PENULISAN ILMIAH
Proses pemilihan topik
• Pemilihan
topik berkaitan dengan pemilihan apa
yang akan menjadi pokok pembicaraan dan
pembahasan dalam tulisan. Topik itu dapat
diperoleh dari berbagai sumber, yakni
pengalaman, pengamatan, pendapat, penalaran,
bacaan, dan khayalan. Topik-topik karya ilmiah
biasanya banyak bersumber dari pengamatan,
pengalaman dan penalaran.
Topik yang akan
dikaji hendaknya
Topik yang akan Topik yang memberikan
Topik yang akan
dibahas tidak dipilih sesuai kontribusi bagi
dipilh sebaiknya
terlalu luas dan dengan minat ilmu
menarik untuk
tidak terlalu serta keahlian pengetahuan
dikaji
sempit penulis atau yang
berkaitan
dengan profesi
Sebuah topik dianggap menarik
• Merupakan masalah yang menjadi concern atau menyangkut persoalan bersama
• Merupakan jalan keluar dari suatu pearsoalan yang sedang dihadapi
• Mengandung diskursus atau konflik pendapat
• Isu yang dibahas merupakan isu kekinian
• Masalah yang dikaji bisa diselesaikan dalam waktu yang disediakan
Perumusan tujuan penulisan
• Merumuskan tujuan penulisan adalah proses
perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam penulisan selanjutnya. Pada tahapan ini,
penulis diharapkan bisa merencakana tujuan, tahapan
dan proses penulisan. Selain itu, penulis juga diharapkan
mampu memikirkan terkait harapan serta ‘ending’ atau
akhir dari penulisan.
Pengumpulan informasi dan data
• Informasi, bahan atau data untuk menyusun karya ilmiah bisa
berasal dari hasil penelitian lapangan atau berasal dari literature
seperti buku, jurnal, laporan dan sebaginya yang menjadi
informasi atau data dari penulisan ilmiah. Bahan yang diperoleh
dari berbagai sumber tersebut sebaiknya dicatat dan disusun
secara tertib dan teratur.
• Bahan-bahan yang didapat dari bacaan/literature dapat dituliskan dalam
beberapa bentuk, yaitu:
• a. Kutipan langsung, jika kita menyalin kata-kata dari sumber/literature tepat
seperti aslinya
• b. Kutipan tidak langsung, jika kita melakukan parafrasa atau mengungkapkan
kembali maksud dari penulis dengan kata-kata kita sendiri
• c. Rangkuman atau ringkasan, jika kita meringkas dan menyaring yang kita baca
• d. Review, jika kita mengulas dan mengevaluasi terhadap ide atau gagasan yang
dikemukakan penulis
Kutipan
• Pinjaman pendapat dari seorang pengarang, baik berupa tulisan dalam buku,
artikel, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk
lisan.
• Penggunaan teori, konsep, ide, dan sejenisnya yang berasal dari sumber lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Semua pengutipan harus disertai
perujukan. Kealpaan untuk merujuk kutipan dapat dianggap melanggar etika
penulisan karya ilmiah.
• Bertujuan untuk meminjam pemikiran orang lain untuk melengkapi tulisan kita
tanpa menghilangkan penghargaan kita kepada orang yang pemikiran/ ide/
gagasannya kita pinjam.
FUNGSI
Bahan bukti
Penguat Penjelasan suatu
Landasan teori untuk menunjang
pendapat penulis uraian
pendapat itu
YANG PERLU DIPERHATIKAN
Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
Pembuatan
draf awal atau Revisi Publishing
penuangan ide
Pembacaan Pemeriksaaan
Ulang Mitra bestari
Tahapan Penulisan
Tahap 1
Pra-menulis (prewriting), yang terdiri dari dua jenis aktivitas,
yaitu: a. tahapan penggalian dan pengayaan ide yang dapat
dilakukan melalui perenungan (brainstorming), membaca bahan
pustaka yang relevan, pembuatan peta pikiran; b. penentuan
karakteristik pembaca, tujuan dan bentuk tulisan
Tahap 2
Pembuatan draf awal atau penuangan ide kedalam tulisan. Dalam
tahapan ini, yang terpenting adalah ide-ide yang telah
terakumulasi dalam pikiran dapat mengalir dan dituangkan
kedalam tulisan. Draf awal tidak harus ditulis rapi. penulis tidak
perlu terlalu menghawatirkan aturan atau kaidah-kaidah
penulisan
Tahap 3
Pembacaan Ulang
Setelah menuangkan ide-ide dalam bentuk draf awal, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pembacaan ulang.
Tahapan ini dilakukan untuk mengoreksi draf awal dan
menuliskannya ke dalam bentuk yang memenuhi kaidah-kaidah
penulisan.
Tahap 4
Pemeriksaaan Mitra bestari (share with a peer revisor)
Tahapan ini dilakukan dengan meminta seseorang
membaca naskah yang sudah ditulis ulang untuk
mengidentifikasi kelemahan (struktur, kosa kata,
pengutipan, kejelasan ide, tatabahasa) dengan tujuan
melakukan perbaikan.
Tahap 5
• Revisi (revise) merupakan tahapan perbaikan ulang terhadap naskah dengan cara
menambah atau mengurangi detil pendukung dan hal-hal lain yang teridentifikasi setelah
melalui pemeriksaan oleh mitra bestari.
Tahap 6.
• Pengeditan (editing) atau perbaikan teknik penulisan dan ejaan
Tahap 7.
• Penulisan Naskah akhir atau final drafting
Tahap 8
• Penerbitan (publishing) atau pengiriman naskah ke redaktur jurnal atau penerbit untuk
diterbitkan