulan
% Batas Hemat Jam Nyala = (d) = 50% jam/bulan
Batas Hemat kWh = (a) x (c) x (d) == 641,30 kWh
Pemakaian Blok I = H1 *) == 641,30 kWh
Pemakaian Blok II = H2 = (b) - H1 = 1.158,70 kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok I = 885 Rp/kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok II = 1.380 Rp/kWh
Catatan :
*) H1 = batas hemat kWh , bila pemakaian kWh > batas hemat kWh
*) H1 = pemakaian kWh , bila pemakaian kWh < batas hemat kWh
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 750 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.125,0 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
415 kVA x 0,0 jam x 750 Rp/kWh = Rp 0
(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
40.223 kWh x 750 Rp/kWh = Rp 30.167.250
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
7.502 kWh x 1.125 Rp/kWh = Rp 8.439.750
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 38.607.000
(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 38.607.000 - Rp 33.359.775 = Rp 5.247.225
kenaikan = 16%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening P3/6600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-3
Daya Tersambung = 6,6 kVA
Pemakaian Listrik = 1.990 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 301,52 jam/bulan
TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 820 Rp/kWh,
01 Juli 2010
Q&A
Tanya Jawab
Q&A
4. Mulai kapan pelanggan merasakan perubahan tagihan dengan kenaikan TDL ini?
Jawab:
Tidak semua pelanggan yang mengalami kenaikan tarif listrik. Pelanggan 450
VA dan 900 VA dari seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan TDL.
Bagi pelanggan lainnya, perubahan besarnya tagihan akan dirasakan pada
tagihan rekening Agustus 2010 yang menagih pemakaian yang dicatat pada
Juli 2010.
Bagi pelanggan prabayar, pembelian strum listrik per 1 Juli 2010 sudah
mengalami penyesuaian dengan TDL 2010.
01 Juli 2010
Q&A
01 Juli 2010
Q&A
10. Bagaimana dengan pelanggan kecil yang selama ini dikenakan tarif mahal yang
disebut tarif Multiguna?
Jawab:
Dengan ditetapkannya tarif baru TDL 2010, maka seluruh kebijakan tarif
Multiguna akan dikembalikan menjadi tarif reguler sesuai peruntukannya.
Artinya, bila ada rumah yang dikenakan tarif turunan dari Multiguna, maka
tarifnya dikembalikan menjadi tarif reguler R sesuai daya tersambung. Untuk
pelanggan yang sebelumnya dikenakan tarif turunan Multiguna, maka
tagihan rekeningnya bisa saja menjadi lebih rendah walau pemakaian
listriknya relatif sama.
01 Juli 2010
Q&A
12. Bagaimana dengan penerapan tarif Multiguna yang sebenarnya pelanggan tidak
memperoleh nilai tambah dari PLN dibanding pelanggan lain sejenis yang
dikenakan tarif reguler lebih murah?
Jawab:
Dengan ditetapkannya tarif baru TDL 2010, maka seluruh kebijakan tarif
Multiguna akan dikembalikan menjadi tarif reguler sesuai peruntukannya.
Bila ada pelanggan yang benar-benar menginginkan perlakuan khusus,
utamanya di sisi keandalan dan kualitas llistrik, PLN dapat melayani dengan
skema business to business, namun pelaksanaannya harus seijin dan
dikoordinasikan PLN Kantor Pusat.
01 Juli 2010
Q&A
16. Apakah dengan kenaikan TDL ini tekad PLN untuk meniadakan pemadaman
masih terus menjadi komitmen?
Jawab:
Komitmen membebaskan seluruh daerah pelayanan PLN tidak ada kaitannya
dengan rencana kenaikan TDL. Bila TDL pun tidak dinaikkan, komitmen untuk
memperbaiki pelayanan tetap terus ditekadkan, dan yang mendesak saat ini
adalah meniadakan pemasaman bergillir akibat kekurangan daya mampu
pembangkit.
01 Juli 2010
Q&A
Margin
17. Mengapa PLN diberikan margin usaha yang menyebabkan subsidi membesar?
Jawab:
PLN adalah perusahaan penyedia tenaga listrik untuk kepentingan umum.
