Penyusun :
Teknik Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Universitas Darma Persada
Email : humas@unsada.ac.id ,
Jl.Raden Inten II (Terusan Casablanca) Pondok Kelapa Jakarta 13450 Telp. :
(021) 8649051 Fax. : (021) 8649052
DAFTAR ISI
Bangunan, peralatan dan intstalasi harus menahan gaya tekanan yang tidak
dilakukan di darat. Termasuk pemengkokan, torsi, getaran, osilasi, peningkatan resiko
korosi, pertukaran suhu dan lain-lan. Semuanya perlu dibangun untuk menghindari
yang dapat mempengaruhi kelelahan ppada lambunng kapal. Susunan keselamatan
dan ketentuan harus dapat memperkecil kemungkinan bahaya. Kapal dan instalasi
mesin, termasuk penanaman listrik, sistem perpipaan dan peralatan control, harus di
desain dan dipelihara secara terus menerus.
Jad,i tujuan pokok semua Rules, rekomendasi dan kondisi dari klas adalah
untuk menjamin kapal layak melaut dan keselamatan maneuvering mencapai
maksimum. Kebanyakan rekomendasi berhubungan dengan api dan air dan kekedapan
cuaca. Ketentuan tersebut harus dicatat pada saat kapal bererak yang dapat
mempenharuhi mesin, boiler, tanki, peralatan lain dan intrumentasi.
Class rules, regulasi dan instruksi harus menggambarkan apa yang didapat
dari dari kondisi beroperasi kapal yang di dapat di laut. Setiap peristiwa yang terjadi,
gangguan dan kerusakan harus dianalisa secara sistematis dan ditinjau.
Dapat diingat bahwa hapir pertengahan 1960, Rules kurang lebih bersifat
empiris. Biasanya mereka memasukkan tabel scantling dek, sekat dan lain-lain yang
dapat dibaca dalam gambar. Nomor-nomor tersebut berhubunan dengan ukuran utama
kapal, seperti panjang, lebar tinggi dan sarat. Perubahan cepat yang dibuat Rules
adalah untuk menggabungkan syarat desain dengan parameter yang jelas seperti,
muatan/beban, stress yang diizinkan, kriteria tekukan dan lain-lain dapat diamati pada
tahun 1965-1975. Banyak syarat dalam Rules berdasarkan pengalaman.
Menyangkut waktu yang diizinkan pada konstruksi dan pemeliharaan pada
kapal telah berkurang secara drastis. Batas keselamatan konstruksi telah diperkecil
dan masa hidup kapal dipersingkat. Tapi masih tetap saja masih ada kapal tua berlayar
yang seharusnya sudah diberhentikan.
Hukum pokok fisik mengatur perilaku statis dari sebuah bodi secara
keselurahan atau setengahnya yang tercelup fluida, seperti air, yang dikenal sebagai
prinsip Archimedes. Yang menyatakan bahwa tubuh yang tercelup dalam fluida
adalah gaya apung yang sama dengan berat yang dipindahkan fluida. Berat dianggap
sebagai gaya kebawah yang proporsional pada massa tubuh.
Volume kapal di bawah air, dilipatkan oleh gravitasi tertentu yang dikenal
sebagai Displacement, dan dihitung hingga garis air pada saat kapal mengapung.
Pusat luasan kapal di bawah air dapat diihitung dengan prinsip centre of buoyancy.
Formula koefisien
Untuk kapal yang sedang mengapung pada garis airnya saat itu merupakan
jumlah luasan area yang berhubungan dengan air sekitarnya disebut denggan
permukaan basah (wetted surface). Permukaan asah juga bisa digunakan untuk
mengestimasi jumlah cat yang dibutuhkan untuk melapisi bottom kapal hingga garis
air yang diberikan.
Sifat dasar untuk muatan yang bisa dibawa oleh setiap ukuran kapal
memunculkan dua pokok pertanyaan:
Resiko luar yang mempengaruhi stabilitas kapal adalah bahaya tubrukan pada
lambung kapal, kandas, atau kecelakaan lain yang adalah aliran yang ada di lambung
kapal. Kemampuan bertahan pada saat kerusakan terjadi diteliti dalam informasi muat
dasar untuk mengantisipasi kondisi muat dan pada variasi sarat dan trim dengan
membuat beberapa anggapan mengenai kerusakan.
Sub-division tersebut tidak dapat diabaikan atau dikompromi antara biaya dan
keselamatan. Dilema ini telah diselesaikan untuk kapal penumpang dan kapal dengan
panjang 80m atau lebih dengan perkembangan yang dibuat oleh standar internasional
yaitu IMO. Untuk sub-division kapal kargo memiliki standar yang lebih kecil. Akan
tetapi, dilemma akan biaya melawan keamanan dapat diselesaikan secara ilmiah.
Pada kapal yang berlayar dengan rute internasional, berada di bawah hukum
SOLAS, tiap kapal yang membawa lebih dari 12 penumpang diklass-kan sebagai
kapal penumpang. Standar untuk suv-division dan gangguan stabililtas juga telah
dibuat untuk kapal tanker, kimia, pengangkut gas, dan lain-lain oleh permintaan
IMO, melalui regulasi nasional dan oleh Classification Rules. Patokan tersebut dapat
dibagi menjadi 2 tipe. Yang pertama menggunakan sistem faktorial tradisional. Tipe
yang kedua menggunakan sistem integer compartmentation. Untuk memastikan
bahwa kondisi pada saat beroperasi dapat terlindungi, semua kriteria yang dibutuhkan
dimana harus memampukan kapal dapat bertahan setelah terjadi gannguan/kerusakan.
Selama 30 tahun ke belakang, desain dan analisa struktur kapal telah jauh
dilalui untuk mencapai perubahan kearah yang lebih rasional. Perkembangan telah
tersedia dalam bentuk computer-based, peralatan analisa telah mengurangi rutinitas
naval architect. Konsekuensinya dalam desain bangunan berlanjut melibatkan sebuah
gabungan theory dan percobaan yang bijaksana dan imajinatif. Manusia membuat
bangunan kapal yang lebih besar, dan untuk bentuk dan syarat untuk mobilitasnya
mengunakan pengaruh kuat dari sususan bangunan dan desainnya.
Istilah dari “fatigue loads” termasuk semua pengaruh muat yang kurang baik
yang bisa berpengaruh pada bangunan yang terjadi sekali atau bahkan berulang-ulang.
Banyaknya pertanyaan yang berhubungan dengan kekuatan, adalah gaya eksternal dan
momen yang umumnya mengacu pada muatan.
Di samping itu, masalah getaran bangunan dapat terjadi di area lain yang nilai
batasnya tidak dipasang. Contoh khasnya dalah bangunan tangggki atau komponen
lain di aftody kapal dandi kamar mesin. Resiko bahaya dari kekuatan lelah yang
kemudian tidak cukup. Bebarapa standar yang berhubungan dengan getaran mesin
telah diganti dalam beberapa tahun terahir. Seri ISO 7919 dan 10816 direvisi dan
digunakan secara luas. Yang berhubungan ddengan batas getaran juga diterbitkan di
dalam Rules.
Struktur pelindung api di kapal dan intgritas api di sekat dan dek sebagian
besar berhubungan dengan SOLAS 74, Bab II-2, dan di Rules. Regulasi ini bertujuan
untuk menghasilkan struktur yang tahan api semaksimum mungkin, juga
kemungkinan dapat terdeteksinya api. Hal ini bisa dicapai dengan sub-dividing
lambung, superstruktur dan deckhouses menjadi zona vertical, rata-rata panjang dan
lebarnya tidak boleh melebihi 40 m.
Ruang akomodasi umumnya terpisah dan rute jalan keluar seperti tangga perlu
dipertimbangkan. Untuk mencapai hal tersebut, ada 3 metode pelindung api yang
diambil dari metode IC, IIC, dan IIIC. Lihat Rules untuk lebih detailnya.
Annual survey
Bottom Survey
Class renewal survey
Survei terusan untuk lambung dan machinery, dimana periode maksimum
5.
Galangan akan memulai menggambar akhir untuk disetujui oleh pemilik kapal
setelah melakukan pemesanan. Class Society harus melakukan persetujuan bila kapal
yang akan dibangun berada di bawah survei dan menuurut Society Rules.
Bentuk kapal digambar pada skala gambar disebut dengan Lines Plan atau
Rencana Garis. Terdiri dari 3 padangan:
Jika di dalam kesempatan, sebuah gading harus putar, maka platnya akan
dipanaskan di dalam tungku dan kemudian di bawa ke papan teku dimana aka nada
potongan yang pas untuk membentuk gading tersebut. Gading tersebut akan di dorong
oleh penekannya dan hingga menyentuh potongann sepanjang panjangnya. Hal ini
membutuhkan waktu dan pemanasan ulang mungkin dibutuhkan.
Ketika kapal hampir siap untuk diluncurkan, launching way akan disusun.
Antara dua bagian launching way akan diberikan grease yang tebal. Segera sebelum
peluncuran, kapal akan dipindahkan dari tempat pembangunan ke launching way.
Beberapa kapal besar dibuat di drydock daripada dibangun di slipway. Kapal
kemudian diluncurkan melalui dock yang dibanjiri.