Anda di halaman 1dari 37

TUGAS STRUKTUR

Preseptor : Martohap P.L.Raja, S.Si.,ap.,MSc


PERKENALAN KELOMPOK

Widya lestari Anissa Melani


Eva Melisa

Ismi Nadiyatul
Fitri Yanti Khusnah
SPA
Sistem Pengolahan
Air
I. TUJUAN SISTEM PENGOLAHAN AIR (PW)

Sistem pengolahan purified water (PW) adalah suatu


sistem pengolahan air yang berfungsi menghilangkan
berbagai cemaran (ion, bahan organik, detergent, bau,
oksida mangan, partikel, mikroba dan gas) yang
terdapat di dalam air untuk mendapatkan
kualitas air yang diinginkan sesuai standar mutu
II. SUMBER AIR

Air PDAM (City


01 Water) 02 Air Sugai

03 Air tanah 04 Air Laut


III. SPESIFIKASI MUTU AIR

 Air murni (Purified water)


 Air murni (Purified water)
 Air dengan tingkat pemurnian yang tinggi/ATPT (Highly
purifeid water/HPW)
 Air untuk injeksi (WFI)
 Air dengan mutu tertentu
IV. ALUR PENGOLAHAN AIR PW
1. PRE TREATMENT
Air yang bersumber dari PDAM ditampung dalam ground
tank, selanjutnya ditarik menggunakan pompa raw water,
kemudian di filter menggunakan sand filter, actived
carbon, softener 1, softener 2, catridge 5 µm dan
Reverse Osmosis 1 (RO 1), selanjutnya air ditampung
pada break tank kapasitas 2.000 liter
2. Final Treatment
Air dari break tank dialirkan ke reverse
osmosis 2 (RO. 2), selanjutnya diproses
melalui EDI (electrodeionization)
dialirkan melalui lampu ultra violet
dan terakhir ditampung ke dalam
stroge tank 3.000 liter
IV. JALUR DISTRIBUSI/LOOPING SISTEM
UV

POINT OFF USE BETALATAM


PUMP
LOOPING

STORAGE TANK 500


LT BETALAKTAM
FINAL
TREATMEN
T UV

POINT OFF USE NON BETALATAM


PUMP
STORAGE TANK LOOPING
3.000 LT NON
BETALAKTAM
1. JALUR DISTRIBUSI/LOOPING SISTEM NON BETALAKTAM

Air dari storage tank 3.000 liter di dorong menggunakan pompa looping
menuju point off use Non Betalaktam dan Instalwastu kemudian di alirkan
kembali ke storage tank 3.000 liter melalui lampu UV, begitu seterusnya
2. JALUR DISTRIBUSI/LOOPING SISTEM BETALAKTAM

Air dari storage tank 500 liter


Betalaktam didorong Apabila storage tank pada
menggunakan pompa looping level 300 liter secara otomatis
menuju point off use valve dari looping Non
Betalaktam kemudian di Betalaktam akan terbuka
alirkan kembali ke storage untuk mengisi air (untuk
tank 500 liter melalui lampu menghindari kontaminasi)
UV, begitu seterusnya.
V. BAGIAN-BAGIAN SISTEM PENGOLAHAN AIR PW
• Sand filter: berisi pasir silica berfungsi untuk menyaring lumpur dan
menyaring oksida b1esi atau oksida mangan

• Active carbon filter: berisi carbon yang telah diaktifkan, berfungsi


menghilangkan polutan mikro misalnya bahan organik, detergen, bau,
senyawa fenol serta untuk menyerap logam berat

• Softener filter: berisi resin anionik/cationik, berfungsi untuk menurunkan


kesadahan (hardness) dengan menghilangkan kandungan kalsium dan
magnesium didalam air

• Catridge 5 micron: untuk menyaring partikel yang berasal dari media filter
• RO (reserve Osmosis): berfungsi menurunkan Coductivity atau TDS hingga
± 95% dan TOC, menghilangkan microba, ion-ion metal dan larutan garam
• EDI (electrodeionization): berfungsi menurunkan Coductivity atau TDS
hingga ˂ 1,3 µs/cm dan menurunkan TOC
• Lampu UV: berfungsi untuk membunuh bakteri
• Clorin: berfungsi untuk membunuh bakteri dan mikroba tetentu dalam air
• Declorin: berfungsi menghilangkan clorin aktif dari dalam bahan
• Antiscalant: berfungsi untuk menghilangkan kerak atau memperlambat
terbentuknya kerak
Parameter pemeriksaan air pw

PERIODE
PARAMETER SYARAT PENGUJIAN KETERANGAN

Coductivity at 25 ᵒC ≤1,3 µs/cm Per 2 minggu

TOC ˂ 500 ppb Per 2 minggu

Microbial limit ˂ 100 cfu/ml Per 2 minggu

pH 6-7 Per 1 minggu


Penggunaan Air Sediaan Steril

Sistem
NO Sediaan Kualitas air Batasan keterangan
distribusi

Large Volume Syarat TOC dan


Hot Loop
1 Parentral Air untuk injeksi Terkualifikasi Conductivity
System
(LVP) pada POU
- Hot Loop
Bila tidak dilooping harus
Small Volume System
ditampung segar dan Feed water: air
2 Parentra Air untuk injeksi - Beta dan Non
penyimpanan tidak lebih murni (PW)
(SVP) Beta
dari 24 jam, tervalidasi
dipisah
Bila tidak dilooping harus
Syarat
Tetes mata & Air murni (PW), ditampung segar dan
3 Loop System Conductivity
telinga filter 0,22 µm penyimpanan tidak lebih
pada POU
dari 24 jam, tervalidasi
Penggunaan Air PW (Sediaan non
Steril)
Kualitas Sistem
NO Sediaan Batasan keterangan
air distribusi
Sirop, Krim (w/o Air murni Loop System Terkualifikasi - Jika tidak menggunakan
1
dan w/o), gel, (PW) Loop System air tidak
cairan obat luar boleh disimpan lebih dari
24 jam
- Saring dengan Filter
bakteri 0,45 µm
Sediaan padat, Air murni - Boleh tanpa - Terkualifikasi Feed water: air murni (PW)
2
Soppositoria, (PW) Loop - Sanitasi berkala
ovula & salep System - Syarat mikroba
- Beta dan max 100 cfu/ml
Non - Tidak ada ecoli dan
Beta salmonela sp/100
dipisah ml
Pembilasan akhir Air murni Syarat Conductivity pada
3
(PW) POU
Pemeliharaan Sistem Pengolahan Air
PW

1. Sanitasi dilakukan apabila air terdiam selama 24 jam atau lebih


2. Penggantian UV Lamp setiap 10.000 jam
3. Penggantian Membrane RO dilakukan apabila rejeck mencapai 60% atau lebih
4. Penggantian Catridge 5 µ dilakukan setiap 2 Minggu sekali
5. Penggantian carbon filter, resin cation, resin anion dan pasir silica dilakukan
apabila media tersebut sudah jenuh (larut dalam air)
PENGOLAHAN
LIMBAH INDUSTRI
FARMASI
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI

LIMBAH
Limbah adalah bahan yang terbuang/dibuang dari suatu sumber
aktifitas manusia maupun suatu proses

TUJUAN
Tujuan dari pengolahan limbah untuk meminimalkan dampak
terhadap lingkungan
PEMBAGIAN LIMBAH

Limbah Udara

Limbah Suara/ Getaran

Limbah Padat

Limbah Cair
LIMBAH UDARA

1. Limbah udara berasal dari;


a. Asap dari steam boiler
b. Debu dari proses produksi
c. Uap dari lemari asam

Penanganan limbah udara


 Memasang cerobong dengan ketinggian minimal ketinggian 6 meter untuk
steam boiler dan air washer
 Memasang Dust Collector
 Memasang air washer
 Memasang Exaust fan untuk uap dari lemari asam
LIMBAH PADAT
2. Limbah padat berasal dari:
a. Sisa granul
b. Bahan baku rejeck
c. Debu dari dust collector
d. Debu dari vacum cleaner
e. Plastik, kertas, botol, drum dan alumunium foil bekas bahan baku
f. Sampel pertinggal yang sudah kedaluarsa
g. Lumpur dari IPAL dan Air Washer

Penanganan limbah padat B3 yaitu:


 mengumpulkan limbah B3 kedalam kantong plastik/drum.
 Menyiimpan limbah B3 kedalam gudang dan.
 Membakar limbah B3 dengan insenerator
LIMBAH SUARA/ GETARAN

3. Limbah suara/getaran berasal dari:

a. Suara dan getaran dari sistem HVAC

b. Suara dan getaran dari sistem udara bertekanan (kompressor)

c. Suara dan getaran dari uap bertekanan (steam boiler)

d. Suara dan getaran motor dan pompa

Penanganan limbah suara/getaran:

 a. Mamasang peredam suara (Isolasi Peredam suara)

 b. Memasang peredam getar (mounting)


LIMBAH PADAT

4. Limbah cair berasal dari:

a. Pencucian alat Produksi

b. Pencucian alat Laboratorium

c. Pencucian alat Litbang

d. Pencucian filter HVAC dan filter dust collector

e. Bekas reagensia

Penanganan limbah cair

 Dengan membuat Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL)


INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Fungsi IPAL adalah untuk mengurangi pencemaraan lingkungan yang


disebabkan oleh limbah cair dari industri. agar limbah cair yang dibuang tidak
mencemari lingkungan dan membahayakan masyarakat sekitar sehinga tercipta
suatu kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

 Fisika: yaitu dengan mengendapkan kotoran pada bak


sedimentasi
 Kimia: yaitu dengan menambahkan PAC (Poly Alumunium
chloride) pada bak koagulan dan menambahkan polimer
anionik pada bak flokulasi
 Mikrobiologi: yaitu dengan cara mengembang biakkan
bakteri aerob pada bak aerasi.
Alur Pengolahan Limbah Cair
1. Limbah dari Betalaktam, 6. Dari bak penampungan
Non Betalaktam dan 7. Selanjutnya limbah
limbah dipompa menuju
Instalwastu diendapkan dipompa menuju tabung
bak aerasi kemudian
pada bak sedimentasi 1 sand filter dan tabung
mengalir ke bak
carbon active
sedimentasi 3

2. Selanjutnya, dari bak 5. Limbah dari bak 8. Air limbah yang sudah
sedimentasi 1 dialirkan ke penyaring dan bak di treatment kemudian di
bak equaisasi sedimentasi mengalir pada tampung pada bak
bak penampungan indicator limbah

4. Dari bak flokulasi limbah


3. Dari bak equalisasi yang berbentuk flok mengalir
limbah di pompa menuju ke bak penyaring dan limbah
bak koagulasi dan bak cair mengalir ke bak
flokulasi sedimentasi 2 melalui bak
bidang miring
A. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KHUSUS
BETALAKTAM

Pengolahan air limbah dari Betalaktam terlebih dulu diolah melalui Air
Washer (mesin pencuci udara) kemudian dialirkan kedalam bak Destruksi
yang dilengkapi dengan Dozing Pump dan pH control, cairan ini didestruksi
untuk memecah cincin betalaktam dengan menggunakan larutan NaOH 0,1
N yang diteteskan secara otomatis dengan Dozing Pump sampai diperoleh
pH 9,0 kemudian dinetralkan dengan menggunakan larutan HCL.
Bagian-bagian bak IPAL dan fungsinya

Bak Sedimentasi Awal Bak Sedimentasi pertama

Befungsi untuk mengendapkan Berfungsi untuk mengendapan kembali


air limbah dari Betalaktam (bak air limbah, didalam bak ini terdapat
destruksi), Non Betalaktam dan sekat-sekat yang mengambat laju
Laboratorium. Air limbah dari aliran air sehingga reaksi pengendapan
betalaktam (bak destruksi) berlangsung lama.
maupun non betalaktam, Pada tahap ini terjadi pengendapan
laboratorium, litbang dan Kembali, didalam bak ini terdapat
sephalasporin ditampung dan sekat-sekat yang mengambat laju
diendapkan dalam bak ini. Dari aliran air sehingga reaksi pengendapan
bak ini air mengalir ke bak berlangsung lama. Kemudian air limbah
pengendapan (sedimentasi ini mengalir ke bak ekualisasi.
pertama).
Bak Koagulasi
Bak equalisasi
Berfungsi membentuk koagulan dengan
Berfungsi untuk menambah PAC (Polly Alumunium Cholrite).
mengendalikan Pada bak ini, air dari bak clarifier masuk
fluktuasi kedalam bak koagulasi. Didalam bak ini
(gejolak/turun ditambah koagulan PAC (Polly Alumunium
naik) jumlah air Cholrite) dengan menggunakan Dozing Pump
disertai dengan pengaduk. Konsentrasi PAC
diteteskan dalam larutan yaitu 5 kg PAC
dicampur dengan 100 lt air.
Bak Flokulasi
Bak Aerasi (Aeration Tank)

Berfungsi membentuk flok dari endapan yang Berfungsi sebagai tempat berkembang biaknya
bakteri aerob yang berguna untuk
masih terbawa dengan cara menambah menghancurkan zat-zat organic. Air limbah
Pollyanionik (Pollymer). Dari bak koagulasi masuk ke dalam bak ini dengan menggunakan
pompa secara kontinyu. Di bak ini terdapat
dialirkan ke bak flokulasi yang berfungsi untuk bakteri aerob yang berguna untuk
mengendap kan endapan yang masih terbawa. menghancurkan zat-zat organik. Bak ini
dilengkapi dengan aerator untuk memastikan
Di dalam bak ini ditambahkan Pollyanionik oksigen kedalam air limbah. Selain itu didalam
(Pollymer) sebagai flokulan dengan bak terdapat pengaduk yang berfungsi untuk
mengaduk limbah sehingga bakteri menyebar
konsentrasi 5 kg dicampur dengan 100 lt air. merata dan menjaga agar keseluruhan air limbah
Pada bak flokulasi air yang jernih mengalir ke mengalami kontak langsung dengan bakteri,
untuk menjaga pertumbuhan bakteri
bak control melalui bidang miring ke suatu ditambahkan pupuk urea/NPK sebagai nutrisi
arah untuk menhan endapan dan partikel lain untuk bakteri

yang terdapat dalam limbah dari bak flokulasi.


Bak Sedimentasi kedua/bak
clarifier (klarifikasi) Bak Bidang miring

Berfungsi sebagai pengendapan Bak ini merupakan bagian dari bak flokulasi.

yang berbentuk kerucut dibagian Berfungsi menahan endapan dan partikel. Bak
bidang miring ini merupakan bagian dari bak
bawah untuk menampung endapan.
flokulasi. Bak bidang miring ini menahan
Air limbah dari bak aerasi masuk ke
endapan dan partikel lain yang terdapat dalam
dalam bak clarifier. Dalam bak ini limbah dari bak flokulasi. Melalui bak bidang
hanya terjadi proses pengendapan. miring ini, air jernih pada bak flokulasi mengalir
Bak berbentuk kerucut dibagian ke bak kontrol, sedangkan endapan yang masih

bawah untuk menampung endapan. terbawa akan mengendap dan masuk ke bak
sedimentasi ketiga.
Bak Penyaring
Sand filter
Berfungsi untuk menyaring flok
Berfungsi untuk menyaring yang mengalir dari bak koagulasi
lumpur dan menyaring oksida
besi atau oksida mangan
Bak control (Indicator)

Active carbon filter


Berfungsi sebagai bak kontrol
biologi yang berisi ikan/enceng
Berfungsi menghilangkan polutan
gondok dan sebagai tempat
mikro misalnya bahan organik,
pengambilan sample limbah.
detergen, bau, senyawa fenol serta
untuk menyerap logam berat
PARAMETER KUALITAS AIR
LIMBAH
No Parameter Satuan Baku Mutu Metode Acuan

BOD (Biological Oxygen


1 Mg/L 100 SNI 6989.72:2009
Demand)
COD (Chemical Oxygen
2 300 SNI 6989.2:2019
Demand)
TSS (Total Suspended Mg/L
3 100 SNI 6989.3:2019
Solids)
Total N (perhitungan dari
4 Mg/L 30 SK Gub Jabar No 6 Thn 1999
amonia, nitrat dan nitrit)

5 Fenol (Asam Karbolat) Mg/L 1,0 SNI 06-6989.21-2004


pH (Power of Hidrogen)
6 derajat keasaman atau - 6,0-9,0 SNI 6989.11-2019
kebasaan
PEMELIHARAAN
IPAL
• Keluarkan sampah padat yang mengapung untuk mencegah penyumbatan
• Keruk endapan bak sendimendasi awal setiap satu (1) bulan sekali Keringkan
endapan tersebut dan bakar menggunakan incinerator sesuai prosedur
pengolahan limbah B3)
• Lakukan regenerasi bakteri aerob SGP-50 menggunakan NPK pada bak aerasi
untuk menjaga proses mikrobiologi merujuk pada protap No. HPI 400.00
• Tambahkan dan jaga konsentrasi Polly Aluminium Chloride (PAC), yang
merujuk pada protap No. HPI 400.00.
• Tambahkan dan jaga konsentrasi Pollymer Elektrolit dalam bak flokulasi
merujuk pada protap No. HPI 400.00.
• Ganti saringan injuk setiap 3 bulan sekali
“Dalam hidup ini, jika kamu tak
mampu melihat hal yang salah, Maka
kamu tak akan mampu mengetahui
bagaimana cara membuatnya benar”

Anda mungkin juga menyukai