Karena listrik merupakan hajat hidup orang banyak, maka PLN harus tetap
hidup dan bertumbuh. PLN sebagai perusahaan harus memiliki keuntungan,
dalam arti ada kelebihan pendapatan setelah biaya operasi tertutupi.
Keuntungan PLN dalam bentuk margin tersebut bukan untuk kepentingan
pribadi manajemen, melainkan dipakai dan dikembalikan kepada masyarakat
dalam bentuk investasi perluasan pelayanan penyediaan listrik.
18. Apakah dengan perolehan margin tersebut tidak ada lagi masalah dalam melayani
Daftar Tunggu?
Jawab:
Margin yang diperoleh PLN sebesar 8% belum memampukan PLN melakukan
ekspansi secara besar-besaran. Margin yang diterima PLN saat ini untuk
memperkuatkan keuangan agar PLN sebagai perusahaan layak meminjam
uang untuk investasi. Karena kebutuhan investasi sangat besar untuk
melayani seluruh Daftar Tunggu, maka pelayanan Daftar Tunggu tersebut
akan dilakukan secara bertahap.
01 Juli 2010
Q&A
Layanan Khusus
19. Apakah tarif Layanan Khusus hanya ganti nama menggantikan tarif Multiguna?
Jawab:
Tarif Layanan Khusus (L) adalah tarif untuk dasar perhitungan harga atas
tenaga listrik yang oleh karena sesuatu hal tidak dapat dikenakan menurut
tarif baku. Fungsinya kira-kira sama seperti tarif Multiguna, namun
penggunaannya diatur lebih ketat sehingga sesuai dengan tujuannya.
01 Juli 2010
Q&A
Layanan Khusus
21. Apakah tarif Layanan Khusus hanya berlaku untuk 3 bulan dan dapat
diperpanjang?
Jawab:
Tarif Layanan Khusus (L) dapat digunakan untuk transaksi jual-beli listrik
jangka panjang, misalnya adanya kesepakatan business to business dengan
pelanggan industri yang diikat dengan jaminan tingkat layanan tertentu.
Namun, tarif L juga digunakan untuk sambunngan sementara, misalnya untuk
kepentingan pesta, eksibisi, dll. Kalau untuk sambungan sementara, Permen
TDL ini mengatur hanya boleh 3 bulan, dan tidak diperpanjang. Artinya, kalau
sambungan sementara tersebut memakai lebih dari 3 bulan, seharusnya bisa
dilayani dengan tarif baku yang ada.
Ketentuan tidak boleh diperpanjang ini dikecualikan untuk kegiatan
konstruksi, misalnya kebutuhan listrik pada masa pembangunan gedung
pencakar langit.
22. Apakah pelanggan Rumah Tangga yang memerlukan keandalan lebih dapat
dilayani dengan tarif Layanan Khusus ini?
Jawab:
Tidak. Bila PLN memberikan keandalan dan kualitas lebih kepada pelanggan Rumah
Tangga, maka tarif yang dikenakan tetap tarif R.
01 Juli 2010
Q&A
Faktor K
23. Pada TDL 2010 diatur bahwa faktor K besarnya 1,4 ≤ K ≤ 2. Apakah otomatis
digunakan K=2?
Jawab:
Tidak. Faktor K adalah ratio antara tarif WBP dengan tarif LWBP.
Dengan TDL baru, maka tarif yang dikenakan kepada pelanggan lebih tinggi
dari yang dikenakan sebelumnya. Perbedaan ini diharapkan mendorong
pelanggan secara alamiah menekan pemakaian pada malam hari. Karenanya,
pada tahap awal ini, faktor K yang digunakan adalah K=1,5 (Lihat Keputusan
Direksi).
24. Bagaimana kalau di daerah yang sistem ketenagalistrikannya kritis, apakah boleh
menerapkan faktor K=2?
Jawab:
Sesuai Peraturan Menteri No. 7/2010 tentang TDL, penetapan besarnya
faktor K adalah wewenang Direksi PT PLN (Persero)
Direksi menetapkan faktor K=1,5, tidak serta merta K=2 untuk memberi
sinyal positip bagi dunia usaha bahwa kondisi usaha PLN sudah semakin
baik.
Pengenaan faktor K yang berbeda dari yang telah ditetapkan Direksi boleh dilakukan
hanya atas seijin Direksi.
01 Juli 2010
Q&A
26. Bagaimana menghitung biaya pemakaian bila pelanggan memakai listrik di bawah
batas hemat? Formula pada TDL: Blok-1= H1x890 (contoh untuk R3).
Jawab:
Misal pelanggan 6600 VA, jam nyala nasional 150 jam. Batas Hemat 50%,
atau 75 jam. Karenanya kWh batas hemat= 75x6600/1000= 495 kWh.
Bila pelanggan hanya memakai 300 kWh/bulan, maka Biaya Pemakaian= 495
kWh x Rp 890//kWh= Rp 440.550,-
Check apakah Rekening Minimum lebih kecil dari Rp 440.550?
Rekening Minimum, RM= 40 jam nyala x 6600/1000 x Rp 890 = Rp 234.960.
Karena Biaya Pemakaiannya lebih besar dari Rekening Minimum, maka
pelanggan hanya membayar Rp 440.550,-
01 Juli 2010
Q&A
Listrik Prabayar
27. Pada TDL 2010 ini ada tarif tersendiri untuk Prabayar. Apakah tarif prabayar ini
akan direview setiap tiga bulan seperti yang selama ini berlaku?
Jawab:
Tidak. Tarif listrik prabayar besarnya tetap seperti yang tercantum pada tabel
TDL 2010, kecuali bila ada perubahan TDL. Selama ini, tarif prabayar masih
direview setiap tiga bulan karena acuan besar harga jualnya adalah harga jual
rata-rata untuk listrik yang dikonsumsi pelanggan pasca bayar.
28. Mengapa tidak seluruh golongan tarif daya ada tarif listrik prabayar?
Jawab:
Ya, karena memang PLN sejauh ini belum bermaksud menjual listrik dengan
mekanisme prabayar kepada pelanggan yang padanannya pada sistem
pasca-bayar diukur dengan meter double tariff (dua tarif, tarif WBP dan tarif
LWBP).
Contoh, pelanggan pasca bayar I2/>14 kVA dikenakan tarif LWBP dan tarif
WBP. Golongan pelanggan I2/>14 kVA ini tidak tersedia layanan prabayar.
01 Juli 2010
Q&A
Listrik Curah
29. Pada TDL 2010 ini tarif Curah tidak lagi dikhususkan untuk badan usaha koperasi.
Apa benar demikian?
Jawab:
Ya. Tarif curah diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki ijin usaha
penyediaan tenaga listrik (IUPTL).
Semisal ada apartemen memperoleh IUPTL dari Pemerintah karena listrik
yang ia terima dari PLN akan dijualnya lagi ke tenant atau pemilik apartemen,
maka jual beli listrik antara PLN dengan pemilik IUPTL ini dikenakan tarif
Curah.
30. Bagaimana kalau nanti ada pengelola apartemen bersubsidi memperoleh IUPTL,
demikian juga ada apartemen mewah memperoleh IUPTL, apakah sama-sama
dikenakan tarif Curah?
Jawab:
Ya, sama, dikenakan tarif Curah. Bila PLN ingin membedakannya demi rasa
keadilan bagi penghuni apartemen bersubsidi, maka Direksi PLN dapat
membedakannya dengan pengaturan faktor K (rasio tarif WBP/LWBP) yang
berbeda.
01 Juli 2010
Q&A
01 Juli 2010
Kronologis Kenaikan TDL
• Untuk penyusunan tarif, angka TDL baru setelah dinaikkan dibulatkan ke bawah. Misalnya
hasil perhitungan Rp 907, dibulatkan menjadi Rp 905.
• Akibat pembulatan ke bawah (ke 5 atau 0) maka tambahan pendapatan Semester-II/2010
berkurang Rp 124,1 milyar, menjadi Rp 4,7 triliun dari sebelumnya Rp 4,8 triliun.
01 Juli 2010