STERIL
KEISTIMEWAAN PELARUT
AIR
´ Air merupakan bahan baku yang tersedia dalam jumlah besar, terutama
untuk produk larutan, obat suntik, cairan infus, dan lain-lain, karena air
merupakan bahan awal yang sangat penting, maka mutunya harus selalu
dikendalikan yang dimulai dengan kualifikasi.
Ø Total karbon organik tidak boleh lebih dari 0,5 mg per liter. Kemudian bila 25 ml air
untuk injeksi ditambahkan kalsiumhidroksida LP, maka selama 5 menit harus tetap
jernih.
Ø Klorin tidak boleh lebih dari 0,5 ppm. Kemudian, bila 500 ml air untuk injeksi
ditambahkan 1 ml praknitrat LP, maka setelah didiamkan 5 menit harus tetap tidak
berwarna dan jernih.
Ø Amonia tidak boleh lebih dari 0,01 ppm. Kemudian bila 50 ml air untuk injeksi yang
ditambahkan 2 ml kalium raksa (II) iodida LP dalam suasana alkalis dan dilihat dalam
tabung Nessler, maka tidak memperlihatkan pewarnaan yang lebih kuat daripada
pewarnaan yang diberikan 50 ml air yang bebas amoniakP setelah penambahan 2 ml
pereaksi Nessler LP dan diperiksa pada keadaan sama.
Ø Nitrat boleh lebih dari 0,2 ppm. Kemudian, 5 ml air untuk injeksi tidak boleh memberikan
warna biru pada batas permukaan setelah dituangkan dengan hati-hati kedalam 5 ml
difenilalamina LP.
Ø Logam berat (Cu, Fe, Pb) tidak boleh lebih dari 0,1 ppm. Kemudian, bila 100 ml air
untuk injeksi ditambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida LP, maka harus tetap jernih
dan tidak berwarna.
Ø Oksidator tidak boleh lebih dari 5 ppm. Kemudian, bila 100 ml air untuk injeksi
dididihkan selama 3 menit serta ditambahkan 10 ml asam sulfat encer P dan 0,5 ml
kalium permanganat 0,01 N, maka tidak menghilangkan sama sekali warna larutan
Ø Bebas pirogen.
Ø Ph 5,0-7,0. Pemeriksaannya dengan 10 ml air untuk injeksi dengan ditambahkan 2 tetes
larutan merah metil LP tidak boleh memberikan warna merah. Kemudian, 10 ml air
untuk injeksi dengan ditambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol LP tidak boleh
memberikan warna biru
Untuk penyimpanan water for injection harus
didalam tanki dan dijaga pada panas lebih dari
80ºC dan diputar dengan looping system, secara
periodik dilakukan proses sterilisasi pada pipa-
pipa yang dilalui oleh air jenis ini
denganmenggunakan clean steam (pyrogen
free steam)pada temperatur tidak kurang dari
121ºC selama tidak kurang dari 20 menit.
2. STERIL WATER FOR INJECTION (USP)
Air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai,
tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya.Sterile Water
For Injecton, USP adalah air untuk obat suntik yang telah disterilkan dan dikemas
dalam wadah-wadah dosis tunggal yang tidak lebih besar dari ukuran 1 liter.
Seperti air untuk obat suntik, harus bebas pirogen dan tidak boleh mengandung
zat antimikroba atau zat tambahan lain. Air ini boleh mengandung sedikit lebih
banyak zat padat total daripada air untuk obat suntik karena terjadinya pengikisan
zat padat dari lapisan gelas tangki selama proses sterilisasi.
Air ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pelarut, pembawa,
pengencer obat suntik yang telah disteril dan dikemas. Dalam penggunaannya, air
ditambahkan secara aseptis ke dalam vial obat untuk membentuk obat suntik
yang diinginkan. Sebagai contoh, obat suntik yang sesuai dapat dibuat dari bubuk
kering Sterile Ampicillin Sodium, USP dengan menambahkan air steril untuk
obat suntik secara aseptis.
Syarat sterile water for injectione adalah cairan jernih; steril; bebas
pirogen; tak berbau; tidak berwarna; tidak berasa; serta tidak mengandung logam-
logam berat seperti Cu, Fe, Pb, zat-zat pereduksi, dan lain-lain, pH 5,0-7,0
Proses Pembuatan Sterile Water For Injection Melalui Tiga Proses
Sebagai Berikut:
a) Proses pertama adalah persiapan (pretreatment) untuk
mendapatkan Water For Injection dimulai dari sumber air (sumur atau
mata air) yang ditampung dan diendapkan, kemudian diberi
penyaring pasir dan diberi klorin, sehingga air dapat diminum
(drinking water). Air minum disaring kembali dengan filter 5-10 µm.
b) Proses kedua adalah proses final treatment biasanya dilakukan
reverse osmosis dengan menggunakan chemical softening (kation
anion), atau menggunakan Twin Bed Column lalu disaring dengan
menggunakan filter 5-10 µm kemudian disaring lagi menggunakan
filter yang lebih kecil dengan ukuran filter 2 µm bila perlu
menggunakan ozonisator atau ultraviolet atau pemanasan dengan
temperatur di atas 70o C kemudian dimasukkan dalam tangki
penampung dengan temperatur 70o C kemudian di EDI (Electro
Deionization) Atau didestilasi dimasukkan ke dalam tangki
penampung lalu disaring dengan filter bakteri 0,02 µm.
c) Proses ketiga adalah proses sterilisasi WFI dengan menggunakan
autoklaf, sehingga mendapatkan WFI steril.
3. Bacteriostatic WFI (USP)
Adalah air steril untuk obat suntik yang
mengandung satu atau lebih zat antimikroba
yang sesuai.
Dikemas dalam alat suntik atau vial-vial dengan
volum maksimal 30 ml.
Digunakan sebagai pembawa steril untuk obat
suntik dengan volume kecil.
Jika volum pelarut yang dibutuhkan lebih dari 5
ml, maka digunakan steril WFI, bukan
bakteriostatik WFI.
Bakteriostatik yang ditambahkan harus tidak
bereaksi dengan bahan obat
4. NaCL Injection (USP)
Adalah larutan steril dan isotonik NaCl dalam air untuk
obat suntik, tdk mengandung antimikroba
Kandungan ion Na dan Cl dalam obat suntik= 154
mEq/liter
Digunakan sbg pembawa steril dalam larutan atau
suspensi obat
5. Injeksi Bakteriostatik NaCl
Larutan steril dan isotonik natrium klorida dalam air
untuk obat suntik. Larutan mengandung satu atau lebih
zat antimikroba yang sesuai dan harus tertera dalam
etiket. Kadar sodium chloride sebesar 0,9% untuk
membuat larutan isotonis. Larutan harus dikemas dalam
wadah tidak lebih besar dari 30 ml. Bila larutan
digunakan sebagai pembawa ketelitin, maka kita harus
melakukan pengemasan untuk menjamin
ketercampuran obat dengan pengawet yang ada dan
dengan natrium klorida.
6. Sterile Water for Inhalation
Adalah air yang dimurnikan dengan
destilasi atau revers osmosis dan dipertahankan
steril, tidak mengandung bahan tambahan dan
agen antimikroba kecuali digunakan dalam
media atau alat yang rentan kontaminasi. Tidak
boleh untuk administrasi parenteral ataupun
bahan dalam sediaan steril. Disediakan dalam
dosis tunggal. Tidak boleh mengandung lebih
dari 0,5 unit/ml endotoksin. Derajat keasaman
(pH) berkisar 4,5 dan 7,0 diukur secara
potensiometri.
7. Sterile Water for Irrigation
Adalah Water for Injection disterilisasai dan
dikemas, tidak mengandung agen antimikroba
ataupun substansi tambahan. Disediakan dalam
dosis tunggal dan mungkin memiliki volume
lebih dari 1 L. Hanya untuk kegunaan irigasi dan
tidak untuk injeksi.
´ Digunakan pada obat – obat yang
kelarutannya dalam air terbatas, atau obat
yang mudah terhidrolisis
´ Syarat pembawa: tidak toksik, tidak mengiritasi,
inert terhadap obat, stabilitas fisis dan kimia
pembawa dalam berbagai tingkatan pH,
viskositasnya, titik didihnya harus cukup tinggi
shg memungkinkan sterilisasi dengan panas,
tekanan uap rendah (mencegah timbulnya
masalah selama sterilisasi dengan pemanasan),
kemurnian stabil , diberikan secara
intramuskuler.
Contoh Pelarut Atau Pembawa
Bukan Air
´ 1. minyak lemak nabati (viskositas tergantung pada komposisi asam
lemaknya), contoh: minyak jagung, wijen, biji kapas, kacang tanah,
zaitun)
´ 2. gliserin, PEG, propilenglikol, alkohol