Anda di halaman 1dari 26

Asistensi

Praktikum
Spirometri

Departemen Fisiologi
PSPD UIN Alauddin Makassar
2018
Pendahuluan
•Ventilasi paru, yaitu
pertukaran udara antara
Atmosfir dan alveoli paru

Difusi pertukaran oksigen


dan karbondioksida antara
darah dan alveoli RESPIRAS
I
EKSTERN
Transport 02 dan CO2 AL
dalam darah antara paru2 dan
jaringan tubuh

Perfusi pertukaran oksigen


dan karbondioksida antara
darah dan sel-sel tubuh

RESPIRASI
INTERNAL
Jalan Udara Pernafasan
1. Zona Konduksi/Konveksi : tempat lewatnya udara  ruang rugi
anatomis (anatomic dead space). Berfungsi memanaskan,
melembabkan, dan menyaring udara
2. Zona Respirasi : zona tempat pertukaran oksigen dan
karbondioksida (secara difusi)
Otot-Otot Pernafasan
1. Inpirasi
 Utama, berkontraksi saat inspirasi, relaksasi menyebabkan
ekspirasi pasif : Diaphragma, M. intercostalis externa
 Tambahan → berkontraksi hanya sewaktu inspirasi dalam
M.sternocleidomastoideus, M. serratus anterior, M. pectoralis
minor , M. scalenius

2. Ekspirasi → berkontraksi hanya ketika ekspirasi aktif


 M. Rectus abdominis, M. Obliqus abdominis ex et int, M.
Tranversus abdominis, M. Intercostalis interna
Mekanisme Ventilasi Paru
• Hukum gas (Boyle’s Law)

P1V1 = P2V2

 Pergerakan udara terjadi akibat perbedaan tekanan gas antara


atmosfir dan paru (alveoli)  perubahan ukuran (volume) rongga
toraks  kontraksi dan relaksasi otot-otot pernapasan

• Ventilasi = inspirasi + ekspirasi


 Inspirasi : Proses masuknya udara dari atmosfer ke paru-paru
 Ekspirasi : Proses keluarnya udara dari paru-paru ke atmosfer
Inspirasi Ekspirasi
Otot Otot
Diafragma Diafragma
dan Otot dan Otot
Costa Costa
kontraksi relaksasi

Volume Volume
Paru2 ↑ Paru2 ↓

Tekanan Tekanan
Paru2 ↓ Paru2 ↑

Udara Udara
mengalir mengalir
masuk ke keluar dari
paru2 paru2
Difusi O2 dan CO2
O2 dan CO2 berpindah menembus membran respirasi (dinding
alveolus) melalui difusi pasif menuruni gradien tekanan parsial.

Tekanan parsial suatu gas dalam udara adalah bagian dari tekanan
atmosfer total yang berbanding lurus dengan presentase gas ini dalam
udara.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan difusi menurut


Hukum Difusi Fick :
 Luas permukaan membran
 Ketebalan membran
 Konstanta difusi
Transport O2 dan CO2
 O2  CO2
1. Terikat dengan Hb (97%) 1. Terlarut (7 - 10 %)
2. Terlarut (3%) 2. Ion bikarbonat (HCO3)
dlm sel RBC (60 - 70 %)
3. Berikatan dengan Hb
(HbCO2) (23 - 30 %)
Kontrol Pernafasan
Pusat pernafasan terletak di batang otak
1. Medula oblongata
 Kelompok respiratorik dorsal (KRD) → neuron inspiratorik
→ menyarafi otot inspirasi
 Kelompok respiratorik ventral (KRV) → neuron inspiratorik
dan ekspiratorik → mekanisme penguat pada ekspirasi aktif
2. Pons
 Pusat pneumotaksik → membatasi durasi inspirasi
 Pusat apneustik → meningkatkan dorongan inspirasi
• Pembentukan irama pernafasan berlangsung di kompleks
praBotzinger
Volume paru
• Tidal Volume : Volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi
setiap kali bernapas normal ; 500 ml.
• Inspiratory Reserve Volume : Volume udara yang masih dapat
diinspirasi secara maksimal setelah inspirasi biasa; 3000 ml.
• Expiratory Reserve Volume : Volume udara yang masih dapat
diekspirasi secara maksimal melalui ekspirasi setelah biasa ; 1000
ml.
• Residual Volume :
• Volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi
paling kuat; 1200 ml.
Kapasitas Paru
• Inspiratory Capacity : Udara yg dapat dihirup mulai pada inspirasi
paksa (sampai pengembangan paru maksimum).
IC = TV + IRV  3500 milliliters
• Functional Residual Capacity : Jumlah udara yg tersisa dalam
paru-paru pada akhir ekspirasi normal
FRC = ERV + RV  2200 mililiters
• Vital Capacity : volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
VC = IRV + TV + ERV  4500 mililiters
• Total Lung Capacity : Volume maksimum yg dapat
mengembangkan paru sebesar mungkin,dengan inspirasi sekuat
mungkin
TLC = VC + RV  5700 mililters
• Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (forced expiratori
volume in one second, FEV1) : Volume udara yang dapat
dihembuskan selama detik pertama ekspirasi dalam suatu penentuan
VC.
• Biasaya FEV1 adalah sekitar 80% dari VC; yaitu, dalam keadaan
normal 80% udara yang dapat dihembuskan secara paksa dari paru
yang telah mengembang maksimal dapat dihembuskan dalam satu
detik.
• Kerja atau fungsi paru dan uji faal paru merupakan pengukuran
objektif apakah fungsi paru seseorang dalam keadaan normal atau
abnormal.
• Secara lengkap, uji faal paru dilakukan dengan menilai fungsi
ventilasi, difusi gas, perfusi darah paru dan transpor O2 dan CO2
dalam perederan darah.
• Untuk keperluan praktis dan uji skrinning, biasanya penilaian faal
paru seseorang cukup dengan melakukan uji fungsi ventilasi paru.
• Apakah fungsi ventilasi nilainya baik, dapat mewakili keseluruhan
fungsi paru dan biasanya fungsi-fungsi paru lainnya juga baik.
• Untuk menilai fungsi ventilasi digunakan alat spirometer untuk
mencatat grafik pernafasan berdasarkan jumlah dan kecepatan udara
yang keluar atau masuk ke dalam spirometer.

• Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat


mengukur sebagian terbesar volume dan kapasitas paru.

• Spirometri merekam secara grafis atau digital, volume ekspirasi


paksa (forced expiratory volume in second/FEV 1) dan kapasitas
vital paksa (forced vital capacity/ FVC).
Jenis gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Gangguan fungsi obstruktif (hambatan aliran udara) : bila nilai
rasio FEV 1 / FVC <70%.
2. Gangguan fungsi restriktif (hambatan pengembangan paru) : bila
nilai kapasitas vital (vital capacity / VC) <80% dibanding dengan
nilai standar.
Indikasi
Diagnostik
• Evaluasi keluhan dan gejala (deformitas rongga dada, sianosis,
penurunan suara nafas, perlambatan udara ekspirasi, overinflasi,
ronki yang tidak dapat dijelaskan)
• Evaluasi hasil laboratorium abnormal (foto toraks abnormal,
hiperkapnia, hipoksemia, polisitemia)
• Menilai pengaruh penyakit sistemik terhadap fungsi paru.
• Deteksi dini seseorang yang memiliki risiko menderita penyakit
paru (perokok, usia > 40 tahun, pekerja yang terpajan substansi
tertentu)
• Pemeriksaan rutin (risiko pra-operasi, menilai prognosis, menilai
status kesehatan)
Monitoring
• Menilai efek terapi (terapi bronkodilator, steroid)
• Menggambarkan perjalanan penyakit (penyakit baru, interstisial
lung disease/ILD), gagal jantung kronik, penyakit neuromuskuler,
sindrom Guillain-Barre)
• Menilai efek samping obat terhadap fungsi paru
Kontra Indikasi

• Absolut : Tidak ada


• Relatif : Batuk darah, pneumotoraks, status kardiovaskular tidak
stabil, infark miokard baru atau emboli paru, aneurisma serebri,
pasca bedah mata.
Interpretasi Hasil

Faal paru normal


• VC dan FVC > 80 % dari nilai prediksi
• FEV1 > 80 % dari nilai prediksi
• Rasio FEV1/FVC > 70 %
Gangguan faal paru Obstruksi
Kelainan dengan ciri-ciri obstruksi dari aliran udara karena menyempitnya
saluran pernafasan, antara lain : Asthma, COPD, Bronchiektasis, Cystic
Fibrosis, Tumors (inside or outside the airways)

Mekanisme yang menyebabkan saluran pernafasan menyempit yaitu:


obstruksi mucus, airway compression and smooth constriction.

Kriteria :
• FEV1 < 80% dari nilai prediksi
• Rasio FEV1/FVC <70 %
• Obstruksi ringan jika rasio FEV1/FVC 60% - 80%
• Obstruksi sedang jika rasio FEV1/FVC 30% - 59%
• Obstruksi berat jika rasio FEV1/FVC < 30%
Gangguan faal paru Restriksi

Kelainan yang disebabkan karena paru-paru sulit mengembang

Yang dapat diklasifikasikan sebagai penyakit paru Restriktif adalah :


Pulmonary Fibrosis, Sarcoidosis

Kriteria :
• VC atau FVC <80% dari nilai prediksi
• Restriksi ringan jika VC atau FVC 60% - 80%
• Restriksi ringan jika VC atau FVC 30% - 59%
• Restriksi ringan jika VC atau FVC < 30%
Mixed Disorders
Kelainan yang disebabkan karena sumbatan pada jalur udara dan paru-
paru sulit mengembang
Contohnya : emfisema Asbestosis
Pattern of lung function
OBSTRUCTIVE RESTRICTIVE MIXED

FEV1 ↓ ↓/N ↓

FVC ↓/N ↓ ↓

FEV1/FVC ↓ N/↑ ↓

Anda mungkin juga menyukai