DINI
Husnul Fatimah, SKM
Latar Belakang Pernikahan dini (early mariage) merupakan suatu pernikahan
formal atau tidak formal yang dilakukan dibawah usia 19 tahun
2
BONUS
DEMOGRAFI
Bonus demografi adalah keuntungan ekonomi yang didapat suatu negara karena
banyaknya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) dibanding usia non
produktif. Dengan kriteria tingkat keluarga yaitu mempunyai tabungan dan ada
investasi Pendidikan dan kesehatan untuk anaknya.
Bonus demografi akan berhasil, jika usia produktif memang benar benar bisa
produktif. Namun jika faktanya remaja sebagai usia produktif melakukan
pernikahan dini, apakah ini bisa dikatakan sebagai bonus demografi??
Pernikahan dini atau pernikahan usia anak yang terjadi di Kalimantan Selatan mencapai angka yang
sangat tinggi, yaitu 51/1.000 penduduk pada tahun 2010 sampai tahun 2016. Angka tersebut berada di
atas angka rata-rata Nasional, yaitu 40/1.000 penduduk yang untuk kategori usia 10 sampai 14 tahun
sebesar 5,7 persen dan untuk usia 15 sampai 18 tahun sekitar 46 persen. Dari angka tersebut
menghasilkan angka kelahiran muda yang dalam hal ini Kalimantan Selatan berada pada urutan kedua
Nasional, yaitu 53/1.000 penduduk. Pada tahun 2017, Kalimantan Selatan masih berada di urutan
ketiga Nasional. Imbas dari pernikahan anak tersebut selain dapat membahayakan kesehatan fisik, juga
memiliki resiko negatif bagi kesehatan mental pasangan suami isteri akibat jiwa yang masih labil.
Pernikahan anak juga menimbulkan berbagai persoalan, seperti: kematian ibu melahirkan, kelahiran
bayi yang kurang gizi, kematian bayi, pertengkaran, kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan
dan meningkatnya angka perceraian muda yang diiringi besarnya angka janda-duda. Jumlah angka
janda dan duda muda tahun 2009 sebesar 156.835 orang atau 15,82 persen dari 991.641 keluarga.
Seluruh problematika tersebut seperti beriringan dengan terus langgengnya pernikahan anak oleh nilai-
nilai yang dipegang teguh dan dipedomani masyarakat. Dengan kata lain, nilai-nilai yang dianut
masyarakat memberikan kontribusi yang besar dalam melestarikan budaya pernikahan anak di
Kalimantan Selatan (Baier, 1958; Magnis Suseno, 1978).
ANALISIS KASUS
Faktor Predisposisi
Pengetahuan, sikap,
kepercayaan, nilai, persepsi,
motivasi
Faktor Pendukung
Faktor Risiko Keterampilan dan sumber Pernikahan Dini
(L. Green, 1980) daya (biaya, jarak, dan
ketersediaan transportasi)
Faktor Pendorong
Sikap dan perilaku petugas
kesehatan, tokoh masyarakat,
tokoh agama, orang tua
kelompok referensi lainnya
Faktor melakukan pernikahan dini
6
7
Artikel Kumari dan Muqarramah (2020)
8
Lanjutan...
Nilai Ekonomi
1. “nyaman tahu manis-manisnya hidup”
- Kemandirian ekonomi
Menikah muda Sejahtera
- Meringankan
2. “banyak anak banyak rejeki”
- Banyak kemudahan rezeki jika menikah
9
Lanjutan…
Nilai religious
Pernikahan Bahagia dunia
“biar kadada fitnah”
Anak akhirat
“selamat dunia akhirat”
10
AKAR MASALAH
12
UPAYA
PENCEGAHAN
13
14
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Tujuan
1. Menunda perkawinan sampai batas usia minimal untuk siap
berkeluarga
2. Mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia cukup
dewasa
3. Menunda kehamilan anak pertama jika telah terjadi pernikahan dini
15
16
THANK YOU
17