Anda di halaman 1dari 9

Pendidikan Agama Islam

Kelas: 5
Materi: Hadist Pendek Pilihan
1. Hadist Larangan Meminta dengan Paksa
2. Hadist Larangan Bicara Ketika Shalat
3. Hadist Keutamaan Memberi Hadiah
By. Abdul Hadi, S.Pd.I
HADITS: Segala Perkataan (Sabda),
Perbuatan dan ketetapan Nabi
Muhammad SAW

• HADITS
Dijadikan Sumber Hukum dalam Agama Islam
selain Al-Qur’an, Ijma’ dan Qiyas.
• HADITS, Sumber Hukum Islam Ke 2 Setelah Al-
Qur’an
1. Hadist Larangan Meminta dengan Paksa

Rasulullah Saw bersabda :

(Laa yas-aluunan naasa ilhaafaa)

Artinya:
Mereka tidak meminta kepada orang secara
memaksa/mendesak (H.R. Ahmad)
Akibat dari Meminta dengan Paksa
1. Menimbulkan perselisihan dan pertengkaran

2. Perbuatan yang dibenci Allah

3. Dijauhi teman

Cara Meminta yang baik


1. Berkata dengan baik
2. Pilih waktu yang tepat untuk meminta
3. Ucapkan terima kasih saat diberikan
4. Berikan timbal balik
2. Hadist Larangan Bicara Ketika Shalat

Rasulullah Saw bersabda :

(Nuhiinaa ‘anil kalaami fis sholaati illalqur-aana wadzikra)

Artinya:
Kita dilarang mengucapkan sesuatu dalam shalat kecuali
Al Qur’an dan dzikir (H.R. Ahmad)
3. Hadist Keutamaan Memberi Hadiah

Rasulullah Saw bersabda :

(Tahaaduu tahaabuu)

Artinya:
Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan
saling mencintai (H.R. Al Bukhari)
Sulaiman Al Rajhi
(Milyader Saudi)
dan Hadiah 1 Riyal
Dahulu, hidup saya sangat susah alias faqir, sampai-sampai saya tidak bisa ikutan rihlah atau
tamasya yang dilaksanakan oleh sekolah saya yang waktu itu biaya pendaftarannya hanya 1 riyal
saudi saja, walaupun saya sudah menangis-nangis memohon kepada keluarga agar saya dapat ikutan
rihlah, tapi tetap saja kelurga saya tidak punya uang 1 riyal untuk mendaftarkan saya ikutan rihlah.
Sehari sebelum rihlah, saya berhasil menjawab sebuah pertanyaan yang dilontarkan guru di kelas,
lalu guru itupun memberi saya uang satu riyal sebagai hadiah, diiringi tepuk tangan para murid-
murid yang lain.
Pada saat itu, saya tidak lagi mikir apa-apa, selain berlari kencang untuk mendaftarkan diri ikutan
rihlah. Duka nestapa saya terasa terbang seketika dan berubah total
menjadi bahagia berkepanjangan selama berbulan-bulan.
Hari-hari sekolahpun berlalu, sayapun dewasa untuk melanjutkan kehidupan. Setelah melewati
berbagai rintangan hidup, setelah bekerja keras selama bertahun-tahun dan berkat anugerah dari
Allah sayapun sukses dan selanjutnya saya membuat yayasan sosial.
Setelah saya memulai bergerak di bidang amal sosial, saya kembali teringat kisah kecil saya, teringat
kembali guru kecil saya orang Palestina itu, yang pernah memberi saya uang 1 riyal. Saya mulai
mengingat-ingat, apakah beliau dahulu memberi saya uang 1 riyal itu sebagai sedakah atau kah
hadiah karena saya sudah berhasil menjawab pertanyaannya.
Yang jelas saya tidak mendapatkan jawaban yang pasti. Saya berkata di dalam hati, apapun motif dan
niat sang guru, beliau sudah menyelesaikan problem besar saya saat itu tanpa membebankan siapa-
siapa.
Oleh karenanya, saya mengunjungi kembali sekolah saya itu , lalu saya mendatangi kantor sekolah dan
mencari tau keberadaan guru saya orang Palestina itu, sampai akhirnya saya mendapatkan jalan untuk
menemuinya. Saya pun akhirnya merencanakan untuk menemuinya untuk mengetahui kondisinya saat
saat ini.
Singkat kata, sayapun akhirnya dipertemukan Allah kembali dengan guru baik itu, dan kondisinya sangat
susah, tidak lagi bekerja dan siap-siap pulang pulang kampung.
Selanjutnya, setelah saya memperkenalkan diri, saya katakan padanya bahwa saya punya hutang besar
padanya pada beberapa tahun yang lalu.
Guru saya ini kaget bukan kepalang, apa benar ada orang yang punya hutang pada saya, katanya.
saya pun menjelaskan, apakah bapak masih ingat dengan murid bapak yang pernah bapak beri uang
satu riyal karena murid bapak itu berhasil menjawab soal yang bapak lontarkan di kelas bapak saat itu?
Setelah berusaha mengingat-ingat, guru saya ini akhirnya tertawa, dan berkata: “ya..ya…saya ingat. Jadi
kami mencari saya untuk mengembalikan uang 1 riyal itu”.
“Ia pak” jawab saya. Setelah sedikit berbincang, saya bawa beliau naik mobil dan kamipun beranjak.
Selanjutnya, kami sampai ke tujuan, dan kenderaan kami berhenti tepat di depan sebuah Villa Indah.
Kami keluar dari mobil dan memasuki Villa tersebut. Setelah berada di dalam Villa, saya menyampaikan
niat saya kepada guru saya ini, “Pak, villa ini saya berikan kepada bapak untuk melunasi hutang saya
dahulu plus mobil yang tadi kita naiki, dan gaji per bulan seumur hidup serta pekerjaan buat putra bapak
di perusahaan saya”.
Guru saya ini kaget bukan kepalang, dan berujar, “tetapi ini terlalu banyak, nak?”
“percayalah pak, kegembiraan saya dengan 1 riyal yang bapak berikan pada saya saat itu lebih besar
nilainya dibandingkan dengan 10 villa seperti ini, saya tidak akan dapat melupakan kebahagiaan itu
sampai sekarang”, jawab saya.
Link: Vide Pembelajaran
https://youtu.be/L_3h7Ky5g5Y

Anda mungkin juga menyukai