Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Melinia

NIM : 080611818231222
Kelas :B

Cara Pembuatan Water for Injection ( WFI)


Water for Injections merupakan air yang digunakan untuk produksi sediaan injeksi.
Dengan demikian, syaratnya sangat ketat. Water for Injection bukanlah air steril dan bukan
final dosage form. WFI merupakan produk ruah intermediet (intermediate bulk product). Di
dalam pharmacopoeial WPU, Water for Injection merupakan kualitas paling tinggi dari jenis
air-air lainnya untuk industri farmasi. Teknik pemurnian termasuk bagian dari WFI.
International pharmacopoeia dan European Pharmacopoeia mengharuskan Destilasi sebagai
tahap final purifikasi. (Bebas pyrogen, bebas endotoksin, bebas mikroba, bebas kandungan
kimia, dan bebas partikrel, serta menggunakan destilasi sebagai tahap akhir pemurnian).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai persyararan air untuk injeksi adalah
sebagai berikut :
 Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi melalui cara penyulingan (distilasi)
atau cara lain yang akan menghasilkan mutu yang sama.
 Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi, disimpan dan didistribusikan dengan
cara yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba, misal disirkulasi dengan konstan
pada suhu di atas 70°C (Hot Loop System).
 Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah disimpan dalam wadah yang bersih, steril,
nonreaktif, nonabsorptif, nonaditif dan terlindung dari pencemaran.
 Sumber air, peralatan pengolahan air dan air hasil pengolahan hendaklah dipantau
secara teratur terhadap pencemaran kimiawi, biologis dan, bila perlu, terhadap
cemaran endotoksin untuk menjamin agar air memenuhi spesifikasi yang sesuai
dengan peruntukannya. Hasil pemantauan dan tindakan penanggulangan yang
dilakukan hendaklah didokumentasikan.
 Alat perekam hendaklah digunakan untuk memantau suhu penyimpanan.
 Persyaratan Water For Injection (WFI) menurut standar BP (2001) dan EP(2002):
a. total karbon organic tidak boleh lebih dari 0,5 mg/L. kemudian bila 25 ml air untuk
injeksi ditambahkan kalsium hidroksida LP maka selama 5 menit harus tetap
jernih.
b. Klorin tidak boleh lebih dari 0,5 ppm kemudian bila 100 ml air untuk injeksi
ditambahkan 1 ml perak nitrat LP, maka setelah didiamkan 5 ml hams tetap tidak
berwama dan jemih.
c. Amenia tidak boleh dari 0,1 ppm. Kemudian bila 50 ml air untuk injeksi yang
ditambahkan 2 ml kalsium raksa (II) iodida LP dalam suasana alkalis dandilihat
dalam tabung Nessler maka tidak memperlihatkan pewamaan yang lebih kuat
dari pada pewamaan yang diberikan 50 ml air yang bebas amoniak P
setelah penarnbahan 2 ml pereaksi Nessler LP dan diperiksa pada keadaan yang
sarna.
d. Nitrat boleh lebih dari 0,2 ppm. Kemudian 5 ml air untuk: injeksi tidak boleh
memberikan wama biru pada batas permukaan setelah dituangkan dengan hati -
hati kedalarn 5 ml difenilalamina LP
e. Logam berat (Cu, Fe, Pb) tidak boleh lebih dari 0,1 ppm. Kemudian bila
100 ml air untuk injeksi ditambahkan 1 tetes larutan natrium sulfide LP,
maka harus tetap jernih dan tidak berwarna.
f. Oksidator tidak lebih dari 5 ppm. Kemudian bila 100 ml air untuk injeksi dididihkan
selama 3 menit serta ditambahkan 10 ml asam sui fat encer P dan 0,5 ml kalium
permanganat 0,01 N maka tidak menghilangkan sarna sekali warna larutan.
g. Bebas pirogen.
h. pH 5,0 -7,0. pemeriksaan dengan 10 ml air untuk injeksi dengan ditambahkan
2 tetes larutan merah metal LP tidak boleh memberikan warna merah kemudian 10
ml air untuk injeksi dengan ditambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol LP tidak
boleh memberikan warna biru.
Pengolahan air untuk injeksi (Water For Injection/WFI) berasal dari purified water
system, yang selanjutnya dilakukan destilasi (penyulingan) dengan terlebih dahulu melewati
lampu UV untuk membunuh bakteri. Sesuai dengan persyaratan CPOB yang terbaru, proses
destilasi menggunakan 6 (enam) kolom destilasi, artinya air yang digunakan untuk produk-
produk steril tersebut mengalami 6 kali proses destilasi. Dengan unit ini diperoleh air untuk
injeksi yang memenuhi persyaratan Water For Injection (WFI). Selanjutnya, WFI yang
dihasilkan kemudian disimpan dalam storage tank pada suhu 70-80oC sebelum
didistribusikan untuk produksi produk steril.
A. Proses pengolahan WFI Skala Industri

Beberapa hal lain yang diatur dalam CPOB Terkini sebagai persyaratan penting air
untuk produksi yang sebelumnya tidak diatur dalam CPOB yang lama (2001) , antara lain :
 Daerah mati (dead legs/kran) harus sekecil mungkin (maksimum 3 x diameter pipa)
 Aliran air untuk produksi harus disirkulasi secara terus menerus (24 jam)
 Pipa distribusi (terutama untuk produk steril) menggunakan baja anti karat jenis SS
316L
 Pipa distribusi menggunakan double tube
 Pipa distribusi tidak boleh ditanam atau menempel pada dinding ruang produksi, tapi
harus terdapat jarak yang cukup antara pipa dengan dinding untuk memudahkan
pembersihan
 Tanki penampung dari bahan SS 316 L yang dilengkapi dengan fasilitas CIP (cleaning
in place) yang memungkinkan proses pembersihan tanki secara menyeluruh
 Parameter pengoperasian : suhu, konduktifitas, flow rate, porositas filter, dan lain-lain
harus didokumentasikan
 Terdapat gambar skematik titik-titik pemakaian air
 Terdapat sistem alert (peringatan) dan action limit (batas tindakan) pada sistem
pengolahan air.

Proses pembuatan WFI dari air biasa dilakukan melalui proses sebagai berikut:
 penyaringan kasar melalui filter pasir atau karbon, bertujuan mencegah pemblokiran
koloid pada penyaring berikutnya;
 klorinasi mencegah pertumbuhan dan memfasilitasi penghapusan mikroorganisme;
 pengasaman, menambahkan agen antiscaling (natrium hexamethophosphate), dan
pelunakan untuk mencegah skala pengendapan.
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengubah PW menjadi WFI adalah dengan:
 Ion exchange:
Proses ini efektif untuk penghapusan anion dan kation dari air dan merupakan salah satu
tahapan yang paling penting dalam kondisioning air untuk tujuan farmasi. Sistem
pertukaran ion menyediakan desalinasi klasik air dan menawarkan metode ekonomis
dalam memperoleh air untuk tujuan farmasi. Untuk beberapa teknologi tujuan lain,
metode ini memastikan mendapatkan air yang ditandai dengan konduktivitas listrik sangat
rendah.
 Reverse osmosis (RO):
Metode ini merupakan proses transfer pelarut (air) dari sebuah larutan melalui membran
semipermeable di bawah tekanan eksternal. Untuk memurnikan air menggunakan metode
reverse osmosis, hanya perlu untuk (i) menerapkan tekanan berlebihan yang melebihi
Tekanan osmotik dan (ii) memaksa molekul untuk menyebar melalui membran
semipermeable dalam arah yang berlawanan langsung osmosis (i.e., dari kompartemen air
tinggi mineral untuk menjadi air bebas mineral) sehingga meningkatkan volume yang
dimurnikan.
 Filtrasi:
Penyaringan merupakan teknologi yang penting dan utama dalam pengkondisian air
sistem modern. Ada sejumlah besar perangkat penyaringan yang tersedia secara
komersial untuk berbagai keperluan. Kemanjuran untuk memisahkan spesies asing secara
signifikan bervariasi, mulai dari filter kasar (berdasarkan pasir antrasit, kuarsa atau pasir
untuk sistem berskala besar, atau massal kartrid untuk setup skala kecil) ke membran
filter. Desain sistem filter dan konfigurasi mungkin juga berbeda secara signifikan,
tergantung pada media penyaringan dan tahap proses teknologi.
 Penyulingan:
Penyulingan. Ini adalah metode tradisional, efektif dan dapat diandalkan memastikan
pemurnian tingkat tinggi dan menawarkan kemungkinan mendapatkan air panas dan
pengobatan uap, yang sangat penting bagi obat sesuai aturan GMP. Prinsip umum
pemurnian air oleh penyulingan adalah sebagai berikut. Air minum yang lulus tahap awal
kondisioning memasuki penyuling terdiri dari tiga unit utama: evaporator, kondensor, dan
kolektor. Evaporator bekerja dengan pemanasan air hingga mendidih dan membentuk uap
air. Uap air memasuki kondensor dan mengembun menjadi distilat yang akan tertampung
ke dalam kolektor.

B. Skala Lab
 Air untuk injeksi ( aqua pro injection ) dibuat dengan cara :
1. Menyuling kembali air suling segar dengan alat kaca netral atau wadah logam yang
dilengkapi dengan labu percik.
2. Hasil sulingan pertama dibuang, sulingan selanjutnya ditampung dalam wadah yang
cocok dan segera digunakan.
3. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi, harus disterilkan dengan cara
Sterilisasi A atau C segera setelah diwadahkan.
 Air untuk injeksi bebas udara dibuat dengan cara :
1. Mendidihkan air untuk injeksi segar selama tidak kurang dari 10 menit sambil
mencegah hubungan dengan udara sesempurna mungkin, didinginkan dan segera
digunakan.
2. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi , harus disterilkan dengan
cara sterilisasi A, segera setelah diwadahkan.

Anda mungkin juga menyukai