Anda di halaman 1dari 38

PEMBELAJARAN DAN

ASESMEN
DI SMK

OLEH :ELIS SULASTRI


Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
A. Prinsip Pembelajaran

Prinsip Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran


Pembelajaran
a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha
dirancang dengan mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan
mempertimbangkan tahap pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog
perkembangan dan dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil,
tingkat pencapaian tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau
peserta didik saat ini, metode lainnya yang sesuai.
sesuai dengan • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan
kebutuhan belajar, serta pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan
mencerminkan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik
karakteristik dan dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh
perkembangan peserta tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran
didik yang beragam dan modul ajar yang disediakan oleh
sehingga pembelajaran Kemendikbudristek.
menjadi bermakna dan • Pendidik merancang pembelajaran yang
Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran
b. Pembelajaran dirancang • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan
dan dilaksanakan untuk refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang
membangun kapasitas perlu dikembangkan.
untuk menjadi pembelajar • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung
sepanjang hayat; yang mendorong kemampuan peserta didik untuk
terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang
menstimulasi pemikiran yang mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah
ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri
dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran

c. Proses • Pendidik menggunakan berbagai metode


pembelajaran pembelajaran yang bervariasi dan untuk
mendukung membantu peserta didik
perkembangan mengembangkan kompetensi, misalnya
kompetensi dan belajar berbasis inkuiri, berbasis projek,
karakter peserta berbasis masalah, dan pembelajaran
didik secara terdiferensiasi.
holistik; • Pendidik merefleksikan proses dan
sikapnya untuk memberi keteladanan
dan sumber inspirasi positif bagi peserta
didik.
• Pendidik merujuk pada profil pelajar
Prinsip Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran
Pembelajaran
d. pembelajaran yang • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan
relevan, yaitu dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik
pembelajaran yang minat peserta didik.
dirancang sesuai • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi
konteks, yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik
lingkungan, dan dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan
budaya peserta materi belajar.
didik, serta • Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli
melibatkan orang dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan
tua dan komunitas mendorong pembelajaran yang relevan.
sebagai mitra;
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi
dua arah dan saling memberikan umpan balik.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan
sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja,
menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan
disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki
Prinsip Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran
Pembelajaran
e. pembelajaran • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan
berorientasi pada keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai
masa depan yang kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-
berkelanjutan. nilai
dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan masa depan bumi, misalnya
menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air,
listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari
bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka
perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk
masa depan mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari
solusi- solusi permasalahan di keseharian yang sesuai
dengan tahapan belajarnya.
B. Prinsip Asesmen
Prinsip Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen
Asesmen
a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan
bagian terpadu dari untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta
proses pembelajaran, didik.
fasilitasi • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan
pembelajaran, dan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik
penyediaan informasi dapat menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya.
yang holistik, sebagai • Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan
umpan balik untuk untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh.
pendidik, peserta
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen,
didik, dan orang
melalui penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi diri, dan
tua/wali agar dapat
pemberian umpan balik antar teman.
memandu mereka
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
dalam menentukan
berefleksi tentang kemampuan mereka, serta bagaimana
strategi pembelajaran
meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan hasil asesmen.
selanjutnya;
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus
meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat
Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen
b. asesmen dirancang dan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada
dilakukan sesuai dengan saat merencanakan asesmen dan memberikan
fungsi asesmen tersebut, kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan
dengan keleluasaan untuk asesmen di awal pembelajaran.
menentukan teknik dan • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang
waktu pelaksanaan beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan
asesmen agar efektif asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan
mencapai tujuan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil
pembelajaran;
c. asesmen dirancang • dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan
Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup
hasil belajar.
secara adil, proporsional, agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran
valid, dan dapat dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.
dipercaya • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
(reliable) untuk menjelaskan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga
kemajuan belajar, mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
menentukan keputusan • Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
tentang langkah dan sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa
sebagai dasar untuk dan sesuai dengan tujuan asesmen.
Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen
d. laporan kemajuan belajar • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara
dan pencapaian peserta ringkas, mengutamakan informasi yang paling
didik bersifat sederhana penting untuk dipahami oleh peserta didik dan
dan informatif, orang tua.
memberikan informasi • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala
yang bermanfaat tentang kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak
karakter dan kompetensi lanjutnya bersama- sama beserta orang tua.
yang dicapai, serta strategi
tindak lanjut;
e. hasil asesmen digunakan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk
oleh peserta didik, membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil
pendidik, tenaga asesmen.
kependidikan, dan orang • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
tua/wali sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan
refleksi untuk baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan
meningkatkan mutu memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai
pembelajaran. refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran

Memahami Merumuskan Menyusun Merancang


capaian tujuan alur tujuan pembelajaran
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
dari tujuan
pembelajaran
A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika
dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan
umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut
(fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam
etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian


Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran:
■ Pembelajaran yang fleksibel.
Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode
(misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga
dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep.
Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi
pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang
untuk mengaturnya.
Lanjutan ...

■ Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.


Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya,
sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan
usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di
kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang
umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas
mempelajarinya.
Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas
yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan
Kelulusan).
■ Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.
Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku
untuk
Kelas VII, VIII, dan IX.
Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas
VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan
informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh
peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi
dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana
pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi
tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran
Untuk Pendidikan dasar dan menengah,
CP disusun untuk setiap mata pelajaran. .
Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya
Fondasi PAUD
A Kelas I-II SD/MI
B Kelas III-IV SD/MI
C Kelas V-VI SD/MI
D Kelas VII-IX SMP/MTs
E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK
F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK
Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun Kelas
XI-XII SMK program 4 tahun
Catatan Penting ...
Pada SMK terdapat beberapa kekhasan. Pendidik dapat melakukan analisis CP mata pelajaran
kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia kerja. Pada jenjang SMK terdapat program empat
tahun sebagaimana tercantum dalam daftar konsentrasi keahlian yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Pada program empat tahun pembelajaran diselenggarakan hingga kelas XIII mata
pelajaran yang diajarkan pada kelas XIII adalah: Matematika, Bahasa Inggris, dan Praktik Kerja
Lapangan. Capaian pembelajaran fase F berlaku pada pada mata pelajaran yang diajarkan
hingga kelas XIII.
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen
utama, yaitu:
1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu
ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan
panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: secara
konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu
dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan
yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang
perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan
dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik
dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten
dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan
sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)
Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. Anderson
dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan
berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi
sebagai berikut:
Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari
enam kemampuan berikut ini:

Penjelasan (explanation) Interpretasi

Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-


Menerjemahkan cerita, karya seni, atau
kata sendiri, membangun hubungan,
situasi. Interpretasi juga berarti memaknai
mendemonstrasikan hasil kerja,
sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil
menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah
karya dari satu media ke media lain.
teori, dan menggunakan data.

Aplikasi Perspektif

Menggunakan pengetahuan, Melihat suatu hal dari sudut pandang yang


keterampilan dan pemahaman berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
mengenai sesuatu dalam situasi yang sebuah situasi, melihat gambaran besar,
nyata atau sebuah simulasi melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
(menyerupai kenyataan). memberikan kritik.

