Anda di halaman 1dari 27

PEMBAWA SEDIAAN

STERIL
KEISTIMEWAAN PELARUT
AIR
´ Air merupakan bahan baku yang tersedia dalam jumlah besar, terutama
untuk produk larutan, obat suntik, cairan infus, dan lain-lain, karena air
merupakan bahan awal yang sangat penting, maka mutunya harus selalu
dikendalikan yang dimulai dengan kualifikasi.

´ Kebanyakan produk injeksi diberikan dalam larutan berair. Disebabkan


karena secara fisiologi air dapat bercampur dengan cairan tubuh.
GRADE AIR

USP memberikan spesifikasi untuk beberapa grade air yang digunakan


dalam produk obat. Dua grade yang kebanyakan digunakan adalah USP
Purified Water dan USP Water For Injection (WFI). Sesuai dengan
namanya, WFI digunakan untuk pembuatan obat-obat injeksi. Sedangkan
USP Purified Water (PW) dapat digunakan dalam pembuatan tablet,
kapsul, krim, lotion dan lain-lain. Tipe dari dua air ini biasa disebut
“Compendial” karena kualitasnya sesuai dengan persyaratan resmi. Air
Compendial sangatlah mahal tidak hanya karena langkah perbaikannya
tetapi juga karena validasi yang secara terus menerus dan persyaratan
pengujian.
Air dari sumur ini dipompa dengan menggunakan pompa
bertekanan tinggi lalu ditampung dalam raw water storage
tank. Dalam tangki penyimpanan, raw water didisinfeksi
menggunakan sodium hypochlorida (klorin). Tujuan adalah
klorinasi untuk membunuh bakteri, menjernihkan dan
mengoksidasi logam-logam berat. Kadar klorin yang dapat
diterima adalah 0,3-1 ppm dengan alasan bahwa jika kurang
dari 0,3 ppm kemungkinan mikroorganisme masih dapat
hidup, dan jika lebih dari 1 ppm akan bersifat toksik. Proses
pengolahan mulai dari raw water dipompa sampai didisinfeksi
disebut dengan raw water system.
Proses selanjutnya yaitu raw water dalam tangki
penampungan dipompa kemudian difiltrasi
menggunakan 2 filter, yaitu (1) Sand filter berfungsi
menyaring partikel tersuspensi dan koloid. Pasir
dalam sand filter diganti setiap tahun atau apabila
telah mengalami kejenuhan.(2) Carbon filter
berfungsi menghilangkan toksin, warna, bau dan
rasa serta bebas dari sisa proses klorinasi.
´ Purified water diperoleh melalui proses
ion exchange (softener), reverse
osmosis dan electro deionization (EDI).
Untuk mencegah pertumbuhan
bakteri, purified water disirkulasi selama
24 jam dengan aliran turbulen
menggunakan high pressure pump.
Karena purified water tidak disirkulasi
dalam keadaan panas, maka perlu
dilakukan proses desinfeksi. Desinfektan
yang digunakan adalah ozon yang
dihasilkan oleh alat ozone generator.
Air yang mengandung ozon tidak
dapat digunakan dalam proses
produksi karena ozon yang bersifat
reaktif akan bereaksi dengan produk,
sehingga ozon didestruksi
menggunakan lampu UV.
´ Water for injection dihasilkan dari purified
water yang mengalami enam tingkat proses
destilasi dalam alat WFI multi stage destilator.
Proses destilasi berfungsi menghasilkan air
yang bebas pirogen. Pada stage pertama,
purified water dipanaskan dengan plant steam
bersuhu 150ºC sehingga berubah menjadi uap.
Pirogen yang memiliki bobot jenis lebih besar
daripada air murni akan tertinggal di bawah
kolom destilasi. Uap air murni yang terbentuk
sebagian dikondensasikan dengan cooling water
dan masuk ke kolom destilasi kedua, sedangkan
sebagian lainnya digunakan sebagai sumber
panas untuk proses destilasi pada kolom-kolom
selanjutnya.
PENGGUNAAN DARI MASING-
MASING GRADE AIR
CARA MEMPERBAIKI
KUALITAS AIR
Pembuatan purified water dengan alat de-ionisasi saja tidaklah memadai. Hal ini disebabkan
karena beberapa hal, yaitu: (1) tidak dapat mencapai persyaratan conductivity < 1,3 μS/cm
karena daya ikat resin terhadap ion (+) dan (-) terbatas dan cepat menjadi jenuh. (2) tidak
dapat mencapai persyaratan micro-account < 100 CPU karena proses penukaran ion bukan
merupakan proses sterilisasi yang dapat membunuh bakteri, (3) tidak dapat mencapai
persyaratan TOC karena kandungan gas CO2 dalam air masih tinggi dan tidak direduksi
melalui pertukaran ion.

Purified water system merupakan sistem pengolahan air yang dapat


menghilangkan berbagai cemaran (ion, bahan organic, partikel,
mikroba dan gas). Purified water system terdiri dari :
- multimedia filter
- carbon filter
- water softener
- Heat Exchanger
- micro filter
- ultra filtration (RO = reverse osmosis) dan
- Electro De-Ionization (EDI)
Cont…..

Multimedia Filter berfungsi untuk menghilangkan lumpur, endapan dan


partikel-partikel yang terdapat pada raw water. Multimedia filter ini terdiri
dari beberapa filter dengan porositas 6-12 mm; 2,4-4,8 mm; 1,2-2,4 mm
dan 0,6-1,2 mm. filter-filter ini tersusun dalam satu vessel (tabung) dengan
bagian bawah tabung diberikan gravel atau pasir sebagai alas vessel
(sehingga disebut juga sand filter).

Active Carbon Filter adalah karbon yang telah diaktifkan dengan


menggunakan uap bertekanan tinggi atau karbondioksida yang berasal dari
bahan yang memiliki daya adsorbs yang tinggi. Biasanya digunakan dalam
bentuk butiran. Active carbon filter berfungsi sebagai pre-treatment sebelum
proses deionisasi untuk menghilangkan chlorine, chloramine, benzen,
pestisida, bahan-bahan organic, warna, bau dan rasa dalam air.

Softener Water berisi resin anionic yang berfungsi untuk


menghilangkan dan/atau menurunkan kesadahan air dengan cara
mengikat ion Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan tingginya
tingkat kesadahan air.
Cont…..

Reverse Osmosis merupakan


teknik pembuatan air murni
yang dapat menurunkan hingga
95% Total Dissolve Solid
(TDS) dalam air. Reverse
osmosis terdiri dari lapisan
filter yang sangat halus (0,0001
micron)
EDI (Electron De-ionization) merupakan perkembangan dari Ion
Exchange System dimana sebagai pengikat ion (+) dan ion (-)
dipakai juga elektroda disamping resin. Elektroda ini dihubungkan
dengan arus listrik sehingga proses pemurnian air dapat
berlangsung terus menerus.

destilasi atau penyulingan, terlebih dahulu melewati lampu UV untuk membunuh


bakteri. Sesuai persyaratan CPOB yang terbaru, proses destilasi menggunakan 6 kolom
destilasi yang artinya air yang digunakan untuk produk steril tersebut mengalami 6 kali
proses destilasi. Dengan unit ini diperoleh air untuk injeksi yang memenuhi persyaratan
WFI. Selanjutnya, WFI yang dihasilkan kemudian disimpan dalam storage tank pada
suhu 70o-80oC sebelum didistribusikan untuk produk steril
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Mengenai
Persyararan Air Untuk Injeksi

q Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi melalui cara


penyulingan (distilasi) atau cara lain yang akan menghasilkan mutu
yang sama.
q Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah diproduksi, disimpan dan
didistribusikan dengan cara yang dapat mencegah pertumbuhan
mikroba, misal disirkulasi dengan konstan pada suhu di atas
70°C (Hot Loop System).
q Air untuk Injeksi (WFI) hendaklah disimpan dalam wadah yang bersih
dan tertutup rapat pada temperatur di bawah atau di atas kisaran
temperatur ideal mikroba dapat tumbuh, steril, nonreaktif,
nonabsorptif, nonaditif dan terlindung dari pencemaran.
q Sumber air, peralatan pengolahan air dan air hasil pengolahan
hendaklah dipantau secara teratur terhadap pencemaran kimiawi,
biologis dan, bila perlu, terhadap cemaran endotoksin untuk
menjamin agar air memenuhi spesifikasi yang sesuai dengan
peruntukannya. Hasil pemantauan dan tindakan penanggulangan
yang dilakukan hendaklah didokumentasikan.
q Alat perekam hendaklah digunakan untuk memantau suhu
penyimpanan.
1. WATER FOR INJECTION (WFI) (USP)
Pelarut yang paling sering digunakan pada
pembuatan obat suntik. WFI dimurnikan dengan
cara destilasi atau reverse osmosis, dan memenuhi
standar yang sama dengan purified water (USP),
yaitu mengandung zar padat tidak boleh lebih
dari 1 mg% WFI, dan tidak boleh mengandung zat
penambah.
WFI tidak steril tapi harus bebas pirogen.
Penyimpanan pada wadah tertutup rapat pada
suhu di bawah atau di atas kisaran di mana
mikroba dapat tumbuh, wadah dari gelas atau
dilapisi gelas
Persyaratan WFI menurut standar BP (2001) dan EP (2002)
tidak boleh mengandung:

Ø Total karbon organik tidak boleh lebih dari 0,5 mg per liter. Kemudian bila 25 ml air
untuk injeksi ditambahkan kalsiumhidroksida LP, maka selama 5 menit harus tetap
jernih.
Ø Klorin tidak boleh lebih dari 0,5 ppm. Kemudian, bila 500 ml air untuk injeksi
ditambahkan 1 ml praknitrat LP, maka setelah didiamkan 5 menit harus tetap tidak
berwarna dan jernih.
Ø Amonia tidak boleh lebih dari 0,01 ppm. Kemudian bila 50 ml air untuk injeksi yang
ditambahkan 2 ml kalium raksa (II) iodida LP dalam suasana alkalis dan dilihat dalam
tabung Nessler, maka tidak memperlihatkan pewarnaan yang lebih kuat daripada
pewarnaan yang diberikan 50 ml air yang bebas amoniakP setelah penambahan 2 ml
pereaksi Nessler LP dan diperiksa pada keadaan sama.
Ø Nitrat boleh lebih dari 0,2 ppm. Kemudian, 5 ml air untuk injeksi tidak boleh memberikan
warna biru pada batas permukaan setelah dituangkan dengan hati-hati kedalam 5 ml
difenilalamina LP.
Ø Logam berat (Cu, Fe, Pb) tidak boleh lebih dari 0,1 ppm. Kemudian, bila 100 ml air
untuk injeksi ditambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida LP, maka harus tetap jernih
dan tidak berwarna.
Ø Oksidator tidak boleh lebih dari 5 ppm. Kemudian, bila 100 ml air untuk injeksi
dididihkan selama 3 menit serta ditambahkan 10 ml asam sulfat encer P dan 0,5 ml
kalium permanganat 0,01 N, maka tidak menghilangkan sama sekali warna larutan
Ø Bebas pirogen.
Ø Ph 5,0-7,0. Pemeriksaannya dengan 10 ml air untuk injeksi dengan ditambahkan 2 tetes
larutan merah metil LP tidak boleh memberikan warna merah. Kemudian, 10 ml air
untuk injeksi dengan ditambahkan 5 tetes larutan biru bromtimol LP tidak boleh
memberikan warna biru
Untuk penyimpanan water for injection harus
didalam tanki dan dijaga pada panas lebih dari
80ºC dan diputar dengan looping system, secara
periodik dilakukan proses sterilisasi pada pipa-
pipa yang dilalui oleh air jenis ini
denganmenggunakan clean steam (pyrogen
free steam)pada temperatur tidak kurang dari
121ºC selama tidak kurang dari 20 menit.
2. STERIL WATER FOR INJECTION (USP)

Air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai,
tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya.Sterile Water
For Injecton, USP adalah air untuk obat suntik yang telah disterilkan dan dikemas
dalam wadah-wadah dosis tunggal yang tidak lebih besar dari ukuran 1 liter.
Seperti air untuk obat suntik, harus bebas pirogen dan tidak boleh mengandung
zat antimikroba atau zat tambahan lain. Air ini boleh mengandung sedikit lebih
banyak zat padat total daripada air untuk obat suntik karena terjadinya pengikisan
zat padat dari lapisan gelas tangki selama proses sterilisasi.
Air ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pelarut, pembawa,
pengencer obat suntik yang telah disteril dan dikemas. Dalam penggunaannya, air
ditambahkan secara aseptis ke dalam vial obat untuk membentuk obat suntik
yang diinginkan. Sebagai contoh, obat suntik yang sesuai dapat dibuat dari bubuk
kering Sterile Ampicillin Sodium, USP dengan menambahkan air steril untuk
obat suntik secara aseptis.
Syarat sterile water for injectione adalah cairan jernih; steril; bebas
pirogen; tak berbau; tidak berwarna; tidak berasa; serta tidak mengandung logam-
logam berat seperti Cu, Fe, Pb, zat-zat pereduksi, dan lain-lain, pH 5,0-7,0
Proses Pembuatan Sterile Water For Injection Melalui Tiga Proses
Sebagai Berikut:
a) Proses pertama adalah persiapan (pretreatment) untuk
mendapatkan Water For Injection dimulai dari sumber air (sumur atau
mata air) yang ditampung dan diendapkan, kemudian diberi
penyaring pasir dan diberi klorin, sehingga air dapat diminum
(drinking water). Air minum disaring kembali dengan filter 5-10 µm.
b) Proses kedua adalah proses final treatment biasanya dilakukan
reverse osmosis dengan menggunakan chemical softening (kation
anion), atau menggunakan Twin Bed Column lalu disaring dengan
menggunakan filter 5-10 µm kemudian disaring lagi menggunakan
filter yang lebih kecil dengan ukuran filter 2 µm bila perlu
menggunakan ozonisator atau ultraviolet atau pemanasan dengan
temperatur di atas 70o C kemudian dimasukkan dalam tangki
penampung dengan temperatur 70o C kemudian di EDI (Electro
Deionization) Atau didestilasi dimasukkan ke dalam tangki
penampung lalu disaring dengan filter bakteri 0,02 µm.
c) Proses ketiga adalah proses sterilisasi WFI dengan menggunakan
autoklaf, sehingga mendapatkan WFI steril.
3. Bacteriostatic WFI (USP)
Adalah air steril untuk obat suntik yang
mengandung satu atau lebih zat antimikroba
yang sesuai.
Dikemas dalam alat suntik atau vial-vial dengan
volum maksimal 30 ml.
Digunakan sebagai pembawa steril untuk obat
suntik dengan volume kecil.
Jika volum pelarut yang dibutuhkan lebih dari 5
ml, maka digunakan steril WFI, bukan
bakteriostatik WFI.
Bakteriostatik yang ditambahkan harus tidak
bereaksi dengan bahan obat
4. NaCL Injection (USP)
Adalah larutan steril dan isotonik NaCl dalam air untuk
obat suntik, tdk mengandung antimikroba
Kandungan ion Na dan Cl dalam obat suntik= 154
mEq/liter
Digunakan sbg pembawa steril dalam larutan atau
suspensi obat
5. Injeksi Bakteriostatik NaCl
Larutan steril dan isotonik natrium klorida dalam air
untuk obat suntik. Larutan mengandung satu atau lebih
zat antimikroba yang sesuai dan harus tertera dalam
etiket. Kadar sodium chloride sebesar 0,9% untuk
membuat larutan isotonis. Larutan harus dikemas dalam
wadah tidak lebih besar dari 30 ml. Bila larutan
digunakan sebagai pembawa ketelitin, maka kita harus
melakukan pengemasan untuk menjamin
ketercampuran obat dengan pengawet yang ada dan
dengan natrium klorida.
6. Sterile Water for Inhalation
Adalah air yang dimurnikan dengan
destilasi atau revers osmosis dan dipertahankan
steril, tidak mengandung bahan tambahan dan
agen antimikroba kecuali digunakan dalam
media atau alat yang rentan kontaminasi. Tidak
boleh untuk administrasi parenteral ataupun
bahan dalam sediaan steril. Disediakan dalam
dosis tunggal. Tidak boleh mengandung lebih
dari 0,5 unit/ml endotoksin. Derajat keasaman
(pH) berkisar 4,5 dan 7,0 diukur secara
potensiometri.
7. Sterile Water for Irrigation
Adalah Water for Injection disterilisasai dan
dikemas, tidak mengandung agen antimikroba
ataupun substansi tambahan. Disediakan dalam
dosis tunggal dan mungkin memiliki volume
lebih dari 1 L. Hanya untuk kegunaan irigasi dan
tidak untuk injeksi.
´ Digunakan pada obat – obat yang
kelarutannya dalam air terbatas, atau obat
yang mudah terhidrolisis
´ Syarat pembawa: tidak toksik, tidak mengiritasi,
inert terhadap obat, stabilitas fisis dan kimia
pembawa dalam berbagai tingkatan pH,
viskositasnya, titik didihnya harus cukup tinggi
shg memungkinkan sterilisasi dengan panas,
tekanan uap rendah (mencegah timbulnya
masalah selama sterilisasi dengan pemanasan),
kemurnian stabil , diberikan secara
intramuskuler.
Contoh Pelarut Atau Pembawa
Bukan Air
´ 1. minyak lemak nabati (viskositas tergantung pada komposisi asam
lemaknya), contoh: minyak jagung, wijen, biji kapas, kacang tanah,
zaitun)
´ 2. gliserin, PEG, propilenglikol, alkohol

Batasan-batasan USP untuk minyak lemak nabati : harus tetap jernih


walau didinginkan sampai 10 derajat Celcius (biar tetap jernih dan stabil
selama penyimpanan), minyak harus tdk boleh mengandung minyak
mineral atau parafin karena zat tersebut tidak diabsorbsi tubuh, ada
syarat bilangan penyabunan.

Anda mungkin juga menyukai