Anda di halaman 1dari 139

HUKUM DAGANG

Oleh:

Mohamad Solichin

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 1
Literatur
1. Purwosutjipto,SH. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Buku
Pertama, Pengetahuan Dasar Hukum Dagang;
2. Purwosutjipto, SH. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Buku
Kedua, Bentuk-bentuk Perusahaan;
3. Drs. CST. Kansil, SH. Hukum Dagang Indonesia, Buku Kesatu;
4. Munir Fuady, SH, MH, LLM. Hukum Perusahaan Dalam Paradigma
Hukum Bisnis;
5. Prof Abdulkadir Muhammad, SH. Hukum Perusahaan Indonesia;
6. Prof Abdulkadir Muhammad, SH. Hukum Perseroan Indonesia;
7. Prof Dr. Rudhi Prasetya, SH. Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas;
8. Zaeni Asyhadie, SH, M.Hum. Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di
Indonesia;
9. DR. Habib Adjie, SH, M.Hum. Status Badan Hukum, Prinsip-prinsip dan
Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas;
10. Jackie Ambadar, Corporate Social Responsibility Dalam Praktek di
Indonesia.
2
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pengertian Hukum
 Adalah keseluruhan norma, yang oleh
penguasa negara atau penguasa masyarakat
yang berwenang menetapkan hukum,
dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan
yang mengikat bagi sebagian atau seluruh
anggota masyarakat, dengan tujuan untuk
mengadakan suatu tata yang dikehendaki
oleh penguasa tersebut (Purwosutjipto, SH)

3
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan.......
 Pada pokoknya hukum adalah peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat, yakni peraturan-
peraturan yang dibuat oleh badan-badan
resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap
peraturan-peraturan tadi berakibat
diambilnya tindakan-tindakan yaitu
hukuman tertentu (Drs. CST. Kansil)
4
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Unsur-Unsur Hukum
 Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat;
 Peraturan diadakan oleh badan resmi yang
berwajib;
 Peraturan itu bersifat memaksa;
 Sanksi terhadap pelanggar peraturan itu
adalah tegas

5
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Sifat Hukum
Hukum mempunyai sifat mengatur dan
memaksa, merupakan peraturan-peraturan
yang hidup dalam masyarakat (disebut
norma/kaidah) yang dapat memaksa orang
supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat,
serta memberikan sanksi terhadap siapa yang
tidak patuh.

6
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pembagian Hukum
 Hukum Publik/Negara :
Yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
antara negara dengan alat-alat perlengkapan negara
atau hubungan hukum antara negara dengan
warganegaranya;
 Hukum Privat/Sipil :
Yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
antara orang yang satu dengan orang lain, dengan
menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan.

7
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Hukum Perdata

Hukum yang mengatur hubungan antara


perseorangan yang satu dengan perseorangan
yang lain dalam segala usahanya untuk
memenuhi kebutuhannya, yang
diselenggarakan sesuai dengan hematnya
sendiri (H.M.N. Purwosutjipto, SH)

8
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Hukum Perdata/Burgerlijk Recht
 Buku I : Perihal orang/Van personen, yang memuat Hukum
Perorangan dan Hukum Keluarga;
 Buku II : Perihal Benda/ Van Zaken, yang memuat Hukum
Benda/Zaken Recht dan Hukum Waris;
 Buku III : Perihal Perikatan/Van Verbintenissen, yang memuat
Hukum Harta Kekayaan/Vermogensrecht, yang berkenaan
dengan hak-hak dan kewajiban yang berlaku bagi orang-
orang/pihak-pihak tertentu
 Buku IV : Perihal Pembuktian & Kadaluarsa/Van Bewijs
Verjaring, yang memuat perihak alat-alat pembuktian dan
akibat lewat waktu terhadap hubungan-hubungan hukum

9
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Masih Tepatkah

Istilah
HUKUM DAGANG
Digunakan ?

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 10
Pengertian Hukum Dagang

 Pasal 2 KUHD :
Pedagang adalah mereka yang melakukan
perbuatan perniagaan (daden van koophandel)
sebagai pekerjaan sehari-hari

 Pasal 3 KUHD :
Perbuatan perniagaan pada umumnya adalah
perbuatan pembelian barang-barang untuk dijual
kembali.

11
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pasal 4 KUHD
 Perusahaan Komisi;
 Perniagaan wesel & Surat-surat berharga lainnya;
 Pedagang, Bankir, Makelar & sejenisnya;
 Pembangunan, perbaikan & perlengkapan kapal untuk pelayaran dilaut;
 Ekspedisi & Pengangkutan barang-barang;
 Jual beli perlengkapan & keperluan kapal;
 Rederij, Carter mencarter kapal, Bodemory dan perjanjian lain-lain
tentang perniagaan laut;
 Mempekerjakan nahkoda & anak buah kapal untuk kepentingan kapal
niaga;
 Perantara/Makelar laut, cargador, convoilopers, pembantu-pembantu
pengusaha perniagaan lain;
 Perusahaan asuransi
12
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pasal 5 KUHD

“ Perbuatan-perbuatan yang timbul dari


kewajiban-kewajiban menjalankan kapal untuk
melayari laut, kewajiban-kewajiban yang
mengenai tubrukan kapal, menolong dan
menyimpan barang-barang di laut yang berasal
dari kapal karam atau kapal terdampar, begitu
pula penemuan barang-barang di laut pada waktu
avarai, itu semua termasuk dalam golongan
perbuatan perniagaan “

13
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Keberatan Azas Hukum Dagang
Bagi Pedagang
 Perkataan “barang” dalam pasal 3 KUHD hanya
berarti “barang bergerak”, padahal dalam lalulintas
perniagaan “barang tetap” juga menjadi obyek
perniagaan;
 Perbuatan “menjual” dalam pasal 3 KUHD tidak
termasuk dalam pengertian perbuatan perniagaan
karena “menjual” tujuan dari pedagang, sedangkan
dalam pasal 4 perbuatan “menjual” termasuk dalam
perbuatan prniagaan.
14
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Bila Terjadi Perselisihan
Pedagang & Bukan Pedagang

 Hogeraad : Hukum Dagang berlaku apabila bagi


penggugat perbuatan yang diperselisihkan itu
adalah perbuatan perniagaan;
 Hukum Dagang berlaku kalau perbuatan yang
dipersengketakan itu bagi kedua belah pihak
merupakan perbuatan perniagaan;
 Handelsgesetbugch : Hukum Dagang berlaku
apabila perbuatan yang dipersengketakan
merupakan perbuatan perniagaan bagi salah satu
pihak. 15
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Saats Blad 1938 No. 276
tgl 17 Juli 1938 :
 Penghapusan pasal 2 sampai dengan pasal 5 pada
Bab I, Buku I, Kitab Undang-undang Hukum
Dagang/KUHD, mengenai pengertian pedagang dan
pengertian perbuatan perniagaan, diganti menjadi
istilah perusahaan dan perbuatan perusahaan;

 Memasukkan istilah “Perusahaan” dalam Kitab


Undang-undang Hukum Dagang/KUHD.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 16
Pengertian Hukum Dagang

 Hukum yang mengatur tingkah laku manusia


yang turut melakukan perdagangan dalam
usahanya memperoleh keuntungan atau hukum
yang mengatur hubungan hukum antara
manusia-manusia dan Badan-badan hukum satu
sama lainnya, dalam lapangan perdagangan
(Drs, C.S.T. Kansil, SH)

17
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pengertian Hukum Dagang

 Hukum Dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus


dari lapangan perusahaan ( H.M.N. Purwosutjipto, SH);
 Adalah suatu tambahan Hukum Perdata, yaitu tambahan
yang mengatur hal-hal khusus, KUHPerdata memuat Hukum
Perdata dalam arti sempit, sedangkan KUHDagang memuat
penambahan yang mengatur hal-hal khusus Hukum Perdata
dalam arti sempit itu (Van Kan);
 Hukum Dagang suatu bagian istimewa dari lapangan Hukum
Perikatan yang tidak dapat ditetapkan dalam Kitab III
KUHPerdata (Van Apeldorn)

18
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Perdagangan
 Perdagangan atau perniagaan pada umumnya, ialah
pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau
pada suatu waktu tertentu dan menjual barang itu di
tempat lain pada waktu yang berikut dengan
maksud memperoleh keuntungan (Drs, C.S.T. Kansil,
SH);
 Dalam zaman modern perdagangan adalah
pemberian perantaraan kepada produsen dan
konsumen untuk membelikan dan menjualkan
barang-barang yang memudahkan dan memajukan
pembelian dan penjualan itu (Drs. C.S.T. Kansil, SH)
19

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Hukum Bisnis
 Kegiatan bisnis adalah kegiatan usaha yang dijalankan oleh
orang / badan usaha secara teratur dan terus menerus, yaitu
berupa kegiatan mengadakan barang-barang / jasa-jasa
maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjual belikan atau
disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
(Zaeni Asyhadie);
 Hukum Bisnis adalah serangkaian peraturan yang berkaitan
secara langsung maupun tidak langsung dengan urusan-
urusan perusahaan dalam menjalankan roda perekonomian
(Zaeni Asyhadie)

20

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Sumber Hukum Dagang
 Hukum tertulis yang dikodifikasi :
a. Kitab Undang-undang Hukum Dagang / Wet book
Van koophandel (WVK)
b. Kitab Undang-undang Hukum Perdata / Burgerlijk
Wet book (BW)
 Hukum tertulis yang belum dikodifikasi :
a. UU No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta;
b. UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
c. UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan
Angkutan Jalan; dan lain-lain
21

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Isi Pokok KUHD
 Kitab Pertama Berjudul “Tentang Dagang Pada
Umumnya”
 Bab I. Dihapus
 Bab II. Tentang Pemegangan Buku;
 Buku III. Tentang Beberapa Jenis Perseroan;
 Bab IV. Tentang Bursa Dagang, Makelar, dan Kasir;
 Bab V. Tentang Komisioner, Ekspeditur,Pengangkut
dan tentang Juragan-juragan perahu yg melalui
sungai dan perairan Darat
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 22
Lanjutan....
 Bab VI. Tentang surat weasel dan surat order;
 Bab VII. Tentang cek, promes dan kuaitansi atas
pembawa;
 Bab VIII. Tentang Reklame atau penuntutan kembali
dalam hal kepailitan;
 Bab IX. Tentang Asuransi atau pertanggungan;
 Bab X. Tentang asuransi terhadap bahaya kebakaran,
bahaya yang mengancam hasil pertanian yang
belum dipaneni dan pertanggungan jiwa.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 23
Lanjutan....
 Kitab Kedua berjudul: Tentang Hak hak dan Kewajiban-
kewajiban yang terbit dari Pelayaran, yang memuat hukum
laut :
 Bab I. Tentang kapal laut dan muatannya;
 Bab II. Tentang Pengusaha-pengusaha kapal dan
perusahaan-perusahaan perkapalan;
 Bab III. Tentang Nahkoda, anak kapal dan penumpang;
 Bab IV. Tentang perjanjian kapal laut.
 Bab V A. Tentang pengangkutan barang;
 Bab V B. Tentang Pengangkutan orang ;
 Bab VI. Tentang Penubrukan;
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 24
Lanjutan.....
 Bab VII. Tentang pecahnya kapal;
 Bab VIII. Dihapus
 Bab IX. Tentang pertanggungan terhadap segala bahaya laut
dan terhadap bahaya perbudakan.
 Bab X. Tentang pertanggungan terhadap bahaya dalam
pengangkutan di daratan, di sungai dan perairan darat;
 Bab XI. Tentang kerugian dilaut (avary);
 Bab XII. Tentang berakhirnya perikatan-perikatan dalam
perdagangan laut;
 Bab XIII. Tentang Kapal-kapal, perahu=perahu yang melalui
sungai-sungai dan perairan darat.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 25
Pengertian Perusahaan

 Keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara tidak


terputus-putus dengan terang-terangan, dalam
kedudukan tertentu dan untuk mencari laba bagi
diri sendiri (Pemerintah Belanda);
 Keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus
menerus, bertindak keluar untuk mendapatkan
penghasilan dengan cara memperniagakan barang-
barang, menyerahkan barang-barang atau
mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan
( Prof. Mollengraaf)
26

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
 Polak memandang perusahaan dari sudut komersiil,
artinya baru ada perusahaan apabila diperlukan
perhitungan laba rugi yang diperkirakan dan dicatat
 Menurut Kansil, seseorang menjalankan
perusahaan, apabila ia dengan teratur dan terang-
terangan bertindak keluar dalam pekerjaan tertentu
untuk memperoleh keuntungan dengan suatu cara,
dimana ia menurut imbangan lebih banyak
mempergunakan modal dari pada mempergunakan
tenaganya sendiri.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 27
Lanjutan....

 UU No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar


Perusahaan
 Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap dan terus
menerus dan didirikan, bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah negara RI
untuk tujuan memperoleh keuntungan/laba

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 28
Lanjutan....
 UU No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Pe
rusahaan
Setiap bentuk usaha yang melakukan
kegiatan secara tetap dan terus menerus
dengan tujuan memperoleh keuntungan /
laba, baik yang diselenggarakan orang
perorangan maupun badan usaha yang
berbentuk badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan di wilayah negara
29
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Unsur-unsur Perusahaan
 Badan usaha;
 Kegiatan dalam bidang perekonomian;
 Terus-menerus;
 Bersifat tetap;
 Terang-terangan;
 Lebih banyak menggunakan modal dari pada
tenaganya sendiri;
 Tujuan mencari keuntungan.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 30
Perbedaan Perusahaan dengan
Pekerjaan

 Perusahaan/Bedriff adalah apabila seseorang dengan


teratur dan terang-terangan bertindak keluar dalam
pekerjaan tertentu untuk memperoleh keuntungan
dengan cara, di mana ia menurut imbangan lebih
banyak mempergunakan modal dari pada
mempergunakan tenaganya sendiri;
 Pekerjaan/beroep apabila ia untuk mencari
penghidupannya sehari-hari bekerja terutama
dengan tenaganya sendiri.
31
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Bentuk Perusahaan
 PEMILIK MODAL :
1. Swasta
2. Pemerintah
 SWASTA :
1. Perseorangan
2. Persekutuan
 PEMERINTAH :
1. PERUM
2. PERSERO
32
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Bentuk Perusahaan
1. Perusahaan Dagang
PERSEORANGAN
2. Usaha Dagang