Pengenalan diri atau refleksi diri


Empati

Menaruh diri di posisi orang lain. Memahami diri sendiri; yang menjadi
Merasakan emosi yang dialami oleh kekuatan, area yang perlu dikembangkan
pihak lain dan/atau memahami pikiran serta proses berpikir dan emosi yang terjadi
yang berbeda dengan dirinya. secara internal.
Marzano (2000) mengembangkan taksonomi baru
untuk tujuan pembelajaran. Dalam taksonominya,
Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain
pengetahuan. Ketiga sistem tersebut adalah
sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem
diri (self-system).
Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu
untuk merespon instruksi dan pembelajaran:
apakah akan melakukannya atau tidak. Sementara
sistem metakognitif adalah kemampuan individu
untuk merancang strategi untuk melakukan
kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan.
Selanjutnya sistem kognitif mengolah semua
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Ada 6 level taksonomi menurut Marzano:
C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan:
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan
pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu
fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi
yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya
dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam
mata pelajaran tersebut;
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan
khusus);
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan
yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata
pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya
terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen
menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan
langsung ke intinya untuk guru;
8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek
merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf
(untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak
bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya
dapat berbeda, lebih baik membuat
alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai
pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode;
dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran
(pedagogi).
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara
yang diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance
Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller,
2009):
Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran;
Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak
yang Konkret
ke yang dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris
Abstrak (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut

Pengurutan Deduktif (abstrak).


Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh:
mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe
database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan
Mudah ke yang
lebih Sulit cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih
panjang.
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih
mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa
perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian
Prosedural
membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara
menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang
harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa
Scaffolding asumsi, dan
Metode menjalankan
pengurutan yang tes dalam sebuah
meningkatkan perangkat
standar lunak
performa statistik.
sekaligus mengurangi bantuan
secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara
mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini,
Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran
D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen

Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk


membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP.
Rencana pembelajaran ini dapat berupa:
(1)rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal
sebagai RPP atau
(2)dalam bentuk modul ajar. Apabila pendidik menggunakan
modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena
komponen-komponen dalam modul ajar meliputi
komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap
daripada RPP.
Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar
Komponen minimum dalam Komponen minimum dalam modul ajar
rencana pelaksanaan
pembelajaran
• Tujuan pembelajaran (salah • Tujuan pembelajaran (salah satu dari
satu dari tujuan dalam alur tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
tujuan pembelajaran). • Langkah-langkah atau kegiatan
• Langkah-langkah atau pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
kegiatan pembelajaran. pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.
lebih pertemuan. • Rencana asesmen untuk di awal
• Asesmen pembelajaran: pembelajaran beserta instrumen dan cara
Rencana asesmen untuk di penilaiannya.
awal pembelajaran dan • Rencana asesmen di akhir pembelajaran
rencana asesmen di akhir untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran untuk mengecek pembelajaran beserta instrumen dan cara
ketercapaian tujuan penilaiannya.
pembelajaran. • Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk, misalnya bahan bacaan yang
Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap

Informasi Umum Komponen Inti Lampiran


• Identitas penulis modul • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta
• Kompetensi awal • Asesmen didik

• Profil pelajar Pancasila • Pemahaman bermakna • Pengayaan dan remedial

• Sarana dan prasarana • Pertanyaan pemantik • Bahan bacaan

• target peserta didik • Kegiatan pembelajaran pendidik dan peserta

• Model pembelajaran • Refleksi peserta didik didik

yang digunakan dan pendidik • Glosarium


• Daftar pustaka
SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran
konsentrasi keahlian, modul ajar dilengkapi dengan bahan ajar atau
lembar kerja atau latihan-latihan sesuai dengan konsentrasi atau
keahlian yang akan dipelajari oleh peserta didik. Modul ajar dapat disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
dan/atau disusun bersama mitra dunia kerja.
Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Atau Modul Ajar
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.

a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan


peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori
asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang
pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilaporkan dalam rapor.
b. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses
pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta
didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini
dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan
dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga
termasuk dalam kategori asesmen formatif.
Agar asesmen memberikan manfaat tersebut kepada peserta didik dan pendidik, maka
beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang asesmen formatif, antara
lain sebagai berikut:

• Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang untuk
tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai rapor,
keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya.
• Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu
asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif apabila tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas proses belajar.
• Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
• Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan balik
hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
• Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi
kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik
perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ atau
membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
• Instrumen asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-
hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik dan mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas tulisan, karya atau performa yang diberi umpan balik. Dengan
demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.
Contoh-contoh pelaksanaan asesmen formatif.
• Pendidik memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan
berkaitan dengan konsep atau topik yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
• Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta
peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru mereka
pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang
mereka belum pahami.
• Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan hasil
percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik terhadap
pemahaman peserta didik.
• Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah selesai
menjawab pertanyaan, peserta didik diberikan kunci jawabannya
sebagai acuan melakukan penilaian diri.
• Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman
dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menjelaskan
secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) tentang
konsep yang baru dipelajari.
2. Asesmen Sumatif
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan
pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar
penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan
pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar
peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:


• alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta
didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode
tertentu;
• mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan
dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan
• menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau
jenjang berikutnya.
Lanjutan ...

Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir,


misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu
atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester dan pada
akhir fase; khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini
bersifat pilihan. Jika pendidik merasa masih memerlukan
konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik, maka dapat melakukan asesmen pada
akhir semester. Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data
hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah
mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen pada akhir
semester. Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif,
pendidik dapat menggunakan teknik dan instrumen yang
beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan
observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, dan membuat portofolio).
Merencanakan Asesmen

Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan,


maka ia tidak perlu membuat perencanaan asesmen. Namun,
bagi pendidik yang mengembangkan sendiri rencana
pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul ajar, ia perlu
merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan.
• Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen.
Tujuan ini tentu berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran.
• Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau
mengembangkan instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih/mengembangkan
instrumen, antara lain: karakteristik peserta didik, kesesuaian
asesmen dengan rencana/ tujuan pembelajaran dan tujuan
asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk
memberikan umpan balik kepada peserta didik dan pendidik.
Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik
penilaian yang digunakan oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan
contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :
Pada SMK, terdapat bentuk penilaian atau asesmen khas yang
membedakan dengan jenjang yang lain, yaitu:
a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL)
• Asesmen/pengukuran terhadap capaian pembelajaran selama
melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi
substansi kompetensi ataupun budaya kerja.
• Asesmen dilakukan oleh pembimbing/ instruktur dari dunia
kerja dan atau bersama dengan guru pendamping.
• Hasil asesmen disampaikan pada rapor dengan
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja secara
keseluruhan berdasarkan jurnal PKL, sertifikat, atau surat
keterangan praktek kerja lapangan dari dunia kerja.
• Mendorong peserta didik berkinerja baik saat melakukan
pembelajaran di dunia kerja serta memberikan kebanggaan
pada peserta didik.
b. Uji Kompetensi Kejuruan
• Asesmen terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua)
atau 3 (tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di akhir masa
studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP-
3), Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), atau satuan
pendidikan yang terakreditasi bersama dengan dunia
kerja.
Dapat memperhitungkan paspor keterampilan (skills
passport) yang diperoleh pada tahap pembelajaran
sebelumnya.
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis,
dan/atau portofolio sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan oleh dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK.
• Hasil dari uji kompetensi adalah predikat capaian
kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara
dan sertifikat keahlian untuk menghadapi dunia kerja.
c. Ujian Unit Kompetensi
• Asesmen terhadap pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi
untuk mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan
spesifik.
• Ujian Unit Kompetensi dapat mengujikan beberapa unit kompetensi
yang membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi.
• Ujian Unit Kompetensi dapat dilaksanakan setiap tahun atau semester
oleh satuan pendidikan terakreditasi.
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau
portofolio.
• Mendorong pendidik melaksanakan pembelajaran tuntas (mastery
learning) pada materi kejuruan. Pembelajaran tuntas dalam hal ini
pembelajaran yang menekankan pada pemenuhan unit atau elemen
kompetensi sesuai dengan SKKNI.
• Hasil dari ujian unit kompetensi adalah predikat capaian kompetensi
sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara, sertifikat keahlian,
dan/atau skill passport sebagai bekal menghadapi Uji Kompetensi
Keahlian di akhir masa pembelajaran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai