APPROXIMATE CALCULATION
OF AREAS AND VOLUME
Kelompok 7
Engky Togelang-Vadly Makingguang-Frengki Siwi-
Indra Abdul-Jhon W Tulung
• Kapal Kargo: Pada kapal kargo, WPA adalah luas permukaan air yang bersinggungan dengan
bagian tepi atas lambung kapal pada garis air muat (load line). WPA dapat bervariasi tergantung
pada dimensi dan bentuk lambung kapal.
• Kapal Pesiar: Pada kapal pesiar, WPA juga menjadi faktor yang penting dalam perancangan.
Dalam hal ini, luas permukaan air yang bersinggungan dengan bagian lambung yang melengkung
pada garis air muat akan mempengaruhi stabilitas dan kenyamanan kapal dalam menjalankan
perjalanan di laut.
• Kapal Tanker: Pada kapal tanker, WPA akan berhubungan langsung dengan kapasitas kargo
maksimum yang dapat diangkut oleh kapal. Selain itu, WPA juga menjadi faktor penting dalam
menjaga stabilitas kapal saat tanki kargo kosong atau terisi secara seimbang.
• Kapal Selam: Pada kapal selam, WPA juga memiliki peran penting dalam menentukan stabilitas,
manuverabilitas, dan kemampuan kapal dalam menahan tekanan air laut. WPA pada kapal selam
melibatkan luas permukaan air yang bersinggungan dengan bagian lambung dan kemudi.
b. VOLUME OF DISPLACEMENTS
• Volume of displacement adalah istilah yang digunakan dalam dunia pelayaran untuk
menggambarkan volume air yang dipindahkan oleh sebuah kapal saat kapal tersebut
mengapung di permukaan air. Konsep ini merupakan dasar dalam perancangan,
analisis, dan operasional kapal.
• Volume of displacement diukur dalam satuan volume, seperti kubik meter (m³) atau
kubik kaki (ft³).
• Secara keseluruhan, volume of displacement adalah ukuran penting yang
memberikan gambaran tentang seberapa besar kapal dipindahkan oleh air saat kapal
mengapung. Melalui pemahaman dan perhitungan yang tepat, volume of
displacement memberikan wawasan yang penting dalam desain, operasional, dan
evaluasi performa kapal.
RUMUS VOLUME OF DISPLACEMENTS
• Displacement merupakan parameter penting lainnya yang menentukan kemampuan kapal dalam
menopang bobotnya sendiri dan muatan yang diangkut. Konsep ini juga berkaitan dengan prinsip
Archimedes, yang menyatakan bahwa gaya apung yang diterima oleh sebuah benda di dalam air
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut.
• Displacement juga berkaitan dengan kecepatan kapal, karena displacement merupakan salah satu
faktor yang menentukan kekuatan daya angkat kapal saat melaju di dalam air. Semakin besar
displacement, semakin besar daya angkat kapal, dan kapal dapat berlayar dengan kecepatan yang
lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa semakin tinggi kecepatan kapal, semakin besar pula
resistansi hidrodinamik yang dihadapi oleh kapal.
• Dalam operasional kapal, displacement juga menjadi faktor penting dalam menentukan daya dukung
kapal. Kapal harus memiliki daya dukung yang cukup untuk menopang bobotnya sendiri dan muatan
yang diangkut. Perhitungan displacement juga berguna dalam pengukuran trimp kapal, yaitu distribusi
beban kapal di sepanjang poros akson kapal. Hal ini penting untuk memastikan bahwa beban kapal
terdistribusi secara merata dan kapal tetap stabil dan aman dalam pengoperasiannya
RUMUS DISPLACEMENTS
Displacement dapat digambarkan sebagai bobot kapal yang sama dengan berat
volume air yang dipindahkan kapal saat berada di dalam air. Displacement dapat
dihitung menggunakan rumus:
• Form coefficient value (Cv) merupakan sebuah rasio antara volume of displacement
dan luasan prisma kapal. Luasan prisma sendiri merupakan ukuran dari kapasitas
atau volume ruang yang terdapat di dalam lambung kapal dan diukur pada batas air
contact kapal dengan air laut. Cv pada dasarnya menggambarkan seberapa efisien
lambung kapal dalam memotong air saat kapal bergerak, sehingga semakin kecil nilai
Cv, semakin efisien atau cepat kapal tersebut bisa bergerak.
• Dalam prakteknya, perhitungan Cv diperhitungkan bersamaan dengan faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kecepatan kapal, seperti titik berat dan dimensi kapal. Dalam
contoh penggunaannya, analisis terhadap Cv dilakukan untuk menentukan performa
hidrodinamik dari suatu kapal dan potensi kecepatan kapal dalam berlayar. Analisis ini
melebar pada perhitungan resistensi kapal serta daya angkat dan stabilitas kapal,
yang dapat memberikan gambaran lebih lengkap tentang performa suatu kapal.kapal.
RUMUS FORM KOEFFISIEN VALUE (Cv)
• Untuk menghitung luasan prisma, digunakan rumus yang memanfaatkan faktor Water Plan Area dan panjang
kapal (Length between perpendiculars/LBP):
Luasan prisma = Water Plan Area x LBP
• Water plan area sendiri mengacu pada luas keseluruhan lambung kapal pada titik di mana air menyentuh kapal
saat kapal diam di permukaan laut. Sedangkan LBP merupakan jarak antara titik tegak lurus pada garis depan
dan belakang kapal.
Secara matematis, rumus untuk menghitung Cv adalah:
Cv = Volume of displacement / (LBP x Water Plan Area)
• Perhitungan form coefficient value ini penting karena berkontribusi pada perancangan dan evaluasi kinerja kapal.
Semakin kecil nilai Cv, semakin besar kecepatan kapal pada kecepatan tertentu karena kapal memiliki efisiensi
yang lebih baik dalam mereduksi hambatan air. Selain itu, perhitungan ini juga berguna untuk memilih jenis serta
rancangan kapal yang tepat sesuai dengan kebutuhan penggunaan kapal tersebut. Sebagai contoh, kapal-kapal
cepat atau kapal perang cenderung memiliki nilai Cv yang lebih kecil daripada kapal-kapal kargo atau kapal
penumpang yang bukan kapal cepat karena prioritas kecepatan kapal cenderung menjadi faktor yang lebih
penting bagi kapal-kapal tersebut.
e. TPC VALUE
• TPC Value atau Tons Per Centimeter adalah salah satu parameter penting dalam
penentuan kapasitas angkut kapal. TPC Value mengacu pada berapa ton kargo yang
dapat diangkut oleh kapal per sentimeter draft kapal.
• TPC Value diperoleh melalui perhitungan dan pengujian pada saat kapal dalam
keadaan muat. TPC Value akan berbeda-beda setiap kapalnya tergantung pada
ukuran, tipe, dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kapal.
• Ada beberapa faktor yang mempengaruhi TPC Value, antara lain:
Ukuran kapal
Tipe kapal
Bahan pembuatan kapal
Draft kapal
RUMUS TPC VALUE
• Bentuk lambung kapal. Bentuk bagian bawah lambung kapal dapat mempengaruhi posisi
LCF. Jika lambung kapal lebih ramping di bagian depan, maka LCF akan cenderung
berada di depan. Sebaliknya, jika lambung bagian depan lebih lebar atau memiliki bentuk
lain yang menghasilkan pelampung di bagian depan lebih besar, maka LCF akan berada di
belakang.
• Bentuk dek kapal. Bentuk dek kapal juga dapat mempengaruhi posisi LCF. Jika dek kapal
lebih tinggi di bagian depan, maka pusat pelampung akan lebih tinggi di bagian depan dan
LCF akan cenderung berada di belakang.
• Distribusi muatan. Pembebanan muatan pada kapal juga dapat mempengaruhi posisi LCF.
Jika muatan lebih banyak terkonsentrasi di bagian depan kapal, maka LCF akan bergerak
ke depan. Sebaliknya, jika muatan lebih banyak terkonsentrasi di bagian belakang kapal,
LCF akan bergerak ke belakang.
Untuk menghitung posisi LCF (Longitudinal Center of Flotation)
FWA = W - (A x C)
Di mana:
• FWA = Fresh Water Allowance Value
• W = Kapasitas tangki air tawar dalam metrik ton (MT)
• A = Kebutuhan air tawar per orang per hari dalam liter (L)
• C = Jumlah awak kapal
RUMUS 2 FRESH WATER ALLOWANCE VALUE
FWA = C - (U × A × D)
Di mana:
FWA = Fresh Water Allowance (cadangan air tawar) dalam satuan volume (L atau galon)
C = Kapasitas tangki air tawar (L atau galon)
U = Jumlah pengguna air tawar (awak kapal)
A = Kebutuhan air tawar per orang per hari (L/orang/hari)
D = Durasi perjalanan (hari)
Perhatikan bahwa satuan volume (L atau galon) yang digunakan dalam rumus harus
konsisten. Jika informasi yang Anda miliki menggunakan satuan berbeda, pastikan Anda
mengubahnya ke dalam satuan yang sama sebelum melakukan perhitungan
h. DOCK WATER ALLOWANCE VALUE
Dock water allowance value (DWAV) adalah nilai yang mengindikasikan jumlah cadangan air
balast yang dimiliki oleh kapal saat berlabuh di dermaga. DWAV penting untuk memastikan
bahwa kapal memiliki cukup air balast yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan
keamanan saat beroperasi di laut.
Air balast adalah air yang dimuat di dalam atau di luar kapal untuk membantu menjaga
kestabilan, meningkatkan daya apung, mengimbangi berat kapal, dan memperbaiki
keseimbangan muatan di atas kapal. Kapal-kapal yang memiliki tangki air balast dapat
mengatur jumlah air balast yang dimuat atau dibuang sesuai kebutuhan untuk menjaga kapal
tetap seimbang, aman, dan efisien dalam berlayar. Sebagai contoh, kapal yang telah
menurunkan kargo di suatu pelabuhan tetapi belum mengambil kargo baru dapat memiliki
keseimbangan yang buruk karena berat kapal menjadi lebih ringan. Air balast kemudian
dapat dimuat di dalam tangki kapal untuk menyeimbangkan kapal dan meningkatkan daya
apung kapal, sehingga kapal tetap stabil saat berlayar.
RUMUS DOCK WATER ALLOWANCE VALUE
DWAV biasanya dihitung berdasarkan volume tangki air balast kapal. Tangki air balast
merupakan ruang-ruang di dalam kapal yang disediakan khusus untuk menampung air
sebagai balast. Air balast digunakan untuk menjaga stabilitas kapal, mengimbangi keberatan
dari muatan atau tumpahan yang tidak merata, serta mengatur ketinggian hidrostatik kapal
yang menyelam dalam air.
Untuk menghitung DWAV, berikut adalah rumus yang umum digunakan:
• Volume Tangki Air Balast: Volume total air balast yang dapat diangkut oleh kapal (m³)
• Konstanta: Sebuah angka faktor yang digunakan untuk mengkonversi volume tangki air balast menjadi tonase
kapal. Konstanta ini bergantung pada berbagai faktor, seperti kepadatan air, kapasitas tangki air balast, dan
karakteristik kapal. Nilai konstanta dapat bervariasi antara kapal-kapal yang berbeda.
Beberapa cara penggunaan DWAV dalam operasi kapal: