Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH KLASIFIKASI KAPAL

Berawal dari sebuah kedai kopi (coffe shop) milik Edward Lloyd di London pada
Tahun 1760 yang menjadi tempat favorit berkumpulnya para pelaut dan pemilik kapal,
sampai akhirnya lahir ide dari Edward Lloyd untuk melakukan pencatatan (registrasi)
terhadap kapal - kapal yang pemiliknya sering berkumpul di kedai kopinya. Dari
kegiatan registrasi tersebut, akhirnya berkembang pemikiran untuk membentuknya
menjadi badan usaha klasifikasi atau lembaga registrasi kapal yang dikemudian hari
bernama Lloyds Register of Shipping (LRS).
Terbentuknya Lloyds Register of Shipping (LRS) menjadi penanda lahirnya
badan klasifikasi kapal yang bertujuan untuk mengategorikan kapal ke dalam suatu
kelas-kelas tertentu. Awalnya kapal - kapal tersebut dikelaskan secara alfabetis A, B, C,
dan D sesuai dengan kondisi kapal yang telah dinilai para surveyor. Para penilai klas
kapal adalah para mantan kapten kapal yang mempunyai kompetensi menentukan laik
tidaknya suatu kapal berlayar atau tidak berdasarkan pemeriksaan fisik, mesin, lambung
kapal dan hal teknis perkapalan lainnya.
Di Indonesia sendiri, badan klasifikasi kapal ditangani oleh PT. Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI) yang didirikan pada tanggal 1 Juli 1964 di Jakarta di masa
pemerintahan Presiden RI, Ir Soekarno. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
merupakan satu-satunya badan klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh pemerintah RI
untuk mengklaskan kapal niaga berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang
secara reguler beroperasi di perairan Indonesia.
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), adalah merupakan satu-satunya badan
klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh pemerintah RI. Untuk mengkelaskan kapal
niaga berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang secara reguler beroperasi
di

perairan

Indonesia.Kegiatan

klasifikasi

itu

sendiri

adalah

merupakan

pengklasifikasian kapal berdasar konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan
tujuan memberikan penilaian atas laik tidaknya kapal tersebut untuk berlayar.
Menyadari akan kondisi alam Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan area
teritori laut yang sangat luas dimana hal tersebut menjadikan sarana perhubungan laut
berupa kapal, merupakan sarana terpenting yang harus dikelola maka diperlukan

pemeriksaan yang teliti, teratur dan sistematis terhadap kondisi kapal agar terjaga
keselamatan benda dan jiwa di laut.Berdasarkan kondisi tersebut serta didorong oleh
kesadaran nasional dan hasrat untuk memiliki badan klasifikasi nasional yang pada
gilirannya akan membuka kesempatan bagi tenaga-tenaga ahli perkapalan bangsa
sendiri, maka pada tahun 1964 Pemerintah mendirikan PN. Biro Klasifikasi Indonesia.
TUJUAN KLASIFIKASI KAPAL
Klasifikasi kapal adalah penggolongan kapal dalam suatu Klas tertentu ditinjau
dari segi teknis yaitu konstruksi lambung, instalasi mesin dan listrik, perlengkapan
kapal, serta peraturan bahan atau bahan yang digunakan. Dasar klasifikasi kapal adalah
peraturan klasifikasi dan konstruksi kapal yang berlaku dan peraturan-peraturan khusus
lainnya yang dikeluarkan PT. (Persero) Biro Klasifikasi Indonesia.
Tidak semua kapal diklaskan, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan KM.
20 tahun 2006, bahwa kapal-kapal yang berbendera Indonesia diwajibkan memiliki
sertifikat klas BKI, dengan ketentuan kapal yang mempunyai GT lebih dari 100 GT
atau tenaga penggerak lebih dari 250 PK atau panjang kapal lebih dari 20 meter.

LINGKUP KLASIFIKASI KAPAL

Lambung kapal, instalasi mesin, instalasi listrik, perlengkapan jangkar.


Instalasi pendingin yang terpasang permanen dan merupakan bagian dari kapal.
Semua perlengkapan dan permesinan yang di pakai dalam operasi kapal.
Sistem konstruksi dan perlengkapan yang menentukan tipe kapal.
Sebelum kapal dapat diregister di BKI, maka kapal tersebut harus memenuhi
persyaratan dan peraturan teknik BKI. Pemenuhan tersebut melalui proses
persetujuan gambar teknik yang selanjutnya dilakukan survey di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai