Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL

FLOATING DOCK 6000 TLC


Bambang Sudjasta
Program Studi Teknik Perkapalan-FakultasTeknik, UPN ”Veteran” Jakarta, Jakarta Selatan, Indonesia
Email : karebet_m@yahoo.co.id

Abstract

Floating dock is one of the places for the repair of ship. It is a building that float on the sea, and
has the ability to raise the vessel with longitudinal or transverse slope sizeable. It is needed a
stable balance during the docking operation. In the implementation of docking the vessel must
pay attention to the security elements of material and personnel. Should be avoided for slope
occurring and ensuring the security and safety of the ship docking process. The implementation
should always follow established procedures. the implementation should always follow
established procedures.

Keywords: stability, prosedur, TLC

PENDAHULUAN akan diperbaiki atau direparasi agar berjalan


Latar Belakang lancar sesuai rencana tentunya stabilitas dok
Floating dock (dok apung) merupakan apung harus terjaga dengan baik.
salah satu bentuk alat apung yang berguna Tujuan
sebagai tempat untuk membangun atau 1. Mengetahui prosedur pengaturan dan
memperbaiki kapal. Disamping itu karena dok pengontrolan terhadap pengisian atau
apung merupakan suatu bangunan yang pengeluaran air di dalam ponton-ponton
terapung maka diperlukan keseimbangan yang untuk tetap stabil apabila terjadi kemiringan
stabil dan stabilitas yang baik dari dok apung melintang ataupun kemiringan memanjang
itu sendiri, untuk dapat menjamin keamanan akibat pengaruh perpindahan fluida/air di
dan keselamatan dalam proses pengedokan dalam ponton-ponton pada saat dok
kapal. menaikkan kapal
Ditinjau dari cara kerja floating dock 2. Untuk mengetahui secara prosedur
adalah menenggelamkan dan mengapungkan pengoperasian floating dock agar
diri sambil mengangkat kapal yang dinaikkan pengoperasian tersebut berjalan dengan
dok dengan arah vertikal maka, dari kedua stabil.
kondisi tersebut dibutuhkan suatu sistim 3. Mengetahui suatu penerapan sistem
pengaturan dan pengontrolan untuk menjaga stabilitas floating dock pada saat beroperasi
kestabilan terhadap kemiringan memanjang dan yaitu pengatur untuk menjaga kestabilan
melintang yang cukup besar pada saat dok terhadap kemiringan memanjang dan
apung beroperasi. Untuk menjaga kemiringan kemiringan melintang.
memanjang dan melintang yang cukup besar
pada saat dok apung beroperasi diperlukan TINJAUAN PUSTAKA
suatu unit pengontrol yang dapat membantu di Floating Dock (Dok Apung)
atas dok sehingga terhindar dari kejadian- Adalah suatu bangunan konstruksi yang
kejadian yang dapat merugikan dari pihak dipasang dari sebuah atau beberapa
pemilik kapal atau dari pihak galangan itu kompartemen yang kedap air pada sisi-sisinya
sendiri. dan terbuka pada kedua ujungnya. Dapat
Dalam melakukan perawatan bawah air ditenggelamkan dengan mengisi kompartemen
tentunya kapal harus bebas dari air dengan tersebut dengan air dan kapal akan
menggunakan dock apung. Dengan alat ini memasukinya pada saat bangunan tersebut
kapal akan diangkat dari laut, proses ini biasa tenggelam. Dan akan ke permukaan air lagi
disebut dengan docking. Pada saat dock naik ke (timbul) dengan jalan memompa air keluar
permukaan air dengan mengangkat kapal yang dari kompartemen-kompartemen. Pada

1 BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 61-68


umumnya dock apung dibuat dengan konstruksi (perairan di mana dock apung berada
baja, yang berupa bangunan berbentuk pontoon, harus cukup dalam, tidak ada arus
sehingga dapat dipindahkan dari satu tempat ke berlebihan, tidak ada angin berlebihan,
tempat lain dengan ditarik Tug Boat. tidak ada gelombang yang berlebihan).
Kedudukan dok apung terhadap permukaan air 2. Membutuhkan pengetahuan khusus dalam
dapat berubah sesuai kebutuhan. Hal ini berarti perawatan rutin.
adanya sistem pontoon yang merupakan ciri
khusus dari setiap dock apung. Ukuran Satuan Perkapalan dan Istilah Penting
bervariasi dari kecil (ratusan ton) sampai yang pada Bangunan Kapal.
besar (ribuan ton). Dibandingkan dengan dok a. Karene
gali / kolam, biaya pembuatan dok apung relatif Bagian-bagian dari kapal merupakan
lebih rendah, tetapi biaya operasi dan satuan-satuan yang mempunyai fungsi
pemeliharaan lebih tinggi. sendiri-sendiri seperti yang terdapat dalam
paket instruksi. Karene adalah bentuk
badan kapal yang ada di bawah
permukaan air. Isi Karene adalah volume
badan kapal yang ada di bawah
permukaan air (tidak termasuk kulit dan
lain-lainnya). Isi Karene dinyatakan dalam
3
m oleh karena itu isi Karene adalah:
V = L . B . T . Cb
Di mana:
3
V = Isi Karene (m )
L = Panjang Karene (m)
B = Lebar Karene (m)
T = Sarat kapal (m)
Cb = Koefisien blok
Gambar 1. Floating Dock b. Displacement
Adalah berat dari Karene dalam
Pada prinsipnya menurut Cornick, Henry
satuan ton. Kalau misalnya isi Karene
F. (1998) ada dua jenis konstruksi dari floating
adalah V dan berat jenis air dinyatakan
dock:
dengan γ maka:
1. Jenis Box Dock yaitu sebuah konstruksi
pontoon yang tidak terpisah-pisah menjadi D=V.γ
beberapa pontoon sampai kedua sisi Berat Pemindahan air (W)
dinding floating dock. Adalah air yang dipindahkan oleh
2. Jenis Self Dock yaitu konstruksi pontoon badan kapal secara keseluruhan. Kalau
yang dipisah-pisahkan menjadi beberapa berat jenis air dinyatakan dengan γ maka
bagian pontoon, sehingga salah satu W = V . γ. Untuk kapal berat jenis air
3
pontoon bisa diangkat apabila diambil γ = 1,025 ton/m , sehingga
membutuhkan perawatan / perbaikan. selengkapnya:
Kelebihan floating dock adalah: W=V.γ
1. Lebih fleksibel karena dalam W=V.C.γ
pengoperasiannya dapat menerima kapal W = L . B . T . Cb . γ. C
trim maksimum 3°. Kapal yang terapung sesuai Hukum
2. Floating dock dapat dipindah-pindahkan Archimedes, mengatakan bahwa setiap
sesuai kebutuhan. benda yang dimasukkan ke dalam air,
3. Waktu pembuatan konstruksi lebih cepat benda tersebut mendapat gaya tekan ke
dibandingkan dengan graving dock. atas sebesar berat zat cair yang
4. Tidak tergantung pada kondisi struktur dipindahkan dalam keadaan setimbang.
tanah. P=W
Kelemahan floating dock adalah: Dalam hal ini berat kapal sama
1. Banyaknya persyaratan yang bersifat dengan berat kapal kosong ditambah
membatasi operasi suatu dock apung dengan bobot mati (dead weight) atau

Penerapan Prosedur Operasional ….. (Bambang 


secara mudah dapat dituliskan bahwa : melalui Center of Gravity dari kapal
W = DWT + Berat kosong dan inilah yang dinamakan Center of
Titik tekan dari gaya ke atas yang Bouyancy.
merupakan titik berat dari volume badan 3) Depth / Kedalaman Dock (DD)
kapal yang terletak di bawah permukaan air Lloyd’s Registerof Shipping (LR)
disebut “Longitudinal Centre of Bouyancy” menyatakan kedalaman dock (dalam
(titik tekan gaya ke atas memanjang) untuk meter/kaki) adalah jarak vertikal dari
arah memanjang dan “Vertical Centre of titik paling rendah dari bottom framing
Bouyancy” (titik tekan gaya ke atas sampai tiang dinding bagian luar pada
melintang) untuk arah tegak. Titik berat geladak paling atas.
dari kapal sendiri untuk arah memanjang DD= Lambung timbul sarat max +
disebut “Longitudinal Centre of Tinggi ponton pada centreline.
Gravity”dan untuk arah vertikal disebut 4) Safety Deck
“Vertical Centre of Gravity”. Selanjutnya LR menyatakan safety deck adalah
harus diingat pula bahwa gaya berat dari geladak kedap air (watertight deck)
kapal bekerja dalam arah vertikal ke bawah, yang dibangun sedikit di bawah top
sedangkan displacement merupakan gaya deck di mana seluruh kompartement di
tekan yang bekerja dalam arah vertikal ke bawah safety deck digenangi air
atas rotasi yang sering digunakan: kondisi tanpa beban di atas keel block.
Δ = L . B . T . Cb . γ. C Hal ini disebabkan adanya free board
V = L . B. T . Cb . C antara top deck dan water line.
Di mana: Umumnya free board tidak boleh
Δ = Displacement kurang dari 1 meter. Freeboard geladak
V = Volume of displacement pontoon pada centreline tidak boleh
kurang dari 0,3 m. Freeboard geladak
c. Stabilitas benda terapung / kapal pontoon pada bagian dalam dinding
samping tidak boleh kurang dari 0,075
W L m dan freeboard pada centreline tidak
boleh kurang dari 0,3 m.
5) Rest Water
GB LR menyatakan restwater adalah air
ballast dalam tangki ballast yang tidak
dapat dihisap oleh pompa ballast.
Untuk rest water (sisa air yang tidak
Gambar 2. Letak G dan B bisa dihisap) tingginya direncanakan
sesuai dengan pipa hisap terhadap
1) Center of Gravity (G) dasar pontoon = 10 cm = 0,1 meter.
Center of gravity dari sebuah kapal / 6) Compensating Ballast Water
benda terapung lainnya adalah suatu titik LR menyatakan compensating ballast
di mana jumlah keseluruhan berat kapal water adalah air ballast yang digunakan
itu dengan segala muatan yang ada di untuk mengendalikan defleksi pada
atasnya seolah-olah dipusatkan di titik G dock terhadap beban bending
tersebut. longitudinal.
2) Center of Bouyancy (B) Floating dock pada keadaan muatan
Kapal yang terapung di atas air yang penuh sedang malaksanakan docking
tenang, berat kapal dengan seluruh kapal, diperlukan compensating ballast
muatan yang ada di kapal itu adalah water sebesar = 10% sampai 15% dari
sama dengan air yang dipindahkan. lifting capacity.
Tekanan arah ke atas dari air 7) Depth of Pontoon / Kedalaman
sekelilingnya adalah sama dengan air Pontoon (DP)
yang dipindahkannya. Berat air yang LR menyatakan kedalaman pontoon
dipisahkan ini memiliki arah ka bawah adalah jarak vertikal antara bottom
pontoon dan galadak pontoon.

3 BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 61-68


Alat Tambat Floating Dock Tabel 1. Uraian Metode Penelitian
Agar floating dock tidak dapat bergeser
akibat adanya gerakan air maupun ombak yang No Kegiatan Hasil
1 Identifikasi Masalah kelebihan dan
diakibatkan pergerakan kapal di air, maka masalah kekurangan floating dock
diperlukan alat tambat tempat ditambatkannya 2 Pengumpulan Data ukuran dan kapasitas dock,
floating dock. Pada umumnya mekanisme data data ukuran kapal
penambatan floating dock ada dua macam yaitu 3 Penelusuran Prosedur umum dan pengatur
dengan jangkar dan dengan cara ditambatkan prosedur stabilitas dock
4 Analisis dan Pelaksanaan prosedur umum
pada dolphin yang terpasang di darat atau
pembahasan dan prosedur pengatur stabilitas
dermaga. dock, proses pemompaan,
kapasitas ponton, alat kontrol
Daya Pompa 10 Kesimpulan Floating dock 6000 TLC masih
Khetagurov, M. (1994) menyatakan daya mampu mengangkat Kapal
yang diperlukan untuk menggerakkan pompa seberat 800 ton
dihitung dengan rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Q.γ.γ
Nu  60.60.75.η 1. Data-data Teknis
Di mana; Data teknis floating dock
Q = Kapasitas pompa (m /jam)
3 Ukuran utama :
3 1) Panjang seluruh dok (Loa)=130,80 m
γ = Berat jenis air laut (ton/m ) = 1,025 2) Panjang dok (Ldok)= 126,00 m
3
ton/m 3) Lebar ekstemal dok (Beks)= 21,41 m
3
= Berat jenis air tawar = 1,0 ton/m 4) Lebar internal dok (Bint) = 19,41 m
η = Effisiensi pompa 0,5 sampai 0,9; 5) Tinggi Dok (H) = 11,72 m
diambil 0,7 6) Tinggi ponton (Hp) = 3,22 m
P V2 7) Sarat (T) = 4,50 m
H Z  8) Tinggi puncak balok lunas= 1,20 m
γ 2.g
Di mana: 9) Jarak antara balok-balok = 1,23 m
H = head pompa (m) 10)Daya angkat = 6.000 TLC
Z = tinggi kenaikan (m)
P = tekanan cairan (kg/m2) Data-data lain:
V = kecepatan aliran (m/dt) 1) Jumlah ponton = 7 ponton
2
g = percepatan gravitasi (m/dt ) = 9,81 2) Jumlah pompa pengeringan kapasitas
2 1200 m³/jam adalah = 7 unit
m/dt 3) Motor bantu merk SKL,125 KVA = 1
METODE PENELITIAN unit
Alur Metode Penelitian 4) Motor in let/out let 22 kw = 4 unit
5) In let & Out let = 7 unit
IDENTIFIKASI MASALAH
STUDI LITERATUR
6) Generator setting merk SKL kapasitas
330 KVA, adalah = 2 unit
7) Motor onvoner 20 kw merubah arus AC –
PENGUMPULAN DATA SURVEI LAPANGAN DC : 1 Unit; In put 380 V (AC); Out put
110 V, 200 V, 200 A (DC); Out put 220
Gambar 3. Bagan Alur Metode Penelitian V, 60 A (DC).
PROSEDUR/ PEMBAHASAN PROSEDUR UMUM

KESIMPULAN PROSEDUR PENGATUR STABILITAS FD


8) Motor blower kanan (220V) = 7 unit
9) Motor Blower kiri (220V) = 7 unit
10)Kompresor 60 KVA = 2 unit
11)Capstan, 20 kw kapasitas 5 ton = 4 unit
12)Crane kapasitas 5 ton = 2 unit

Data-data Kapal:

Penerapan Prosedur Operasional ….. (Bambang 


1) Panjang seluruh (Loa) = 90,75 m
2) Panjang pada
permukaan air (Lwl) = 81,00 m

5 BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 61-68


3) Lebar (B) = 15,60 m mengeluarkan air di dalam ponton yang
4) Sarat (T) = 3,75 m berkapasitas 1.200 m³
5) Tinggi sarat buritan (Ta) = 4,20 m
6) Tinggi sarat haluan (Tv) = 3,30 m 3. Sistem Peralatan Pengontrol.
7) DWT = 800,00 ton Mekanisme kerja Floating dock adalah
8) Berat kapal kosong (LWT)= 74,79 ton secara mekanik. Pada pengoperasiannya saat
9) Bruto register ton (BRT) = 218,09 Rt membuka/ menutup katup-katup dengan cara
menarik pedal handweel yang terdapat pada
2. Proses Pemompaan ruang pengontrol. Pada ruang ini terdapat meter
Sistem pompa induk yang termasuk dalam penunjuk besarnya volume air di dalam ponton,
general service system yang berfunsi menghisap meter petunjuk sarat air dok, dan meter untuk
air dari ruangan-ruangan di dalam ponton pada peralatan listrik, juga terdapat alat kestabilan
saat proses kerja dok menaikkan kapal. Sistim dengan sistem grafitasi yang merupakan
pemompaan ini harus dapat diatur sedemikian petunjuk dari kestabilan dok tersebut saat
rupa sehingga pada proses pengedokkan tidak beroperasi. Pada pengoperasian dok saat
mengalami gangguan / hambatan yang dapat menaikkan kapal, kemungkinan-kemungkinan
terjadi apabila sistim pemompaan tidak berjalan kemiringan akan terjadi. untk menghindari
dengan baik. Pengaturan dari sistem pemompaan kemiringan maka alt kestabilan ini akan
ini sangat penting karena dapat berpengaruh menunjukan posisi pendulum tidak tepat pada
pada kestabilan dari proses kerja dok tersebut. garis lurusnya. Jika dok dalam menaikkan
Dengan kapasitas pompa tertentu yang sudah kapal terjadi miring ke kanan maka akan
diperhitungkan dapat mengeluarkan air laut di terlihat pada alat kestabilan dengan posisi ke
dalam ponton kemudian disalurkan ke pipa-pipa arah kanan dari garis lurusnya.
pengeluaran untuk di buang ke laut hingga dok
dapat terngkat kembali. Dari hasil data yang
didapat bahwa, kapasitas pompa induk dari dok
jayakerta III tiap-tiap unit memiliki kapasitas
yang sama sebesar 1.200 m³/jam.
Selanjutnya dari besarnya kapasitas pompa ini
dapat diketahui kecepatan aliran air yang
dikeluarkan melalui pipa-pipa pengeluaran.
Dengan rumus yang didapat kecepatan aliran air
di dalam pipa-pipa dapat dihitung sebagai
berikut:
Q
Vs  
3600x xD 2
4
Di mana:
Vs = Kecepatan aliran air (m/s)
Q = Kapasitas pompa (m³/jam) Gambar 4. Alat Kestabilan
D = Diamater pompa induk (mm).
Untuk menghindari katup kanan harus
Diameter pipa induk pada sistim pompa dok ini
ditutup, kemudian katup pembagi ponton kiri di
sebesar 76 mm.
isi sampai sesuai sarat dok yang sudah di
Dari rumus di atas dapat diketahui
tentukan. Pada saat kapal mulai duduk diatas
kacepatan aliran air di dalam pipa-pipa
balok penumpu lunas (keel block) sering terjadi
pengeluaran adalah:
trim pada dok tersebut, pada kondisi ini
1.200
Vs  3,14 merupakan kondisi yang kritis terhadap
3600 x(0,76) 2 kestabilan dari floating dock. Dalam
x 4 pengaturannya alat penunjuk kestabilan akan
= 73,520 m/s. memperlihatkan posisi pendulum berada ke
sebelah laut mak pengeluaran air pada ponton
Maka dengan besarnya kecepatan aliran air buritan harus di tutup, setelah rata terhadap
dalam pipa dari hasil perhitungan di atas, mampu

Penerapan Prosedur Operasional ….. (Bambang 


sarat dok, baru dika kembali. Ketentuan tinggi Beban kanan (ton) KG (m)
sarat haluan dan buritan tidak lebih dari 3 meter. Ponton 1 800 1,50
(“keselamatan pengedokan’ Biro Dok Ponton 2 600 1,05
Perkapalan Kodja Bahari UGJ- I) Ponton 3 400 0,75
Ponton 4 400 0,75

Kapasitas Ponton
Beban kiri yang harus di isi air:
Pada floating dock terdiri dari 7 seksi
Beban kiri (ton) KG (m)
ponton yang di bagi menjadi dua bagian yaitu
Ponton 7 600 1,50
bagian tangki sebelah kiri/portside dan bagian
Ponton 6 600 1,05
tangki sebelah kanan/startboard. Dari data-data Ponton 5 400 0,75
yang didapat kedua bagian ini memiliki
Dari hasil data-data di atas dapat
kapasitas tangki sebagai berikut:
Tabel 2. Kapasitas tangki bagian kanan ditentukan posisi dari titik gravitasi yang di
Ponton Panjang Lebar Sarat Kapasitas dapat dari perhitungan momen stabilitas statis
(m) (m) (m) (m³) pada sudut sebesar 1,5º yaitu:
0 20,50 7,80 3,22 514,878
1 17,00 7,80 3,22 426,972 Tabel 4. Parameter Stabilitas
2 18,80 7,80 3,22 472,181 Momen
3 18,80 7,80 3,22 472,181 Displasemen (ton) KG (m) (ton,m)
4 18,80 7,80 3,22 472,181 6.000,00 4,42 26.520,00
5 18,80 7,80 3,22 472,181 800,00 1,50 1.200,00
6 17,00 7,80 3,22 426,972 600,00 1,05 630,00
400,00 0,75 300,00
Tabel 3. Kapasitas tangki bagian kiri 400,00 0,75 300,00
Ponton Panjang Lebar Sarat Kapasitas 8.200,00 28.950,00
(m) (m) (m) (m³) Beban kiri yang di isi
0 20,50 7,80 3,22 514,878 800,00 1,50 1.200,00
1 17,00 7,80 3,22 426,972 600,00 1,05 630,00
2 18,80 7,80 3,22 472,181 400,00 0,75 300,00
3 18,80 7,80 3,22 472,181
4 18,80 7,80 3,22 472,181
6.400,00 26.820,00
5 18,80 7,80 3,22 472,181 26.820,00
6 17,00 7,80 3,22 426,972 KG (titik berat) akhir  = 4,20 m
6.400,00
Perhitungan Stabilitas melintang pada saat GM : Tinggi metasentra baru
Dok menaikkan Kapal. KM : Tinggi metasentra pada Sarat 4,5m
Diasumsikan bahwa pada stabilitas arah KG : Titik berat akhir
melintang saat dok menaikkan kapal mengalami Jadi GM = KM – KG
kemiringan ke kanan sebesar 1,5 derajat pada = 10,40 – 4,20
posisi tegaknya. Untuk mengatasi kemiringan = 6,20 m
yang terjadi pada saat pengoprasiannya dengan
cara menutup katup sebelah kanan selanjutnya Momen stabilitas statis pada 1,5 derajat
katup pembagi ponton kiri di isi air sampai dok = ∆ x GM sin Ø
pada posisi tegak kembali dapat dihitung sbb : = 6.400 x 6,20 sin 1,5º
1) Kapasitas daya angkat Dok = 6.000 ton. = 1.038,70 ton.m
2) Sarat Dok = 4,5 m Bila kedudukan dok yang tegak terhadap
3) Kemiringan arah melintang = 1,5 derajat GZ tentunya harga GZ = 0, dan GM cenderung
4) Tinggi metasentra KM, sarat 4,5 m sebesar kembali pada posisi semula, maka nilai GZ di
10,40 m. dapat :
Untuk menyelesaikan pemasalahan di atas, GZ = GM sin Ø
terlebih dahulu harus diketahui besarnya titik = 6,20 sin 1,5º
berat KG dari tiap-tiap beban yang ada di dalam = 0,16 m
ponton. Maka kondisi dalam pemasukkan air ke Dari perhitungan dapat dilihat bahwa
dalam tiap-tiap ponton sebelah kiri dan kanan lengan jarak GZ sebesar 0,156, maka posisi dok
adalah sebagai berikut: kembali tegak.

7 BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 61-68


Perhitungan Stabilitas Memanjang pada saat sehingga osisi kapal tetap even keel maka,
Dok menaikkan kapal. dengan jalan mengisi tanki-tanki ponton
Air laut yang masuk kedalam ponton haluan dan enutup katup pembagi ponton
melalui katup pemasukkan akan terus dialirkan 1(buritan) dok tersebut. Jika diketahui jarak
pada tiap-tiap sel-sel ponton sampai dok turun antara titik barat ponton buritan dengan
perlahan-lahan hingga batas sarat yang sudah ponton haluan sepanjang100m.
ditentukan. Besarnya volume pengisian tiap-tiap
ponton harus sama rata agar posisi dok tetap
even keel. Tetapi, adanya pemindahan atau
penambahan volume (beban) yang tidak merata
pada buritan dok atau haluan dok akan
menyebabkan letak dari titik berat G dari dok
dan titik tekan ke atas B berpindah/bergeser
secara memanjang terhadap garis tegak. Ini
berarti bahwa keseimbangan dok tadi mengalami
gangguan sehingga terjadi trim. Gangguan
keseimbangan tersebut akan terus berlangsung
sampai garis yang melalui B dan G merupakan Gambar 5. Dok memanjang saat menaikkan kapal
garis yang tegak kembali. Untuk mengatasi
keadaan seperti ini, apabila terjadi trim buritan Maka besarnya air laut yang diisi pada
dalam pengoperasian dok saat menaikkan kapal ponton haluan berdasarkan rumus pergerakan
dengan cara menutup katup pembagi pada memanjang (“Stabilitas memanjang”, Teori
ponton 1 (buritan) sampai keadaan sarat mulai Bangunan Kapal Oleh Soekarsono N.A.) yaitu:
rata kembali. Ini juga dapat di lihat pada alat tb.
h  Δb.Δ
pengontrol kestabilan dengan arah posisi
pendulum bergeser ke laut. Dalam perhitungan Di Lb.l
mana:
stabilitas memanjang dapat dibuktikan bahwa ▽h= Berat air yang harus ditambahkan pada
besarnya trim yang terjadi dapat diperkecil / bagian ponton haluan (ton)
dirubah berdasarkan peraturan atau ketentuan Tb = Jarak perubahan trim buritan (m)
pada keselamatan pengedokan, yaitu besarnya ∆ = Displasemen dok apung (ton)
trim atau perbedaan tinggi dari sarat haluan dan ML = Tinggi metrasentra memanjang (m)
sarat buritan tidak lebih dari 3 meter. Untuk l = Jarak antara titik berat ponton haluan dan
menghitung perbedaan tinggi saat haluan dan ponton buritan (m)
sarat buritan sesuai ketentuan dengan mencari Sehingga kapasitas air yang di isi pada ponton
besarnya volume dari ballast yang akan diisi haluan adalah:
pada ponton 6 (haluan). Dalam perhitungan ini 0,88x6.000 x75
diasumsikan kapal yang akan naik dok belum h  62,60x100
berada tepat di atas dok untuk mengatasi = 63,25 ton
keadaan seperti ini, apabila terjadi trim buritan Kemudian, besarnya tinggi sarat haluan dan
dalam pengoperasian dok saat menaikkan kapal tinggi sarat buritan yang terkhir dari dok
dengan cara menutup katup pembagi pada tersebut sebesar:
ponton 1 (buritan) sampai keadaan sarat mulai h.l
rata kembali. Ini juga dapat dilihat pada alat th  Δ.MLG
Lhx
pengontrol kestabilan dengan arah posisi 63,25x100
pendulum bergeser ke laut. th  63,40x
Diketahui: 6000x75
1) Kapasitas daya angkat dok 6.000 Tlc. = 0,90 m
2) Tinggi metasentra memanjang ML 75 m Karena ponton maka besar th = tb maka:
3) Letak titik berat dari luasan garis airnya (Z) Th’ = Th + th = 3,30 + 0,90 = 4,20 m
sebesar 62,60 m, di depan Gtb dan 63,40 m Tb’ = Tb – tb = 4,20 – 0,90 = 3,30 m
di belakng Gtb, sehingga tinggi sarat haluan
(Th) menjadi 3,30 m dan Tb sebesar 4,20 m.
Untuk dapat memperkecil tb sebesar 88 cm

Penerapan Prosedur Operasional ….. (Bambang 


KESIMPULAN kestabilan sampai kapal tepat duduk di atas
Dari tinjauan terhadap prosedur pengatur balok-balok penumpu lunas dok.
kestabilan Floating dock secara keseluruhan
dapat disimpulkan sebagai berikut: REFERENSI
1. Berat atau displasemen kapal yang akan naik Amirikian, Arsham, 1997. “Analysis and Design
dok besarnya masih dibawah kapasitas daya of Floating Dry docks”, The Society of
angkat dari dok tersebut. Kapal memiliki Naval Architects and Marine Engineers,
berat 800 ton, sehingga masih dapat New York.
dinaikkan pada Dok dengan kapasitas daya Anugraha, Alex, 1987. “Perencanaan Dok
angkat sebesar 6.000 Tlc, dengan demikian Apung 5000 TLC Jenis Ponton”, Tugas
bisa dikatakan masih memenuhi prosedur Akhir, Jurusan Teknik Perkapalan,
yang ada / aman. Fakultas Teknologi Kelautan ITS,
2. Pemilik kapal sudah mempersiapkan data- Surabaya.
data kapal berupa, gambar rencana garis, BKI, 2006.“Rules for The Classification and
gambar penampang tengah kapal, gambar Construction of Sea Going Steel Ships,
kontruksi profil, gambar rencana dok dari VolumeII, Rules for Hull Construction,
kapal (dock plan). Jakarta.
3. Sebelum kapal naik dok sudah diperiksa dan BKI, 2006.“Rules for The Classification and
dipersiapkan dahulu tentang kondisi kapal Construction of Sea Going Steel Ships,
tersebut yaitu panjang kapal antara garis Volume III, Rules for Machinery
tegak, lebar kapal tinggi kapal, sarat kapal Instalation”, Jakarta.
pada ujung haluan dan ujung buritan yang Cornick, Henry F., 1998. “Dock and Harbour
dimaksud kapal harus sesuai dengan kondisi Engineering”, Volume 1 The Design of
dok apung tersebut dan kapal diusahakan Docks, Second Edition, Charles Griffin
tanpa ada kemiringan arah melintang and Company Limited, London.
kemudian perbedaan sarat haluan dengan Harrington, Roy L., 1992. “Marine
sarat buritan kapal tidak terlalu besar, Pada Engineering”, The Society of Naval
kapal yang memiliki ukuran kapal sebagai Architecs and Marine Engineers, 601
berikut: Pavonia Aveneu, Jersey City.
a. Panjang seluruh (Loa)= 90,75 m Khetagurov, M., 1954. “Marine Auxiliary
b. Panjang di permukaan air (Lwl)=81,00 Machinery and Systems”, Peace
m Publishers, Moscow.
b) Lebar (B) = 15,60 m Lloyd’s Register of Shipping, 1973. “Floating
c) Sarat (T) = 3,75 m Docks, Rules and Regulation for the
d) Tinggi sarat buritan (Ta)= 4,20 m Construction and Classification of
e) Tinggi sarat haluan (Tv)= 3,30 m Floating Docks”, Volume II, 71
f) DWT = 800 ton Fenchurch Street, London.
Dari data-data kapal di atas dapat dilihat
bahwa dengan kondisi dok yang memiliki
ukuran dok:
1) Panjang seluruh (Loa)= 130,80 m
2) Panjang dok (Ldok)= 126,00 m
3) Lebar internal dok (Bint)= 19,41 m
4) Sarat maksimum (T) = 4,50 m
5) Kapasitas daya angkat= 6000 ton
Maka pada proses pengedokkan kapal
dapat dilaksanakan dengan memperhatikan saat
dok menaikkan kapal. Pada kondisi ini, dok
dapat menjaga kestabilannya dengan mengatur
besarnya volume air yang masuk atau
dikeluarkan dari dalam ponton oleh pompa-
pompa induk dengan melihat alat pengontrol

9 BINA TEKNIKA, Volume 12 Nomor 1, Edisi Juni 2016, 61-68

Anda mungkin juga menyukai