SWASTA
1. Maatschaap
2. Firma
PERSEKUTUAN 3. CV
4. Perseroan Terbatas
MODAL 5. Koperasi

1. PERUM
PEMERINTAH
2. PERSERO

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 33
BENTUK PERUSAHAAN
BENTUK PERUSAHAANDI
DIINDONESIA
INDONESIA

I II III

Perush Pemth. Perush. Pemth Daerah


Perush. Swasta
(BUMN) (BUMD)

1. Perush. Umum (PERUM) Perush Daerah / 1. Firma


2. Perush Perseroan (PERSERO) PPERUSDA 2. CV
3. Perseroan Terbatas
4. Koperasi

34
Maatschaap
Perserikatan Perdata

Pasal 1618 KUHPerdata


“Suatu perjanjian dengan mana dua orang
atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu ke dalam perserikatan
dengan maksud untuk membagi
keuntungan atau kemanfaatan yang
diperoleh”

35
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Perjanjian
 Pasal 1313 KUHPerdata
 “ Suatu perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih “

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 36
Syarat Syahnya Perjanjian
 Pasal 1320 KUHPerdata
1. Sepakat Mereka Mengikatkan Diri;
2. Kecakapan Membuat Perjanjian;
3. Suatu Hal Tertentu;
4. Suatu Sebab Halal

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 37
Persekutuan Perdata
“Perserikatan Perdata khusus adalah perserikatan
perdata yang hanya mengenai benda-benda
tertentu saja baik mengenai pemakaiannya atau
hasil yang akan diperolehnya, atau suatu usaha
tertentu, maupun mengenai pelaksanaan dari
suatu perusahaan atau pekerjaan” (Pasal 1623
KUHPerdata)

38
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Kewajiban Inbreng / Pemasukan

 Tiap-tiap sekutu dari Persekutuan Perdata, wajib


memasukkan dalam kas Persekutuan Perdata yang
berupa :
a. Uang, atau
b. Benda-benda lain apa saja yang layak bagi
persekutuan;
c. Tenaga kerja, baik tenaga fisik maupun
tenaga fikiran.

39
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Kewajiban Inbreng / Pemasukan

 Tiap-tiap sekutu dari Persekutuan Perdata, wajib


memasukkan dalam kas Persekutuan Perdata yang
berupa :
a. Uang, atau
b. Benda-benda lain apa saja yang layak bagi
persekutuan;
c. Tenaga kerja, baik tenaga fisik maupun
tenaga fikiran.

40
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Ketentuan Pemasukan

 Terhadap benda-benda yang dimasukkan, sekutu


harus menjamin terhadap gugatan fihak ke tiga dan
cacat tersembunyi;
 Kecuali benda dalam arti fisiknya, persekutuan juga
dapat memasukkan penggunaan dari benda / Het
Genootnya;
 Sekutu yang memasukan uang, bila tidak ditepati
sebagaimana yang diperjanjikan, maka ia harus
membayar bunga selama belum setor.
41
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pengurusan & Penguasaan

 Pengurusan atau beheer adalah tiap-tiap perbuatan


yang perlu atau termasuk golongan perbuatan yang
biasa dilakukan untuk memelihara atau mengurus
Persekutuan Perdata;
 Penguasaan atau beschiking daad adalah perbuatan
yang tidak khusus diperlukan mengingat akan
keadaan-keadaan yang senyatanya.

42
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pembebanan Tugas Pengurusan

1. Diatur sekaligus dalam akta pendirian Persekutuan Perdata,


sekutu pengurus demikian dinamakan sekutu
“Statuter/Garant Statutaire”. Sekutu Statuter kedudukannya
kuat, dia tidak dapat diberhentikan selama berjalannya
Persekutuan Perdata tersebut;

2. Diatur sesudah Persekutuan Perdata berdiri dengan akta


khusus terpisah dari akta pendirian, sekutu Pengurus
demikian dinamakan sekutu “Mandater/Garant
Mandataire”. Sekutu ini kedudukannya sama dengan
pemegang kuasa.
43
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pertanggungan Jawab Sekutu

1. Bila seorang sekutu Persekutuan Perdata mengadakan


hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka sekutu yang
bersangkutan yang bertanggung jawab, kecuali ada Surat
Kuasa atau hasil dari perbuatannya/keuntungannya
dinikmati oleh persekutuan, maka sekutu yang lain ikut
bertanggung jawab;

2. Bila seorang sekutu di dalam mengadakan hubungan


hukum mengatas namakan persekutuan, maka persekutuan
bisa menggugat pihak ketiga

44
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Membagi Laba Rugi

Cara membagi keuntungan dan kerugian


sebaiknya diatur dalam perjanjian pendirian
persekutuan, dengan catatan tidak boleh
memberikan keuntungan kepada hanya seorang
sekutu, tetapi sebaliknya dapat membebankan
kerugian hanya kepada seorang sekutu. Apabila
para sekutu tidak mengaturnya, maka pembagian
keuntungan dilakukan menurut azas
“Keseimbangan Pemasukan”.

45
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Bubarnya Persekutuan Perdata

1. Lampaunya waktu untuk mana Persekutuan


Perdata didirikan;
2. Musnahnya barang atau telah selesainya
usaha yang menjadi tugas pokok Persekutuan
Perdata;
3. Kehendak dari seorang atau beberapa sekutu;
4. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau
di bawah pengampuan.

46
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Bubarnya Persekutuan Perdata

1. Berdasarkan suara bulat dari para sekutu;

2. Karena berlakunya syarat bubar/ontbind dende


voorwaarde seperti yang ditetapkan dalam
perjanjian pendirian Persekutuan Perdata tersebut.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
47
Vennootschaap Onder Firma
Persekutuan Firma
 Persekutuan Firma adalah tiap-tiap Perserikatan Perdata
yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama
bersama ( Pasal 16 KUHD);

 Kekhususan Firma :
1. Menjalankan perusahaan (Pasal 16 KUHD);
2. Memakai nama bersama (Pasal 16 KUHD);
3. Pertanggungan jawab sekutu bersifat “Pribadi untuk
keseluruhan/Hoofdelijk voor het geheel” (Pasal 18 KUHD)

48
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Kekhususan Firma
 Menjalankan Perusahaan : merupakan unsur
mutlak dari suatu Firma. Oleh karena itu
semua ketentuan yang diwajibkan untuk
suatu perusahaan/badan usaha berlaku juga
bagi suatu Firma;
 Dengan Nama Bersama : Nama bersama ini
mengandung maksud bahwa nama dari
Perseketuan Firma adalah nama-nama dari
mereka yg ikut serta dalam Firma;
49
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....

 Pertanggung Jawaban Sekutu Bersifat Pribadi


untuk Keseluruhan : artinya tiap-tiap sekutu
bertanggung jawab secara pribadi/termasuk
harta pribadi pada semua perikatan
persekutuan, meskipun yang dibuat oleh
sekutu lain, termasuk perikatan yang timbul
karena perbuatan melawan hukum.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 50
Prosedur Pendirian Firma

1. Perjanjian :
untuk mendirikan Firma harus diadakan dengan membuat
suatu perjanjian secara tertulis yang menunjukkan
kesepakatan diantara para pendirinya untuk mendirikan
suatu badan usaha yang berbentuk Firma (Pasal 22 KUHD);

2. Pendaftaran :
Setelah pembuatan akta pendirian, akta pendirian tersebut
harus didaftarkan menurut Undang-undang Wajib Daftar
Perusahaan (Pasal 23 KUHD)

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 51
Lanjutan....
3. Pengumuman :
Ikhtisar resmi dari akta pendirian tersebut harus diumumkan
dalam Berita Negara RI (Pasal 28 KUHD).
Kewajiban ini apabila dilalaikan, maka Firma yg didirikan
dianggap Firma yg bersifat umum, yakni :
a. Menjalankan segala macam urusan;
b. Didirikan untuk waktu tidak terbatas;
c. Tidak ada seorang sekutupun yg dikecualikan dari
kewenangan bertindak bagi persekutuan (Pasal 29 KUHD).

52
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pembubaran Firma
 Membubarkan Firma sebelum waktu yang
ditentukan dalam perjanjian atau sebagai
akibat pengunduran diri atau pemberhentian,
begitu juga memperpanjang waktu sehabis
waktu yang telah ditentukan dan
mengadakan perubahan-perubahan yang
penting bagi pihak ketiga, semua itu harus
didaftarkan dan diumumkan (Pasal 31 ayat (1)
KUHD)
53
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
 Kelalaian dalam pendaftaran dan pengumuman
tersebut, berakibat tidak berlakunya pembubaran,
pengunduran diri, pemberhentian atau perubahan-
perubahan yang penting bagi pihak ketiga (Pasal 31
ayat (2) KUHD);
 Apabila kelalaian tersebut mengenai perpanjangan
waktu sehabis waktu yang telah ditentukan dalam
akta pendirian, maka berlakulah ketentuan-
ketentuan pasal 29 KUHD (Pasal 31 ayat (2) KUHD)

54
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
PERSEKUTUAN KOMANDITER
Commanditeire Vennootschaap / CV

 Persekutuan Komanditer adalah Persekutuan


Firma yang mempunyai satu atau beberapa
orang sekutu komanditer. Sekutu Komanditer
adalah sekutu yang hanya menyerahkan
modal sebagai pemasukan pada persekutuan,
sedangkan ia tidak turut campur dalam
pengurusan atau penguasaan dalam
persekutuan.
55
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Dua Sekutu CV
1. Sekutu Komanditer :
Yakni sekutu yang hanya memasukan modal tanpa
ikut campur dalam pengurusan persekutuan dan
tanggung jawab sekutu komanditer hanya sebatas
modal yang telah dimasukan;
2. Sekutu Komplementer :
Yakni sekutu yang disamping memasukkan modal
juga melakukan pengurusan persekutuan dan
tanggung jawab sekutu komplementer bersifat
pribadi untuk keseluruhan.
56
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Jenis-Jenis CV
 Persekutuan Komanditer Diam-diam :
yaitu Persekutuan Komanditer yang belum
menyatakan dirinya dengan terang-terangan kepada
pihak ketiga sebagai Persekutuan Komanditer. Jadi
keluar persekutuan itu masih menyatakan dirinya
sebagai Persekutuan Firma, tetapi ke dalam
(hubungan hukum diantara para sekutu) sebetulnya
sudah menjadi Persekutuan Komanditer.

57
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
 Persekutuan Komanditer Terang-terangan :
Yaitu persekutuan Komanditer yang dengan
terang-terangan menyatakan dirinya sebagai
Persekutuan Komanditer;
 Persekutuan Komanditer Dengan Saham :
Yakni Persekutuan Komanditer terang-
terangan yang modalnya terdiri dari saham-
saham.
58
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Perseroan Terbatas
 Perseroan :
Bahwa seluruh modal badan usaha PT terdiri dari
sero-sero atau saham-saham;
 Terbatas :
Pemegang saham tidak bertanggung jawab secara
pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama
perseroan dan tidak bertanggung jawab atas
kerugian perseroan yang melebihi nilai saham yang
dimiliki (Pasal 3 UU No. 40 tahun 2007)
59
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pengecualian
Tanggung Jawab terbatas

1. Persyaratan PT sebagai badan hukum


belum/tidak terpenuhi;
2. Pemegang saham ybs baik langsung/tidak
dengan iktikad buruk memanfaatkan PT
semata-mata untuk kepentingan pribadi
sehingga merugikan PT;

60
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
3. Pemegang saham ybs terlibat dalam
perbuatan melawan hukum yang dilakukan
PT atau;
4. Pemegang saham ybs baik langsung maupun
tidak secara melawan hukum menggunakan
kekayaan PT, yang mengakibatkan kekayaan
PT menjadi tidak cukup untuk melunasi utang
PT.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 61
PERSEROAN TERBATAS
Undang-undang No. 40 tahun 2007

 Difinisi :
Badan hukum yang merupakan persekutuan
modal yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham,
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya (Pasal 1 angka 1 UU No. 40 tahun 2007)

62
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
PERSEROAN PERSEORANGAN
Undang-undang No. 11 tahun 2020

 Difinisi :
Badan hukum yang merupakan persekutuan
modal yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham
atau badan hukum perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang undangan mengenai usaha mikro
dan kecil ( Psl 109 ayat 1)
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 63
Pengertian
Perseroan Terbatas
 Badan Hukum :
Setiap PT adalah badan hukum, artinya
badan yang memenuhi syarat keilmuan
sebagai pendukung hak dan kewajiban;
 Didirikan Berdasarkan Perjanjian :
Artinya PT harus didirikan dan selama
berjalannya dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang dibuktikan dalam akta pendirian
dan tersusun dalam AD PT; 64
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
 Melakukan Kegiatan Usaha :
Yaitu PT harus melakukan kegiatan dibidang bisnis
yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dan/atau laba.
 Modal Dasar :
Setiap PT harus mempunyai modal dasar yang
terbagi habis dalam sejumlah lembar saham. Modal
Dasar ini disebut “Modal statuter” atau Autorized
Capital. Modal Dasar merupakan kekayaan PT yang
terpisah dari harta kekayaan pribadi pendiri PT,
organ PT atau pemegang saham PT; 65
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Kriteria UMKM berdasarkan Modal
 Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan
paling banyak 1 M tidak termasuk tanah dan
bangunan;
 Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari 1 M
sampai dengan paling banyak 5 M tidak termasuk
tanah dan bangunan;
 Usaha Menengah memiliki modal usaha lebih dari 5
M sampai dengan paling banyak 10 M tidak
termasuk tanah dan bangunan.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 66
Kriteria UMKM berdasarkan Hasil
Penjualan Tahunan
 Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan
sampai dengan paling banyak 2 M;
 Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan
sampai dengan paling banyak 15 M;
 Usaha Menengah memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari 15 M sampai dengan paling
banyak 50 M. (Psl 35 PP No. 7 tahun 2021 Tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah )

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 67
Tiga Karakteristik
PT Sebagai Asosiasi Modal
1. Tanggung Jawab PT Terbatas :
a. Dengan adanya tanggung jawab PT terbatas,
maka menjadi faktor pendorong masyarakat
untuk menanamkan modal dalam PT;
b. Dengan PT dimaksudkan sebagai asosiasi
modal, maka diharapkan akan terkumpul
modal dari siapa saja, dari mana saja, maka
dengan demikian tanggung jawab terbatas di
dalam PT mutlak diperlukan.
68
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
2. Saham
a. Dengan berhimpunnya modal dari siapa saja
dan dari mana saja, maka dibutuhkan tanda
bukti keikut sertaan seseorang di dalam
bagian permodalan dari suatu PT;
b. Sifat saham yg dapat dengan mudah
diperalihkan, maka kepada pemiliknya dapat
memperalihkan sahamnya kepada pihak
lain, dengan demikian terjagalah keutuhan
modal dari PT.m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
69
Lanjutan....

3. Kepengurusan di dalam PT dilaksanakan oleh


suatu Organ.
Dengan PT dimaksudkan sebagai asosiasi
modal, maka kepengurusan PT tidak mungkin
dilakukan oleh semua pemilik saham, oleh
karena itu diperlukan suatu organ yg
melakukan kepengurusan di dalam PT untuk
dan atas nama PT

70
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Persyaratan
Pendirian Perseroan Terbatas
1. Perjanjian antara dua orang atau lebih;
2. Dibuat dengan akta Autentik dimuka
Notaris;
3. Harus mengikuti ketentuan tentang modal
PT;
4. Pengambilan saham oleh para pendiri pada
saat PT didirikan

71
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Prosedur
Pendirian Perseroan Terbatas

1. Pembuatan perjanjian secara tertulis;


2. Pembuatan akta pendirian;
3. Pengesyahan oleh Menteri Hukum dan Ham;
4. Pendaftaran PT;
5. Pengumuman pendirian PT dalam Berita
Negara RI.

72
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Ketentuan Modal PT
 Modal Perseroan Terbatas :
adalah kekayaan baik berupa uang maupun
benda yang digunakan oleh Perseroan
Terbatas untuk menjalankan usahanya

73
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Ketentuan Modal PT
 Modal Perseroan Terbatas :
adalah kekayaan baik berupa uang maupun
benda yang digunakan oleh Perseroan
Terbatas untuk menjalankan usahanya
 Modal Dasar/Authorized Capital :
Adalah kekayaan berupa uang yang telah
ditentukan jumlahnya yg dijadikan dasar
berdirinya PT.
74
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
 Modal Ditempatkan/Placed Capital :
Adalah kekayaan berupa uang yg telah ditentukan
prosentasenya dari modal dasar yg disanggupi oleh
para pendiri pada saat berdirinya PT
 Modal Disetor/Paid Up Capital :
Adalah kekayaan berupa uang yg telah ditentukan
prosentasenya dari modal ditempatkan yg harus
dibayar tunai oleh para pendiri pada saat berdirinya
PT.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 75
Perbandingan Firma, CV, PT
Firma CV PT
1. Diatur dalam 1. KUHD : Psl 18-35 1. UU PT No
KUHD : Psl 2. a. Sec Yuridis belum 40 Tahun 2007
16-35 ber BH 2. Ber Badan
2.a. Sec yuridis b. Sec Empiris : Ber BH Hukum
belum berbadan 3. Sekutu : 3. Sekutu :
Hukum a. Sekutu komplementer / Pesero
b. Sec Empiris : Ber Sekutu Aktif 4. Tanggung
BH b. Sekutu komanditer / jawab : Terbatas
3. Sekutu : Sekutu Pasif pada modal yang
Firmant 4. Tanggung Jawab : disetor
4. Tanggung a. Sekutu komplemeter : 5. Pailitnya PT
jawab : Pribadi utk Pribadi u/ seluruhnya. tidak berarti
seluruhnya b. Sekutu komanditer : pailitnya Pesero
(Tanggung Terbatas
Renteng) 5. Pailitnya CV :
5. Pailitnya a. Berarti pailitnya Sekutu
Firma : pailitnya komplemeter.
pengurus / b. Tidak berarti pailitnya
Sekutu sekutu komanditer
76
Perbandingan Yayasan, Koperasi, Perusda
Yayasan Koperasi Perusda
1. UU No 28 Tahun 1. UU No 25 Tahun 1992 1. UU No 5 Tahun
2004 2. Ber BH 1962, UU No 32
2. Ber BH 3. Pengurus+Anggota Tahun 2004
3. Tidak punya 4. Tujuan : kemanfaatan 2. Ber BH
anggota, hanya anggota, tp boleh 3. Pengurus + Anggota
pengurus mencari keuntungan 4. Tujuan : u/ mencari
4. Tujuan : Badan 5. Ada SHU ( Sisa Hasil keuntungan
sosial, tapi boleh Usaha )u/ anggota 5. Ada pembagian
Profit keu 6. Bisa di pailitkan keuntungan.
5. Keuntungan tidak Dasar UU No 37 Th 6. Bisa dipailitkan
boleh di bagi2 tapi u/ 2004 7. Bisa berinvestasi ke
yayasan 7. Tidak ada pengaturan persh lain
6. Bisa di pailitkan (UU
No 37 Tahun 2004)
7. Boleh berinvestasi
ke perush lain max
25% dr modal

77
Restrukturisasi

 Strategi memajukan dan mengefektifkan


perseroan dalam usaha mencapai tujuan
tanpa melalui prosedur pemberesan akibat
likuidasi, dengan cara :
 Merger/Penggabungan,
 Consolidation/Peleburan, atau
 Asquisation/Pengambilalihan.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 78
Restrukturisasi
 Penggabungan, perbuatan hukum yg
dilakukan oleh satu perseroan atau lebih
untuk menggabungkan diri dengan perseroan
lain yg telah ada dan selanjutnya perseroan
yg menggabungkan diri menjadi bubar.
 Peleburan, perbuatan hukum yg dilakukan
oleh dua perseroan atau lebih untuk
meleburkan diri dengan cara membentuk
satu perseroan baru dan masing-masing
perseroan yg meleburkan diri menjadi bubar.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 79
Lanjutan....
 Pengambilalihan, perbuatan hukum yg
dilakukan oleh badan hukum atau orang
perorang untuk mengambilalih baik seluruh
ataupun sebagian besar saham perseroan yg
dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 80
PENGEMBANGAN

 1. Perush. Perseroan PT. Persero (tbk)

1. PT. Terbuka (Go Public)


2. Perseroan Terbatas 2. Holding Company
3. MNC (Multi Nasional Company)

81
PERUSAHAAN HOLDING /
Konglomerat Holding Company
CONTROLLING COMPANY

Perusahaan yang bertujuan memiliki saham dalam


satu atau lebih perusahaan lain dan atau mengatur
satu atau lebih perusahaan tersebut. Biasanya
(walaupun tidak selalu), perusahaan Holding memiliki
banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang-
bidang bisnis yang sangat berbeda-beda.
CONTOH :

I. A

II. A1

B C D X Y Z

A : Calon Perusahaan Holding


A1 : Perusahaan Holding
BCD : Perusahaan Baru dibentuk (Anak Perusahaan)
KYZ : Perusahaan Lain dengan kepemilikan yang berbeda / tidak
saling berhubungan
BCD : Memegang Saham dari awal terbentuk perusahaan
XYZ : Pemegang Saham secara akuisisi
PENGGOLONGAN GRUP USAHA HOLDING
1. Grup Usaha Vertikal
2. Grup Usaha Horisontal
3. Grup Usaha Kombinasi

1. Grup Usaha Vertikal


Jenis usaha dari masing-masing perusahaan satu sama lain
tergolong serupa, hanya mata rantainya yang berbeda.

Contoh :
 Ada anak perusahaan yang menyediakan bahan baku
 Ada anak perusahaan yang memproduksi bahan ½ jadi /
jadi
 Ada anak perusahaan yang bergerak di bidang eksport -
import
Suatu kelompok usaha dari hulu ke hilir karena menguasai
satu jenis produksi
A1
A2
H
A3
A4

2. GRUP USAHA HORISONTAL


Bisnis masing anak perusahaan tidak ada kaitannya sama
sekali.
H

A1 A2 A3 A4
3. GRUP USAHA KOMBINASI
Suatu grup usaha, dilihat dari segi bisnis anak
perusahaannya, ternyata terkait dalam satu mata rantai
produksi (hulu  hilir), disamping itu ada anak
perusahaannya yang usaha bisnisnya lepas satu sama lain.
Contoh :

A1
A2
H
A3
A4

A5 A6 A7 A8
KEUNTUNGAN HOLDING
1. Kemandirian Risiko
Masing-masing anak perusahaan merupakan Badan Hukum
berdiri sendiri, maka pada prinsipnya setiap kewajiban risiko
/ klaim pihak ke III terhadap anak perusahaan tidak dapat
dibebankan pada anak perusahaan tidak dapat dibebankan
pada anak perusahaan yang lain. Namun dalam beberapa hal
dapat diterobos.
2. Hak Pengawasan lebih besar

3. Pengontrolan lebih mudah dan efektif


m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 87
4. Operasional yang lebih efisien
Atas prakarsa dari perusahaan holding, anak-anak
perusahaan melakukan promosi bersama, saling
pinjam SDM, saling Bantu.

5. Kemudahan Sumber Modal


Dapat memberi berbagai jaminan hutang terhadap
hutang anak perusahaan lain dalam grub tersebut.

6. Keakuratan keputusan yang diambil


m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 88
KERUGIAN HOLDING

1. Pajak Ganda
2. Lebih Birokratis
Pengambilan keputusan lebih lama
3. Penutupan Usaha
Kalau anak perusahaan mengalami kerugian,
cenderung dengan mudah menutup perusahaan
4. Risiko Usaha
Semakin besar risiko kerugian seiring dengan
membesarnya keuntungan perusahaan.
5. Conglomerate Game
Arti negative – manipulasi pelaporan
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 89
MULTI NATIONAL CORPORATION
(M N C)
ISTILAH
 MULTINATIONAL CORPORATION ( M N C )
 MULTINATIONAL ENTERPRISE ( M N E )
 TRANSNATIONAL COMPANY / CORPORATION ( T N C )
 GLOBAL COMPANY / CORPORATION
 WORLD COMPANY / CORPORATION
 STATELESS COMPANY / CORPORATION
 SUPERNATIONAL COMPANY / CORPORATION
 SUPRANATIONAL COMPANY / CORPORATION
 INERNATIONAL COMPANY / CORPORATION 90
DEFINISI
1. UNITED NATION :
Suatu Perusahaan yang memiliki atau mengontrol
produksi atau fasilitas pelayanan diluar negeri dari tempat
kedudukan atau home basenya

2. M.R.CZINKOTA, I.A. RONKAINEN & M.H. MOFFETT.


a. Ber operasi di dua negara atau lebih;
b. Revenue dari forein operation mencapai 25 % s/d 30 %
revenue total ;
c. Perusahaan tersebut dimiliki oleh beberapa bangsa ,
misalnya Dutch Shell Group, 91
3. Kamus Ekonomi :

Sebuah perusahaan yang wilayah operasionalnya meliputi


sejumlah negara dan memiliki fasilitas produksi service di
luar negerinya sendiri. Perusahaan tersebut mengambil
kepastian pokoknya dalam suatu konteks global dengan
negara-negara dimana perusahaan tersebut bekerja.

Dampak :
Pertumbuhan perusahaan MNC yang cepat dapat
menimbulkan konflik-konflik antara kepentingan
perusahaan MNC dengan kepentingan negara individual
dimana mereka beroperasi  International Enterprise.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 92
4. Prof. Perlmutter :
Sekelompok perusahaan yang mempunyai kendali operasi
langsung di berbagai Negara yang berbeda yang mempunyai
kecenderungan & mengarah kepada pandangan global akan
penguasaan perusahaan secara Geocentris.

5. Nopirin :
Perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional &
lokasi produknya terletak di beberapa negara. Dalam hal ini
cabang di luar negeri tidak hanya dimiliki oleh perusahaan
induk, tetapi juga operasi / kegiatan cabang dikontrol &
diawasi perusahaan induk.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 93
Bentuk Badan Hukum
1. Perush. Cabang
Merupakan bagian tidak terpisahkan dengan MNC
induknya.

2. Perush. Subsidiary (Wholly Owned


Subsidiary)
Merupakan anak perusahaan yang ber BH sendiri,
saham perusahaan ini sepenuhnya dimiliki oleh
perusahaan induknya.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 94
3. Perush. Patungan (Joint-Ventura)
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh
dua/lebih perusahaan sebagai partner.

4. Perush. Go Public (Public Company)


Merupakan perusahaan yang berkedudukan lokal & sebagai
sahamnya dipegang oleh masyarakat.

5. Perush. Dg Bentuk Lain


Pembentukannya dapat didasarkan pada ketentuan
perundangan yang ada.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 95
CSR
Corporate Sosial Responsibility
 Jerolde :
Peningkatan partisipasi dan posisi di dalam sebuah
komunitas melalui berbagai upaya untuk
kemanfaatan bersama bagi organisasi dan
komunitas;
 De Martinis :
Cara berinteraksi dengan berbagi publik yg saling
terkait dengan operasi organisasi. Dengan CSR akan
diperoleh banyak manfaat untuk korporat atau
komunitas.
96
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....
 Habib Adjie :
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan rasa
kepedulian sosial perusahaan terhadap segala aspek yang
berkaitan dan menunjang hidupnya perusahaan, dengan
menyelaraskan, menyeimbangkan dan harmonisasi antara
tanggung jawab ekonomi (mencari keuntungan) dan
tanggung jawab sosial;
 Jackie Ambadar :
CSR merupakan salah satu upaya keberlangsungan usaha
dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara
mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial dan
pemeliharaan lingkungan hidup (tripple bottom line)
97
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Implikasi
Corporate Sosial Responsibility
 Melakukan tindakan sosial termasuk kepedulian terhadap
lingkungan hidup;
 Komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi
secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan peningkatan kualitas hidup karyawan dan
keluarga, komunitas lokal, dan masyarakat lebih luas;
 Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan dengan masyarakat & karyawan
secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup.

98
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Tanggung Jawab Sosial / CSR
Dalam UU Perseroan Terbatas
 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya
dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan “
 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan &
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan & kewajaran ( Pasal 74 UUNo. 40 tahun
2007).
99
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Implementasi CSR

 Product Support : membuat produk yang aman;


 Environment Support : menciptakan lingkungan yg sehat dan
aman;
 Employee Support : perlindungan tenaga kerja, insentif dan
penghargaan, serta jaminan keselamatan kerja;
 Diversity : kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan
konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik, ras;
 Community Support : mendukung program pendidikan,
kesehatan dll.

100
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Badan UsahaMilik Negara

 Pasal 1 huruf I UU No. 19 tahun 2003


 Badan Usaha Milik Negara :
Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan

101
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Maksud & Tujuan
Pendirian Badan Usaha Milik Negara

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan


perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya;
2. Mengejar keuntungan;
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang/jasa yg bermutu tinggi dan
memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak;

102
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....

4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang


belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan
koperasi;
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan
kepada usaha ekonomi lemah, Koperasi dan
masyarakat.

103
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
PERSERO

 “Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut


PERSERO, adalah BUMN yang berbentuk Perseroan
Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 % sahamnya dimiliki
oleh negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan “

104
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Maksud & Tujuan
Perusahaan Perseroan

 Pasal 12 UU No. 19 tahun 2003


 Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan berdaya saing kuat;
 Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perusahaan .

105
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Organ PERSERO
 RUPS :
Pihak yang bertindak selaku RUPS adalah Menteri
yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili
pemerintah;
 Direksi :
Pengangkatan dan pemberhentian direksi dilakukan
oleh RUPS melalui uji kelayakan & Kepatutan;
 Komisaris :
Pengangkatan dan pemberhentian komisaris
dilakukan oleh RUPS.
106
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Perusahaan Umum(PERUM)

 “Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut


PERUM, adalah BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi
atas saham, yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan”
107
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Kriteria PERUM

 Bidang usaha/kegiatannya berkaitan dengan


kepentingan orang banyak;
 Didirikan tidak semata-mata untuk mengejar
keuntungan/cost recovery;
 Berdasarkan pengkajian memenuhi
persyaratan ekonomis yang diperlukan bagi
berdirinya suatu badan usaha.

108
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Maksud & Tujuan PERUM

 “Menyelenggarakan usaha yang bertujuan


untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau
oleh masyarakat berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan yang sehat”.

109
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Organ PERUM
 Mentri :
Maksudnya adalah Mentri yang ditunjuk
dan/atau diberi kuasa untuk mewakili
pemerintah yang memiliki modal pada
PERUM, kedudukan Mentri dalam PERUM
adalah sebagai organ yang memegang
kekuasaan yang tertinggi yang mempunyai
segala kewenangan yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Pengawas;
110
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....

 Direksi :
Pengangkatan anggota Direksi harus melalui
uji kelayakan dan kepatutan;
 Dewan Pengawas :
Pengangkatan Dewan Pengawas harus
melalui uji kelayakan dan kepatutan.

111
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Koperasi UU No. 25 Th 1992

 Arifin Caniago
 “ Suatu perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan-badan yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar
menjadi anggota, dengan bekerja sama secara
kekeluargaan menjalankan usaha, untuk
mempertinggi kesejahteraan anggota “

112
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Lanjutan....

 Pasal 1 huruf (I) UU No. 25 tahun 1992


tentang Perkoperasian
 “ Badan usaha yang beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang
melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berlandaskan azas
kekeluargaan “
113
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Prinsip Koperasi

1. Keanggotaan bersifat suka rela;


2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota;
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
dan
5. Kemandirian

114
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Tata cara Pendirian Koperasi

 Rapat Pembentukan :
Rapat pembentukan koperasi hanya bisa dilakukan
oleh minimal 20 orang calon anggota;
 Permohonan Pengesyahan :
Permohonan pengesyahan Anggaran Dasar harus
dilakukan secara tertulis oleh para pendiri kepada
pemerintah cq Mentri Koperasi dan UKM;
 Pengumuman dalam Berita Negara RI

115
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Perangkat Organisasi Koperasi

1. Rapat anggota :
Rapat anggota koperasi merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam pengelolaan koperasi
2. Pengurus Koperasi :
Tugas pengurus koperasi adalah mengelola koperasi dan
usahanya sesuai dengan tanggung jawabnya dan Rapat
Anggota;
3. Pengawas Koperasi :
Tugas pengawas koperasi adalah melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi
116
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Modal Koperasi
 Modal sendiri :
1. Simpanan Pokok;
2. Simpanan Wajib;
3. Dana Cadangan;
4. Hibah.
 Modal Pinjaman :
1. anggota;
2. Koperasi lainnya/anggotanya;
3. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya;
4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya;
5. Sumber lain yang syah.
117
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Perusahaan Daerah UU No. 5 Th 1962

 Pasal 2 UU No. 5 tahun 1962


 “ semua perusahaan yang didirikan berdasarkan
Undang-undang No. 5 tahun 1962 yang modalnya
baik untuk keseluruhan maupun sebagian
merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan,
kecuali jika ditentukan lain berdasarkan undang-
undang”

118
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Tujuan PERUSDA

 Pasal 5 ayat (1) UU No. 5 tahun1962


 Perusahaan Daerah bertujuan untuk turut
serta melaksanakan pembangunan daerah
khususnya dan pembangunan nasional pada
umumnya, oleh karena itu perusahaan daerah
merupakan badan usaha pemberi jasa,
penyelenggara kepentingan umum, sekaligus
sebagai pemupuk pendapatan daerah
119
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Modal PERUSDA

 Sumber modal Perusahaan Daerah baik seluruhnya maupun


sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan;
 Bagi Perusahaan daerah yg modalnya hanya sebagian dari
kekayaan daerah yg dipisahkan, maka modal Perusahaan
Daerah harus terdiri dari saham-saham, demikian pula
Perusahaan Daerah yang milik beberapa daerah;
 Perusahaan Daerah yg modalnya terdiri dari saham-saham,
maka saham-saham tersebut terdiri dari saham prioritas dan
saham biasa dengan ketentuan saham prioritas dimiliki
daerah, sedangkan saham biasa dapat dimiliki daerah & WNI

120
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Pembantu dalam Perusahaan

 Pemimpin Perusahaan/Manager, orang yg


diberi kuasa oleh pengusaha untuk
menjalankan perusahaan atas nama
pengusaha.
 Pemegang Prokurasi, pemegang kuasa dari
pengusaha untuk mengelola satu bagian
besar/bidang tertentu dari perusahaan.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 121


Pembantu dalam Perusahaan
 Pengurus Filial, yaitu pemegang kuasa yang
mewakili pengusaha menjalankan
perusahaan dengan mengelola satu cabang
perusahaan yang meliputi daerah tertentu;
 Pekerja keliling, yaitu pembantu pengusaha
yang bekerja keliling di luar kantor untuk
memajukan perusahaan dengan cara
mempromosikan dan / membuat perjanjian
antara pengusaha dengan pihak ketiga.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 122
Pembantu Diluar Perusahaan
 Agen Perusahaan, yaitu pihak yang mewakili
pengusaha untuk mengadakan dan melaksanakan
perjanjian dengan pihak ketiga atas nama
pengusaha;
 Makelar, adalah orang yang menjalankan
perusahaan dengan menghubungkan pengusaha
dengan pihak ketiga untuk mengadakan berbagai
perjanjian, dalam melakukan perjanjian atas nama
pengusaha yang berkepentingan

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 123


Pembantu Diluar Perusahaan
 Komisioner, yaitu orang yang menjalankan
perusahaan dengan membuat perjanjian atas
namanya sendiri berdasarkan perintah dan
pembiayaan komiten dengan menerima upah atau
provisi.
 Hak-hak khusus komisioner :
1. Hak Retensi, yaitu menahan barang komiten, bila
provisi dan biaya yang lain belum di bayar;
2. Hak Istimewa atas provisi, verschot, biaya untuk
perikatan yang sedang berjalan dan bunga
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 124
Legalitas Perusahaan

UU No. 3 TAHUN 1982

WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 125


UU No. 3 Tahun 1982 Tentang
Wajib Daftar Perusahaan

 Disclosure / Keterbukaan :
1. Kedudukan Hukum Perusahaan;
2. Solvabilitas dan Kemampuan Bertanggung
Jawab;
3. Pemberian, pencabutan dan penggantian
pemberian kuasa;
4. Kebangsaan pemilik pribadi, para pemegang
saham.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 126
Rasio UU WDP
 Daftar perusahaan merupakan sumber informasi
resmi untuk semua pihak yang berkepentingan
mengenai segala hal yang menyangkut dunia usaha
dan perusahaan yang didirikan, bekerja serta
berkedudukan di wilayah RI;
 Daftar perusahaan penting bagi pemerintah untuk
melakukan pembinaan, pengarahan, pengawasan
dan menciptakan iklim dunia usaha yang sehat

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 127


Legalitas Perusahaan
UU No. 3 TAHUN 1982
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

 Melindungi perusahaan yg jujur & terbuka dari


kemungkinan kerugian akibat praktik persaingan usaha yg
tidak sehat;
 Melindungi masyarakat atau konsumen dari kemungkinan
persaingan curang atau insolvensi suatu perusahaan;
 Mengetahui perkembangan dunia usaha dan perusahaan yg
didirikan, bekerja, serta berkedudukan di Indonesia;
 Memudahkan pemerintah melakukan pembinaan,
pengarahan, pengawasan, dan penciptaan iklim dunia usaha
yg sehat melalui data yg dibuat secara benar.

128
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
Perusahaan Dikecualikan WDP
 Perusahaan kecil perorangan yang :
1. Diurus, dijalankan atau dikelola oleh pribadi
pemiliknya sendiri atau dengan
mempekerjakan hanya anggota keluarga;
2. Tidak diwajibkan memiliki Izin Usaha;
3. Hanya sekedar memenuhi kebutuhan nafkah
keluarga;
4. Tidak merupakan badan hukum atau
persekutuan. m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 129
Perusahaan Wajib Daftar Perusahaan

 Perseroan Terbatas;
 Koperasi;
 Firma;
 Persekutuan Komanditer;
 Perusahaan Perseorangan;
 Perusahaan bentuk lain yang melaksanakan
kegiatan usaha dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan/atau laba
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 130
Syarat-syarat Pendaftaran
 Salinan/Foto kopi akta pendirian badan usaha, dan
salinan/foto kopi pengesahan dari DEPKUMHAM bagi badan
usaha yg berbadan hukum;
 Salinan foto kopi akta pendirian badan usaha yg dibuat di
depan Notaris yg telah didaftarkan di PN bagi badan usaha yg
berbentuk persekutuan;
 Salinan foto kopi Surat Izin Tempat Usaha/SITU dari PEMDA
 KTP pemilik/penanggung jawab badan usaha;
 Foto pemilik/penanggung jawab badan usaha;
 Foto kopi bukti pembayaran uang jaminan dan biaya
administrasi badan usaha.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 131
Tanda Daftar Usaha Perdagangan
TDUP

 Pasal 2 SK MENPERINDAG No. 408/ MPP/


Kep/10/1997
 Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha perdagangan wajib memperoleh
perizinan di bidang perdagangan yang
disebut “Tanda Daftar Usaha Perdagangan”
disingkat TDUP

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 132


Lanjutan....

 Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha


perdagangan dengan nilai investasi
perusahaan seluruhnya sampai dengan 200
juta rupiah, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, wajib memperoleh
TDUP yang diberlakukan sebagai SIUP.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 133


Bebas TDUP
 Cabang perusahaan yg dalam kegiatan usaha perdaganganya
menggunakan TDUP pusat;
 Perusahaan yg telah mendapat izin usaha yg setara dari
departemen teknis berdasarkan peraturan perundang-
undangan yg berlaku;
 BUMN dan BUMD;
 Perusahaan produksi yg didirikan dalam rangka UU No.6 th
1968 tentang PMDN;
 Perusahaan kecil perorangan yg tidak berbadan hukum atau
persekutuan yg diurus, dijalankan, dikelola sendiri
pemiliknya /mempekerjakan hanya anggota keluarga,
pedagang keliling, kaki lima, pinggir jalan.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 134
Pencabutan TDUP

 Diperoleh berdasarkan keterangan/data yg tidak


benar atau palsu dari perusahaan ybs atau tidak
sesuai dengan permohonan permintaan TDUP atau
dokumen yg diwajibkan atau melakukan usaha yg
tidak sesuai dengan TDUP; atau
 Perusahaan ybs tidak melakukan perbaikan setelah
melampaui batas waktu pembekuan;
 Perusahaan ybs telah dijatuhi hukuman pelanggaran
HaKI dan/atau pidana berdasarkan keputusan
pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum
tetap. 135
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku
SIUP
Surat Izin Usaha Perdagangan

 Surat Izin Usaha Perdagangan adalah


merupakan jati diri yang dipakai oleh
perusahaan atau badan usaha untuk
menjalankan usahanya secara syah.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 136


Perusahaan Bebas SIUP
 Perusahaan kecil;
 Cabang/perwakilan yang dalam menjalankan
usahanya menggunakan SIUP kantor
pusatnya;
 BUMN;
 PMDN;
 Badan usaha yang mendapatkan izin usaha
dari departemen teknis dan tidak melakukan
usaha perdagangan.
m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 137
Perusahaan Wajib SIUP

 Perusahaan Menengah :
Yaitu perusahaan yang mempunyai modal atau kekayaan
bersih berkisar antara 25 juta sampai 100 juta rupiah;
pengajuan SIUP ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian
kabupaten dan SIUPnya berlaku sampai waktu tidak terbatas;
 Perusahaan Besar :
Yaitu perusahaan yg mempunyai modal atau kekayaan bersih
di atas 100 juta rupiah. Pengajuan SIUPnya ke Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Provinsi, dengan masa
berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang.

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 138


Sekian
matur tengkyu
wassalam

m. solichin/hk dagang/fh/unwiku 139

Anda mungkin juga menyukai