Anda di halaman 1dari 8

Gagasan Pembaharuan Islam

Pada Abad 19
Ardiansyah Rusdi As’ad
Purna Irawan
Prizan Suradi
Latar Belakang
• Masa modernisasi Islam menurut Harun Nasution dimulai tahun 1800
atau awal abad ke-19 M setelah Napoleon Bonaparte Kaisar Perancis
menaklukkan Mesir hal itu menyadarkan para pemimpin dan umat Islam
di berbagai penjuru dunia Islam terutama di Turki dan Mesir akan
kemunduran dan kelemahan umat Islam. Mereka mulai mencari jalan
untuk mengembalikan kejayaan umat Islam yang sempat menjadi
pemimpin dunia pada masa klasik.
• Umat Islam pada masa itu mulai sadar akan kemunduran dan kelemahan
mereka dalam berbagai bidang terutama dalam bidang iptek yang mulai
tertinggal dari dunia barat yang pada saat itu sudah bangkit
peradabannya. Hal ini diperburuk lagi ketika berbagai wilayah Islam
dalam cengkraman penjajahan negara-negara barat.
• Usaha untuk mengembalikan kejayaan umat Islam itu didorong dengan
tiga faktor: Pertama, pemurnian ajaran Islam dari segala bentuk asing
yang menjadi penyebab kemunduran Islam. Kedua, menimba gagasaan
baru dalam bidang iptek kepada dunia barat. Ketiga, kondisi wilayah
Islam yang pada waktu itu dalam penjajahan dunia barat khususnya
Inggris dan Perancis.
Para Pembaharu Islam Pada Abad Ke-19

• Pada abad ke-19 ini banyak sekali para tokoh pembaharu Islam
yang bermunculan seperti Syaikh Jamaluddin Al-Afghani, Syaikh
Muhammad Abduh, Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, Muhammad Ali
Pasha, Syaikh Rif’at Ath Thahthawi, Sultan Mahmud II, Sayyid
Ahmad Khan, dan Sir Muhammad Iqbal.
Pokok Pemikiran Syaikh Jamaluddin Al-Afghani

• Menggagas semangat persatuan dan nasionalisme dalam dunia


Islam yang dikenal dengan sebutan Pan-Islamisme sebagai respon
perlawanan terhadap penjajahan barat di dunia Islam pada masa
itu.
• Mengisi semangat baru di dunia Islam sehingga hidup kembali
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan kemurnian ajaran Islam dari
berbagai unsur mistik dan mengembalikan kembali moral umat
Islam dari pengaruh moral bangsa barat.
• Mengubah sistem pemerintahan dari pemerintahan autokrasi yang
absolut menjadi pemerintahan demokrasi.
Pokok Pemikiran Syaikh Muhammad Abduh
• Dalam bidang pendidikan beliau menggagas adanya sistem pembelajaran lintas
disiplin ilmu kepada umat Islam antara ilmu syariat dan ilmu umum agar tidak terjadi
dikotomi diantara kedua ilmu ini. Hal ini dibuktikan oleh gagasan beliau untuk
memasukkan pelajaran filsafat dan pelajaran umum lainnya pada kurikulum
Universitas Al-Azhar di Mesir.
• Pintu ijtihad masih terbuka lebar bagi umat Islam, bagi beliau kemunduran umat
Islam sebab utamanya adalah umat Islam sudah meninggalkan ajaran Islam yang
murni, terlalu jumud dan taklidnya umat Islam terhadap satu pemahaman atau
mazhab tertentu dan tidak mau membuka diri terhadap perubahan zaman.
• Islam adalah agama yang rasional yang sejalan dengan akal dengan menggunakan
akal maka ilmu pengetahuan Islam akan maju.
• Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi negara yang bersangkutan tidak
boleh absolut.
Pokok Pemikiran Syaikh Muhammad Rasyid Ridha

• Dalam bidang keagamaan beliau berpandangan sama seperti


gurunya yakni Syaikh Muhammad Abduh bahwasanya umat Islam
harus kembali kepada ajaran Islam yang murni dan melepaskan diri
dari ikatan jumud, taklid, khurafat, takhayul, dan bid’ah yang
bermunculan ditengah umat Islam pada masa itu.
• Dalam bidang pendidikan juga sama yakni beliau menggagas
adanya sistem pembelajaran lintas disiplin ilmu kepada umat Islam
antara ilmu syariat dan ilmu umum agar tidak terjadi dikotomi
diantara kedua ilmu ini dan hal ini dibuktikan oleh beliau dengan
berdirinya Madrasah Ad-Da’wah Wal Irsyad di Kairo Mesir pada
tahun 1921.
• Menyebarkan semangat dan gagasan pembaharuan Islam bersama
guru beliau Syaikh Muhammad Abduh melalui terbitnya Majalah Al-
Pengaruh Pembaharuan Islam Pada Abad Ke-
19 Di Indonesia
• Pertama, adanya kesadaran dari umat Islam Indonesia untuk menentang segala bentuk
penjajahan Belanda yang berkuasa pada masa itu.
• Kedua, munculnya berbagai organisasi massa dan partai politik berbasis Islam di
Indonesia seperti Jam’iyatul Khair, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah,
Persatuan Islam, Nahdlatul Ulama, Nahdlatul Wathan, Rabithah Alawiyah, Al-Jam’iyatul
Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Masyumi, Majelis Ulama Indonesia,
Hidayatullah, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan
Sejahtera, dan lain-lain.
• Ketiga, munculnya berbagai perguruan tinggi keagamaan Islam yang memadukan ilmu
syariat dan ilmu umum seperti Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang berdiri pada 8
Juli 1945 yang merupakan perguruan tinggi Islam pertama di Indonesia, PTAIN Yogyakarta
yang berdiri pada 26 September 1950 yang merupakan perguruan tinggi Islam negeri
pertama di Indonesia yang kelak berubah menjadi IAIN Yogyakarta dan berubah lagi
menjadi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Universitas Muslim Indonesia Makassar yang
berdiri pada 23 Juni 1954 yang merupakan perguruan tinggi Islam pertama di Indonesia
Timur.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai