A. Definisi Sedekah
--secara bahasa : berasal dari bahasa arab "shadaqa" yang secara bahasa berarti
"benar" atau " jujur". Di sini tersirat makna bahwa orang yang bersedekah tekah
menjalankan agama dengan benar atau jujur. Dengan kata lain, sedekah menjadi
bukti pembenar bagi keimanan seorang muslim.
--secara istilah : sebuah pemberian secara suka rela, baik berupa uang, barang,
jasa, kebaikan, dan lainnaya, kepada orang yang berhak menerimanya dengan
jumlah yang tidak ditentukan atau sekehendak dirinya dan diberikan kapan saja dan
di mana saja demi mengharap ridha dan pahala dark Allah SWT.
Definisi sedekah ini didasarkan pada hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim. keduanya meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda bahwa
tiap-tiap orang muslim wajib bersedekah. Para sahabat tidak mengerti lantaran
mereka mengira yang dimaksud bersedekah adalah memberikan harta-benda yang
dimiliki, padahal sebagian sahabat ada yang tidak memiliki harta benda. Karena itu,
para sahabat bertanya, bagaimana kalau tidak memiliki sesuatu? mendapat
pertanyaan semacam ini, Rasulullah Saw menjawab bahwa bekerja dengan
keterampilan yang dimiliki untuk kemanfaatan dirinya sudah bisa disebut
bersedekah. Sahabat bertanya lagi, bagaimana kalau ia tidak mampu? Nabi Saw.
menjawab bahwa menolong orang yang sedang teraniaya termasuk sedekah.
Sahabat bertanya lagi, bagaimana kalau tidak bisa menolomg? Nabi Saw,
menjawab bahwa menyuruh orang untuk berbuat baik (ma'ruf) termasuk sedekah.
Bagaimana kalau masih tetap tidak bisa melakukannya? Nabi Saw, menjawab
bahwa mencegah diri dari berbuat kejahatan itu jug termasuk sedekah.
Dari hadits itu, dapat kita ambil pelajaran jika sedekah itu tidak hanya berupa
memberikan uang saja, mengajari teman kita belajar, memberitahu informasi2
tentabg dunia kuliah, juga termasuk sedekah, dll. Bahkan tersenyum kepada teman
kita itu juga sedekah. Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi Saw. " Tiap-tiap amalan
ma'ruf (kebajikan) adalah sedekah. Sesungguhnya, di antara amalan ma'ruf adalah
berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk
diisikan ke mangkuk kawanmu." (HR.Ahmad).
B. Hukum Sedekah
Para ulama fiqh sepakat bahwa sedekah hukumnya sunnah. Akan tetapi, Rasulullah
Saw. sangat menganjurkan sedekah. Apalagi sedekah merupakan bukti dari
keimanan seseorang, dan siapa saja bisa bersedekah, mulai dari yang kaya sampai
yang miskin. Mulai berupa harta benda, sampai jasa dan segala perbuatan baik.
C. Manfaat bersedekah
Sedekah dapat membantu kita untuk berpikir positif lewat harapan baik yang
dibangun dalam konsep sedekah. orang yang bersedekah memiliki harapan akan
dibantu langsung oleh Allah Swt. Tidak ada dampak buruk yang perlu
dikhawatirkan dalam bersedekah lantaran sedekah selalu menghadirkan dampak
baik. Apalagi yang akan membantu kita untuk menjadi baik adalah pemilik alam
semesta ini, tentu rasa khawatir tidak penting untuk dimunculkan.
Nah, pikiran positif, akan membantu kita memiliki sikap yang positif juga, sehingga
enjoy dalam menjalani hidup ini, sehingga tidak mudah galau,dkk.
"Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang sakit (dari kalanganmu) dengan
bersedekah, dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana"
(HR.Thabrani)
Nah kok bisa ya? Pada hakikatnya yang menciptakan sehat dan sakit itu Allah. Para
dokter, bisa memeriksa pasien, menunjukkan sakit apa, dan meresepkan obatnya
juga atas petunjuk Allah.
Allah swt sangat menyukai orang-orang yang bersedekah. Orang yang bersedekah,
akan diberikan balasan yang berlipat-lipat dan bentuknya bisa bermacam-macam,
termasuk salah satunya adalah berupa kesehatan. Dengan demikian, sedekah dapat
menjadi obat orang yang sakit karena sedekah langsung berkaitan dengan Allah
swt, pencipta alam semesta ini, pencipta sehat dan sakit.
"Apabila anak adam wafat, putuslah amalnya, kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariah,
pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkan untuk orang lain, dan anak
(baik laki-laki maupun perempuan) yang mendo'akannya" (HR.Muslim)
nah, apakah sedekah jariah itu? sedekah jariah adalah sedekah yang pahalanya
terus mengalir karena barang/sesuatu yg disedekahkan itu dapat bermanfaat
panjang(dalam waktu yang lama) kepada si penerima.
5. Menghapus dosa
Oleh karena itu agar dosa-dosa yang pernah kita lakukan sadar atau tidak, dihapus
oleh Allah swt.
" Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma"
(HR. Muttafaqun'Alaih)
"Barang siapa ingin do'anya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya, hendaklah
ia mengatasi (menyelesaiakan) kesulitan orang lain" (HR. Ahmad)
1. Niat Bersedekah
- Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. ('Āli `Imrān):92
5. Jangan Sombong
9. ikhlaskanlah
Alkisah, warga Padang Sumatera Barat terkenal dengan jiwa merantaunya. Tidak
sekalipun pulang sampai cita-cita digapai. Tidak mudik manakala kesuksesan belum
diraih. Kata sebagian orang, malu manakala belum jadi orang sukses. Demikian
semangat membara orang minang. Kita bisa lihat kisah sukses para saudagar
Padang, atau kisah sukses warga minang lain dengan rumah makannya.
Meski bukan keturunan Minang, Arab ataupun Cina, Ibu Sumarti (48 th) adalah
satu dari sekian pengusaha yang mewarisi semangat mereka. Istri dari Pak Samsul
(54 th) ini telah banyak makan garam soal perdagangan. Sejak SD dirinya sudah
terbiasa membantu melayani pembeli di kios kelontong milik orang tuanya tepatnya
di Pasar Induk Wanadadi Banjarnegara. Ajaran melayani pelanggan sebaik-baiknya,
jujur dan murah senyum telah ia terima sejak itu.
Tak hanya itu, semangat berusaha dan sedikit manajemen pun telah ia dapatkan
sedari kecil. Tak heran kemudian dalam perjalanan usahanya ketika ia sudah mandiri
bersama sang suami, dirinya mengaku jarang sekali merasa sulit dalam usaha
mebelnya yang telah ia mulai sejak tahun 1985 silam. Mebel Ridlo, demikian nama
toko dari pasutri (pasangan suami istri) ini.
Bagi Bu Marti, usaha mebel bukanlah usaha yang pertama. Ibu tiga anak ini
menuturkan, bahwa ia sebelumnya juga membuka warung kelontong di Pasar
Induk Wanadadi, namun karena alasan pindah rumah ia berhenti berjualan. ”Kita
juga pernah jualan buku mas, kebetulan ada SMP Wanadadi di depan rumah,
namun akhirnya berhenti juga karena koperasi sekolah mewajibkan siswanya
membeli buku di sekolah” jelasnya.
Ikhtiar semaksimal mungkin. Meski belum sukses dengan usaha sebelumnya, namun
do’a sembari terus bersedekah tak henti-hentinya ia lakukan. ”Ibu saya mengajarkan
shalat malam, shalat dhuha dan sebisa mungkin bersedekah setiap hari. Meski saya
tak tahu apa yang akan saya dapatkan dengan melakukan hal itu, namun saya selalu
berusaha mencontoh apa yang telah dilakukan orang tua saya” terang Bu Marti.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, demikian kata pepatah. Toko Mebel Ridlo berawal dari
hal kecil yang sangat sederhana. ”Kala itu kebetulan ada temen yang butuh lemari,
gak tahu kenapa ia percaya kepada saya untuk mencarikan ke tukang kayu,
mungkin semuanya memang telah diatur. Lha saya kan sukanya bisnis, jadi ya saya
pesan ke tukang kayu kemudian saya jual pada teman saya itu dengan cara
diangsur” cerita ibu yang murah senyum ini.
”Berawal dari satu orang, lama kelamaan teman-teman lainpun ikut-ikutan membeli
kepada saya saat mereka butuh lemari, kursi atau mebel lainnya. Saya dan suamipun
kemudian berfikir kenapa tidak membuka toko sendiri saja. Akhirnya kamipun
membuka toko sendiri 24 tahun silam. Dengan dua tukang kayu, rumah kami jadi
pabrik sekaligus toko” tambahnya berkisah.
Untuk mencapai kesuksesan dan kemapanan memang selalu butuh perjuangan dan
kesabaran, demikian pula yang dialami Bu Marti dan Pak Samsul. Berawal dari uang
20 ribu rupiah saat pertama kali mendapat pesanan dari teman, itupun pinjaman
orang tua, kini tak terhitung lagi jumlahnya. Ketika ditanya asset maupun omzet
harian, ia hanya menjawab dengan senyum saja, sembari guyon ”Saya tak pernah
menghitung mas, nanti malah terlalu banyak pikiran”. Saat disusul dengan
pertanyaan, lalu bagaimana dengan manajemennya bu? ”Kami hanya menulis
transaksi dengan tiga pembukuan; pemasukan, pengeluaran, dan piutang”
jawabnya.
Tak lagi menjadikan rumah sebagai pabrik sekaligus toko, namun tokonya telah
dibangun sendiri meski berada di samping rumah. Pabriknya pun sudah berdiri
sendiri, berada di daerah Purbalingga.
Kini toko mebel ridlo telah memiliki 25 karyawan, 15 orang tukang kayu, dan 10
orang pelayan di toko. Dua anaknya yang kini telah berkeluarga pun, membuka
cabang di Karangkobar dan Linggamerta Banjarnegara.
“Kami tak pernah promosi, tapi alhamdulillah langganan kami dari mana-mana, tak
hanya Banjarnegara saja tapi juga luar kota. Bahkan ada langganan kami dari
Sumatera, kulakan di sini dan dijual lagi di sana” tambahnya.
Untuk menemukan tokonya anggota TAMZIS Wanadadi Banjarnegara ini tidaklah
sulit, letaknya yang strategis di Jalan Raya Wanadadi tepatnya depan SMP N 2
Wanadadi. Buka dari jam setengah tuju pagi hingga jam lima sore.
Suami istri itu saling melengkapi, barangkali begitu juga dengan toko mebel ridlo.
Disisi lain, Bu Marti mengungkap rahasia suksesnya. Menurutnya, sebagai penjual
harus murah senyum dan nyedulur (membina persaudaraan). “Saya suka guyon
mas, bersilaturahim dan ngobrol, kalau kita berniat baik dan husnudzon insya Allah
kita akan banyak saudara” katanya. “Untuk urusan rejeki Allah telah menentukan,
yang penting kita selalu berdo’a, ikhtiar, dan jangan lupa selalu beramal meski
sedikit, tapi kalau bisa kita usahakan rutin” tambah alumni PGAN Banjarnegara ini.
Sedekah terbaik yang dilakukan seorang pedagang nasi bernama Imam Syafi’i di
Surabaya yang biasanya mendapat untung hanya rata-rata Rp 10.000 setiap hari.
Suatu hari, di bulan Januari 2007, setelah mendengarkan tausiyah dari seoraqng
ustadz tentang keutamaan sedekah, dia dan istriya tergerak hati untuk
menyedekahkan seluruh uang tabungan yang mereka miliki, yaitu hanya Rp 1 juta.
Satu minggu berlalu, tidak ada jawaban apa-apa terhadap sedekah yang mereka
keluarkan. Dua bulan kemudian, mereka mulai goyah dengan keyakinannya tentang
sedekah. Sebab uang tersebut merupakan cadangan satu-satunya yang mereka
punyai untuk berbagai keperluan rumah tangganya.
Benar saja, tidak berapa lama kemudian, pedagang nasi itu ditunjuk sebagai
koordinator catering korban lumpur Lapindo. Setiap hari dia mendapat order Rp 30
juta. Apabila mengambil untung 5 % saja, dalam dua bulan mereka sudah
mendapat untung Rp 90 juta.! “Sejak saat itulah kami merasa rejeki kami terus
mengalitr. Kami yakin ini juga berkat doa santri-santri Al Qur’an yang turut kami
santuni,” kata Imam Syafi’i.
Selain itu, sebagai wujud rasa syukur, tahun lalu dia menghajikan 13 anggota
keluarga besarnya, termasuk anaknya. Sedekah tetap mereka jalankan karena
mereka merasa bahwa kekayaan yang mereka miliki berkat dari sedekah 1 juta dulu,
cadangan uang satu-satunya yang mereka miliki. Tidak mudah bagi siapapun
menyedekahkan uang yang baginya sangat berarti, sangat diandalkan bagi
kelangsungan hidup usaha dan tempat bernaungnya termasuk kelanjutan sekolah
anak-anaknya.
Tapi itulah rezeki Imam Syafi’i, seseorang yang telah melakukan sedekah terbaik
yang mereka punyai, yang telah mengangkat harkat dan martabat keluarganya yang
tadinya miskin dan kini telah berubah drastis. Rezeki itu memacu cepat
perkembangan usahanya.