Anda di halaman 1dari 25

KEBIJAKAN PROGRAM

IMUNISASI NASIONAL

KEPALA DINAS KESEHATAN


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KENAPA HARUS IMUNISASI?

❑ 2-3 juta kematian dapat dicegah


tahun dengan
setiap
imunisasi

❑ Imunisasi dapat mencegah lebih dari


26 penyakit

❑ Membantu mengurangi
membatasi/
terjadinya resistensi antibiotik karena dapat
mencegah penyakit pada tahap awal
JADWAL IMUNISASI RUTIN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA IMUNISASI LANJUTAN PADA WUS 🡺 HARUS MELALUI SKRINING

UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI Status Interval Minimal Masa Perlindungan


0 Hepatitis B Imunisasi Pemberian
1 BCG, OPV1 T1 - -
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1* T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2*
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV
9 MR T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
10 JE** T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
12 PCV3*
-DT HPV** HPV**
18 DPT/HepB/Hib4, MR2 Td
* Dilakukan di seluruh Indonesia secara bertahap Td
** Hanya di Kab/Kota terpilih -MR

Kelas Kelas Kelas Kelas


BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH 1 2 5 6
SD SD SD SD
IMUNISASI DASAR LENGKAP

Imunisasi Dasar Lengkap saja


belum cukup memberikan
perlindungan terhadap PD3I
karena beberapa antigen PERUBAHAN PARADIGMA
memerlukan booster/
pemberian dosis lanjutan pada
usia 18 bulan, usia anak sekolah
(BIAS) dan usia dewasa (WUS)

IMUNISASI RUTIN LENGKAP


TARGET INDIKATOR IMUNISASI PADA RPJMN
DAN RENSTRA 2022-2024 (REVISI)

Hasil capaian didapat dari data rutin


Sumber:EVALUASI RUTIN TRIWULAN I 2022)
CAKUPAN IMUNISASI DASAR
LENGKAP2020 DAN 2021 NASIONAL
85 DATA CAKUPAN BULANAN TERUS NAIK
WALAUPUN PUNCAK PNDEMI VARIAN
75 90 DELTA DIBULAN JULI 2021 TETAPI NAM-
PAK TIDAK TIDAK TERLALU BERPENGARUH 80.2
KENAIKAN CAKUPAN DIBANDING DENGAN CAKUPAN TAHUN
65 BULANAN DI TAHUN 80 2020 71.9
2021 HAMPIR SETIAP STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI DIS- 75.4
64.6
BULAN DIBANDING
55 DENGAN DATA CAKU- 70 AAT PANDEMI BISA DIJALANKAN DENGAN
OPTIMAL 64.8
PAN 2020 58
45 60 51
45.8
35 50 39.8 46.6
40 33 41.4
Axis Title

25 37.5
26.9 33.5
15 30 20.4 29.1
23.1
5 20 13.1 17.7 19.4
6.1 12.8
Jan Pe- Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 10
bru s t 6.3
ari 0
20 6.3 12.8 17.7 19.4 23.1 29.1 33.5 37.5 41.4 46.6 64.8 75.4
20
20 6.1 13.1 20.4 26.9 33 39.8 45.8 51 58 64.6 71.9 80.2
21
2020 2021

Sumber: Data Rutin s.d 24 November 2021 (Data Oktober)


CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PER PROVINSI
TAHUN 2021
TARGET
100.0
89.8 87.5 87.5 87.5 93.6 %
90.0 86.3
80.8 80.5 79.5 77.2 80.2
80.0 76.5
71.1 69.6 68.9
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
-
T I
GA
H U I N AN AR
U LA G
PI
N AR RA N
AR
U BU NS
L A AS T A ON N J A GA M I
EN H RM L A
AR
B KU
BA
L TA BA IU
T N AB BU OV
IT NA A SE J TO A LA T H PR
GA NJ AI N RI TA G BA KO
TA BA N NA
N BA NG BA SU TA
SU S U
LU
ULU LU H U
H H U

Ada 7 Kako yang mencapai indicator


Jumlah kabupaten/kota yang mencapai 80% Imunisasi Dasar Lengkap anak usia
0-11 bulan
Series1 Series2
Pemetaan Cakupan IDL Kabupaten/Kota Tahun 2021

<60% ≥ 60% - < ≥ 93.6%  Dari 13 kabupaten/kota di Kalsel tidak ada yang berhasil mencapai
93.6%
target cakupan IDL nasional (93,6%)
 Sebanyak 13 kabupaten/kota memiliki cakupan IDL dibawah 90 sd
0 Kab/Kota 13 Kab/Kota 0 Kab/Kota
68.9%
Cakupan Campak Rubela Baduta Provinsi Tahun 2021
[Data Cakupan Imunisasi Januari –Desember]

90.0 TARGET
80.0 73.6 81 %
70.0
61.0 58.8
60.0 55.3
50.4 50.0 48.7
50.0 46.5 45.4
41.7 40.3
40.0 33.9 32.0
30.0
28.2
20.0
10.0
-

Series1 Series2
 Banjarbaru menjadi Kota dengan Cakupan MR Baduta tertinggi yaitu 73.6% walaupun masih
belum mencapai target Nasional, yang terendah adalah Kab.HSU yaitu 28.2 %.
 Capaian cakupan MR Baduta Provinsi tahun 2021 sebesar 48.7% dengan target 81%, terjadi gap
sebesar 32,3 %
PERBANDINGAN CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK RUBELA BADUTA
PER KABUPATEN/KOTA TAHUN 2020 DAN 2021
2020
<50% ≥ 50% – <63.7% ≥ 63.7%
333 Kab/Kota 91 Kab/Kota 90 Kab/Kota

Target Imunisasi Campak Rubela Lanjutan 2020 = 76,4%

2021
<50% ≥ 50% – <67.5% ≥ 67.5%
387 Kab/Kota 96 Kab/Kota 31 Kab/Kota

Target Imunisasi Campak Rubela Lanjutan 2021 = 81%

Jumlah Kabupaten/Kota mencapai target bulan Oktober tahun 2021 lebih rendah dibandingkan tahun 2020
CAKUPAN CAMPAK & RUBELA BAYI USIA
9 BULAN TAHUN 2017 SD 2021

100
95
90

80
84.9 87.5 86.4
80.1
70
75.6
60

50

40

30

20

10

0
2017 2018 2019 2020 2021
Series1 Series2
Perkiraan anak 9 bulan yang belum mendapatkan
Campak Rubella 2017 & 2021

PROVINSI 65413

TANAH BUMBU 11235


KOTABARU 9213
BANJAR 6876
BANJARMASIN 6215 Diperkirakan dari Tahun 2017 sd 2021
BARITO KUALA 5349
ada 65.413 anak yg tidak Mendap-
atkan Campak Rubela
TANAH LAUT 5154
HULU SUNGAI UTARA 5034 Tren penurunan cakupan campak
TAPIN 3418 rubella menyebabkan bertambahnya
TABALONG 3127 potensi munculnya kasus campak dan
BANJARBARU 2719 rubella
HULU SUNGAI TENGAH 2585
HULU SUNGAI SELATAN 2471
BALANGAN 2017
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000
PERBANDINGAN CAKUPAN PERANTIGEN TAHUN
2020 & 2021

85.0
65.0
45.0
25.0
Axis Title

5.0
HBO BCG POL 1 DPTHB- POL 2 DPTHB- POL 3 DPTHB- POL4 IPV MR IDL BOSTER BOSTER
HIB 1 HIB 2 HIB3 DPTHB- CAMPAK/
HIB MR
2020 85.016515 82.267241 81.854033 82.304111 82.368761 79.762089 80.010343 77.103697 77.126971 45.345228 75.555986 75.374967 53.178713 45.744788
743334 0544957 4836287 7145074 3136799 4750452 9358676 9570727 8127748 8595811 5528834 6752004 7888136 8897352

2021 87.720841 84.977932 83.319813 85.115461 83.999829 80.891087 79.440908 79.001460 77.715719 73.087336 80.063223 80.183717 51.883889 48.743211
9836938 9877772 5646818 4915725 8909885 7053712 3821216 1023489 49024 8016671 8492834 7324469 3198862 7920869

RATA-RATA VAKUPAN TIAP ANTIGEN NAIK DIBANDINGKAN TAHUN 2020 YANG CUKUP SIGNIFIKAN ADALAH
KENAIKAN ANTIGEN IPV (INACTIVE POLIO VAKSIN)
Bagaimana apabila Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
seorang anak kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
berbahaya sehingga MUDAH TERTULAR PENYAKIT,
tidak MMENDERITA SAKIT BERAT, SERTA MENDERITACACA
BAHKAN MENINGGAL DUNIA . Selain itu, merekaT juga
mendapatkan dapat MENJADI SUMBER PENULARAN PENYAKIT bagi
orang lain.
imunisasi rutin
lengkap??
KLB Akumulasi anak yang tidak mendapat
imunisasi rutin lengkap mengakibatkan
tidak akan terbentuk Kekebalan
PD3I Kelompok atau Herd Immunity
SITUASI PANDEMI MENURUNKAN CAKUPAN
IMUNISASI
❑ Ketakutan orang
tua tertular COVID-19 di puskesmas,
posyandu atau fasyankes lainnya
❑ Tutupnya layanan imunisasi pembatasan sosial
akibat
berskala besar atau penularan COVID-19 di
fasyankes tersebut
❑ Kekhawatiran tenaga kesehatan terpapar COVID-19
saat pelayanan imunisasi akibat kekurangan Alat
Pelindung Diri

KMK Nomor HK.01.07/Menkes/4632/2021 tentang Petunjuk


Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa pandemi COVID-19
PELAKSANAAN IMUNISASI RUTIN PADA MASA
PANDEMI COVID-19
Prinsip dasar:
❑ Pada masa pandemi COVID-19, imunisasi tetap harus diberikan sesuai jadwal untuk
melindungi anak dari PD3I.

Rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI):


❑ Imunisasi harus tetap diupayakan lengkap sesuai jadwal. Penundaan imunisasi akan
memperbesar risiko KLB PD3I

❑ Strategi pemberian imunisasi harus mempertimbangkan situasi epidemiologi COVID-19,


kebijakan pemerintah daerah, serta situasi epidemiologi PD3I.

❑ Pelayanan imunisasi dilakukan dengan menerapkan prinsip pencegahan dan


pengendalian infeksi serta prinsip menjaga jarak aman 1-2 meter (physical distancing),
sehingga pelaksanaan imunisasi tetap AMAN untuk petugas kesehatan dan sasaran.

❑ Pemberian imunisasi ganda menjadi upaya yang efektif dan efisien untuk optimalisasi
pelayanan imunisasi pada masa pandemi COVID-19.
STRATEGI PENGUATAN IMUNISASI RUTIN
LENGKAP

Penguatan dari sisi supply

Monev dengan Laporan Upaya intervensi


Microplanning
PWS
• Membagi • Melakukan • Menyampaika • Melakukan
sasaran per analisa n hasil Analisa upaya sweeping
wilayah desa pencapaian saat mini minimal setiap 3
dan target target per bulan lokakarya di bulan bersama
imunisasi per (Pemantauan tingkat PKK dan kepala
bulan Wilayah kecamatan desa
Setempat/PWS)

Penguatan dari sisi demand


1. Reminder melalui whatsapp, my village my home
2. Pelibatan tokoh masyarat dan tokoh agama dalam
mengedukasi masyarakat
3. Media KIE yang lokal spesifik
Tugas Daerah untuk mengurangi Jumlah Anak Belum
Lengkap Imunisasi Dasar dan Baduta

Konsep Penjangkauan Sasaran

wajib pastikan semua anak memiliki


akses dan kesempatan mendapatkan
imunisasi (tanpa memandang status
sosial, ekonomi, geografis dan jenis mencegah naiknya jumlah anak
kelamin belum/tidak lengkap imunisasinya 
kegiatan pelacakan bayi dan baduta di
wilayah kerja pusk
Puskesmas dibantu kader Kesehatan 
melacak anak-anak yg belum
mendapatkan imunisasi sama sekali tp Meminimalkan
usianya merupakan sasaran imunisasi (Left Missed
Out) dan yang belum lengkap Opportunity (MO)
imunisasinya (Drop Out).
INSTRUMEN
Penjangkauan Sasaran

Instrumen pelacakan/Defafulter Tracking (DT)

Meminimalkan Missed opportunity (MO) atau


hilangnya kesempatan seorang anak untuk
memperoleh imunisasi sesuai jadwal.

1 My Village My Home (MVMH) 3 Kotak Pengingat

2 Daftar Pelacakan 4 Kantong Imunisasi

Pengiriman pesan pengingat melalui Short


5 Message Service (SMS) / WhatsApp (WA)
DROP OUT FOLLOW UP (DOFU)

upaya untuk menjangkau bayi yang sudah mendapatkan


kesempatan pertama imunisasi namun tidak menyelesaikan
rangkaian dosis pemberian sesuai jadwal

DOFU fokus untuk melengkapi status dan dosis imunisasi anak


penghitungan DO dengan menggunakan cakupan DPT-HB-
Hib1 dikurang DPT-HB-Hib3 atau DPT-HB-Hib1dikurang
Campak Rubela
Lakukan DOFU sebelum kantong imunisasi semakin berat kr jumlah anak tidak lengkap
imunisasi semakin banyak, karena apabila terjadi KLB maka saat ORI pemberian imunisasi
dilakukan tanpa memandang status, sbg upaya memutus mata rantai transmisi
Strategi Bersama Pusat dan Daerah dalam Peningkatan
Capaian Program Imunisasi

Tenaga Kesehatan • Tenaga kesehatan Puskesmas khusus untuk


Imunisasi imunisasi rutin

Meningkatkan Posyandu • Minimal 80% Posyandu aktif


Aktif

Bulan Imunisasi Anak • Bekerjasama dengan TNI-POLRI, PMI, BKKBN, Organisasi Profesi, Organisasi
Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, Asosiasi dan Perhimpunan Faskes
Sekolah dan Swasta

• Akses realtime sertifikat Imunisasi Dasar Lengkap dan Lanjutan melalui


aplikasi Citizen Health Application (Pengembangan dari Peduli Lindungi)
Sistem Informasi yang digunakan untuk:
• Penggunaan pribadi pasien
Realtime • Klinik dan daerah untuk mengejar cakupan
• Monitoring pusat
PESAN KUNCI

Dalam Rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata serta berkualitas
di setiap wilayah maka seluruh daerah dihimbau untuk:
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan imunisasi yang berkualitas
2. Memastikan setiap anak mendapat imunisasi rutin lengkap
3. Melakukan upaya untuk melengkapi status imunisasi anak, salah satunya dengan
melaksanakan catch-up imunisasi atau imunisasi kejar
4. Menggerakkan sumber daya semua sektor terkait, termasuk swasta dan dunia
usia, untuk mendukung imunisasi
KESIMPULAN

• Situasi pandemi telah menghambat pelaksanaan program kesehatan, termasuk


program imunisasi

2. Terjadi penurunan cakupan imunisasi sebagai akibat dari pandemi, bila


dibandingkan dengan kurun waktu yang sama pada tahun sebelumnya, dan
kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya KLB PD3I yang akan memberikan
beban ganda bagi Pemerintah dan masyarakat

3. Perlu upaya percepatan yang serius dalam pelaksanaan penguatan program


imunisasi dengan dukungan konkrit seluruh pihak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai