Anda di halaman 1dari 8

1

TUGAS MAKALAH

EFFECT OF DENSITY
Yetwin Samatara - Alprens Harimisa - Noldi Bekentegu - Ivendy Tamaroba

PASIS ANT II ANGKATAN 1


2023
Pendahuluan 2

• Efek kepadatan kapal merupakan perubahan yang terjadi pada kapal ketika
massanya tidak terdistribusi secara merata di dalam air. Ketika kapal memiliki
kepadatan yang lebih besar dari kepadatan air, maka akan tenggelam.
Sebaliknya, jika kapal memiliki kepadatan yang lebih kecil dari air, maka kapal
akan mengapung.
• Perubahan kepadatan kapal dapat mempengaruhi stabilitas dan kinerja kapal.
Jika massa kapal tidak terdistribusi dengan baik, maka dapat menyebabkan
kapal menjadi tidak seimbang, yang dapat menyebabkan terguling atau
terbaliknya kapal. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan penyebaran
massa secara merata di dalam kapal.
• Selain itu, efek kepadatan juga dapat mempengaruhi daya apung kapal. Daya
apung adalah gaya vertikal yang bekerja pada kapal dan menghasilkan gaya ke
atas yang mencegah kapal tenggelam. Kapal dengan kepadatan lebih kecil dari
air akan mendapatkan daya apung yang cukup untuk mengapung. Sedangkan
kapal dengan kepadatan lebih besar dari air akan menciptakan daya apung yang
lebih kecil sehingga cenderung tenggelam.
PENGARUH BERAT JENIS PADA SARAT DAN BERAT BENAMAN KAPAL 3

Pengaruh berat jenis pada sarat dan berat benaman kapal atau dalam istilah bahasa
Inggris disebut "Effect of Density on Draft and Displacement" mengacu pada perubahan
1 yang terjadi pada sarat dan berat benaman kapal ketika berat jenis fluida di mana kapal
berada berubah.

Sarat kapal adalah ketinggian bagian bawah kapal di bawah permukaan air, sedangkan
berat benaman kapal adalah total berat fluida yang dipindahkan oleh kapal ketika
2 bergerak di dalam air. Kedua faktor ini memiliki ketergantungan pada berat jenis fluida,
yang merupakan perbandingan antara massa fluida dengan volume yang ditempatinya.
Ketika berat jenis fluida meningkat, misalnya jika kapal berpindah dari air tawar ke air laut
yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi, sarat kapal akan semakin dalam. Hal ini
karena fluida yang lebih padat membutuhkan lebih banyak ruang untuk displacement,
3 sehingga kapal harus turun lebih dalam agar bisa memenuhi kebutuhan ruang tersebut.
Dengan kata lain, berat jenis yang lebih tinggi akan menyebabkan peningkatan dalam
draft kapal.
Berat Benaman Tetap Sarat Berubah" dan "Sarat Tetap Berat Benaman Berubah 4

Berat Benaman Tetap Sarat Berubah: Ini berarti bahwa berat benaman kapal
tetap sama terlepas dari muatan kapal, tetapi sarat kapal, atau kedalaman imersi
kapal dalam air, dapat berubah tergantung pada muatan. Dalam hal ini, semakin
berat muatan kapal, semakin dalam kapal terendam di air, yang berarti sarat
1 kapal meningkat. Oleh karena itu, kestabilan kapal harus dihitung kembali
berdasarkan sarat yang berubah saat muatan kapal berubah.
Sarat Tetap Berat Benaman Berubah: Ini berarti bahwa sarat kapal tetap sama
terlepas dari muatan, tetapi berat benaman kapal dapat berubah tergantung pada
muatan. Dalam hal ini, ketika muatan kapal meningkat, berat benaman kapal juga
akan meningkat, yang dapat mempengaruhi pusat gravitasi kapal dan
2 kestabilannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan kembali untuk
menetapkan titik berat dan pusat gravitasi kapal agar tetap stabil dengan muatan
yang berubah

Kedua konsep ini berhubungan dengan penyebaran massa di kapal. Penting untuk memperhatikan
penyebaran massa dengan baik dalam kapal untuk memastikan kestabilannya dan menghindari risiko
>>>> terguling atau terbaliknya kapal saat berlayar. Dengan memperhitungkan berat benaman dan sarat
kapal, serta menyeimbangkan distribusi massa dengan bijak, kapal dapat beroperasi dengan aman
dan efisien di air.
BERAT BENAMAN (DISPLACEMENT) 5

Berat Benaman Mati (Deadweight Displacement): Ini adalah berat total kapal,
1 termasuk muatan kargo, bahan bakar, air ballast, air tawar, kru, penumpang, dan
semua peralatan yang ada di atas kapal saat dalam kondisi normal
pengoperasian.
Berat Benaman Kosong (Lightship Displacement): Ini adalah berat kapal saat
tidak ada muatan, penumpang, bahan bakar, atau air ballast di atas kapal. Ini
2 menunjukkan berat kapal itu sendiri, termasuk struktur, mesin, peralatan, dan
sistem lainnya.
Berat Benaman Penuh (Full Load Displacement): Ini adalah berat kapal ketika
3 terisi dengan muatan penuh, termasuk semua muatan kargo, bahan bakar, air
ballast, penumpang, dan peralatan lainnya seperti pada kondisi operasional
normal.
Dalam perencanaan kapal, berat benaman sangat penting dalam menetapkan stabilitas kapal, posisi
pusat gravitasi kapal, dan memastikan bahwa kapal memiliki daya apung yang cukup untuk
mengangkut muatan dengan aman. Berat benaman juga berperan dalam menghitung kecepatan dan
konsumsi bahan bakar kapal, serta penentuan kapasitas kargo maksimum yang dapat diangkut oleh
kapal.
VOLUME BENAMAN (VOLUME OF DISPLACEMENT) 6

Volume air benaman (displaced water volume): Ini adalah volume air yang
1 tergantung pada bentuk lambung kapal. Volume ini diperoleh dengan mengukur
dimensi kapal, termasuk panjang, lebar, dan tinggi lambung di beberapa titik dan
kemudian menghitung volume yang dihasilkan oleh bentuk kapal.
Volume bahan bakar (fuel volume): Ini adalah volume bahan bakar yang ada di
dalam kapal, seperti minyak bakar atau solar. Volume ini dapat dihitung
2 berdasarkan densitas bahan bakar dan massa yang diperkirakan untuk bahan
bakar.
Volume muatan (cargo volume): Ini adalah volume ruang kargo di kapal yang
3 mengacu pada volume yang ditempati oleh muatan yang diangkut. Volume ini
dapat beragam tergantung pada jenis kargo dan konfigurasi ruang kargo.

Volume air ballast (ballast water volume): Ini adalah volume air yang digunakan
untuk menambah berat kapal, meningkatkan stabilitas, atau mengatur kedalaman
4 sarat kapal. Volume ini dapat diukur atau diestimasi berdasarkan sistem ballast
kapal.
BOBOT YANG DIBONGKAR (WEIGHT OF DISPOSAL) 7

Jenis Muatan: Bobot yang dibongkar dapat terdiri dari berbagai jenis muatan, termasuk kargo yang
diangkut seperti barang-barang konsumen, bahan mentah, kendaraan, atau bahan kimia. Selain itu,
1 bobot juga mencakup bahan bakar yang dibawa untuk memberi tenaga pada kapal, air ballast yang
digunakan untuk mengatur stabilitas kapal, dan peralatan atau sistem lain yang terpasang di kapal.
Pengukuran Bobot: Setiap jenis muatan memiliki metode pengukuran bobotnya sendiri. Misalnya,
bobot kargo dapat diukur menggunakan timbangan atau peralatan lain yang memungkinkan
2 pengukuran yang akurat. Bobot bahan bakar dapat dihitung berdasarkan densitas bahan bakar dan
volume yang telah diisi dalam tangki bahan bakar kapal. Bobot air ballast juga dapat dihitung
berdasarkan volume air yang digunakan.
Pengaruh Bobot terhadap Stabilitas: Bobot yang dibongkar sangat mempengaruhi stabilitas kapal.
Kapal harus memiliki pusat gravitasi yang rendah untuk menjaga stabilitasnya saat dibebani dengan
3 muatan. Jika bobot yang dibongkar tidak didistribusikan dengan benar atau jika pusat gravitasi terlalu
tinggi, kapal dapat mengalami masalah stabilitas dan risiko terbalik.
Batas Bobot yang Dapat Dibongkar: Tiap kapal memiliki batas bobot yang dapat dibongkar yang
ditentukan oleh desain dan struktur kapal. Ini melibatkan pembebanan kapal secara keseluruhan,
4 termasuk bobot lambung, bobot struktur kapal, dan bobot sistem serta muatan. Melebihi batas bobot
yang diperbolehkan dapat mengancam integritas kapal, stabilitas, dan keselamatan pelayaran.
Pengaruh Cuaca: Bobot yang dibongkar juga perlu diperhitungkan dalam mempertimbangkan kondisi
5 cuaca dan pelayaran. Muatan yang tidak terikat dengan baik dan waspadai perubahan bobot yang
cepat, seperti pengurangan bahan bakar, dapat mempengaruhi stabilitas kapal dalam kondisi cuaca
ekstrem atau saat melewati perairan yang bergelombang.
SARAT (DRAFT) 8

Jenis Sarat Kapal: Sarat kapal terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sarat air (water draft), sarat pemuatan
(laden draft), dan sarat pemadatan (trim draft). Sarat air mengacu pada sarat dari kapal kosong atau
1 tanpa muatan, sementara sarat pemuatan mengacu pada sarat kapal yang mengangkut muatan. Sarat
pemadatan mengunci kedua jenis sarat sebelumnya dan merujuk pada jarak antara bagian depan dan
belakang kapal terhadap permukaan air.
Pengukuran Sarat Kapal: Sarat kapal dihitung berdasarkan titik tertinggi (tidal datum) dari bagian
terendah kapal yang sedang terendam. Pengukuran sarat dapat dilakukan dengan menggunakan
2 pengukur elektronik, garis pengukur, atau dengan mencatat perbedaan antara garis dermaga dan
tinggi air.
Batas Sarat Kapal: Setiap kapal memiliki batas sarat yang ditentukan oleh desain dan permukaan
kapal. Batas sarat mengacu pada tinggi maksimum atau minimum yang kapal dapat didorong ke
3 dalam air. Kebanyakan kapal memiliki indikator sarat lengkap yang digunakan untuk memonitor tinggi
air dan mencegah kapal untuk melebihi sarat batas.
Pengaruh Sarat terhadap Stabilitas: Sarat sangat mempengaruhi stabilitas kapal dalam berlayar. Jika
muatan kapal berat, maka kapal akan terendam lebih dalam pada air, yang dapat mempengaruhi
4 tingkat stabilitas kapal. Kapal yang terendam terlalu dalam dapat kehilangan stabilitas, dan bahkan
dapat mengalami risiko terbalik atau tenggelam.
Pengaruh Current: Arus air yang kuat atau perbedaan permukaan air laut juga dapat mempengaruhi
5 sarat kapal dan mengubah jarak antara kapal dan permukaan air. Ini dapat mempengaruhi stabilitas
kapal dan membuat kapten perlu memperhatikan kondisi cuaca saat mengukur sarat kapal.

Anda mungkin juga menyukai