LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS GAMBAR KEKUATAN MEMANJANG KAPAL
“KM. WIBISANA”
Disusun oleh :
Disetujui oleh :
DOSEN PEMBIMBING
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Kekuatan memanjang kapal adalah kekampuan kapal untuk berlayar baik dilaut
tenang maupun bergelombang dengan beberapa kondisi pembebananan berdasarkan analisa
struktur memanjang kapal.
Tujuan perhitungan kekuatan memanjang adalah untuk menentukan tegangan yang
dialami badan kapal sebagai suatu kesatuan pada arah memanjang. Tegangan ini diakibatkan
oleh keadaan dimana berat kapal pada suatu titik sepanjang kapal tidak disangga oleh gaya
tekan air ke atas yang sama besarnya. Syarat keseimbangan benda terapung hanya
menyebutkan bahwa resultan gaya berat dan resultan gaya tekan keatas adalah sama besar
dan berlawanan arahnya, serta bekerja dalam satu garis vertikal.
Jika perbedaan penyebaran memanjang antara gaya berat dan gaya tekan makin besar
maka pembebanan yang bekerja pada kapal makin besar pula.
Penyebaran memanjang dari berat kapal ditentukan oleh keadaan muatan, sedangkan
penyebaran gaya tekan keatas ditentukan oleh keadaan gelombang. Pada kapal pedalaman,
yang lebih menentukan adalah keadaan muatan, sedang pada kapal yang berlayar di
samudera, keadaan permukaan air yang gelombang juga ikut pula menentukan besarnya
pembebanan yang akan dialami oleh kapal dalam pelayarannya.
Pada umumnya perhitungan kekuatan memanjang dibuat berdasarkan keseimbangan
statis antara gaya berat dan gaya tekan keatas. Gaya-gaya inersia tidak diperhatikan disini
karena sudah tercakup dalam penentuan tinggi gelombang.
Berdasarkan refrensi : modul/diktat kekuatan kapal yang disusun oleh Budie Santosa,
dosen dari Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember didapatkan
informasi mengenai kekuatan kapal sebagai berikut tertera pada poin 1.1.1 sampai 1.4.1 :
Penggambaran trapesoidal didasarkan pada total dari massa Mo, dan jarak titik berat
terhadapmidship x.
Berdasarkan rumus-rumus untuk trapesoidal maka :
Biasanya distribusi berat seperti diatas hanya dipakai 1/3 bagiannya saja dari berat kapal
kosong sedang 2/3 bagiannya dianggap terdistribusi seperti distribusi gaya tekan keatas pada
air tenang, seperti diperlihatkan pada Gambar 1.5 berikut.
Distribusi berat kapal kosong yang lebih sederhana adalah merupakan gabungan antara empat
persegi panjang pada 1/3 L ditengah kapal dan trapesium pada 1/3 L diujung-ujungnya.
Adapun cara penentuan ordinat untuk penggambaran distribusi terpesium ini adalah sebagai
berikut .
Jika diperlukan harga-harga a, b, dan c yang lain, harga-harga a, b, dan c harus memenuhi
hubungan berikut :
Cara lain untuk menghitung distribusi berat kapal kosong adalah menggunakan cara
yang dibuat oleh Lloyd’s Register (1964). Cara ini dapat dipakai baik kalau berat kapal
kosong sudah diketahui terlebih dulu maupun belum.
Pada pokoknya, berat kapal kosong dengan perlengkapannya tetapi tanpa mesin dan
poros serta baling-baling dipecah menjadi dua, bagian badan kapal sampai geladak teratas
yang menerus dan bagian-bagaian lain seperti bagunan atas mesin-mesin geladak dan
sebagainya. Masing-masing bagian dihitung dengan rumus-rumus yang sudah tersedia
sehingga akhirnya didapat penyebaran berat keseluruhan, sebagai penjumlahan dari
penyebaran dari masing-masing bagian. Cara ini dikembangkan khusus untuk perhitungan
kekuatan memanjang dan lebih teliti dari cara yang disebutkan sebelumnya.
Sebagai contoh; Pernyataan sekat lintang atau bagian utama kontruksi lainnya sebagai
beban terpusatkan adalah tidak tepat, karena dari segi konstruksi, sedikit banyak beratnya
akan tersebar ke bagian lainnya hal tersebut diperinci dalam L.R.64 diatas.Pada perancangan
kapal saat ini, orang cenderung menghitung penyebaran berat kapal dengan menghitung
langsung dari hasil perencanaan konstruksi dengan cara pos per pos, agar diperoleh hasil yang
lebih teliti dan tepat. Disini harus diperhatikan bahwa letak titik berat dari masing-masing
kelompok berat yaitu muatan, permesinan, bahan bakar, perlengkapan dan peralatan, air tawar
dan sebagainya adalah sesuai dengan harga-harga menurut perhitungan berat.
Setelah lengkung berat kapal kosong diperoleh, kita lihat lengkung grafik kapasitas
ruangan dan perhitungan berat dari semua bagian-bagian lain yang telah didistribusikan
kearah memanjang.
Untuk kapal-kapal dengan kamar mesin ditengah dan penyebaran muatan yang
biasa,menurut pengalaman momen lengkung terbesar kebanyakan akan terjadi pada keadaan
kapal disatu puncak gelombang. Dalam hal ini dianggap bahwa bahan bakar, air dan
persediaan lainnya didaerah tengah kapal sudah dipakai habis, karena hal ini akan
menyebabkan keadaan terburuk.
Pada kapal-kapal dengan kamar mesin dibelakang keadaan kapal di dua puncak gelombang
akan memberikan momen lengkung terbesar dan dalam hal ini dianggap persediaan di daerah
ujung-ujung kapal sudah habis.
Jurusan TBK TG.KEKUATAN MEMANJANG KAPAL
D4 - T.Perancangan dan
Konstruksi Kapal
KM.WIBISANA Vega Aditya P.W 12 April 2018
PPNS 0115040005 Page: 6
Secara grafis distribusi berat badan kapal beserta segala muatan yang diangkut dalam
pelayarannya w(x) dapat dilihat pada Gambar 1.6 berikut ini :
Karena berat muatan merupakan bagian yang terbesar dari kumpulan muatan berat yang ada
pada kapal, maka penyusunan muatan sangat berpengaruh terhadap sistem pembebanan pada
kapal. Bila muatan kapal penuh dan kapal mempunyai kamar mesin dibelakang, maka
distribusi gaya berat akan cenderung terkumpul ditengah kapal, sebaliknya apabila muatan
pada kapal tidak ada ( kapal dalam keadaan kosong ), distribusi gaya berat akan cenderung
besar di ujung-ujung kapal.
Untuk kapal yang berlayar diperairan tenang, distribusi gaya tekan keatas ini dapat ditentukan
dengan cepat. Dari Diagram Bonjean dapat dibaca luas station untuk sarat yang ditentukan
dan jika luas yang didapat (dalam m2) dikalikan dengan 1,031.g akan didapat intensitas gaya
tekan keatas pada station tersebut. Untuk kapal yang berlayar dilaut bergelombang, mula-
mula harus digambarkan dahulu bentuk gelombang seperti yang diterangkan dalam pasal yang
Jurusan TBK TG.KEKUATAN MEMANJANG KAPAL
D4 - T.Perancangan dan
Konstruksi Kapal
KM.WIBISANA Vega Aditya P.W 12 April 2018
PPNS 0115040005 Page: 7
lalu, dengan skala meninggi dan memanjang, yang sama skala pada diagram Bonjean. Untuk
pendekatan pertama, sumbu gelombang diletakkan berimpit dengan sarat kapal. Kemudian
dihitung isi bagian kapal yang berada dalam gelombang dengan Simpson atau lainnya. Pada
umumnya displacement yang didapat tidak akan sama dengan berat kapal, jadi gelombang
perlu digeser pada arah vertikal.
Besarnya penggeseran diperkirakan dari :
Gambar 1.5 diatas menunjukkan; pergeseran perlu dilakukan ke atas, apabila gaya
berat kapal lebih besar dari pada gaya tekan keatas pada kapal di gelombang, dan sebaliknya
digeser kebawah, apabila gaya berat kapal lebih kecil dari pada gaya tekan keatas. Syarat
keseimbangan kedua yaitu bahwa titik berat dan titik tekan harus terletak pada satu garis
tegak, disini belum diperiksa dan akan dipenuhi dalam persamaan momen lengkung.
Dalam perhitungan diatas, bangunan atas juga dimasukkan dalam perhitungan
displacement apabila gelombang yang terjadi sampai mengenai bangunan atas.
Ruas kanan merupakan distribusi memanjang dari beban-beban yang bekerja pada kapal.
Dan f(x) merupakan selisih antara gaya tekan keatas dan gaya berat.
Jika lengkung diagram gaya berat kita kurangi dengan lengkung diagram gaya tekan
keatas, akan diperoleh lengkung penyebaran beban sepanjang kapal :
dan beban f(x) ini merupakan turunan kedua dari momen lengkung :
Besar gaya lintang adalah lengkung integral pertama dari beban f(x), oleh karena itu
persamaan gaya lintang dapat kita peroleh dari :
Jurusan TBK TG.KEKUATAN MEMANJANG KAPAL
D4 - T.Perancangan dan
Konstruksi Kapal
KM.WIBISANA Vega Aditya P.W 12 April 2018
PPNS 0115040005 P a g e : 10
Sesuai dengan persamaan (3.2), maka diagram momen dapat diperoleh dari integrasi
persamaan (3.3) :
Karena untuk x = 0 ; x = L ( dikedua ujung ) harga momen sama dengan nol , maka
besarnyakonstanta intergrasi adalah nol.
Jika diminta juga lenturan kapal, masih harus dilakukan dua kali intergrasi lagi .
Dari persamaan differensial garis lentur:
Dari hasil diatas dengan mengganti harga ϕ0 dari persamaan (3.5) dan persamaan (3.6)
didapat persamaan sudut lentur dan persamaan lenturan adalah sebagai berikut :
Persamaan sudut lentur ;
Jurusan TBK TG.KEKUATAN MEMANJANG KAPAL
D4 - T.Perancangan dan
Konstruksi Kapal
KM.WIBISANA Vega Aditya P.W 12 April 2018
PPNS 0115040005 P a g e : 11
BAB 2
PEMBAHASAN
Rute Perjalanan
Rute perjalanan ialah jauhnya jarak yang harus ditempuh oleh kapal dalam satu kali
perjalanan dalam satuan mil laut. Rute perjalanan ini juga menentukan banyak hal dari
perhitungan anatara lain : perhitungan tahanan kapal, konsumsi bahan bakar, konsumsi fresh
water / sea water untuk kebutuhan permesinan dan akomodasi, kebutuhan daya listrik dll.
KM. MUSTIKA GENERAL CARGO SHIP ini mengambil rute perjalanan :
Surabaya – Makasar
Distance : 502.891 mil
Time : radius pelayaran/kecepatan dinas kapal
= 502.891 mil/ 12.5 ml/jam
= 40.2318 jam
= 1.67 hari
Tinggi Gelombang Maksimum yang dilalui : 4 meter.
DAFTAR GAMBAR