Anda di halaman 1dari 32

Subnetting ipv4 & ipv6

PERTEMUAN 4

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 1


A BARAT
Pengertian subnetting
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub
jaringan yang lebih kecil yang disebut “subnet.” Subnetting
digunakan untuk memudahkan pengelola jaringan komputer
(system Administrator, Network Administrator, maupun pengguna
biasa) dalam mengelola jaringan, melakukan alokasi IP Address
untuk setiap ruangan dan gedung sesuai dengan kebutuhan.
Perhitungan Subnetting meliputi 5 hal, yaitu Subnetmask baru hasil
subnetting, Jumlah subnet yang terbentuk, Jumlah host tiap
subnet, Range alamat host tiap subnet, dan Alamat broadcast tiap
subnet
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 2
A BARAT
 Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah
antara bagian network dan bagian hot dai suatu IP address.
 Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit
tambahan pada bagian network.
 Alamat stu network menurut struktu baku dipecah menjadi
beberapa subnetwork.
 Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan dengan
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap
network
01/25/2024
tersebut. UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 3
A BARAT
Analogi Subnetting Sederhana

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 4


A BARAT
Analogi Subnetting Kompleks

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 5


A BARAT
Subnetting Pisik

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 6


A BARAT
 Penulisan IP address dengan mencantumkan jumlah bit yang
digunakan sebagai network ID menggunakan notasi slash (/),
misalnya 192.168.1.2/24.
 /24 artinya sebanyak 24 bit (dari kiri) merupakan Network ID.
 Sehingga, sisa bit yang dapat digunakan untuk membuat host
sebanyak 8 bit, yakni 32 – 24 = 8
 Subnetmask dalam bentuk binernya:
11111111.11111111.11111111.00000000
 Subnetmask dalam bentuk desimalnya:
 255.255.255.0
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 7
A BARAT
Subnet Mask Nilai CIDR

255.0.0.0 /8
Tabel Subnetting
Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.255.240.0 /20
255.224.0.0 /11
255.255.248.0 /21
255.240.0.0 /12
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23 Dimulai dari /8 (255.0.0.0) s/d /30
255.248.0.0 /13 (255.255.255.252) dimana setiap
255.252.0.0 /14
255.255.255.0 /24 penambahan 1 bit untuk membuat
255.254.0.0 /15
255.255.255.128 /25 subnet nilai / bertambah 1 dan
255.255.255.192 /26 seterusnya
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
255.255.224.0 /19

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 8


A BARAT
Tabel IP Address dan
Subnetting

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 9


A BARAT
Subnetting IP Address
V4 kelas A

Network ID : 10.0.0.0/11 (Kelas A)


Subnet Mask : 255.0.0.0 (Mask Default kelas A)
Langkah 1 (lihat tabel Subnetting)
• Subnet Mask baru : 255.224.0.0
• Decimal Subnetmask = 11111111.11100000.00000000.00000000
Langkah 2 (Jumlah Subnet dirumuskan dengan 2N dimana N adalah
banyaknya angka biner 1)
• Jumlah subnet : 23 = 8 subnet
Langkah 3 (256 – Bobot Mask)
• Kelipatan subnet : 256 – 224 = 32
Jadi ada 8 subnet dengan kelipatan 32

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 10


A BARAT
Langkah 4 Subnetting IP Address
V4 kelas A
Mencari broadcast ID Untuk range IP akhir penggunaan ip kita
subnet mask : 255.224.0.0 kurangkan satu digit menjadi 10.31.255.254
Untuk subnetwork berikutnya kita tambahkan
kurangkan subnet masknya menjadi satu digit menjadi 10.31.255.255. Sedangkan
untuk menentukan ip broadcast berikutnya
berikutnya hanya perlu menambahkan 31 pada
255.255.255.255 start ip setelah subnetnya.
255.224.0.0 (-)
======================
0.31.255.255

Setelah itu saya akan jumlahkan dengan ip addressnya

10.0.0.0 Perhatikan tabel dibawah


0.31.255.255 (+)
=======================
10.31.255.255

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 11


A BARAT
Subnetting IP Address
V4 kelas A
Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask

1 10.0.0.0 10.0.0.1 10.31.255.254 10.31.255.255 255.224.0.0

2 10.32.0.0 10.32.0.1 10.63.255.254 10.63.255.255 255.224.0.0

255.224.0.0
3 10.64.0.0 10.64.0.1 10.95.255.254 10.95.255.255

255.224.0.0
4 10.96.0.0 10.96.0.1 10.127.255.254 10.127.255.255

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 12


A BARAT
Subnetting IP Address
V4 kelas A
Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask


255.224.0.0
5 10.128.0.0 10.128.0.1 10.159.255.254 10.159.255.255

255.224.0.0
6 10.160.0.0 10.160.0.1 10.191.255.254 10.191.255.255

255.224.0.0
7 10.192.0.0 10.192.0.1 10.223.255.254 10.223.255.255

255.224.0.0
8 10.224.0.0 10.224.0.1 10.255.255.254 10.255.255.255

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 13


A BARAT
Subnetting IP Address
V4 kelas B

Network ID : 172.16.0.0/18
Subnet Mask : 255.255.0.0 (mask Default kelas B)
Langkah 1 (lihat tabel Subnetting)
• Subnet Mask baru : 255.255.192.0
• Decimal Subnetmask = 11111111.11111111.11000000.00000000
Langkah 2 (Jumlah Subnet dirumuskan dengan 2N dimana N adalah banyaknya angka biner
1)
• Jumlah subnet : 22 = 4 subnet
Langkah 3 (256 – Bobot Mask)
• Kelipatan subnet : 256 – 192 = 64

Jadi ada 4 subnet dengan kelipatan 64


01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 14
A BARAT
Subnetting IP Address
Langkah 4
• Mencari broadcast ID V4 kelas B
Untuk range IP akhir penggunaan IP
Subnet mask = 255.255.192.0 kita kurangkan satu digit
kurangkan subnet masknya menjadi menjadi 172.16.63.254 dan untuk
network ID berikutnya kita
255.255.255.255 tambahkan satu digit
255.255.192.0 (-) menjadi 172.16.64.0. Sedangkan
untuk menentukan ip broadcast
======================
berikutnya berikutnya hanya perlu
0.0.63.255 menambahkan 63 pada start ip
setelah subnetnya.
Setelah itu akan jumlahkan dengan ip addressnya

172.16.0.0 Perhatikan tabel dibawah


0.0.63.255 (+)
=======================
172.16.63.255

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 15


A BARAT
Subnetting IP Address V4
kelas B
Tabel Subnet

Range IP Range IP Subnet


No Netwrok ID Awal Akhir Broadcast ID Mask
172.16.63.25 255.255.192
1 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.63.254 5 .0
172.16.127.25 172.16.127.2 255.255.192
2 172.16.64.0 172.16.64.1 4 55 .0
172.16.128. 172.16.191.25 172.16.191.2 255.255.192
3 0 172.16.128.1 4 55 .0
172.16.192. 172.16.255.25 172.16.255.2 255.255.192
4 0 172.16.192.1 4 55 .0

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 16


A BARAT
Network ID : 192.168.17.0/28
Subnet Mask : 255.255.255.0 (mask Default kelas C)
Langkah 1 (lihat tabel Subnetting)
• Subnet Mask baru : 255.255.255.240
• Decimal Subnetmask = 11111111.11111111.11111111.11110000
Langkah 2 (Jumlah Subnet dirumuskan dengan 2N dimana N adalah banyaknya angka biner
1)
• Jumlah subnet : 24 = 16 subnet
Langkah 3 (256 – Bobot Mask)
• Kelipatan subnet : 256 – 240 = 16

Jadi ada 16 subnet dengan kelipatan 16


01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 17
A BARAT
Langkah 4
• Mencari broadcast ID
Untuk range IP akhir penggunaan IP
kita kurangkan satu digit
Subnet mask = 255.255.255.240 menjadi 192.168.17.254 dan untuk
Kita akan kurangkan subnet masknya menjadi network ID berikutnya kita
tambahkan satu digit
255.255.255.255 menjadi 192.168.17.16. Sedangkan
255.255.255.240 (-) untuk menentukan ip broadcast
======================
berikutnya berikutnya hanya perlu
0.0.0.15
menambahkan 15 pada start ip
setelah subnetnya.
Setelah itu akan jumlahkan dengan ip addressnya

192.168.17.0
0.0.0.255 (+)
=======================
192.168.17.255
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 18
A BARAT
Subnetting IP Address V4
kelas C
Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask


1 192.168.17.0 192.168.17.1 192.168.17.14 192.168.17.15 255.255.255.240
2 192.168.17.16 192.168.17.16 192.168.17.30 192.168.17.31 255.255.255.240
3 192.168.17.32 192.168.17.33 192.168.17.46 192.168.17.47 255.255.255.240
4 192.168.17.48 192.168.17.49 192.168.17.62 192.168.17.63 255.255.255.240
5 192.168.17.64 192.168.17.65 192.168.17.78 192.168.17.79 255.255.255.240
6 192.168.17.80 192.168.17.81 192.168.17.94 192.168.17.95 255.255.255.240
7 192.168.17.96 192.168.17.97 192.168.17.110 192.168.17.111 255.255.255.240
8 192.168.17.112 192.168.17.113 192.168.17.126 192.168.17.127 255.255.255.240

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 19


A BARAT
Subnetting IP Address V4
kelas C
Tabel Subnet

No Network ID Range IP awal Range IP akhir Broadcast ID Subnet Mask


9 192.168.17.128 192.168.17.129 192.168.17.142 192.168.17.143 255.255.255.240
10 192.168.17.144 192.168.17.145 192.168.17.158 192.168.17.159 255.255.255.240
11 192.168.17.160 192.168.17.161 192.168.17.174 192.168.17.175 255.255.255.240
12 192.168.17.176 192.168.17.177 192.168.17.190 192.168.17.191 255.255.255.240
13 192.168.17.192 192.168.17.193 192.168.17.206 192.168.17.207 255.255.255.240
14 192.168.17.208 192.168.17.209 192.168.17.222 192.168.17.223 255.255.255.240
15 192.168.17.224 192.168.17.225 192.168.17.238 192.168.17.239 255.255.255.240
16 192.168.17.240 192.168.17.241 192.168.17.254 192.168.17.255 255.255.255.240

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 20


A BARAT
Subnetting IP Address V6
Sebelum masuk ke subnetting, ada beberapa poin penting dalam konversi biner-heksadesimal
dan kaitannya dengan IPv6:

Pertama
Anggota bilangan heksadesimal yaitu angka 0 hingga 9 serta huruf A hingga F. Jika pada
desimal nilai setelah 9 adalah 10 (dua digit, puluhan dan satuan),
maka pada heksadesimal 10 sama dengan A, 11=B, dst hingga 15=F. Lalu setelahnya diulang
lagi dengan puluhan (berniai 1) dan satuan (bernilai 0).

Kedua
Tiap satu digit heksadesimal ekivalen dengan 4 digit biner, contohnya F pada heksadesimal
sama dengan 1111 pada biner.
Contoh lainnya 1 pada heksadesimal sama dengan 0001 (atau cukup ‘1’ saja) pada biner.

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 21


A BARAT
Ketiga
Maka jika terdapat tiga digit heksadesimal, misalnya , kita dapat
FA6

memecahnya terlebih dahulu, lalu mengkonversi ke biner untuk tiap


digintya, sehingga F=1111, A=1010, dan 6=0110.
Maka biner dari FA6 yaitu (atau pada desimal sama dengan ).
111110100110 4.006

Perlu diperhatikan bahwa tiga bagian pemecahan itu bukan berarti


mereka masing-masing independen, melainkan satu kesatuan.
Dengan cara ini, kita hanya perlu bermain di maksimal 4 digit biner
saja. Coba bandingkan dengan desimal, karena bukan power of 2,
kita harus mengkonversi keseluruhan nilainya.
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 22
A BARAT
Keempat

Seperti yang telah disebutkan, IPv6 terdiri 8 segmen


yang tiap segmennya terdiri 4 digit heksadesimal. Tiap
segmen bernilai maksimal FFFF (desimal = 65.535)
Kelima
Tidak ada broadcast ID pada IPv6, sehingga seluruh
rentangnya dapat digunakan untuk host dan tidak perlu
di ‘kurang
01/25/2024
dua’ seperti pada IPv4.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 23
A BARAT
Subnet IPv6 memerlukan pendekatan yang berbeda dari subnet IPv4.
Alasan yang sama untuk subnetting ruang alamat IPv4 untuk mengatur lalu lintas jaringan
juga berlaku untuk IPv6.
Namun, karena banyaknya alamat IPv6, tidak ada lagi kekhawatiran untuk melestarikan
alamat.
Rencana alamat IPv6 dapat fokus pada pendekatan hierarkis terbaik untuk mengelola dan
menetapkan subnet IPv6.
Lihat gambar untuk tinjauan singkat struktur alamat unicast global IPv6.

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 24


A BARAT
Subnetting IPv6 tidak berkaitan dengan konservasi ruang
alamat. ID subnet mencakup lebih dari subnet yang
cukup.
Subnetting IPv6 adalah tentang membangun hierarki
pengalamatan berdasarkan jumlah subjaringan yang
diperlukan.
Ingat bahwa ada dua jenis alamat IPv6 yang dapat
ditetapkan. Alamat lokal-link IPv6 tidak pernah di-subnet
karena hanya ada pada tautan lokal. Namun, alamat
unicast global IPv6 dapat di-subnet. Alamat global unicast
IPv6 biasanya terdiri dari 48 global routing prefix, 16 bit
subnet ID, dan 64 bit interface ID.

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 25


A BARAT
Keterangan gambar di atas:

• Nomor Hex: Nomor kolom karakter heksadesimal.


• Notasi Hex IPv6: Ini prefix IPv6 yang kita pakai untuk contoh.
• Jumlah bit: Panjang bit di kolom hex ke sekian.

Misal hex 2001, karena 2001 ada 4 kolom, panjang bit nya adalah 16,
di notasi biner ditulis seperti ini 0010 0000 0000 0001. Paham?
Jadi hex ke biner nya seperti ini 2=0010, 0=0000, 0=0000, 1=0001,
satu hex sama dengan 4 bit biner.
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 26
A BARAT
Gambar ini menunjukan proses subnetting ipv6

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 27


A BARAT
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 28
A BARAT
Konfigurasi ipv6 pada
router di paket tracer

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 29


A BARAT
Contoh Subnetting IPv6

Dari network 2001:db8:c000::/34, bagi ke dalam 3 jaringan


kecil.
Bisa kah?
Tidak bisa, kita pelu ingat bahwa y, atau jumlah subnet
adalah pangkat 2.
Bisanya Yaitu 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan seterusnya. Jadi
membagi jaringan kedalam 3 jaringan kecil itu tidak bisa. Kita
ambil yang mendekati tapi tidak lebih kecil. Yang mendekati
3 adalah 4, atau atau 22. Jadi, kita akan bagi
2001:db8:c000::/34 kedalam 4 subnet kecil, atau y = 4.

01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 30


A BARAT
(subnet – 34) = akar 4
network = 34 (subnet – 34) = 2
subnet = tidak diketahui Subnet = 34 + 2
Subnet = 36
y =4
kita cari subnet dengan Jadi,
Network = 34
sedikit ajabar. Subnet = 36
y
=4
y = 2^ subnet – network
4 = 2^ subnet – 34
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 31
A BARAT
• x nomor kolom. /36 ada di kolom 9.
• y atau jumlah subnet = 4. 2 ^ 36-34 = 2 ^ 2 = 4.
• z kelipatan. /36 ada di nomor bit ke 4, jadi z = 1.

Hitung dari kiri ke kanan, x atau karakter ke 9 heksadesimal kita tambahkan dengan
1, karena z = 1. Ulangi terus sampai y = 4
======================
y subnet
======================
1 2001:0db8:c000::/36 atau bias ditulis 2001:db8:c000::/36
2 2001:0db8:d000::/36
3 2001:0db8:e000::/36
01/25/2024 UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATER 32
4 2001:0db8:f000::/36 A BARAT

Anda mungkin juga menyukai