Anda di halaman 1dari 33

Subnetting ipv4 & ipv6

Pengertian subnetting

Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil
yang disebut “subnet.” Subnetting digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan
komputer (system Administrator, Network Administrator, maupun pengguna biasa)
dalam mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address untuk setiap ruangan dan
gedung sesuai dengan kebutuhan. Perhitungan Subnetting meliputi 5 hal, yaitu
Subnetmask baru hasil subnetting, Jumlah subnet yang terbentuk, Jumlah host
tiap subnet, Range alamat host tiap subnet, dan Alamat broadcast tiap subnet
 Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian
network dan bagian hot dai suatu IP address.
 Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian
network.
 Alamat stu network menurut struktu baku dipecah menjadi beberapa subnetwork.
 Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan dengan mengurangi jumlah
maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Analogi Subnetting Sederhana
Analogi Subnetting Kompleks
Subnetting Pisik
 Penulisan IP address dengan mencantumkan jumlah bit yang digunakan sebagai
network ID menggunakan notasi slash (/), misalnya 192.168.1.2/24.
 /24 artinya sebanyak 24 bit (dari kiri) merupakan Network ID.
 Sehingga, sisa bit yang dapat digunakan untuk membuat host sebanyak 8 bit,
yakni 32 – 24 = 8
 Subnetmask dalam bentuk binernya: 11111111.11111111.11111111.00000000
 Subnetmask dalam bentuk desimalnya:
 255.255.255.0
Tabel Subnetting

Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR


255.0.0.0 /8 255.255.240.0 /20
255.128.0.0 /9 255.255.248.0 /21 Dimulai dari /8 (255.0.0.0) s/d /30
255.192.0.0 /10 255.255.252.0 /22 (255.255.255.252) dimana setiap
penambahan 1 bit untuk membuat
255.224.0.0 /11 255.255.254.0 /23 subnet nilai / bertambah 1 dan
255.240.0.0 /12 255.255.255.0 /24 seterusnya
255.248.0.0 /13 255.255.255.128 /25
255.252.0.0 /14 255.255.255.192 /26
255.254.0.0 /15 255.255.255.224 /27
255.255.0.0 /16 255.255.255.240 /28
255.255.128.0 /17 255.255.255.248 /29
255.255.192.0 /18 255.255.255.252 /30
255.255.224.0 /19
Tabel IP Address dan Subnetting
Subnetting IP Address V4 kelas A
Network ID : 10.0.0.0/11 (Kelas A)
Subnet Mask : 255.0.0.0 (Mask Default kelas A)
Langkah 1 (lihat tabel Subnetting)
 Subnet Mask baru : 255.224.0.0
 Decimal Subnetmask = 11111111.11100000.00000000.00000000
Langkah 2 (Jumlah Subnet dirumuskan dengan 2N dimana N adalah banyaknya
angka biner 1)
 Jumlah subnet : 23 = 8 subnet
Langkah 3 (256 – Bobot Mask)
 Kelipatan subnet : 256 – 224 = 32

Jadi ada 8 subnet dengan kelipatan 32


Subnetting IP Address V4 kelas A
Langkah 4 Untuk range IP akhir penggunaan ip kita
 Mencari broadcast ID kurangkan satu digit menjadi 10.31.255.254
Untuk subnetwork berikutnya kita tambahkan
subnet mask : 255.224.0.0 satu digit menjadi 10.31.255.255. Sedangkan
untuk menentukan ip broadcast berikutnya
kurangkan subnet masknya menjadi
berikutnya hanya perlu menambahkan 31 pada
start ip setelah subnetnya.
255.255.255.255
255.224.0.0 (-)
======================
0.31.255.255

Setelah itu jumlahkan dengan ip addressnya


Perhatikan tabel dibawah
10.0.0.0
0.31.255.255 (+)
=======================
10.31.255.255
Subnetting IP Address V4 kelas A

Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask

1 10.0.0.0 10.0.0.1 10.31.255.254 10.31.255.255 255.224.0.0

2 10.32.0.0 10.32.0.1 10.63.255.254 10.63.255.255 255.224.0.0

255.224.0.0
3 10.64.0.0 10.64.0.1 10.95.255.254 10.95.255.255

255.224.0.0
4 10.96.0.0 10.96.0.1 10.127.255.254 10.127.255.255
Subnetting IP Address V4 kelas A

Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask

255.224.0.0
5 10.128.0.0 10.128.0.1 10.159.255.254 10.159.255.255

255.224.0.0
6 10.160.0.0 10.160.0.1 10.191.255.254 10.191.255.255

255.224.0.0
7 10.192.0.0 10.192.0.1 10.223.255.254 10.223.255.255

255.224.0.0
8 10.224.0.0 10.224.0.1 10.255.255.254 10.255.255.255
Subnetting IP Address V4 kelas B

Network ID : 172.16.0.0/18
Subnet Mask : 255.255.0.0 (mask Default kelas B)
Langkah 1 (lihat tabel Subnetting)
 Subnet Mask baru : 255.255.192.0
 Decimal Subnetmask = 11111111.11111111.11000000.00000000
Langkah 2 (Jumlah Subnet dirumuskan dengan 2N dimana N adalah banyaknya angka biner 1)
 Jumlah subnet : 22 = 4 subnet
Langkah 3 (256 – Bobot Mask)
 Kelipatan subnet : 256 – 192 = 64

Jadi ada 4 subnet dengan kelipatan 64


Subnetting IP Address V4 kelas B
Untuk range IP akhir penggunaan IP
Langkah 4 kita kurangkan satu digit
menjadi 172.16.63.254 dan untuk
 Mencari broadcast ID network ID berikutnya kita
tambahkan satu digit
menjadi 172.16.64.0. Sedangkan
Subnet mask = 255.255.192.0
untuk menentukan ip broadcast
kurangkan subnet masknya menjadi berikutnya berikutnya hanya perlu
menambahkan 63 pada start ip setelah
255.255.255.255 subnetnya.
255.255.192.0 (-)
======================
0.0.63.255
Perhatikan tabel dibawah
Setelah itu jumlahkan dengan ip addressnya

172.16.0.0
0.0.63.255 (+)
=======================
Subnetting IP Address V4 kelas B

Tabel Subnet

No Netwrok ID Range IP Awal Range IP Akhir Broadcast ID Subnet Mask


1 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.63.254 172.16.63.255 255.255.192.0
2 172.16.64.0 172.16.64.1 172.16.127.254 172.16.127.255 255.255.192.0
3 172.16.128.0 172.16.128.1 172.16.191.254 172.16.191.255 255.255.192.0
4 172.16.192.0 172.16.192.1 172.16.255.254 172.16.255.255 255.255.192.0
Network ID : 192.168.17.0/28
Subnet Mask : 255.255.255.0 (mask Default kelas C)
Langkah 1 (lihat tabel Subnetting)
 Subnet Mask baru : 255.255.255.240
 Decimal Subnetmask = 11111111.11111111.11111111.11110000
Langkah 2 (Jumlah Subnet dirumuskan dengan 2N dimana N adalah banyaknya angka biner 1)
 Jumlah subnet : 24 = 16 subnet
Langkah 3 (256 – Bobot Mask)
 Kelipatan subnet : 256 – 240 = 16

Jadi ada 16 subnet dengan kelipatan 16


Langkah 4
Untuk range IP akhir penggunaan IP
 Mencari broadcast ID kita kurangkan satu digit
menjadi 192.168.17.254 dan untuk
Subnet mask = 255.255.255.240 network ID berikutnya kita
Kita akan kurangkan subnet masknya menjadi tambahkan satu digit
255.255.255.255
menjadi 192.168.17.16. Sedangkan
255.255.255.240 (-) untuk menentukan ip broadcast
====================== berikutnya berikutnya hanya perlu
0.0.0.15 menambahkan 15 pada start ip setelah
subnetnya.
Setelah itu jumlahkan dengan ip addressnya

192.168.17.0
0.0.0.255 (+)
=======================
192.168.17.255
Subnetting IP Address V4 kelas C

Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask


1 192.168.17.0 192.168.17.1 192.168.17.14 192.168.17.15 255.255.255.240
2 192.168.17.16 192.168.17.16 192.168.17.30 192.168.17.31 255.255.255.240
3 192.168.17.32 192.168.17.33 192.168.17.46 192.168.17.47 255.255.255.240
4 192.168.17.48 192.168.17.49 192.168.17.62 192.168.17.63 255.255.255.240
5 192.168.17.64 192.168.17.65 192.168.17.78 192.168.17.79 255.255.255.240
6 192.168.17.80 192.168.17.81 192.168.17.94 192.168.17.95 255.255.255.240
7 192.168.17.96 192.168.17.97 192.168.17.110 192.168.17.111 255.255.255.240
8 192.168.17.112 192.168.17.113 192.168.17.126 192.168.17.127 255.255.255.240
Subnetting IP Address V4 kelas C

Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask


9 192.168.17.128 192.168.17.129 192.168.17.142 192.168.17.143 255.255.255.240
10 192.168.17.144 192.168.17.145 192.168.17.158 192.168.17.159 255.255.255.240
11 192.168.17.160 192.168.17.161 192.168.17.174 192.168.17.175 255.255.255.240
12 192.168.17.176 192.168.17.177 192.168.17.190 192.168.17.191 255.255.255.240
13 192.168.17.192 192.168.17.193 192.168.17.206 192.168.17.207 255.255.255.240
14 192.168.17.208 192.168.17.209 192.168.17.222 192.168.17.223 255.255.255.240
15 192.168.17.224 192.168.17.225 192.168.17.238 192.168.17.239 255.255.255.240
16 192.168.17.240 192.168.17.241 192.168.17.254 192.168.17.255 255.255.255.240
Subnetting IP Address V6
Sebelum masuk ke subnetting, ada beberapa poin penting dalam konversi biner-heksadesimal
dan kaitannya dengan IPv6:

Pertama
Anggota bilangan heksadesimal yaitu angka 0 hingga 9 serta huruf A hingga F. Jika pada
desimal nilai setelah 9 adalah 10 (dua digit, puluhan dan satuan),
maka pada heksadesimal 10 sama dengan A, 11=B, dst hingga 15=F. Lalu setelahnya diulang
lagi dengan puluhan (berniai 1) dan satuan (bernilai 0).

Kedua
Tiap satu digit heksadesimal ekivalen dengan 4 digit biner, contohnya F pada heksadesimal
sama dengan 1111 pada biner.
Contoh lainnya 1 pada heksadesimal sama dengan 0001 (atau cukup ‘1’ saja) pada biner.
Ketiga
Maka jika terdapat tiga digit heksadesimal, misalnya FA6, kita dapat memecahnya
terlebih dahulu, lalu mengkonversi ke biner untuk tiap digintya, sehingga F=1111,
A=1010, dan 6=0110.
Maka biner dari FA6 yaitu 111110100110 (atau pada desimal sama dengan 4.006). Perlu
diperhatikan bahwa tiga bagian pemecahan itu bukan berarti mereka masing-masing
independen, melainkan satu kesatuan.
Dengan cara ini, kita hanya perlu bermain di maksimal 4 digit biner saja. Coba
bandingkan dengan desimal, karena bukan power of 2, kita harus mengkonversi
keseluruhan nilainya.
Keempat

Seperti yang telah disebutkan, IPv6 terdiri 8 segmen yang tiap segmennya terdiri 4
digit heksadesimal. Tiap segmen bernilai maksimal FFFF (desimal = 65.535)
Kelima
Tidak ada broadcast ID pada IPv6, sehingga seluruh rentangnya dapat digunakan
untuk host dan tidak perlu di ‘kurang dua’ seperti pada IPv4.
Subnet IPv6 memerlukan pendekatan yang berbeda dari subnet IPv4.
Alasan yang sama untuk subnetting ruang alamat IPv4 untuk mengatur lalu lintas jaringan
juga berlaku untuk IPv6.
Namun, karena banyaknya alamat IPv6, tidak ada lagi kekhawatiran untuk melestarikan
alamat.
Rencana alamat IPv6 dapat fokus pada pendekatan hierarkis terbaik untuk mengelola dan
menetapkan subnet IPv6.
Lihat gambar untuk tinjauan singkat struktur alamat unicast global IPv6.
Subnetting IPv6 tidak berkaitan dengan konservasi ruang
alamat. ID subnet mencakup lebih dari subnet yang
cukup.
Subnetting IPv6 adalah tentang membangun hierarki
pengalamatan berdasarkan jumlah subjaringan yang
diperlukan.
Ingat bahwa ada dua jenis alamat IPv6 yang dapat
ditetapkan. Alamat lokal-link IPv6 tidak pernah di-subnet
karena hanya ada pada tautan lokal. Namun, alamat
unicast global IPv6 dapat di-subnet. Alamat global unicast
IPv6 biasanya terdiri dari 48 global routing prefix, 16 bit
subnet ID, dan 64 bit interface ID.
Keterangan gambar di atas:

• Nomor Hex: Nomor kolom karakter heksadesimal.


• Notasi Hex IPv6: Ini prefix IPv6 yang kita pakai untuk contoh.
• Jumlah bit: Panjang bit di kolom hex ke sekian.

Misal hex 2001, karena 2001 ada 4 kolom, panjang bit nya adalah 16,
di notasi biner ditulis seperti ini 0010 0000 0000 0001. Paham?
Jadi hex ke biner nya seperti ini 2=0010, 0=0000, 0=0000, 1=0001,
satu hex sama dengan 4 bit biner.
Gambar ini menunjukan proses subnetting ipv6
Konfigurasi ipv6 pada router di paket
tracer
Contoh Subnetting IPv6
Dari network 2001:db8:c000::/34, bagi ke dalam 3 jaringan kecil.
Bisa kah?
Tidak bisa, kita pelu ingat bahwa y, atau jumlah subnet adalah pangkat 2.
Bisanya Yaitu 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya. Jadi membagi
jaringan kedalam 3 jaringan kecil itu tidak bisa. Kita ambil yang mendekati
tapi tidak lebih kecil. Yang mendekati 3 adalah 4, atau atau 22. Jadi, kita
akan bagi 2001:db8:c000::/34 kedalam 4 subnet kecil, atau y = 4.
network = 34 (subnet – 34) = akar 4
(subnet – 34) = 2
subnet = tidak diketahui Subnet = 34 + 2
y =4 Subnet = 36

kita cari subnet dengan sedikit ajabar.


Jadi,
Network = 34
y = 2^ subnet – network Subnet = 36
y
4 = 2^ subnet – 34 =4
 x nomor kolom. /36 ada di kolom 9.
 y atau jumlah subnet = 4. 2 ^ 36-34 = 2 ^ 2 = 4.
 z kelipatan. /36 ada di nomor bit ke 4, jadi z = 1.

Hitung dari kiri ke kanan, x atau karakter ke 9 heksadesimal kita tambahkan dengan 1,
karena z = 1. Ulangi terus sampai y = 4
======================
y subnet
======================
1 2001:0db8:c000::/36 atau bisa ditulis 2001:db8:c000::/36
2 2001:0db8:d000::/36
3 2001:0db8:e000::/36
4 2001:0db8:f000::/36
DAFTAR PUSTAKA

 https://unijarkom.blogspot.com/2016/03/menghitung-subnetting-kelas b.html(andry
maulana)
 https://slideplayer.info/slide/2449389/
 https://player.slideplayer.info/8/2449389/#
 https://azmuri.file.wordpress.com/2010/04/ip-subnetting.ppt
 rio_wirawan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/29620/Pertemuan+12+-
+Subnetting+Cara+Cepat.ppt ppt subnetting ip address
 https://static-course-assets.s3.amazonaws.com/ITN6/en/index.html
 https://blog.aldebaran.web.id/2016/10/16/pengenalan-dan-tutorial-subnetting-pada-ipv6/
 https://devnull.web.id/networking/subnetting-ipv6-mudah.html

Anda mungkin juga menyukai