Anda di halaman 1dari 74

Tarif Dasar Listrik 2010

01 Juli 2010
RABU. TANGGAL 30 JUNI 2010
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


REPUBLlK INDONESIA
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR 07 TAHUN 2010

TENTANG
TARlF TENAGA LlSTRlK YANG DISEDIAKAN OLEH
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LlSTRlK
NEGARA

MULAI BERLAKU 1 JULI 2010.


FOKUS PADA PENINGKATAN PELAYANAN
MENUJU TERCAPAINYA WCS 2012

1. Bahwa TDL naik atau tidak naik PLN tetap fokus pada upaya
peningkatan pelayanan.

2. PLN prioritas pada upaya mengatasi byar - pet, mengatasi


pemadaman bergilir (eksplore pesan ini dengan upaya-upaya yang
dilakukan unit)

3. Penyampaian pesan lebih diperluas pada upaya PLN untuk


meningkatkan kualitas layanan (Peningkatan Pelayanan tidak ada
kaitannya dengan TDL), diantaranya :

 Produk layanan (Pra Bayar, Call Center, PPOB, dll).


 Peningkatan ILP (Indeks Layanan Publik) lakukan Call
Back sebagai bentuk implementasi GCG.
 Time Respon (Yantek, PB/PD), baca meter (Bm@x), Dll.
Ringkasan Penyesuaian TDL 2010
1. Kenaikan TDL rata-rata 10%, berdampak kepada tambahan pendapatan
pada Semester-II/2010 sebesar Rp 4,8 triliun.
2. Tambahan pendapatan Rp 4,8 triliun untuk satu semester terhitung sejak
rekening Agustus 2010 hingga Januari 2011.
3. Tarif bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA tidak naik. Lainnya:
a. Sosial (10%),
b. Rumah Tangga (18%),
c. Bisnis (16%),
d. Industri (6%-15%),
e. Pemerintah (15%-18%), dan
f. Traksi/Curah/Layanan Khusus (9%-20%)
4. Kebijakan yang dinilai pelanggan memberatkan: Dayamax Plus, Produk
Pemasaran (Menyala, Bersinar, dll), dan pengenaan tarif selain tarif reguler
tidak diberlakukan lagi
5. Listrik Prabayar diberlakukan dan diatur dalam TDL 2010.
6. Ditetapkan juga Biaya Penyambungan dan Biaya Keterlambatan

01 Juli 2010
Ringkasan Penyesuaian TDL 2010

1.Kenaikan TDL rata-rata 10%.

2.Berdampak kepada tambahan pendapatan


pada Semester-II/2010 sebesar Rp 4,8 triliun.

3.Tambahan pendapatan Rp 4,8 triliun untuk


satu semester terhitung sejak rekening
Agustus 2010 hingga Januari 2011.

01 Juli 2010
Model Bisnis PLN

Pendapatan
Pendapatan
yang
Sekarang
diharapkan Menjaga Covenant

Margin
A
Meningkatkan kemampuan
Subsidi
Subsidi Subsidi keuangan dalam rangka
4,8 T 10 % investasi/ekspansi

B. Operasi A = 60 T
Pendapatan Pendapatan
berdasar Tarif berdasar Tarif ± (60 T – 55,2 T = 4,8 T)
INFO :
SUDAH TERMASUK MARGIN

Total Pendapatan
Total Pendapatan HANYA untuk
untuk menutupi biaya OPERASI
menutupi biaya OPERASI
& INVESTASI

Rekap
Tarif & Subsidi Untuk Operasi Margin Untuk Investasi
Model Bisnis PLN :

01 Juli 2010
SEBARAN SUBSIDI

Subsidi :

1. Pelanggan mampu seyogyanya sudah tidak perlu menerima


subsidi listrik dengan membayar pemakaian listrik sesuai
harga keekonomiannya sehingga mencerminkan azas
keadilan.

2. Subsidi listrik seharusnya lebih terarah bagi pelanggan yang


kurang mampu (pelanggan kecil).

3. Subsidi listrik terarah membantu Pemerintah mengurangi


beban APBN sehingga bisa dialihkan ke Sektor Kesejahteraan
rakyat lainnya, seperti : Pendidikan, Kesehatan, dll.

7
Perhitungan garis besar, awal
Pemakaian Jumlah
TDL Rata-rata Kenaikan TDL Rata-rata Tambahan
GOLONGAN TARIF kWh JUAL Listrik BPP Pendapatan
Sebelum Naik TDL Setelah Naik Pendapatan
Rata-rata (Tanpa Naik)

(GWh) (kWh/Bln) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (% thd BPP) (%) (Rp/kWh) (% thd BPP) (Juta Rp) (Juta Rp)
S.1 / 220 VA 1,15 111 1.163 139 12% 0% 139 12% 160 0
S.2 / 450 VA 321,64 66 1.163 328 28% 0% 328 28% 105.626 0
S.2 / 900 VA 346,32 100 1.163 458 39% 0% 458 39% 158.565 0
S.2 / 1.300 VA 204,93 167 1.163 553 48% 10% 609 52% 113.397 5.781
S.2 / 2.200 VA 175,21 288 1.163 594 51% 10% 653 56% 104.084 5.313
S.2 / > 2.200 s/d 200 kVA 1.395,57 1.704 1.163 689 59% 10% 758 65% 962.218 49.354
S.3 > 200 kVA 1.103,99 121.193 839 592 71% 10% 651 78% 653.625 33.499
R.1 / s/d 450 VA 18.335,51 78 1.163 418 36% 0% 418 36% 7.665.130 0
R.1 / 900 VA 18.503,57 118 1.163 609 52% 0% 609 52% 11.260.973 0
R.1 / 1.300 VA 8.836,65 200 1.163 672 58% 18% 793 68% 5.936.243 548.547
R.1 / 2.200 VA 5.555,51 355 1.163 675 58% 18% 797 68% 3.749.970 346.668
R.2 / 3500 s/d 5500 VA 3.736,44 636 1.163 755 65% 18% 891 77% 2.821.375 259.499
R.3 / 6.600 VA ke atas 2.181,38 1.662 1.163 1.330 114% 0% 1.330 114% 2.901.504 0
B.1 / s/d 450 VA 290,69 71 1.163 538 46% 0% 538 46% 156.361 0
B.1 / 900 VA 574,68 136 1.163 634 54% 0% 634 54% 364.074 0
B.1 / 1.300 VA 788,63 198 1.163 685 59% 16% 795 68% 540.547 44.365
B.1 / 2.200-5500 VA 3.622,45 307 1.163 782 67% 16% 907 78% 2.831.127 246.008
B.2 / 6.600 s/d 200 kVA 8.204,11 1.820 1.163 1.104 95% 0% 1.104 95% 9.059.954 0
B.3 / > 200 kVA 10.893,75 212.249 839 811 97% 12% 908 108% 8.833.339 542.598
I.1 / 450 VA 0,18 96 1.163 486 42% 0% 486 42% 87 0
I.1 / 900 VA 0,77 131 1.163 604 52% 0% 604 52% 464 0
I.1 / 1.300 VA 1,22 178 1.163 724 62% 6% 767 66% 887 27
I.1 / 2.200 VA 3,53 273 1.163 746 64% 6% 790 68% 2.629 82
I.1 / 2.200 s/d 14 kVA 249,45 872 1.163 840 72% 9% 916 79% 209.536 9.289
I.2 / > 14 kVA s/d 200 kVA 3.869,06 11.342 1.163 805 69% 9% 878 75% 3.114.787 143.722
I.3 / > 200 kVA 34.674,11 314.435 839 641 76% 15% 737 88% 22.222.111 1.703.625
I.4 / > 30.000 kVA 12.286,99 16.592.651 718 529 74% 15% 608 85% 6.495.221 498.864
P.1 / s/d 450 VA 17,94 95 1.163 688 59% 0% 688 59% 12.349 0
P.1 / 900 VA 32,98 117 1.163 760 65% 0% 760 65% 25.068 0
P.1 / 1.300 VA 47,98 186 1.163 767 66% 15% 882 76% 36.791 2.791
P.1 / 2.200 -5500 VA 61,11 322 1.163 770 66% 15% 885 76% 47.024 3.676
P.1 / 6.600 s/d 200 kVA 1.148,51 2.297 1.163 1.203 103% 0% 1.203 103% 1.381.373 0
P.2 / > 200 kVA 1.198,52 95.467 839 699 83% 18% 825 98% 837.886 77.000
P.3 2.954,20 1.989 1.163 696 60% 18% 822 71% 2.056.978 189.587
T / > 200 kVA 85,88 223.275 839 610 73% 9% 665 79% 52.417 2.409
C / > 200 kVA 148,62 771.359 839 521 62% 15% 599 71% 77.456 5.957
M (Multiguna) 1.404,33 1.026 1.163 964 83% 20% 1.156 99% 1.353.422 138.674
Jumlah / Rata-rata 143.257,56 1.008 671 67% 9,86% 737 73% 96.144.757 4.857.333

• Pada awalnya, ada 6 opsi kenaikan TDL


– opsi-1: naik 10%, 450/900 tidak naik, 6600 tdk naik opsi-2: naik 10%, 450/900 naik; 6600 tdk naik
– opsi-3: naik 12%, 450/900 tidak naik, 6600 naik; opsi-4: naik 12%, 450/900 naik, 6600 naik;
– opsi-5: naik 12%, 450/900 tidak naik, 6600 tdk naik; opsi-6: naik 12%, 450/900 naik, 6600 tidak naik)
• Dipilih opsi-1: dengan tambahan pendapatan Rp 4,8T pada Semester-II/2010
01 Juli 2010
Dampak penerapan TDL 2004 murni pada 450/900 VA
Harga Jual rata-rata (Rp/kWh) Hilang
Feb 2010 TUL 2004 Delta Jt Rp
S.1 / 220 VA 139 134 5 3
S.2 / 450 VA 328 317 11 1.803
S.2 / 900 VA 458 445 12 2.206
R.1 / s/d 450 VA 418 402 16 150.690
R.1 / 900 VA 609 605 4 34.487
B.1 / s/d 450 VA 538 531 7 991
B.1 / 900 VA 634 629 5 1.389
I.1 / 450 VA 486 654 (167)
I.1 / 900 VA 604 602 2 1
P.1 / s/d 450 VA 688 650 38 349
P.1 / 900 VA 760 756 4 60
Potensi Kehilangan Pendapatan 191.980

• Dengan tidak naiknya tarif pelanggan 450 dan 900 VA, maka tampilan tarif pada TDL 2010 persis
sama dengan TDL 2004
• Konsekuensinya, seluruh pelanggan yang selama ini diterapkan tarif turunan Mutiguna (produk
Menyala, dll), tarifnya akan turun menjadi tarif reguler TDL 2004 (asumsi harga jual TUL 309 th 2004
• Pengubahan tarif ini diperkirakan akan berdampak kepada penurunan pendapatan dari pelanggan
450 dan 900 VA pada Semester-2/2010 sebesar Rp 192 milyar
01 Juli 2010
Dampak pencabutan Dayamax Plus
Tidak ada dampak pencabutan Dayamax Plus terhadap perkiraan Pendapatan

Harga Jual rata-rata (Rp/kWh) Selisih


TDL 2010 TUL 2004 Delta Jt Rp
B.3 / > 200 kVA 905 630 (275) (1.531.181)
I.2 / > 14 kVA s/d 200 kVA 875 748 (127) (251.256)
I.3 / > 200 kVA 735 565 (170) (3.011.588)
I.4 / > 30.000 kVA 605 502 (103) (649.573)
P.2 / > 200 kVA 825 656 (169) (103.347)
Potensi hilangnya pendapatan DMP dicabut (5.546.945)

• Dayamax Plus dicabut pasca penerapan TDL 2010


• Untuk mengetahui potensi kehilangan pendapatan, maka diasumsikan harga jual
sebelum DMP diberlakukan adalah sama dengan harga jual pada 2004
• Tarif pada 2010 sudah memperhitungkan perolehan dari DMP sehingga secara rata-
rata tidak ada potensi kehilangan pendapatan dari pencabutan DMP
01 Juli 2010
Rekap kenaikan TDL
Estimasi
TDL Rata-rata Tambahan
NO. GOLONGAN TARIF kWh JUAL Rekening
Pendapatan
Lama Naik Baru Listrik Saat ini
(GWh) (Rp/kWh) (%) (Rp/kWh) (Juta Rp) (Ribu Rp)
1 S.1 / 220 VA 1,15 139 0% 139 0 16
2 S.2 / 450 VA 321,64 328 0% 328 0 22
3
4
S.2 / 900 VA
S.2 / 1.300 VA
346,32
204,93
458
553
0%
10%
458
605
0
5.397
46
93 Perkiraan tambahan
5
6
S.2 / 2.200 VA
S.2 / > 2.200 s/d 200 kVA
175,21
1.395,57
594
689
10%
10%
650
755
5.004
46.902
171
1.175 pendapatan pada
7
8
S.3 > 200 kVA
R.1 / s/d 450 VA
1.103,99
18.335,51
592
418
10%
0%
650
418
32.783
0
71.753
33 semester-2/2010 sebesar
9
10
R.1 / 900 VA
R.1 / 1.300 VA
18.503,57
8.836,65
609
672
0%
18%
609
790
0
536.322
72
134
=Rp 4,73 triliun.
11
12
R.1 / 2.200 VA
R.2 / 3500 s/d 5500 VA
5.555,51
3.736,44
675
755
18%
18%
795
890
342.388
257.562
240
481
Karena ada potensi
13
14
R.3 / 6.600 VA ke atas
B.1 / s/d 450 VA
2.181,38
290,69
1.330
538
0%
0%
1.330
538
0
0
2.211
38
kehilangan dari pelanggan
15
16
B.1 / 900 VA
B.1 / 1.300 VA
574,68
788,63
634
685
0%
16%
634
795
0
44.365
86
136
450/900 VA yang murni
17
18
B.1 / 2.200-5500 VA
B.2 / 6.600 s/d 200 kVA
3.622,45
8.204,11
782
1.104
16%
0%
905
1.100
242.863
0
240
2.009
menggunakan TDL 2004
19
20
B.3 / > 200 kVA
I.1 / 450 VA
10.893,75
0,18
811
486
12%
0%
905
486
524.940
0
172.105
47
sebesar
21 I.1 / 900 VA 0,77 604 0% 604 0 79 =Rp 192 milyar, maka
22 I.1 / 1.300 VA 1,22 724 6% 765 26 129
23 I.1 / 2.200 VA 3,53 746 6% 790 82 204 perkiraan tambahan
24 I.1 / 2.200 s/d 14 kVA 249,45 840 9% 915 9.215 733
25 I.2 / > 14 kVA s/d 200 kVA 3.869,06 805 9% 875 138.754 9.131 penndapattan netto pada
26 I.3 / > 200 kVA 34.674,11 641 15% 735 1.667.870 201.517
27 I.4 / > 30.000 kVA 12.286,99 529 15% 605 480.494 8.771.307 Semester-2/2010
28 P.1 / s/d 450 VA 17,94 688 0% 688 0 65
29 P.1 / 900 VA 32,98 760 0% 760 0 89 =Rp 4,54 triliun
30 P.1 / 1.300 VA 47,98 767 15% 880 2.746 143
31 P.1 / 2.200 -5500 VA 61,11 770 15% 885 3.676 247
32 P.1 / 6.600 s/d 200 kVA 1.148,51 1.203 0% 1.200 0 2.763
33 P.2 / > 200 kVA 1.198,52 699 18% 825 77.000 66.741
34 P.3 2.954,20 696 18% 820 187.135 1.385
35 T / > 200 kVA 85,88 610 9% 665 2.409 136.278
36 C / > 200 kVA 148,62 521 15% 599 5.957 401.997
37 L (Layanan Khusus) 1.404,33 964 20% 1.156 138.674 989
Jumlah / Rata-rata 143.257,56 671 10% 735 4.733.231
01 Juli 2010
Ringkasan

1. Kenaikan TDL rata-rata 10%, berdampak kepada tambahan pendapatan


pada Semester-II/2010 sebesar Rp 4,8 triliun.
2. Tambahan pendapatan Rp 4,8 triliun untuk satu semester terhitung sejak
rekening Agustus 2010 hingga Januari 2011.
3. Tarif bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA tidak naik. Lainnya:
a. Sosial (10%),
b. Rumah Tangga (18%),
c. Bisnis (16%),
d. Industri (6%-15%),
e. Pemerintah (15%-18%), dan
f. Traksi/Curah/Layanan Khusus (9%-20%)
4. Kebijakan yang dinilai pelanggan memberatkan: Dayamax Plus, Produk
Pemasaran (Menyala, Bersinar, dll), dan pengenaan tarif selain tarif reguler
tidak diberlakukan lagi.
5. Listrik Prabayar diberlakukan dan diatur dalam TDL 2010.
6. Ditetapkan juga Biaya Penyambungan dan Biaya Keterlambatan

01 Juli 2010
Pemerintah sebagai Regulator memiliki
Kewenangan Penuh dalam menetapkan
Tarif Listrik atas persetujuan DPR
POSITIONING PLN DALAM
ISU TDL 2010
UU No : 30 Tahun 2009
Tentang Ketenagalistrikan
Posisi PLN hanya sebagai operator atau Pasal 34 Ayat (1)
pelaksana dari Kebijakan yang telah Pemerintah sesuai
dengan Kewenangnnya
ditetapkan Pemerintah selaku Regulator menetapkan Tarif
Tenaga Listrik untuk
Konsumen dengan
persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat
(DPR) Republik
Indonesia

13
TDL 2010

1. Penyesuaian TDL dan subsidi listrik merupakan kepentingan


Pemerintah untuk mengendalikan beban APBN.

2. Kenaikan TDL adalah Keputusan Politik Pemerintah bersama DPR.

3. PLN tidak mempunyai kewenangan u/menyesuaikan TDL.

4. PLN tidak punya kepentingan langsung dengan TDL.

5. PLN lebih fokus pada peningkatan pelayanan dan menjaga


kesinambungan pasokan listrik.
TARIF DASAR
LISTRIK
2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan pelayanan Sosial

01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga

01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Bisnis

01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Industri

01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk
keperluan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan

01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Traksi

01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Curah

01 Juli 2010
Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Layanan Khusus

01 Juli 2010
5 . REKENING PECAHAN 5/30 25/30
a.
01-Jun 25-Jun 01-Jul 25-Jul 01 Ags

5/30 {( kWh x TDL 2004 ) + ( BB TDL 2004 )} + 25/30 ( kWh x TDL 2010)
(Untuk pembacaan yg dimulai tgl 25) , rekening umum

b. Khusus Bekasi daya besar yang dibaca tgl 14 Juni 2010 :


Alt 1 16/30 {( kWh x TDL 2004 ) + ( BB TDL 2004 )} + 14/30 ( kWh x TDL 2010)
Batas 350 JN berubah menjadi 16/30 x 350 jam nyala , untuk kWh yang dihitung dgn TDL 2004
Rekening Juli diterbitkan tgl 14 Juli 2010
Alt2 Pemakaian kWh dari 14 juni - 30 juni dihitung dg TDL 2004 dan diterbitkan tgl 1 Juli 2010 (rek Juli 2010)
Pemakaian kWh 1 Juli s.d 1 Agt 2010 langsung di hitung dgn TDL 2010.
Rekening Agustus diterbitkan 1 Agustus 2010 , bukan 14 Agustus 2010.

c. Bila pemakaian lama sangat rendah dan pemakaian Barunya dibawah 40 Jam :
5/30 {( kWh x TDL 2004 ) + ( BB TDL 2004 )} + 25/30 ( RM )

6 . REKENING PECAHAN PASANG BARU , nyala tanggal N bulan Juni 2010


(30-N)/30 {( kWh x TDL 2004 ) + ( BB TDL 2004 )} + N/30 ( kWh x TDL 2010)
a n
ng
bu
a m
ny
Pe
ya
Bi a
Biaya Penyambungan (BP)
Kepmen
2038 K/2001

Rp 300
Rp 350

Rp 250

Rp 200

01 Juli 2010
ta n
b a
rl a m
ete
ya K
Bi a
Biaya Keterlambatan (BK)

BK lama

Rp 3.000
Rp 3.000

Rp 3.000

Rp 3.000

Rp 25.000

3% dari jumlah
pembayaran

3% dari jumlah
pembayaran

01 Juli 2010
7 . BK baru dikenakan mulai tagihan bulan Juli 2010 .
Nilai BK daya >= 6600VA = 3% dari Rupiah pemakaian kWh dan Rupiah kelebihan kVArh.

8 . P2TL
a TS P2TL yang sudah ditetapkan s.d. 30 Juni 2010, dgn harga lama , akan dibayar setelah tgl 1 Juli 2010-
masih menggunakan penetapan yang lama.
b Penetapan TS diatas tgl 1 Juli 2010 dengan Permen yang baru.

9 Prabayar Untuk layanan Prabayar daya besar < 200 kVA, diusulkan TOKEN bisa dibeli : 720 JN x Daya Tersambung x Tarif LPB

10 Billboard daya Besar : diusulkan dapat dilayani dengan Prabayar s.d 200 kVA , dengan tarif Rp. 1450*),-
Billboard daya kecil yang lama dgn Prabayar tarif M, yang baru diusulkan dengan tarif Rp. 1450*),-
Pesta dapat dilayani dengan tarif L , Rp. 1450*) ,-

11 TMP Paska bayar , diskon 10 % dari Biaya Beban atau RM


Prabayar , diskon TMP 10 % dari RM masing-masing tarif , diberikan dalam bentuk Free issue token.
Ada tambahan satu baris informasi free issue token TMP (kompensasi TMP) langsung nilai kWh , menambah trx berikutnya.
(Di usulkan ke Sistem Prabayar).

11 Rusunawa Usul R3 1 , daya R3 tarif dihitung R1 TDL 2010


Rusunami

12 Layanan Prima Contoh PT.Polypack , 125 % harga TDL 2004 Dilayani dgn 2 penyulang u/ memenuhi permintaan plggn
Faasri , 2595 kVA, Rp, 1380 (B2B) Diusulkan ke Pusat : 125 % x TDL 2010 (I3=Rp.680,-)
Polypack daya : 5540 kva

13 Faktor K DJBB memakai K= 1,5 (Informasi dari Niaga Pusat / Ibu Sutji)
Uan
g Ja
m i
itun nan
(dih
eh D Pel
g ol
a n
aga gga
ivis
i Ni
) n
Uang Jaminan Pelanggan (UJL)
NO. GOLONGAN TARIF BATAS DAYA RP/VA

1 S - 1 / TR 220 VA 49
2 S - 2 / TR 450 VA 83
3 S - 2 / TR 900 VA 83
4 S - 2 / TR 1.300 VA 85
5 S - 2 / TR 2.200 VA 85
6 S - 2 / TR 3.500 VA s.d. 200 kVA 105
7 S - 3 / TM di atas 200 kVA 96
8 R- 1 / TR 450 VA 101
9 R- 1 / TR 900 VA 101
10 R- 1 / TR 1.300 VA 122
11 R- 1 / TR 2.200 VA 128
12 R- 2 / TR 3.500 s.d. 5.500 VA 133
13 R- 3 / TR 6.600 VA ke atas 156
14 B - 1 / TR 450 VA 125
15 B - 1 / TR 900 VA 125
16 B - 1 / TR 1.300 VA 125
17 B - 1 / TR 2.200 s.d. 5.500 VA 142
18 B -2 / TR 6.600 VA s.d. 200 kVA 146
19 B -3 / TM di atas 200 kVA 131
20 I - 1 / TR 450 VA 90
21 I - 1 / TR 900 VA 90
22 I - 1 / TR 1.300 VA 95
23 I - 1 / TR 2.200 VA 98
24 I - 1 / TR 3.500 VA s.d. 14 kVA 105
25 I - 2 / TR di atas 14 kVA s.d. 200 kVA 134
26 I - 3 / TM di atas 200 kVA 129
27 I - 4 / TT 30.000 kVA ke atas 127
28 P - 1 / TR 450 VA 55
29 P - 1 / TR 900 VA 89
30 P - 1 / TR 1.300 VA 102
31 P - 1 / TR 2.200 s.d. 5.500 VA 102
32 P - 1 / TR 6.600 VA s.d. 200 kVA 102
33 P - 2 / TM di atas 200 kVA 89
34 P - 3 / TR 172
35 T / TM di atas 200 kVA 145
36 C / TM di atas 200 kVA 148

01 Juli 2010
in g
e n
e k
i R
la s
m u
S i
Simulasi Rekening S2/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-2
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 167 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 128,46 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 605 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 1,3 kVA x 605 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


167 kWh x 605 Rp/kWh = Rp 101.035

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening m inim um apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam /bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010


1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 553
2. Rekening :
167 kWh x 553 Rp/kWh = Rp 92.351

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010


Rp 101.035 - Rp 92.351 = Rp 8.684
kenaikan = 9%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening S2/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-2
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 288 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 130,91 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 650 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 2,2 kVA x 650 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


288 kWh x 650 Rp/kWh = Rp 187.200

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 594


2. Rekening :
288 kWh x 594 Rp/kWh = Rp 171.072

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 187.200 - Rp 171.072 = Rp 16.128


kenaikan = 9%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening S2/10600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-2
Daya Tersambung = 10,6 kVA
Pemakaian Listrik = 1.200 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 113,21 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 755 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 10,6 kVA x 755 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


1.200 kWh x 755 Rp/kWh = Rp 906.000

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 689


2. Rekening :
1.200 kWh x 689 Rp/kWh = Rp 826.800

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 906.000 - Rp 826.800 = Rp 79.200


kenaikan = 10%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening S3
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = S-3
(1) Daya Tersambung = 415,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 61.209,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 11.416,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 72.625,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 175,0 jam/bulan

TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 605 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 907,5 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
415 kVA x 0,0 jam x 605 Rp/kWh = Rp 0
(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
61.209 kWh x 605 Rp/kWh = Rp 37.031.445
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
11.416 kWh x 908 Rp/kWh = Rp 10.360.020
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 47.391.465

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DENGAN TARIF RATA2 FEB. 2010

(13) Tarif rata2 (Rp/kWh) = 592


(14) Total Rekening = (4) x (13) =
72.625 kWh x 592 Rp/kWh = Rp 42.994.000

(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 47.391.465 - Rp 42.994.000 = Rp 4.397.465
kenaikan = 10%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening R1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = R-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 200 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 153,85 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 790 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 1,3 kVA x 790 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


200 kWh x 790 Rp/kWh = Rp 158.000

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 672


2. Rekening :
200 kWh x 672 Rp/kWh = Rp 134.400

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 158.000 - Rp 134.400 = Rp 23.600


kenaikan = 18%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening R1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = R-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 355 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 161,36 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 795 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 2,2 kVA x 795 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


355 kWh x 795 Rp/kWh = Rp 282.225

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 675


2. Rekening :
355 kWh x 675 Rp/kWh = Rp 239.625

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 282.225 - Rp 239.625 = Rp 42.600


kenaikan = 18%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening R2/4400 VA

DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = R-2
Daya Tersambung = 4,4 kVA
Pemakaian Listrik = 636 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 144,55 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 890 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 4,4 kVA x 890 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


636 kWh x 890 Rp/kWh = Rp 566.040
TARIF LAMA
Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila Tarif Biaya beban = 30.400 kVA/bulan
jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan Tarif Biaya Pemakaian = 560 Rp/kWh

PERHITUNGAN REKENING TARIF LAMA


PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010
1. Biaya Beban : 4,4 kVA x 30.400 Rp/kVA = Rp 133.760
1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 755
2. Rekening : 2. B. Pemakaian : 636 kWh x 560 Rp/kWh = Rp 356.160
636 kWh x 755 Rp/kWh = Rp 480.180 ---------------
3. Rekening TDL 2004 : = Rp 489.920
SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 SELISIH REKENING TDL BARU DAN TARIF LAMA
Rp 566.040 - Rp 480.180 = Rp 85.860 Rp 566.040 - Rp 489.920 = Rp 76.120
kenaikan = 18% kenaikan = 16%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening R3/

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010


DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = R-3 1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 1.330
Daya Tersambung = (a) = 10,6 kVA 2. Rekening :
Pemakaian kWh = (b) = 1.662 kWh 1.662 kWh x 1.330 Rp/kWh = Rp 2.210.460
Jam Nyala = kWh/kVA = 156,79 jam/bulan SELISIH ANTARA REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB. 2010
TDL BARU Rp 1.992.308 - Rp 2.210.460 = Rp (218.152)
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan kenaikan = -10%
Jam Nyala Rata2 Nasional = (c) = 116 jam/bulan
% Batas Hemat Jam Nyala = (d) = 50% jam/bulan
Batas Hemat kWh = (a) x (c) x (d) == 614,80 kWh TARIF LAMA
Pemakaian Blok I = H1 *) == 614,80 kWh
Tarif Biaya beban = 34.260 kVA/bulan
Pemakaian Blok II = H2 = (b) - H1 = 1.047,20 kWh
Tarif Biaya Pemakaian kWh Blok I = 621 Rp/kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok I = 890 Rp/kWh
Tarif Biaya Pemakaian kWh Blok II = 1.380 Rp/kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok II = 1.380 Rp/kWh
Catatan :
Catatan :
kWh Blok I = batas hemat kWh , bila pemakaian kWh > batas hemat kWh
*) H1 = batas hemat kWh , bila pemakaian kWh > batas hemat kWh
kWh Blok I = pemakaian kWh , bila pemakaian kWh < batas hemat kWh
*) H1 = pemakaian kWh , bila pemakaian kWh < batas hemat kWh
Batas hemat kWh = 50% x Jam Nyala Rata2 Nasional x kVA Daya
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU
PERHITUNGAN REKENING TARIF LAMA
1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):
1. Biaya Beban : 10,6 kVA x 34.260 Rp/kVA = Rp 363.156
40 jam x 10,6 kVA x 890 Rp/kWh = Rp 0
2. Biaya Pemakaian
2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)
a. Biaya Blok I = 614,8 kWh x 890 Rp/kWh = Rp 547.172 kWh Blok I : 614,8 kWh x 621 Rp/kWh = Rp 381.791
b. Biaya Blok II = 1.047,2 kWh x 1.380 Rp/kWh = Rp 1.445.136 kWh Blok II : 1.047,2 kWh x 1.380 Rp/kWh = Rp 1.445.136
-------------------------- ---------------
Total = Rp 1.992.308 3. Rekening TDL 2004 : = Rp 2.190.083

Catatan : Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila SELISIH REKENING TDL BARU DAN TARIF LAMA
jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan Rp 1.992.308 - Rp 2.190.083 = Rp (197.775)
kenaikan = -9%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening B1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = B-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 198 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 152,31 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 795 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 1,3 kVA x 795 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


198 kWh x 795 Rp/kWh = Rp 157.410

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 685


2. Rekening :
198 kWh x 685 Rp/kWh = Rp 135.630

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 157.410 - Rp 135.630 = Rp 21.780


kenaikan = 16%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening B1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = B-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 307 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 139,55 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 905 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 2,2 kVA x 905 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


307 kWh x 905 Rp/kWh = Rp 277.835

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 782


2. Rekening :
307 kWh x 782 Rp/kWh = Rp 240.074

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 277.835 - Rp 240.074 = Rp 37.761


kenaikan = 16%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening B2/10600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = B-2
Daya Tersambung = (a) = 10,6 kVA
Pemakaian kWh = (b) = 1.250 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 117,92 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Jam Nyala Rata2 Nasional = (c) = 133 jam/bulan
% Batas Hemat Jam Nyala = (d) = 50% jam/bulan
Batas Hemat kWh = (a) x (c) x (d) == 704,90 kWh
Pemakaian Blok I = H1 *) == 704,90 kWh
Pemakaian Blok II = H2 = (b) - H1 = 545,10 kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok I = 900 Rp/kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok II = 1.380 Rp/kWh
Catatan :
*) H1 = batas hemat kWh , bila pemakaian kWh > batas hemat kWh
*) H1 = pemakaian kWh , bila pemakaian kWh < batas hemat kWh
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


40 jam x 10,6 kVA x 900 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


a. Biaya Blok I = 704,9 kWh x 900 Rp/kWh = Rp 634.410
b. Biaya Blok II = 545,1 kWh x 1.380 Rp/kWh = Rp 752.238
--------------------------
Total = Rp 1.386.648

Catatan : Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 1.104


2. Rekening :
1.250 kWh x 1.104 Rp/kWh = Rp 1.380.000
SELISIH ANTARA REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB. 2010

Rp 1.386.648 - Rp 1.380.000 = Rp 6.648


kenaikan = 0%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening B3/415kVA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = B-3
(1) Daya Tersambung = 415,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 161.135,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 30.053,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 191.188,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 460,7 jam/bulan

TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 800 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.200 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
415 kVA x 0,0 jam x 800 Rp/kWh = Rp 0

(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
161.135 kWh x 800 Rp/kWh = Rp 128.908.000
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
30.053 kWh x 1.200 Rp/kWh = Rp 36.063.600
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 164.971.600

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DENGAN TARIF RATA2 FEB. 2010

(13) Tarif rata2 (Rp/kWh) = 811


(14) Total Rekening = (4) x (13) =
191.188 kWh x 811 Rp/kWh = Rp 155.053.468

(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 164.971.600 - Rp 155.053.468 = Rp 9.918.132
kenaikan = 6%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 178 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 136,92 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 765 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 1,3 kVA x 765 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


178 kWh x 765 Rp/kWh = Rp 136.170

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 724


2. Rekening :
178 kWh x 724 Rp/kWh = Rp 128.872

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 136.170 - Rp 128.872 = Rp 7.298


kenaikan = 6%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening I1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 273 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 124,09 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 790 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 2,2 kVA x 790 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


273 kWh x 790 Rp/kWh = Rp 215.670

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 746


2. Rekening :
273 kWh x 746 Rp/kWh = Rp 203.658

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 215.670 - Rp 203.658 = Rp 12.012


kenaikan = 6%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening I1/4400 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-1
Daya Tersambung = 4,4 kVA
Pemakaian Listrik = 600 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 136,36 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 915 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 4,4 kVA x 915 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


600 kWh x 915 Rp/kWh = Rp 549.000

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 840


2. Rekening :
600 kWh x 840 Rp/kWh = Rp 504.000

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 549.000 - Rp 504.000 = Rp 45.000


kenaikan = 9%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening I2/16500 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-2
(1) Daya Tersambung = 16,5 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 2.237,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 403,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 2.640,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 160,0 jam/bulan

TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 800 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.200 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
17 kVA x 0,0 jam x 800 Rp/kWh = Rp 0

(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
2.237 kWh x 800 Rp/kWh = Rp 1.789.600
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
403 kWh x 1.200 Rp/kWh = Rp 483.600
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 2.273.200

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DENGAN TARIF RATA2 FEB. 2010

(13) Tarif rata2 (Rp/kWh) = 805


(14) Total Rekening = (4) x (13) =
2.640 kWh x 805 Rp/kWh = Rp 2.125.200

(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 2.273.200 - Rp 2.125.200 = Rp 148.000
kenaikan = 7%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I3/555 kVA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-3
(1) Daya Tersambung = 555,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 191.402,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 34.829,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 226.231,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 407,6 jam/bulan

TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 680 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.020 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
555 kVA x 0,0 jam x 680 Rp/kWh = Rp 0
(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
191.402 kWh x 680 Rp/kWh = Rp 130.153.360
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
34.829 kWh x 1.020 Rp/kWh = Rp 35.525.580
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 165.678.940

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DENGAN TARIF RATA2 FEB. 2010

(13) Tarif rata2 (Rp/kWh) = 641


(14) Total Rekening = (4) x (13) =
226.231 kWh x 641 Rp/kWh = Rp 145.014.071

(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 165.678.940 - Rp 145.014.071 = Rp 20.664.869
kenaikan = 14%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening I4/32 MVA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = I-4
(1) Daya Tersambung = 32.000,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 15.360.000,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 1.120.000,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 16.480.000,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 515,0 jam/bulan

TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Tarif kWh LWBP = 605 Rp/kWh
(8) Tarif kWh WBP = 605 Rp/kWh

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

(9) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
32.000 kVA x 0,0 jam x 605 Rp/kWh = Rp 0

(10) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (7)
15.360.000 kWh x 605 Rp/kWh = Rp 9.292.800.000
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (8)
1.120.000 kWh x 605 Rp/kWh = Rp 677.600.000
----------------------------------------------------------
(11) Total Rekening = Rp 9.970.400.000

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DENGAN TARIF RATA2 FEB. 2010

(12) Tarif rata2 (Rp/kWh) = 529


(13) Total Rekening = (4) x (12) =
16.480.000 kWh x 529 Rp/kWh = Rp 8.717.920.000

(14) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (11) - (13)
Rp 9.970.400.000 - Rp 8.717.920.000 = Rp 1.252.480.000
kenaikan = 14%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening P1/1300 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-1
Daya Tersambung = 1,3 kVA
Pemakaian Listrik = 186 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 143,08 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 880 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 1,3 kVA x 880 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


186 kWh x 880 Rp/kWh = Rp 163.680

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 767


2. Rekening :
186 kWh x 767 Rp/kWh = Rp 142.662

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 163.680 - Rp 142.662 = Rp 21.018


kenaikan = 15%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening P1/2200 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-1
Daya Tersambung = 2,2 kVA
Pemakaian Listrik = 322 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 146,36 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 885 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 2,2 kVA x 885 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


322 kWh x 885 Rp/kWh = Rp 284.970

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 770


2. Rekening :
322 kWh x 770 Rp/kWh = Rp 247.940

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 284.970 - Rp 247.940 = Rp 37.030


kenaikan = 15%

01 Juli 2010
Simulasi Rekening P1/10600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-1
Daya Tersambung = (a) = 10,6 kVA
Pemakaian kWh = (b) = 1.800 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 169,81 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Jam Nyala Rata2 Nasional = (c) = 121 jam/bulan
% Batas Hemat Jam Nyala = (d) = 50% jam/bulan
Batas Hemat kWh = (a) x (c) x (d) == 641,30 kWh
Pemakaian Blok I = H1 *) == 641,30 kWh
Pemakaian Blok II = H2 = (b) - H1 = 1.158,70 kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok I = 885 Rp/kWh
Tarif Biaya Pemakaian : Blok II = 1.380 Rp/kWh
Catatan :
*) H1 = batas hemat kWh , bila pemakaian kWh > batas hemat kWh
*) H1 = pemakaian kWh , bila pemakaian kWh < batas hemat kWh
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


40 jam x 10,6 kVA x 885 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


a. Biaya Blok I = 641,3 kWh x 885 Rp/kWh = Rp 567.551
b. Biaya Blok II = 1.158,7 kWh x 1.380 Rp/kWh = Rp 1.599.006
--------------------------
Total = Rp 2.166.557

Catatan : Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 1.203


2. Rekening :
1.800 kWh x 1.203 Rp/kWh = Rp 2.165.400
SELISIH ANTARA REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB. 2010

Rp 2.166.557 - Rp 2.165.400 = Rp 1.157


kenaikan = 0%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening P2/415 kVA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-2
(1) Daya Tersambung = 415,0 kVA
(2) Pemakaian kWh LWBP = 40.223,0 kWh
(3) Pemakaian kWh WBP = 7.502,0 kWh
(4) Total kWh = (2) + (3) = 47.725,0 kWh
(5) Jam Nyala = (4) / (1) = 115,0 jam/bulan

TDL BARU
(6) Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
(7) Faktor K *) = 1,5
(8) Tarif kWh LWBP = 750 Rp/kWh
(9) Tarif kWh WBP = (7) x (8) = 1.125,0 Rp/kWh
Catatan :
*) Faktor K = Faktor perbandingan antara harga kWh WBP dengan LWBP
PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

(10) Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum) = (1) x (6) x (8)
415 kVA x 0,0 jam x 750 Rp/kWh = Rp 0

(11) Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum) :
a. Biaya pemakaian kWh LWBP = (2) x (8)
40.223 kWh x 750 Rp/kWh = Rp 30.167.250
b. Biaya pemakaian kWh WBP = (3) x (9)
7.502 kWh x 1.125 Rp/kWh = Rp 8.439.750
----------------------------------------------------------
(12) Total Rekening = Rp 38.607.000

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DENGAN TARIF RATA2 FEB. 2010

(13) Tarif rata2 (Rp/kWh) = 699


(14) Total Rekening = (4) x (13) =
47.725 kWh x 699 Rp/kWh = Rp 33.359.775

(15) SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010 = (12) - (14)
Rp 38.607.000 - Rp 33.359.775 = Rp 5.247.225
kenaikan = 16%
01 Juli 2010
Simulasi Rekening P3/6600 VA
DATA PELANGGAN
Golongan Tarif = P-3
Daya Tersambung = 6,6 kVA
Pemakaian Listrik = 1.990 kWh
Jam Nyala = kWh/kVA = 301,52 jam/bulan

TDL BARU
Jam Nyala Minimum = 40 jam/bulan
Tarif Biaya Pemakaian = 820 Rp/kWh,

PERHITUNGAN REKENING TDL BARU

1. Rekening Minimum (bila Jam Nyala ≤ Jam Nyala Minimum):


0 jam x 6,6 kVA x 820 Rp/kWh = Rp 0

2. Rekening Normal (bila Jam Nyala > Jam Nyala Minimum)


1.990 kWh x 820 Rp/kWh = Rp 1.631.800

Catatan : *) Pelanggan tidak dikenakan rekening minimum apabila


jam nyala pelanggan > 40 jam/bulan

PERHITUNGAN REK. DGN TARIF RATA2 FEB. 2010

1. Tarif rata2 (Rp/kWh) = 696


2. Rekening :
1.990 kWh x 696 Rp/kWh = Rp 1.385.040

SELISIH REK. TDL BARU DGN REK. TARIF RATA2 FEB.2010

Rp 1.631.800 - Rp 1.385.040 = Rp 246.760


kenaikan = 18%

01 Juli 2010
Q&A
Tanya Jawab
Q&A

Dasar Hukum TDL 2010


1. Mengapa TDL 2010 ditetapkan melalui Peraturan Menteri, bukan Peraturan
Presiden?
Jawab:
Saat ini, sesuai UU No 30/2009, PLN bukan lagi sebagai PKUK (Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistikan untuk Kepentingan Umum), melainkan sebagai
salah satu pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL). Pada UU
No. 30/2009, tarif listrik pemegang IUPTL ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat persetujuan DPR.
Sebelum UU No. 30/2009, PLN masih sebagai PKUK. Karenanya tarif listriknya
ditetapkan oleh Presiden.
2. Apakah DPR sudah menyetujui kenaikan TDL?
Jawab:
Penyesuaian TDL ini diamanatkan pada Pasal 8 UU No. 47 /2009 tentang
APBN 2010, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 2/2010, menyatakan
bahwa subsidi listrik dalam Tahun Anggaran 2010 diperkirakan Rp 55,1 triliun
dan penyesuaian TDL ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat
persetujuan dari DPR RI
DPR memberikan persetujuan atas usulan pemerintah mengenai kenaikan
TDL dalam Rapat Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
dengan Komisi VII DPR RI pada tanggal 15 Juni 2010.
01 Juli 2010
Q&A

Waktu berlaku TDL 2010


3. Mulai kapan TDL 2010 berlaku?
Jawab:
TDL 2010 berlaku mulai tanggal 1 Juli 2010. Dengan demikian, pemakaian
listrik per tanggal 1 Juli 2010 sudah diberlakukan tarif dasar listrik yang baru.

4. Mulai kapan pelanggan merasakan perubahan tagihan dengan kenaikan TDL ini?
Jawab:
Tidak semua pelanggan yang mengalami kenaikan tarif listrik. Pelanggan 450
VA dan 900 VA dari seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan TDL.
Bagi pelanggan lainnya, perubahan besarnya tagihan akan dirasakan pada
tagihan rekening Agustus 2010 yang menagih pemakaian yang dicatat pada
Juli 2010.
Bagi pelanggan prabayar, pembelian strum listrik per 1 Juli 2010 sudah
mengalami penyesuaian dengan TDL 2010.

01 Juli 2010
Q&A

Besarnya kenaikan TDL 2010


5. Berapa besar kenaikan TDL 2010?
Jawab:
Dengan pemberlakuan TDL 2010, maka pendapatan PLN diharapkan
bertambah 10% atau harga jual (Rp/kWh) naik rata-rata sebesar 10% .
Kenaikan harga jual 10% ini adalah dihitung secara rata-rata untuk seluruh
golngan tarif pelanggan seluruh Indonesia. Karena sebagian besar pelanggan
tidak mengalami kenaikan tarif (yaitu pelangggan 450 VA dan 900 VA), maka
akan ada golongan tarif yang mengalami kenaikan lebih dari 10%. Secara
rata-rata kenaikan berkisar antara 6% hingga 20%, yaitu golongan tarif Sosial
naik rata-rata 10%, Rumah Tangga (18%), Bisnis (16%), Industri (6% -12 %),
Pemerintah (15% -18%), Traksi, Curah, dan Layanan Khusus (9% s/d 20%)
6. Apakah rekening pelanggan akan mengalami kenaikan 10%?
Jawab:
Kenaikan TDL 10% rata-rata tidak berarti kenaikan tagihan listrik akan naik
10%. Dapat saja tagihan setelah kenaikan TDL (rekening Agustus 2010)
naiknya lebih besar atau lebih kecil 10% dibanding rekening bulan sebelum
kenaikan TDL (rekening Juli 2010). Hal ini tergantung dari pemakaian individu
pelanggan. Angka kenaikan per golongan tarif adalah menggambarkan angka
kenaikan rata-rata.

01 Juli 2010
Q&A

Perubahan mendasar pada TDL 2010


7. Apa saja yang secara mendasar TDL 2010 berbeda dengan TDL sebelumnya?
Jawab:
Perubahan mendasar TDL 2010 adalah cara perhitungan Biaya Beban untuk
pelanggan 1300 VA ke atas, di mana pada TDL sebelumnya Biaya Beban
dihitung dengan cara: Daya Tersambung x Tarif daya (RP/VA). Sedangkan pada
TDL 2010, dihitung dengan cara Jam Nyala x Daya Tersambung x tarif Biaya
Pemakaian (Rp/kWh), yang dinamai sebagai Rekening Minimum.
8. Mengapa cara menghitung Biaya Beban diubah menjadi Rekening Minimum?
Jawab:
Perubahan cara menghitung Biaya Beban ini merespon keinginan pelanggan
menyederhanakan cara menghitung tagihan listrik.
Dengan cara lama, maka untuk menghitung rekening listrik, seseorang harus
menghitung dulu berapa unsur biaya tetap yaitu Biaya Beban dan berapa
unsur biaya variabel yaitu Biaya Pemakaian. Sedangkan dengan cara TDL
2010, besarnya tagihan hanya dengan menghitung berapa pemakaian kWh
dikalikan dengan tarif. Namun, agar komponen biaya tetap yang menjamin
pengembalian biaya yang dikeluarkan PLN walau pelanggan tidak memakai
listrik, maka harus tetap ada perolehan bagi PLN yang disebut rekening
minimum. Bila pemakaian pelanggan melebihi rekening minimum, maka
praktis rekening minimum tersebut tidak diperhitungkan lagi.
01 Juli 2010
Q&A

Tarif pelanggan 450 VA dan 900 VA


9. Mengapa pelanggan 450 VA dan 900 VA tidak dinaikkan?
Jawab:
Pemerintah tidak menaikkan tarif listrik untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA
karena pertimbangan untuk tidak menambah beban keuangan masyarakat
berpenghasilan rendah. Kalaupun ada dari pelanggan dengan daya kecil ini
memperoleh tambahan penghasilan dari usahanya, tambahan penghasilan
tersebut dapat digunakan mereka untuk memperbaiki kehidupan keluarga.

10. Bagaimana dengan pelanggan kecil yang selama ini dikenakan tarif mahal yang
disebut tarif Multiguna?
Jawab:
Dengan ditetapkannya tarif baru TDL 2010, maka seluruh kebijakan tarif
Multiguna akan dikembalikan menjadi tarif reguler sesuai peruntukannya.
Artinya, bila ada rumah yang dikenakan tarif turunan dari Multiguna, maka
tarifnya dikembalikan menjadi tarif reguler R sesuai daya tersambung. Untuk
pelanggan yang sebelumnya dikenakan tarif turunan Multiguna, maka
tagihan rekeningnya bisa saja menjadi lebih rendah walau pemakaian
listriknya relatif sama.

01 Juli 2010
Q&A

Kebijakan Dayamax plus dan Multiguna


11. Apakah kebijakan Dayamax Plus masih tetap diberlakukan PLN?
Jawab:
Kebijakan Dayamax Plus yang tujuannya untuk mengendalikan beban puncak
akan dicabut per Juli 2010. Langkah mencabut kebijakan Dayamax Plus ini
didasarkan kepada upaya PLN meningkatkan hubungan usaha yang lebih baik
dengan pelanggan besar Bisnis, Industri, dan Pemerintah. Dengan kebijakan
Dayamax Plus ini, pelanggan merasa “dipinalti” oleh PLN bila memakai listrik
melebihi batas tertentu ada WBP.

12. Bagaimana dengan penerapan tarif Multiguna yang sebenarnya pelanggan tidak
memperoleh nilai tambah dari PLN dibanding pelanggan lain sejenis yang
dikenakan tarif reguler lebih murah?
Jawab:
Dengan ditetapkannya tarif baru TDL 2010, maka seluruh kebijakan tarif
Multiguna akan dikembalikan menjadi tarif reguler sesuai peruntukannya.
Bila ada pelanggan yang benar-benar menginginkan perlakuan khusus,
utamanya di sisi keandalan dan kualitas llistrik, PLN dapat melayani dengan
skema business to business, namun pelaksanaannya harus seijin dan
dikoordinasikan PLN Kantor Pusat.

01 Juli 2010
Q&A

Kepentingan kenaikan TDL


13. Apa manfaat kenaikan TDL bagi PLN?
Jawab:
Keputusan penyesuaian TDL adalah terutama dari sisi kebutuhan Pemerintah
dalam upaya menekan subsidi listrik.
Kebutuhan subsidi listrik melalui PLN ada 2010 diperkirakan mencapai Rp
55,1 triliun. Jumlah ini dianggarkan di APBN untuk dibayarkan kepada PLN
sebagai subsidi listrik. Karena Pemerintah menganggap besaran subsidi perlu
dikendalikan, maka atas persetujuan DPR harga jual listrik dinaikkan sehingga
selisih antara biaya penyediaan listrik dengan pendapatan penjualan tidak
terlalu besar.
Dengan naiknya tarif, secara finansial kemampuan perusahaan mengenerate
pendapatan akan semakin baik, terlihat dari angka pada Income Statement di
mana subsidi mengecil, pendapatan dari penjualan listrik meningkat.

14. Mengapa diambil jalan menaikkan tarif, bukan mengefisienkan PLN?


Jawab:
Kenaikan TDL tentu merupakan keputusan akhir dari Pemerintah dan DPR
setelah upaya penekanan biaya penyediaan listrik sudah diyakini optimal.
Langkah utama penekanan biaya: perbaikan bauran energi, penekanan susut
jaringan, perbaikan efisiensi pembangkit.
01 Juli 2010
Q&A

Timbal balik kenaikan TDL


15. Apakah ada kompensasi kepada konsumen pasca kenaikan TDL?
Jawab:
Pada momen kenaikan TDL ini, Pemerintah menuntut PLN untuk
meningkatkan kinerja pelayanannya. Indikator Tingkat Mutu Pelayanan yang
memiliki konsekuensi pengurangan tagihan listrik bila PLN gagal memenuhi
tingkat mutu pelayanan, saat ini menjadi 5 indikator dari semula hanya 3
indikator. Dengan penambahan jumlah indikator yang dipantau, diharapkan
PLN akan memperluas perbaikan pelayanannya ke sisi lainnya.

16. Apakah dengan kenaikan TDL ini tekad PLN untuk meniadakan pemadaman
masih terus menjadi komitmen?
Jawab:
Komitmen membebaskan seluruh daerah pelayanan PLN tidak ada kaitannya
dengan rencana kenaikan TDL. Bila TDL pun tidak dinaikkan, komitmen untuk
memperbaiki pelayanan tetap terus ditekadkan, dan yang mendesak saat ini
adalah meniadakan pemasaman bergillir akibat kekurangan daya mampu
pembangkit.

01 Juli 2010
Q&A

Margin
17. Mengapa PLN diberikan margin usaha yang menyebabkan subsidi membesar?
Jawab:
PLN adalah perusahaan penyedia tenaga listrik untuk kepentingan umum.
Karena listrik merupakan hajat hidup orang banyak, maka PLN harus tetap
hidup dan bertumbuh. PLN sebagai perusahaan harus memiliki keuntungan,
dalam arti ada kelebihan pendapatan setelah biaya operasi tertutupi.
Keuntungan PLN dalam bentuk margin tersebut bukan untuk kepentingan
pribadi manajemen, melainkan dipakai dan dikembalikan kepada masyarakat
dalam bentuk investasi perluasan pelayanan penyediaan listrik.

18. Apakah dengan perolehan margin tersebut tidak ada lagi masalah dalam melayani
Daftar Tunggu?
Jawab:
Margin yang diperoleh PLN sebesar 8% belum memampukan PLN melakukan
ekspansi secara besar-besaran. Margin yang diterima PLN saat ini untuk
memperkuatkan keuangan agar PLN sebagai perusahaan layak meminjam
uang untuk investasi. Karena kebutuhan investasi sangat besar untuk
melayani seluruh Daftar Tunggu, maka pelayanan Daftar Tunggu tersebut
akan dilakukan secara bertahap.

01 Juli 2010
Q&A

Layanan Khusus
19. Apakah tarif Layanan Khusus hanya ganti nama menggantikan tarif Multiguna?
Jawab:
Tarif Layanan Khusus (L) adalah tarif untuk dasar perhitungan harga atas
tenaga listrik yang oleh karena sesuatu hal tidak dapat dikenakan menurut
tarif baku. Fungsinya kira-kira sama seperti tarif Multiguna, namun
penggunaannya diatur lebih ketat sehingga sesuai dengan tujuannya.

20. Untuk apa saja tarif Layanan Khusus digunakan?


Jawab:
Tarif L digunakan untuk berbagai kepentingan, yaitu:
a. ekspor impor, dengan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya dan
pemegang izin operasi;
b. bersifat sementara maksimum 3 (tiga) bulan, khusus untuk kegiatan konstruksi
maksimum 24 (dua puluh empat) bulan dan dapat diperpanjang;
c. untuk kawasan bisnis dan kawasan industri yang memerlukan tingkat keandalan
khusus, atau hanya sebagai cadangan pasokan;
d. untuk keperluan bisnis dan industri yang mempunyai wilayah kerja tersebar dan
menginginkan pembayaran terpusat; atau
e. adanya bisnis para pihak yang saling menguntungkan dengan kualitas layanan
tertentu, khusus untuk keperluan bisnis dan industri dengan daya di atas 200 kVA.

01 Juli 2010
Q&A

Layanan Khusus
21. Apakah tarif Layanan Khusus hanya berlaku untuk 3 bulan dan dapat
diperpanjang?
Jawab:
Tarif Layanan Khusus (L) dapat digunakan untuk transaksi jual-beli listrik
jangka panjang, misalnya adanya kesepakatan business to business dengan
pelanggan industri yang diikat dengan jaminan tingkat layanan tertentu.
Namun, tarif L juga digunakan untuk sambunngan sementara, misalnya untuk
kepentingan pesta, eksibisi, dll. Kalau untuk sambungan sementara, Permen
TDL ini mengatur hanya boleh 3 bulan, dan tidak diperpanjang. Artinya, kalau
sambungan sementara tersebut memakai lebih dari 3 bulan, seharusnya bisa
dilayani dengan tarif baku yang ada.
Ketentuan tidak boleh diperpanjang ini dikecualikan untuk kegiatan
konstruksi, misalnya kebutuhan listrik pada masa pembangunan gedung
pencakar langit.

22. Apakah pelanggan Rumah Tangga yang memerlukan keandalan lebih dapat
dilayani dengan tarif Layanan Khusus ini?
Jawab:
Tidak. Bila PLN memberikan keandalan dan kualitas lebih kepada pelanggan Rumah
Tangga, maka tarif yang dikenakan tetap tarif R.
01 Juli 2010
Q&A

Faktor K
23. Pada TDL 2010 diatur bahwa faktor K besarnya 1,4 ≤ K ≤ 2. Apakah otomatis
digunakan K=2?
Jawab:
Tidak. Faktor K adalah ratio antara tarif WBP dengan tarif LWBP.
Dengan TDL baru, maka tarif yang dikenakan kepada pelanggan lebih tinggi
dari yang dikenakan sebelumnya. Perbedaan ini diharapkan mendorong
pelanggan secara alamiah menekan pemakaian pada malam hari. Karenanya,
pada tahap awal ini, faktor K yang digunakan adalah K=1,5 (Lihat Keputusan
Direksi).

24. Bagaimana kalau di daerah yang sistem ketenagalistrikannya kritis, apakah boleh
menerapkan faktor K=2?
Jawab:
Sesuai Peraturan Menteri No. 7/2010 tentang TDL, penetapan besarnya
faktor K adalah wewenang Direksi PT PLN (Persero)
Direksi menetapkan faktor K=1,5, tidak serta merta K=2 untuk memberi
sinyal positip bagi dunia usaha bahwa kondisi usaha PLN sudah semakin
baik.
Pengenaan faktor K yang berbeda dari yang telah ditetapkan Direksi boleh dilakukan
hanya atas seijin Direksi.
01 Juli 2010
Q&A

Batas Hemat tarif keekonomian


25. Pada TDL 2010, batas hemat pelanggan 6600 VA ke atas sudah ditegaskan dalam
tabel tarif. Bagaimana kalau UU APBN tidak lagi mengatur hal batas ini, apakah
TDLnya otomatis diubah?
Jawab:
Pada catatan di bawah tabel TDL disebutkan bahwa besar persentase batas
hemat dan jam nyala rata-rata nasional ditetapkan oleh Direksi PLN dengan
persetujuan Menteri ESDM. Karenanya, penerapan hal batas hemat ini dapat
diteruskan atas persetujuan Menteri walau tidak lagi diatur pada UU APBN.

26. Bagaimana menghitung biaya pemakaian bila pelanggan memakai listrik di bawah
batas hemat? Formula pada TDL: Blok-1= H1x890 (contoh untuk R3).
Jawab:
Misal pelanggan 6600 VA, jam nyala nasional 150 jam. Batas Hemat 50%,
atau 75 jam. Karenanya kWh batas hemat= 75x6600/1000= 495 kWh.
Bila pelanggan hanya memakai 300 kWh/bulan, maka Biaya Pemakaian= 495
kWh x Rp 890//kWh= Rp 440.550,-
Check apakah Rekening Minimum lebih kecil dari Rp 440.550?
Rekening Minimum, RM= 40 jam nyala x 6600/1000 x Rp 890 = Rp 234.960.
Karena Biaya Pemakaiannya lebih besar dari Rekening Minimum, maka
pelanggan hanya membayar Rp 440.550,-
01 Juli 2010
Q&A

Listrik Prabayar
27. Pada TDL 2010 ini ada tarif tersendiri untuk Prabayar. Apakah tarif prabayar ini
akan direview setiap tiga bulan seperti yang selama ini berlaku?
Jawab:
Tidak. Tarif listrik prabayar besarnya tetap seperti yang tercantum pada tabel
TDL 2010, kecuali bila ada perubahan TDL. Selama ini, tarif prabayar masih
direview setiap tiga bulan karena acuan besar harga jualnya adalah harga jual
rata-rata untuk listrik yang dikonsumsi pelanggan pasca bayar.

28. Mengapa tidak seluruh golongan tarif daya ada tarif listrik prabayar?
Jawab:
Ya, karena memang PLN sejauh ini belum bermaksud menjual listrik dengan
mekanisme prabayar kepada pelanggan yang padanannya pada sistem
pasca-bayar diukur dengan meter double tariff (dua tarif, tarif WBP dan tarif
LWBP).
Contoh, pelanggan pasca bayar I2/>14 kVA dikenakan tarif LWBP dan tarif
WBP. Golongan pelanggan I2/>14 kVA ini tidak tersedia layanan prabayar.

01 Juli 2010
Q&A

Listrik Curah
29. Pada TDL 2010 ini tarif Curah tidak lagi dikhususkan untuk badan usaha koperasi.
Apa benar demikian?
Jawab:
Ya. Tarif curah diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki ijin usaha
penyediaan tenaga listrik (IUPTL).
Semisal ada apartemen memperoleh IUPTL dari Pemerintah karena listrik
yang ia terima dari PLN akan dijualnya lagi ke tenant atau pemilik apartemen,
maka jual beli listrik antara PLN dengan pemilik IUPTL ini dikenakan tarif
Curah.

30. Bagaimana kalau nanti ada pengelola apartemen bersubsidi memperoleh IUPTL,
demikian juga ada apartemen mewah memperoleh IUPTL, apakah sama-sama
dikenakan tarif Curah?
Jawab:
Ya, sama, dikenakan tarif Curah. Bila PLN ingin membedakannya demi rasa
keadilan bagi penghuni apartemen bersubsidi, maka Direksi PLN dapat
membedakannya dengan pengaturan faktor K (rasio tarif WBP/LWBP) yang
berbeda.

01 Juli 2010
Q&A

(Mohon pertanyaan lainnya dikirim ke


marbun@pln.co.id untuk memperbanyak Q&A ini).

01 Juli 2010
Kronologis Kenaikan TDL

• Program • Dayamax Plus • Penyederhanaan • SKB -5 Menteri • Cashflow • Batas hemat


Menyala, dikendurkan proses sambung mengalihkan terganggu 50%
Bersinar • Penekanan baru: beban industri • Memilih Gas
program
• Sinergi susut jaringan memperbaiki • Dikenalkan 10.000 MW drpd TDL naik
kendalikan syarat cikal bakal • Komit layani
• Investasi
beban puncak penyambungan prabayar, terganggu RSH
• Dayamax Plus PPOB • Kualitas layan- • Membangun
• Komisi V an turun: ku- citra “bersih”
menyetujui rang pemeli- • Komitmen
developer haraan bebas padam
bangun • Daftar Tunggu • Listrik gratis
jaringan utk tidak terlayani
RSh • PB/PD bayar BP
• Program Mandiri
10.000 MW • Tarif Niaga Tujuan:
Jawa-bali • Kenaikan TDL
• Roadshow ke pilihan
KADIN dan Pemerintah
stakeholders • Model bisnis
PLN diterima:
ada margin

2005 2006 2007 2008 2009 2010


Pergerakan PLN sebagai korporasi beberapa tahun terakhir ini berhasil menyamakan pemahaman akan
Model Bisnis PLN, bahwa Subsidi adalah untuk mempertahankan kelangsungan operasi, dan Margin
adalah untuk kebutuhan ekspansi. 01 Juli 2010
Perhitungan garis besar, pembulatan
Pemakaian
JUMLAH TDL Rata-rata Jumlah Pendapatan Tambahan
NO. GOLONGAN TARIF kWh JUAL Listrik BPP
(Tanpa Naik) Pendapatan
PELANGGAN Rata-rata Lama Naik Baru
(GWh) (kWh/Bln) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (%) (Rp/kWh) (Juta Rp) (Juta Rp)
1 S.1 / 220 VA 978 1,15 111 1.163 139 0% 139 160 0
2 S.2 / 450 VA 387.620 321,64 66 1.163 328 0% 328 105.626 0
3 S.2 / 900 VA 276.596 346,32 100 1.163 458 0% 458 158.565 0
4 S.2 / 1.300 VA 90.607 204,93 167 1.163 553 10% 605 113.397 5.397
5 S.2 / 2.200 VA 45.624 175,21 288 1.163 594 10% 650 104.084 5.004
6 S.2 / > 2.200 s/d 200 kVA 65.266 1.395,57 1.704 1.163 689 10% 755 962.218 46.902
7 S.3 > 200 kVA 724 1.103,99 121.193 839 592 10% 650 653.625 32.783
8 R.1 / s/d 450 VA 19.277.998 18.335,51 78 1.163 418 0% 418 7.665.130 0
9 R.1 / 900 VA 12.556.737 18.503,57 118 1.163 609 0% 609 11.260.973 0
10 R.1 / 1.300 VA 3.461.688 8.836,65 200 1.163 672 18% 790 5.936.243 536.322
11 R.1 / 2.200 VA 1.234.818 5.555,51 355 1.163 675 18% 795 3.749.970 342.388
12 R.2 / 3500 s/d 5500 VA 489.507 3.736,44 636 1.163 755 18% 890 2.821.375 257.562
13 R.3 / 6.600 VA ke atas 96.505 2.181,38 1.662 1.163 1.330 0% 1.330 2.901.504 0
14 B.1 / s/d 450 VA 340.946 290,69 71 1.163 538 0% 538 156.361 0
15 B.1 / 900 VA 336.251 574,68 136 1.163 634 0% 634 364.074 0
16 B.1 / 1.300 VA 313.897 788,63 198 1.163 685 16% 795 540.547 44.365
17 B.1 / 2.200-5500 VA 297.677 3.622,45 307 1.163 782 16% 905 2.831.127 242.863
18 B.2 / 6.600 s/d 200 kVA 462.340 8.204,11 1.820 1.163 1.104 0% 1.100 9.059.954 0
19 B.3 / > 200 kVA 4.044 10.893,75 212.249 839 811 12% 905 8.833.339 524.940
20 I.1 / 450 VA 159 0,18 96 1.163 486 0% 486 87 0
21 I.1 / 900 VA 466 0,77 131 1.163 604 0% 604 464 0
22 I.1 / 1.300 VA 584 1,22 178 1.163 724 6% 765 887 26
23 I.1 / 2.200 VA 961 3,53 273 1.163 746 6% 790 2.629 82
24 I.1 / 2.200 s/d 14 kVA 10.894 249,45 872 1.163 840 9% 915 209.536 9.215
25 I.2 / > 14 kVA s/d 200 kVA 26.297 3.869,06 11.342 1.163 805 9% 875 3.114.787 138.754
26 I.3 / > 200 kVA 8.352 34.674,11 314.435 839 641 15% 735 22.222.111 1.667.870
27 I.4 / > 30.000 kVA 52 12.286,99 16.592.651 718 529 15% 605 6.495.221 480.494
28 P.1 / s/d 450 VA 15.901 17,94 95 1.163 688 0% 688 12.349 0
29 P.1 / 900 VA 22.813 32,98 117 1.163 760 0% 760 25.068 0
30 P.1 / 1.300 VA 17.637 47,98 186 1.163 767 15% 880 36.791 2.746
31 P.1 / 2.200 -5500 VA 12.584 61,11 322 1.163 770 15% 885 47.024 3.676
32 P.1 / 6.600 s/d 200 kVA 38.894 1.148,51 2.297 1.163 1.203 0% 1.200 1.381.373 0
33 P.2 / > 200 kVA 979 1.198,52 95.467 839 699 18% 825 837.886 77.000
34 P.3 122.445 2.954,20 1.989 1.163 696 18% 820 2.056.978 187.135
35 T / > 200 kVA 31 85,88 223.275 839 610 9% 665 52.417 2.409
36 C / > 200 kVA 16 148,62 771.359 839 521 15% 599 77.456 5.957
37 L (Layanan Khusus) 155.044 1.404,33 1.026 1.163 964 20% 1.156 1.353.422 138.674
Jumlah / Rata-rata 40.173.932 143.257,56 1.008 671 10% 735 96.144.757 4.733.231

• Untuk penyusunan tarif, angka TDL baru setelah dinaikkan dibulatkan ke bawah. Misalnya
hasil perhitungan Rp 907, dibulatkan menjadi Rp 905.
• Akibat pembulatan ke bawah (ke 5 atau 0) maka tambahan pendapatan Semester-II/2010
berkurang Rp 124,1 milyar, menjadi Rp 4,7 triliun dari sebelumnya Rp 4,8 triliun.
01 Juli 2010

Anda mungkin juga menyukai