Anda di halaman 1dari 5

WATER FOR INJECTION (WFI)

Menurut monografi Farmakope Indonesia edisi ketiga, air untuk injeksi (WFI) adalah air
suling segar, yang digunakan sebagai pelarut untuk pembuatan obat injeksi setelah distilasi,
dan disterilkan setelah dibuat menjadi air untuk injeksi. . Gunakan dalam waktu 24 jam
setelah penyimpanan, simpan dalam wadah. Wadah kaca steril harus bebas pirogen.
Sedangkan menurut USP (1995), WFI adalah air yang dimurnikan dengan cara penyulingan
atau reverse osmosis, bebas dari zat lain.

WFI adalah sediaan steril yang pada dasarnya dihasilkan dari bahan baku berupa "air minum"
yang telah diolah terlebih dahulu untuk menghasilkan WFI. WFI masih tidak steril. Oleh
karena itu, WFI akan disterilkan kembali untuk diaplikasikan pada berbagai perairan yang
disiapkan secara aseptik dengan berbagai fungsi.
Berikut pengklasifikasian produk air steril dengan bahan water for injection :
1. Sterile Water for Injection
Ini adalah air yang disterilkan dan dikemas untuk injeksi tanpa antimikroba atau
aditif. Disediakan dalam dosis tunggal, volumenya tidak boleh melebihi 1 L. Tidak
cocok untuk injeksi intravaskular kecuali dibuat isotonik terlebih dahulu. Tidak boleh
mengandung lebih dari 0,25 unit endotoksin/mL.
2. Bacteriostatic Water for Injection
Ini adalah air steril untuk injeksi yang mengandung satu atau lebih agen antibakteri,
jadi perhatian harus diberikan pada kompatibilitas agen antibakteri dengan zat medis
terlarut. Ini diberikan dalam dosis tunggal atau ganda hingga volume 30 mL. Tidak
cocok untuk bayi. Tidak boleh mengandung lebih dari 0,5 unit/ml endotoksin.
Keasaman (pH) berkisar 4,5 dan 7,0, diukur secara potensiometri.
3. Sterile Water for Irrigation
Air untuk injeksi disterilkan dan dikemas tanpa antimikroba atau aditif. Disediakan
dalam dosis tunggal, volumenya bisa melebihi 1 liter. Untuk irigasi saja, tidak untuk
injeksi.
4. Sterile Water for Inhalation
Ini adalah air yang dimurnikan dan dijaga steril dengan distilasi atau reverse osmosis,
bebas dari aditif dan agen antimikroba, kecuali digunakan dalam media atau peralatan
yang rentan. Tidak cocok untuk pemberian parenteral atau bahan dalam formulasi
steril. Disediakan dalam dosis tunggal. Tidak boleh mengandung lebih dari 0,5
unit/ml endotoksin. Keasaman (pH) berkisar 4,5 dan 7,0, diukur secara potensiometri.

Ini adalah air yang dimurnikan dan dijaga steril dengan distilasi atau reverse osmosis, bebas
dari aditif dan agen antimikroba, kecuali digunakan dalam media atau peralatan yang rentan.
Tidak cocok untuk pemberian parenteral atau bahan dalam formulasi steril. Disediakan dalam
dosis tunggal. Tidak boleh mengandung lebih dari 0,5 unit/ml endotoksin. Keasaman (pH)
berkisar 4,5 dan 7,0, diukur secara potensiometri.
Selain digunakan sebagai pelarut zat aktif dalam formulasi steril, WFI juga dapat digunakan
dalam proses pencucian dengan membentuk uap panas steril untuk proses sterilisasi..
Persyaratan WFI
Persyaratan air untuk injeksi (WFI) menurut USP:
1. Memenuhi semua persyaratan untuk “air dimurnikan”
2. Diperoleh secara distilasi atau osmosis terbalik (ro)
3. Mengandung tidak lebih dari 0,25 EU / mL endotoksin (pirogen)
4. Dibuat dengan alat sesuai untuk meminimalkan pertumbuhan mikroba
5. Kandungan mikroorganisme tidak lebih dari 0,1 CFU/ml untuk air injeksi
Secara ringkas, persyaratan WFI dapat dilihat pada tabel standar kemurnian air berdasarkan
U.S Pharmacopeia berikut.

Dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa WFI tidak steril karena masih ada batas toleransi
maksimum untuk bakteri,endotoxin dan elemen lain.
Pembuatan Air Untuk Injeksi (WFI)
Raw material yang mengalir dalam sistem WFI mengandung senyawa-senyawa kontaminan.
Kontaminan ini dapat membentuk biofilm yang akan merusak sistem dan produk steril. Oleh
karena itu, diperlukan multimedia filter. Tahapan selanjutnya berupa penghilangan klorin,
kloramin, pestisida,dll dengan active karbon. Softener berupa resin yang mengikat Ca2+
ditambahkan untuk menghilangkan kandung Ca2+ yang bisa menyebabkan inkompatibilitas.
Heat exchanger merupakan salah satu alat yang digunakan untuk tetap menjaga proses
sterilisasi dengan menggunakan uap panasnya, baik pada alat maupun produk sterilisasi.
Tahap mikro filter merupakan tahap untuk menyaring ukuran-ukuran partikel yang berupa
mikro, namu perlu diingat bahwa senyawa kontaminan ada pula yang berukuran nano, oleh
karena produk belum steril.
Tahap selanjutnya berupa Reverse Osmosis (tahap ini akan dijelasan secara detail di
pembahasan paragraf bawah). Setelah Reverse Osmosis dilakukan Electron Dionize Ion
Exchange untuk menangkap ion-ion yang masih terkandung setelah proses RO. Lalu
dilakukan pengecekan pH meter untuk mengetahui pH yang ada pada WFI. pH yang sesuai
dengan proses penggunaan diperlukan supaya tidak terjadi iritasi dengan tubuh saat
pengaplikasian. Distilasi merupakan proses pengoptimalan minimalisir kontaminan (tahap ini
akan dijelasan secara detail di pembahasan paragraf bawah). Adapun kandungan WFI masih
mengandung radikal bebas berupa ozon harus dihilangkan dengan UV filter. Water for
injection disimpan dalam WFI tanker. WFI tanker dikondisikan pada suhu 800 . Hal itu
disebabkan karena dengan suhu tersebut air akan mengalami “self sanitizing”. Hal ini
merupakan proses sterilisasi yang dilakuakn oleh air steril.
1. Pembuatan Dengan Penyaring Membran (Osmosis Terbalik / Reverse Osmosis)
Osmosis merupakan proses dua larutan yang dipisahkan membran semi permeabel, di
mana air akan bergerak melalui membran dari larutan konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi. Hal ini ditujukan untuk menyamakan konsentrasi di kedua sisi
membran. Adanya tekanan pada proses osmosis akan menyebabkan terjadinya
osmosis terbalik.
Penyaring membran adalah tipe penyaring permukaan yang menahan partikel yang
berukuran lebih besar dari ukuran pori pada permukaan bagian atas aliran membran
polimer dengan ukuran pori membran untuk proses osmosis terbalik ini ialah 1-10 Å.
Membran semipermeabel ini mampu untuk menolak sebagian besar senyawa organic,
bakteri, dan virus, dan juga 90-99% semua ion. Membran yang digunakan untuk
reverse osmosis biasanya merupakan polimer komplek. Polimer yang paling lazim
digunakan yaitu Cellulose Acetate Triacetate (CA), polyamide (PA), Thin film
composite (TEC) dan Sulfon composite.Sistem osmosis terbalik beroperasi pada
perbedaan tekanan 100-500 psi karena ukuran pori yang sangat kecil. Sistem osmosis
terbalik ini akan menghasilkan air yang dimurnikan dan air untuk injeksi dengan
penyaringan 2 rangkap.

2. Destilasi
Distilasi adalah suatu proses yang melibatkan penguapan air dan kemudian
mengkondensasikan uap yang dihasilkan. Kebanyakan kontaminan yang terlarut tidak
menguap pada suhu didih air karena tidak terbawa ke dalam uap dan uap kondensat.
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi, distilasi biasa dilakukan melalui
penyulingan efek multipel, yang dirancang untuk memanfaatkan kembali energi yang
sudah digunakan untuk menguapkan air. Distilasi relatif mahal, tetapi mampu untuk
menghilangkan hampir semua pengotor organik dan anorganik sehingga dapat
mencapai air yang berkualitas sangat baik (tinggi) dan dianggap sebagai cara yang
paling aman untuk mencegah kontaminasi mikroba dan endotoksin. Oleh karena itu,
distilasi masih merupakan cara yang dominan untuk memproduksi air untuk injeksi
(WFI). Air sumber untuk alat distilasi sering diberi perlakuan awal dengan
menggunakan sistem osmosis terbalik (RO) dan atau cara lain untuk mengurangi
bahaya kebakaran dan untuk meningkatkan mutu desilat. Salah satu kemungkinan
konfigurasi untuk sistem pemurnian air untuk farmasi dapat terlihat di gambar.
Tiga tahap pertama pada sistem (filtrasi multimedia, pelunakan, dan penyaringan
karbon) merupakan langkah awal untuk unit pengolahan air secara RO.
Penyaring cartridge yang ditempatkan sebelum unit RO dimaksudkan untuk
memberikan perlindungan pada membran dari partikel halus karbon. Terkadang,
penyaring Pembuangan konsentrat Filtrasi multimedia Penyaringan karbon
Pelunakan Penyaring kartridge Sistem RO Air dimurnikan menuju tangki
penyimpanan Air PDAM 8 karbon ditempatkan sebelum perlunakan dan
penghilangan klorin dilakukan dengan cara menambahkan pereduksi kimia seperti
natrium sulfit, yang sering ditambahkan cahaya ultraviolet untuk meningkatkan
pengontrolan mikroba atau untuk menurunkan tingkat total karbon aktif (TOC), dan
lain-lain. Rancangan sistem WFI sering menggunakan cara destilasi sebagai tahap
perlakuan akhir.
Setelah produksi WFI jadi. Beberapa uji dilakukan untuk menjamin keamanannya dalam
penggunaan. Uji-uji tersebut antara lain adalah test untuk bakteri endotoksin dan test-test lain
yang dilakukan selama proses pembuatan Sterile Purified Water

Anda mungkin juga menyukai