Anda di halaman 1dari 27

Antihistamin

Pada Pengobatan Dermatologi


Pembimbing: dr. Nina Roslina, Sp.DV
Histamin
Histamin (β-imidazolylethylamine) yang merupakan zat
dalam tubuh terbentuk dari asam amino histidine melalui
proses enzimatik histidine dekarboksilase. Mediator
utama yang berperan terhadap terjadinya reaksi alergi,
inflamasi, sekresi asam lambung, neurotransmitter, dan
modulator.
Reseptor Histamin
H1 H2
Histamin-1 Histamin-2
Terletak di mukosa gaster pada sel
Banyak ditemukan di neuron, otot
parietal, otot polos, epitelium, dan
polos, dan endotelium di berbagai
endotelium jantung.
tipe sel.

H3 H4
Histamin-3 Histamin-4
Neuron histaminergik Berada di sumsum tulang
belakang dan/atau pemeriksaan
sel darah perifer.
Antihistamin
Antihistamin banyak digunakan pada berbagai penyakit
kulit eksematosa dan penyakit alergi karena keluhan
pruritusnya. Antihistamin bekerja secara kompetitif
inhibitor terhadap reseptor jaringan sehingga mencegah
kerja histamin pada organ sasaran. Antihistamin
digolongkan menjadi 3 kategori yaitu AH1, AH2, dan
AH3 karena H4 biasanya jarang digunakan.
01
Antihistamin H1
AH 1
Farmakologi & Mekanisme Kerja
Antihistamin 1 (AH1) merupakan inverse Kerjanya menurunkan produksi dari
agonist yang berikatan secara reversibel sitokin pro-inflamasi, ekspresi molekul
dan menstabilkan bentuk inaktif reseptor. adhesi, kemotaksis eosinofil dan sel
lainnya
Golongan Antihistamin-1

AH1 Generasi
Pertama AH1 Generasi Kedua
Mempunyai efek sedasi karena Tidak dapat menembus sawar darah
memiliki kemampuan untuk otak sehingga tidak mempunyai efek
menembus sawar darah otak. sedasi.
Golongan Antihistamin
Indikasi Pemberian AH1
Urtikaria akut Dermatitis atopik
Gejala yang paling banyak ditemui pada Jarang
pasien anak

Chronic idiopathic urticaria Systemic Mastocytosis

Urtikaria fisik dan demografi Pruritus


Gata-gatal
Dosis
Regimen
Acute
Pemberian Khusus
Anak-Anak

Pada anak-anak golongan H1 baik yang sedasi dan non-sedasi


dapat diberikan dengan dosis yang tepat. Tetapi, anak akan lebih
mudah untuk terkena efeknya seperti eksitasi dan indomnia.
Selain itu, efek samping lain yang dapat terjadi diantaranya adalah
halusinasi, ataksia, inkordinasi, atetosis sampai kejang
Pemberian Khusus
Lansia

Penggunaan harus dipantau pada lansia dengan penurunan kadar


pengeluaran kreatinin, kondisi komorbid, dan interaksi dengan
obat lainnya. Akan lebih rentan untuk terkena efek antikolinergik
seperti retensi, konstipasi, ataupun hipotensi postural
Pemberian Khusus
Ibu Hamil

Antihistamin untuk ibu hamil kebanyakam termasuk kategori B


dan C. Tetapi berdasarkan penelitian terbaru penggunaan H1
selama kehamilan dapat menyebabkam terjadinya cleft palate,
sehingga penggunaannya harus dihindari pada trimester pertama.
Penelitain lainnya dari meta-analisis menyebutkan dari 200.000
ibu hamil trimester pertama menyatakan tidak ada hubungan
antara penggunaan antihistamin H1 dengan terjadinya kelainan
kongenital
Efek Samping
Pemberian antihistamin dapat menyebabkan efek samping
diantaranya pada susunan saraf pusat. gastrointestinal serta
antikolinergik (dry mucous membrane) dan keadaan cardiac
arrythmia, dan reaksi hipersensitivitas
02
Antihistamin H2
AH 2
Farmakologi dan
Mekanisme Kerja
H2 merupakan inverse-agonist dimana dapat berikatan
diluar tubuh mencapai sel epitel dan sel endotel. Secara
reversible mensatbilkan inaktif reseptor H2.
H2 dapat memediasi permeabilitas vascular dan
mensekresi mediator inflamasi.
Indikasi
Urticaria
Alergi Akut pigmentosa
Dapat menyebabkan pruritus Banyak dipakai pada penyakit
dan urikaria dermatitis

Pruritus dengan
Urtikaria kronik kondisi lainnya
Interaksi dengan Obat Lain
Cimetidine dengan Meningkatkan level serum pada beberapa obat yang digunakan di pelayanan kesehatan

Sebuah obat jantung yang digunakan untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat
Β-blocker
diberikannya cimetidine.

Fenitoin Obat kejang

Midazolam Obat tidur


Dosis Regimen
Pemberian Khusus
Anak-Anak

Obat golongan H2 yang terbukti aman pemakainnya


pada anak dengan dosis yang tepat yaitu ranitidine
dan famotidine. Sedangkan cimetidine dan
nizatidine tidak direkomendasikan
Pemberian Khusus
Lansia

Penurunan dosis harus diterapkan untuk memantau


pengeluaran kreatinin bersamaan dengan
penggunaan obat lainnya. Lansia sering rentan
mengeluh gejala SSP seperti dizzines atau confusion
Pemberian Khusus
Ibu Hamil

Golongan H2 termasuk kategori B untuk obat pada


ibu hamil. Cimetidine, Famotidine, Ranitidne, dan
Nizatidine terbukti akan dieksresikan oleh ASI.
Efek Samping
Gangguan SSP Ginekomastia
● Confusion
● Jarang terjadi
Nyeri kepala
● Dizziness
● Drowsiness
Efek Samping H2
Gastrointestinal
effect Kelainan Hematologi
● Mual dan muntah ● Trombositopenia
● Diare/konstipasi ● Anemia
● Nyeri perut Jarang terjadi
Efek Samping H2
Lainnya
Referensi:

1. Kang Sewon, etc. Fitzpatrick’s Dermatology 9 th Edition. Volume 1. McGraw Hi: USA;
2019.
2. Linuwih S, Bramono K, etc. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Cetakan
Kedua. Badan Penerbit FKUI: Jakarta; 2016.
Terimakasih!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai