SIFAT KOLIGATIF
Fraksi mol
LARUTAN Kenaikan Titik Didih
(∆Tb)
Simbol : M Simbol : m
Mol pelarut
Mol
Mol
larutan
Fraksi mol larutan
total
zat terlarut total
Sifat Koligatif Larutan
Fraksi Mol (X)
Perbandingan jumlah mol zat terlarut atau mol pelarut terhadap jumlah mol larutan.
Derajat
ionisas
i
Molalitas larutan
0
,
1
1
m
ΔTf = m x
Kf
ΔTf = 0,11
m x 1,86
°C/m =
0,20 °C
03 Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
Konsep Kenaikan Titik Didih
Molalitas larutan
Larutan elektrolit
Tetapan molal
∆Tb = m x Kb didih pelarut
murni Molalitas larutan Tetapan molal didih
Tb larutan = Tb pelarut + ∆Tb pelarut murni
0
,
4
m
ΔTb = m x
Kb
ΔTb = 0,4
m × 0,52
°C/m
04 Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)
Konsep Tekanan Uap Jenuh
Ketika suatu cairan (misalkan air) dalam suatu wadah dipanaskan, air
Tekanan uap jenuh suatu akan menguap dan lama kelamaan akan habis. Pada suhu normal
zat adalah tekanan yang (bukan pada titik didih air), penguapan hanya terjadi pada permukaan
cairan.
ditimbulkan oleh uap
jenuh zat tersebut. Jika wadah ditutup rapat sehingga tidak ada uap air yang dapat lepas
ke udara terbuka, maka uap akan terperangkap di ruang antara tutup
wadah dengan permukaan air. Namun, penguapan akan terus
berlangsung sampai pada suatu ketika, ruang tersebut sudah “penuh
sesak” oleh uap air.
Semakin banyak
uap yang
Mudah menguap dihasilkan
(volatile)
Semakin besar
tekanan uap
jenuh
Suhu tinggi
P pelarut > P
larutan
Konsep Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)
Larutan nonelektrolit
Penurunan Tekanan
Tekanan uap jenuh Tekanan
tekanan uap uap jenuh
uap jenuh pelarut
pelarut murni larutan
murni
∆P = Po - Plarutan
Larutan elektrolit
Mol pelarut
Tekanan
uap larutan
Tekanan uap
pelarut murni
Penurunan
tekanan
uap Faktor Van’t Hoff
Mol zat
terlarut
Penerapan Penurunan Tekanan Uap
P = Xp . Po
P = 0,944 .
31,8
05 Tekanan Osmotik (π)
Konsep Tekanan Osmotik
Faktor Van’t
Tekanan Hoff
osmotik
(atm)
Molaritas Suhu
(Kelvin
Konsep Tekanan Osmotik
ISOTONIK
π = 2,46 atm
06 Grafik P-
T
Grafik P-T Pelarut
❑ Garis B – C 🡪 garis didih. Garis didih merupakan transisi fase cair - gas.
Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air
akan mendidih.
❑ Garis B - D 🡪 garis beku. Garis beku merupakan transisi fase cair -
padat. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana
air dapat membeku (es mencair).
❑ Garis A – B 🡪 garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan
transisi fase
pada gas.
❑ Titik Tripel (triple point) 🡪 Perpotongan antara garis didih dengan
garis beku dan garis sublimasi. Pada titik tripel, ketiga bentuk fase,
yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
Grafik P-T Pelarut
Grafik P-T Pelarut
❑ Tekanan uap larutan < tekanan uap pelarut sehingga garis didih dan garis beku larutan
(garis hijau) berada di bawah garis didih dan garis beku pelarutnya (garis ungu).
❑ Tekanan uap larutan belum 760 mmHg (1 atm) pada suhu 100oC sehingga larutan belum
mendidih. Larutan akan mendidih di atas 100oC ketika tekanan uapnya mencapai 760
mmHg. Dengan kata lain, titik didih larutan > titik didih pelarutnya.
❑ Sebaliknya, penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan < titik beku
pelarutnya.
❑ Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku
(∆Tf).
❑ Selisih antara titik didih pelarut dengan titik didih larutan disebut kenaikan titik didih (∆Tb).
Perhatikan gambar disamping!
Garis beku pelarut ditunjukkan oleh garis
… .
A. RM
B. NQ
C. KL
D. LR
E. KQ
Jawaban D
Fraksi Mol Faktor Van’t Hoff Kenaikan Titik Didih Penurunan Titik Beku
P larutan = X pelarut . Po
Penurunan
∆P = Po - Plarutan Tekanan Uap
diagram
yang
menyatakan
antara suhu hubungan
(T) dan SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN Tekanan
tekanan P dengan fase
zat (padat, cair, dan gas). osmotik
Grafik P-
T
Tekanan Osmotik
Fraksi Mol
Grafik PT
Faktor Van’t Hoff
Faktor Van’t Hoff untuk larutan non-elektrolit adalah 1, sehingga sering tidak dimasukkan
2.
dalam perhitungan rumus.
1. Sebanyak 20 gram NaOH dilarutkan dalam 81 gram air akan
menghasilkan larutan dengan fraksi mol sebesar … . (Mr NaOH = 40 ; Mr
Air = 18)
A. 0,10
B. 0,11
C. 0,45
D. 0,50
E. 0,88
2. Agar air sebanyak 200 gram (Kf = 1,86) dapat membeku pada suhu –0,93˚C, jumlah
zat nonelektrolit dengan massa molekul relatif 100 yang harus ditambahkan ke
dalamnya sebanyak … .
A. 3 gram
B. 4 gram
C. 6 gram
D. 8 gram
E. 10 gram
3. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan garam dapur 1 molal
lebih
besar daripada larutan gula 1 molal karena … .
A. jumlah partikel dalam larutan garam lebih sedikit daripada larutan gula
B. garam dapur merupakan larutan elektrolit
C. kedua larutan mempunyai harga molalitas yang sama
D. gula dalam air dapat terurai menjadi ion-ionnya
E. Mr garam lebih besar daripada Mr gula
4. Dari diagram P-T berikut yang merupakan daerah perubahan titik beku adalah …
A . A dan
H B.B
dan C
C . D dan
E D . I dan
J E . G dan
H
5. Tekanan osmotik larutan X yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah
0,615 atm. Jika 1,5 gram zat X dilarutkan dalam 2 liter air pada suhu 27 °C,
maka M r zat X tersebut adalah … .
A. 30
B. 60
C. 90
D. 120
E. 150
6. Sembilan gram glukosa, C6H12O6, dilarutkan ke dalam 18 gram air, H2O. Pada suhu tertentu, diketahui
bahwa tekanan uap pelarut murni sebesar 36 atm, maka tekanan uap jenuh larutan adalah … .
(Mr glukosa = 180 gram/mol ; Mr air = 18 gram/mol)
A. 23,48 atm
B. 24,38 atm
C. 32,48 atm
D. 34,28 atm
E. 38,24 atm
7. Pada suhu dan volume yang sama 0,2 mol NaCl akan mempunyai tekanan
osmotik yang sama dengan … .
A. 0,2 mol glukosa
B. 0,2 mol urea
C. 0,2 mol sukrosa
D. 0,2 mol MgCl2
E. 0,1 mol H3PO4
8. Jika 0,05 mol garam MA dilarutkan dalam 100 gram air, maka akan
terbentuk larutan yang membeku pada -1,62˚C. Bila Kf air = 1,8 maka
derajat ionisasi garam MA adalah … .
A. 0,8
B. 0,7
C. 0,6
D. 0,5
E. 0,4
9. Ketika komponen A ditambah B ternyata diperoleh sistem homogen yang memiliki fasa
(wujud) sama dengan fasa A, maka … .
1) Sistem adalah larutan
2) Titik didih A > titik didih sistem
3) B adalah zat terlarut
4) Titik beku sistem > titik beku A
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. 1, 2, 3, dan 4
10.Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 g urea (Mr = 60) dalam 1 L air. Larutan
yang lain diperoleh dengan melarutkan 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 1 L air. Pada
suhu yang sama, pebandingan tekanan osmotik larutan pertama dibandingkan
terhadap larutan kedua adalah … .
A. 1 : 1
B. 1 : 2
C. 2 : 1
D. 2 : 3
E. 3 : 1