Anda di halaman 1dari 72

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Pernahkan kamu mecoba memasak air


di daerah pegunungan atau dataran
tinggi? Apa bedanya memasak air di
pegunungan dan di dataran rendah
yaa?
Dengan mempelajari materi ini, kamu akan dapat memahami
tentang :
1. Penentuan titik beku larutan
2. Penentuan titik didih larutan
3. Penurunantekanan uap
4. Tekanan osmotik
5. Cara membaca grafik P-T
Pendahuluan Sifat
Koligatif Larutan Molaritas

Penurunan Titik Molalitas


Beku (∆Tf)

SIFAT KOLIGATIF
Fraksi mol
LARUTAN Kenaikan Titik Didih
(∆Tb)

Faktor Van’t Hoff


Penurunan
Tekanan Uap (∆P)

Tekanan Osmotik (π)


Konsep Kilat Sifat Koligatif Larutan
01 Pendahuluan Sifat Koligatif
Konsep Konsentrasi
Molalitas (m)
Banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kilogram
pelarut.
Massa zat Mol zat terlarut
terlarut (gram) (mol)

Massa molekul Massa


pelarut Molalitas (m)
relatif zat terarut Massa pelarut (kg)
(gram)
Konsep Konsentrasi
Perbedaan molalitas dan Molaritas
Banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kilogram
pelarut.
Molaritas Molalitas

Mol zat terlarut dalam Mol zat terlarut dalam 1


1 Liter larutan kg pelarut

Simbol : M Simbol : m

Rumus : mol/liter Rumus : mol/kg

Dipengaruhi oleh Tidak dipengaruhi


perubahan suhu dan perubahan suhu dan
tekanan tekanan

Kurang akurat Sangat akurat


Konsep Konsentrasi
Fraksi Mol (X)
Perbandingan jumlah mol zat terlarut atau mol pelarut terhadap jumlah mol larutan.

Mol zat terlarut Fraksi mol pelarut

Mol pelarut

Mol
Mol
larutan
Fraksi mol larutan
total
zat terlarut total
Sifat Koligatif Larutan
Fraksi Mol (X)
Perbandingan jumlah mol zat terlarut atau mol pelarut terhadap jumlah mol larutan.

Sifat koligatif adalah sifat larutan yang


hanya ditentukan oleh jumlah
partikel zat terlarut dan sama sekali
tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut
atau pelarut
Faktor Van’t Hoff

Sifat koligatif larutan elektrolit akan jauh


berbeda dengan larutan nonleketrolit. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit akan terurai menjadi ion-ion memiliki faktor Van’t
sehingga jumlah partikel terlarutnya menjadi Hoff (i)
lebih banyak.

Derajat
ionisas
i

Faktor Van’t Jumlah


Hoff ion
Faktor Van’t Hoff

Larutan Na2 SO4 merupakan elektrolit kuat sehingga α = 1


Reaksi ionisasi :
Na2SO4 🡪 2Na+ + SO42-
Jumlah ion (n) = 3
Untuk
i = 1 + (n-1) α elektroli
maka nilai faktor Van’t Hoff :
i = 1 + (3-1) 1
t kuat
(jika α = i=n
i=1+2 1)
i=3
Sebanyak 11 gram MgCl2 dilarutkan dalam 2 kg air, kemolalan larutan yang terbentuk adalah
… .
(Ar Mg = 24 ; Ar Cl=35,5)
A. 0,05 m
B. 0,10 m
C. 0,25 m
D. 0,40 m
E. 0,50 m
Jawaban A
Diket : massa MgCl2 = 11 gram
Mr MgCl2 = 95
P = 2 kg = 2000 gram
Dit : molalitas
Jawab :
02 Penurunan Titik Beku (∆Tf)
Konsep Penurunan Titik Beku

Jika ke dalam suatu pelarut murni ditambahkan zat terlarut yang


tidak dapat menguap (nonvolatil), maka titik beku larutan
tersebut akan lebih rendah dari titik beku pelarut murni. Hal
ini dikatakan bahwa telah terjadi penurunan titik beku.
Konsep Penurunan Titik Beku

Perhatikan titik beku pelarut (air) dan larutan


urea di bawah ini!
Mengapa ya titik beku air dan larutan urea
berbeda? Mengapa titik beku air yang
mengandung urea menjadi turun?
Persamaan Penurunan Titik Beku
(∆Tf)
Mengapa titik beku bisa
turun ?

Bejana (a) berisi Terjadi keseimbangan


Bejana (b) berisi
pelarut murni dan antara fasa cair dan
pelarut murni
padatannya (es) yang padatnya
yang
timbul akibat sehingga kedua wujud
ditambah telah
proses pendinginan. dapat inisaling
pelarut
terlarut zat
terikat dengan baik.
X
Proses pembekuan
Agar terjadi ikatan seperti pelarut akan terhalang
bejana (a) diperlukan oleh molekul zat terlarut
suhu yang lebih rendah X sehingga
sehingga kesetimbangan akan
terjadi penurunan titik bergeser ke
beku dari titik beku cairnya. wujud
semula.
Konsep Penurunan Titik Beku
Larutan nonelektrolit

Molalitas larutan

Tetapan molal beku Larutan elektrolit


∆Tf = m x Kf pelarut murni
Molalitas larutan Tetapan molal beku
Tflarutan = Tf pelarut – ∆Tf pelarut murni

Faktor Van’t Hoff


∆Tf = m x Kf x i
Titik beku pelarut murni
Titik beku larutan
Tflarutan = Tf pelarut – ∆Tf

Titik beku larutan Titik beku pelarut murni


Persamaan Penurunan Titik Beku (∆Tf)

Nilai titik beku dan Kf


beberapa pelarut murni

Pelarut Titik Beku (oC) Kf (o C/m)


Aseton -95,35 2,40
Benzena 5,45 5,12
kamfer 179,8 39,7
Karbon -23 29,8
tetraklorida
Sikloheksana 6,5 20,1
Naftalena 80,5 6,94
Fenol 43 7,27
Air 0 1,86
Penerapan Penurunan Titik Beku

Penambahan garam untuk


Pembuatan es krim mencairkan salju di jalan Pemberian zat antibeku
pada radiator mesin
Titik beku larutan yang terdiri atas 10 gram glukosa (Mr = 180 g/mol)
dalam 500 gram air adalah … . (Kf air = 1,86 °C/m)
A. -0,10°C
B. -0,20°C
C. -0,25°C
D. 0,10°C
E. 0,20°C
Jawaban B
Molaritas =

0
,
1
1

m
ΔTf = m x
Kf
ΔTf = 0,11
m x 1,86
°C/m =
0,20 °C
03 Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
Konsep Kenaikan Titik Didih

Jika ke dalam suatu pelarut murni ditambahkan zat


terlarut yang tidak dapat menguap (nonvolatil), maka
titik didih larutan tersebut akan lebih tinggi dari
titik didih pelarut murni. Hal ini dikatakan bahwa
telah terjadi kenaikan titik didih.
Konsep Kenaikan Titik Didih
Perhatikan titik didih zat murni (air) dan campuran
Mengapa ya titik didih air dan larutan
(air dan gula) di bawah ini!
gula berbeda? Mengapa titik didih air
yang mengandung gula menjadi lebih
tinggi?
Konsep Kenaikan Titik Didih

Mengapa titik didih bisa naik?


Terbentuk gelembung yang
Bejana (b) berisi
Bejana (a) berisi pelarut menandakan molekul-
pelarut murni yang
murni yang mendidih molekul
telah ditambah zat
ketika tekanan meninggalkan pelarut
terlarut X
atmosfer = tekanan kelompoknya dan terlepas
uap pelarut. ke udara sebagai gas (uap)

Penambahan zat terlarut


Tekanan uap pelarut < tekanan ke dalam pelarut murni
atmosfer. Maka, untuk menyebabkan molekul
menyamakan dengan tekanan pelarut sulit
atm osfer, tekanan uap harus meninggalkan
dinaikkan sehingga titik didih pun kelompoknya untuk
ikut meningkat. berubah menjadi gas
Persamaan Kenaikan Titik Didih
(∆Tb)
Larutan nonelektrolit

Molalitas larutan

Larutan elektrolit
Tetapan molal
∆Tb = m x Kb didih pelarut
murni Molalitas larutan Tetapan molal didih
Tb larutan = Tb pelarut + ∆Tb pelarut murni

Faktor Van’t Hoff


∆Tb = m x Kb x i
Titik didih pelarut murni
Titik didih larutan
Tb arutan = Tb pelarut + ∆Tb

Titik didih larutan Titik didih pelarut murni


Persamaan Kenaikan Titik Didih
(∆Tb)
Nilai titik didih dan Kb
beberapa pelarut murni

Pelarut Titik Beku (oC) Kb (o C/m)


Aseton 56,2 1,71
Benzena 80,1 02,53
kamfer 204,0 05,61
Karbon tetraklorida 76,5 04,95
Sikloheksana 80,7 02,79
Naftalena 217,7 05,80
Fenol 182 03,04
Air 100,0 00,52
Penerapan Kenaikan Titik Didih

Penambahan garam saat


Proses penyulingan memasak
minyak bumi
Titik didih larutan yang mengandung 18 gram glukosa, C6H12O6 dalam 250
gram air adalah …
(Ar C = 12 g/mol, Ar H = 1g/mol, dan Ar O = 16 g/mol. Kb air = 0,52 °C/m)
A. 0,2080°C
B. 0,8020°C
C. 100,208°C
D. 100,802°C
E. 102,080°C
Jawaban C
Molaritas =

0
,
4

m
ΔTb = m x
Kb
ΔTb = 0,4
m × 0,52
°C/m
04 Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)
Konsep Tekanan Uap Jenuh
Ketika suatu cairan (misalkan air) dalam suatu wadah dipanaskan, air
Tekanan uap jenuh suatu akan menguap dan lama kelamaan akan habis. Pada suhu normal
zat adalah tekanan yang (bukan pada titik didih air), penguapan hanya terjadi pada permukaan
cairan.
ditimbulkan oleh uap
jenuh zat tersebut. Jika wadah ditutup rapat sehingga tidak ada uap air yang dapat lepas
ke udara terbuka, maka uap akan terperangkap di ruang antara tutup
wadah dengan permukaan air. Namun, penguapan akan terus
berlangsung sampai pada suatu ketika, ruang tersebut sudah “penuh
sesak” oleh uap air.

Karena partikel-partikel uap air terus bergerak, maka mereka akan


menumbuk ke sana kemari, sehingga sebagian partikel uap air
tersebut ada yang menumbuk cairan dan kembali menjadi air. Ketika
ada sebagian uap air berubah menjadi air (mengembun), maka dia
menyisakan ruang kosong yang kemudian akan diisi oleh partikel air
lain yang berubah menjadi uap air (menguap). Begitu seterusnya,
sehingga akan terbentuk kesetimbangan fasa air–uap air. Kondisi
ini dinamakan kondisi kesetimbangan uap jenuh.
Konsep Tekanan Uap Jenuh
Konsep Tekanan Uap Jenuh

Semakin banyak
uap yang
Mudah menguap dihasilkan
(volatile)

Semakin besar
tekanan uap
jenuh
Suhu tinggi

Semakin tinggi Semakin


energi kinetik mudah
menguap
Konsep Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)

Kenapa tekanan uap


dapat turun? Jika ke dalam suatu pelarut ditambahkan zat
terlarut yang tidak dapat menguap, maka
molekul-molekul pelarut yang ingin
melepaskan diri menjadi gas akan terhalang.
Akibatnya uap yang dihasilkan lebih sedikit,
sehingga tekanan uap menjadi lebih kecil.
Keadaan ini dikatakan mengalami penurunan
tekanan uap.

P pelarut > P
larutan
Konsep Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)

Hukum Raoult menyatakan “besarnya


tekanan uap jenuh larutan sebanding dengan Tekanan uap jenuh
Tekanan uap jenuh
larutan
fraksi mol pelarut dalam larutan”. pelarut murni

Semakin banyak zat terlarut maka semakin


sedikit bagian pelarutnya sehingga
tekanan uap juga semakin rendah dan P larutan = X pelarut . Po

penurunan tekanan uap (∆P) semakin


besar.
Fraksi mol
pelarut murni
Konsep Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)

Larutan nonelektrolit

Penurunan Tekanan
Tekanan uap jenuh Tekanan
tekanan uap uap jenuh
uap jenuh pelarut
pelarut murni larutan
murni

∆P = Po - Plarutan

Fraksi mol zat Penurunan


terlarut tekanan uap
Konsep Penurunan Tekanan Uap Jenuh (∆P)

Larutan elektrolit
Mol pelarut

Tekanan
uap larutan
Tekanan uap
pelarut murni

Penurunan
tekanan
uap Faktor Van’t Hoff
Mol zat

terlarut
Penerapan Penurunan Tekanan Uap

Laut mati Kolam apung


Tekanan uap air jenuh pada suhu 30˚C adalah 31,8 mmHg dan fraksi mol suatu zat
dalam air adalah 0,056. Pada suhu 30˚C tekanan uap larutan adalah … . mmHg
A. 1,78
B. 17,8
C. 28,30
D. 30,02
E. 33,58
Jawaban D
Diketahui :Po = 31,8 mmHg
Xt = 0,056
Ditanya : P….?
Jawab :
Xt + Xp =
1 Xp = 1 –
Xt
Xp = 1 –
0,056 =
0,944

P = Xp . Po
P = 0,944 .
31,8
05 Tekanan Osmotik (π)
Konsep Tekanan Osmotik

Tekanan osmotik adalah tekanan yang


diperlukan untuk menghentikan terjadinya
osmosis, yaitu mengalirnya pelarut dari
larutan encer ke larutan pekat melewati
membran semipermeabel.
Konsep Tekanan Osmotik
Molaritas Suhu (Kelvin)
Tekanan osmotik larutan bergantung Larutan nonelektrolit
pada jumlah partikel dalam larutan.
J.H Van’t Hoff menemukan hubungan
antara tekanan osmotik larutan encer
dengan persamaan gas ideal.
Tekanan
osmotik
Larutan elektrolit (atm)
Tetapan gas (0,082 L
Tetapan gas (0,082 L atm/K
atm/K mol)
mol)

Faktor Van’t
Tekanan Hoff
osmotik
(atm)
Molaritas Suhu
(Kelvin
Konsep Tekanan Osmotik

ISOTONIK

Isotonik adalah suatu keadaan di


mana dua buah larutan memiliki
tekanan osmotik yang sama.
Konsep Tekanan Osmotik

Cairan infus Minuman isotonik Proses pada cuci darah


(dialisis)
Sebanyak 3,6 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam air hingga volume 200 ml pada
suhu 27˚C. Larutan tersebut mempunyai tekanan osmotik sebesar … . Atm
A. 1,46
B. 2,46
C. 3,46
D. 4,46
E. 5,46
Jawaban B

Diketahui : massa glukosa = 3,6 gram (Mr glukosa = 180)


volume air = 200 mL
suhu = 27oC
Ditanya : π….?
Jawab :
π = M.R.T

π = 2,46 atm
06 Grafik P-
T
Grafik P-T Pelarut

Diagram fasa (Diagram P – T) adalah


diagram yang menyatakan hubungan antara
suhu (T) dan tekanan P dengan fase zat
(padat, cair, dan gas). Diagram fase
menyatakan batas-batas suhu dan tekanan di
mana suatu bentuk fase dapat stabil.
Grafik P-T Pelarut

❑ Garis B – C 🡪 garis didih. Garis didih merupakan transisi fase cair - gas.
Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air
akan mendidih.
❑ Garis B - D 🡪 garis beku. Garis beku merupakan transisi fase cair -
padat. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana
air dapat membeku (es mencair).
❑ Garis A – B 🡪 garis sublimasi. Garis sublimasi merupakan
transisi fase
pada gas.
❑ Titik Tripel (triple point) 🡪 Perpotongan antara garis didih dengan
garis beku dan garis sublimasi. Pada titik tripel, ketiga bentuk fase,
yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
Grafik P-T Pelarut
Grafik P-T Pelarut

❑ Tekanan uap larutan < tekanan uap pelarut sehingga garis didih dan garis beku larutan
(garis hijau) berada di bawah garis didih dan garis beku pelarutnya (garis ungu).
❑ Tekanan uap larutan belum 760 mmHg (1 atm) pada suhu 100oC sehingga larutan belum
mendidih. Larutan akan mendidih di atas 100oC ketika tekanan uapnya mencapai 760
mmHg. Dengan kata lain, titik didih larutan > titik didih pelarutnya.
❑ Sebaliknya, penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan < titik beku
pelarutnya.
❑ Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku
(∆Tf).
❑ Selisih antara titik didih pelarut dengan titik didih larutan disebut kenaikan titik didih (∆Tb).
Perhatikan gambar disamping!
Garis beku pelarut ditunjukkan oleh garis
… .
A. RM
B. NQ
C. KL
D. LR
E. KQ
Jawaban D

K = titik beku larutan M = titik didih pelarut


L = titik beku N = titik didih
pelarut larutan
KQ = garis beku larutan MR = garis didih larutan
LR = garis beku NQ = garis didih
pelarut pelarut
Konsentrasi

Sifat larutan yang


hanya dipengaruhi Faktor Van’t Hoff
oleh jumlah zat (elektrolit)
terlarut SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN i = 1 + (n-1) α

Penurunan Titik Beku

∆Tb = m x Kb atau ∆Tb = m x Kenaikan


Titik
∆Tf = m x Kf atau ∆Tf =
Kb x i Didih m x Kf x i
Tb larutan = Tb pelarut + ∆Tb
Tflarutan = Tfpelarut – ∆Tf
Molalitas Kadar (%)

Molaritas Massa Jenis

Fraksi Mol Faktor Van’t Hoff Kenaikan Titik Didih Penurunan Titik Beku
P larutan = X pelarut . Po

Penurunan
∆P = Po - Plarutan Tekanan Uap

diagram
yang
menyatakan
antara suhu hubungan
(T) dan SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN Tekanan
tekanan P dengan fase
zat (padat, cair, dan gas). osmotik

Grafik P-
T
Tekanan Osmotik
Fraksi Mol

Grafik PT
Faktor Van’t Hoff

Penurunan Tekanan Uap


Bedakan perhitungan sifat koligatif larutan antara larutan elektrolit dan non elektrolit,
1. terkadang siswa lupa untuk menambahkan faktor van’t Hoff pada perhitungannya.

Faktor Van’t Hoff untuk larutan non-elektrolit adalah 1, sehingga sering tidak dimasukkan
2.
dalam perhitungan rumus.
1. Sebanyak 20 gram NaOH dilarutkan dalam 81 gram air akan
menghasilkan larutan dengan fraksi mol sebesar … . (Mr NaOH = 40 ; Mr
Air = 18)
A. 0,10
B. 0,11
C. 0,45
D. 0,50
E. 0,88
2. Agar air sebanyak 200 gram (Kf = 1,86) dapat membeku pada suhu –0,93˚C, jumlah
zat nonelektrolit dengan massa molekul relatif 100 yang harus ditambahkan ke
dalamnya sebanyak … .
A. 3 gram
B. 4 gram
C. 6 gram
D. 8 gram
E. 10 gram
3. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan garam dapur 1 molal
lebih
besar daripada larutan gula 1 molal karena … .
A. jumlah partikel dalam larutan garam lebih sedikit daripada larutan gula
B. garam dapur merupakan larutan elektrolit
C. kedua larutan mempunyai harga molalitas yang sama
D. gula dalam air dapat terurai menjadi ion-ionnya
E. Mr garam lebih besar daripada Mr gula
4. Dari diagram P-T berikut yang merupakan daerah perubahan titik beku adalah …
A . A dan
H B.B
dan C
C . D dan
E D . I dan
J E . G dan
H
5. Tekanan osmotik larutan X yang tidak dapat menghantarkan listrik adalah
0,615 atm. Jika 1,5 gram zat X dilarutkan dalam 2 liter air pada suhu 27 °C,
maka M r zat X tersebut adalah … .
A. 30
B. 60
C. 90
D. 120
E. 150
6. Sembilan gram glukosa, C6H12O6, dilarutkan ke dalam 18 gram air, H2O. Pada suhu tertentu, diketahui
bahwa tekanan uap pelarut murni sebesar 36 atm, maka tekanan uap jenuh larutan adalah … .
(Mr glukosa = 180 gram/mol ; Mr air = 18 gram/mol)
A. 23,48 atm
B. 24,38 atm
C. 32,48 atm
D. 34,28 atm
E. 38,24 atm
7. Pada suhu dan volume yang sama 0,2 mol NaCl akan mempunyai tekanan
osmotik yang sama dengan … .
A. 0,2 mol glukosa
B. 0,2 mol urea
C. 0,2 mol sukrosa
D. 0,2 mol MgCl2
E. 0,1 mol H3PO4
8. Jika 0,05 mol garam MA dilarutkan dalam 100 gram air, maka akan
terbentuk larutan yang membeku pada -1,62˚C. Bila Kf air = 1,8 maka
derajat ionisasi garam MA adalah … .
A. 0,8
B. 0,7
C. 0,6
D. 0,5
E. 0,4
9. Ketika komponen A ditambah B ternyata diperoleh sistem homogen yang memiliki fasa
(wujud) sama dengan fasa A, maka … .
1) Sistem adalah larutan
2) Titik didih A > titik didih sistem
3) B adalah zat terlarut
4) Titik beku sistem > titik beku A

A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. 1, 2, 3, dan 4
10.Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 g urea (Mr = 60) dalam 1 L air. Larutan
yang lain diperoleh dengan melarutkan 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 1 L air. Pada
suhu yang sama, pebandingan tekanan osmotik larutan pertama dibandingkan
terhadap larutan kedua adalah … .
A. 1 : 1
B. 1 : 2
C. 2 : 1
D. 2 : 3
E. 3 : 1

Anda mungkin juga menyukai