Anda di halaman 1dari 25

Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi


Topik : Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Sosial
dan Upaya Mengatasinya
Sub Topik : 1. Perkawinan usia muda dan tua
2. Wanita di tempat kerja
3. Incest
4. Homeless
Waktu : 100 Menit

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan mengenai perkawinan usia tua dan usia muda dengan
benar dan jelas.
2. Menjelaskan tentang kekurangan dan kelebihan perkawinan usia
tua dan usia muda dengan benar.
3. Menjelaskan tentang penanganan pada perkawinan usia tua dan
usia muda dengan tepat.
4. Menjelaskan tentang permasalahan kesehatan wanita di tempat
kerja dengan jelas dan tepat.
5. Menjelaskan tentang upaya pemecahan permasalahan kesehatan
wanita di tempat kerja dengan jelas dan benar.
6. Menjelaskan tentang pengertian incest dengan benar.
7. Menjelaskan tentang upaya mengatasi incest dengan tepat.

1
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

8. Menjelaskan tentang penyebab dan penanggulangan homeless


dengan benar.

REFERENSI

1. BKKBN. Kesehatan reproduksi remaja. 2001. Jakarta :BKKBN.


2. BKKBN. Tanya jawab kesehatan reproduksi remaja. 2001. Jakarta :
BKKBN
3. Miller, Edge. Women Center Care. 1994. Mosby clinical nursing
4. World Health Organization. Profil Kesehatan Reproduksi
Indonesia 2003. 2003. Jakarta : Depkes RI.
5. Widyastuti, Yani. Kesehatan Reproduksi. 2009. Yogyakarta :
Fitramaya. Hal : 107 – 14.

PENDAHULUAN

Wanita berpartisipasi aktif dalam dalam kehidupan bermasyarakat dan


bernegara. Peran aktif wanita dalam pembangunan dalam berbagai bidang
seperti dalam pendidikan, kesehatan, politik, ekonomi, sosial dan budaya
untuk kemajuan bangsa dan negara. Masalah utama dalam pembangunan
dan pemberdayaan perempuan adalah rendahnya kualitas hidup peran
perempuan terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan
politik. Data Susenas 2003 menunjukkan bahwa penduduk perempuan
Indonesia usia 10 tahun ke atas yang tidak atau belum pernah bersekolah
jumlahnya 2 kali lipat dari laki-laki ( 11,54 % dibanding 5,43 % ).
Berbagai permasalahan kesehatan wanita yang terjadi di Indonesia
berpengaruh dalam upaya pembangunan dan pemberdayaan perempuan.
Permasalahan tersebut antara lain : tindak kekerasan pada wanita,
perkosaan, pelecehan seksual, perkawinan usia tua dan usia muda, wanita
di tempat kerja, incest, homeless, pekerja seks komersial dan masih banyak

2
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

lagi. Data yang didapat dari Susenas 2003 menyebutkan bahwa dari
wanita usia 25 – 34 tahun yang pernah menikah sebanyak 10 %
diantaranya berusia kurang dari 16 tahun pada saat menikah, dari data
tersebut 16 % diantaranya berasal dari propinsi Jawa Barat. Dari data
SDKI 2003, jumlah kehamilan dini ( berusia < 18 tahun saat bersalin ) yang
terjadi sebanyak 4,1 % dan terlalu tua sebanyak 3,8 % ( berusia > 34 tahun
saat bersalin ), sedikit banyak hal ini memberikan kontribusi dalam angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.
Peran bidan sebagai pelaksana sekaligus pendidik di masyarakat yang
merupakan ujung tomabk dari pelayanan kesehatan ibu dan anak haruslah
tanggap dan mewaspadai berbagai bentuk permasalahan yang terjadi
pada perempuan dalam dimensi sosialnya.

URAIAN MATERI

I. Perkawinan Usia Muda dan Usia Tua


1.1 Pengertian
Di dalam undang-undang perkawinan No. I tahun
1974 dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan
batin antara pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah
tangga yang bahagia dan kekal berdasar ketuhanan
YME.
Menurut UU perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 7 bahwa
perkawinan diijinkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan wanita
berumur 16 tahun dan keduanya harus mendapat restu dari kedua
orangtua mereka. Namun dalam UU No 10 tahun 1992, pemerintah
mengatur mengenai perilaku reproduksi manusia yang menyebutkan
bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan

3
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

keluarga berencana. Lebih lanjut lagi karena banyaknya resiko


kehamilan akibat usia yang kurang, maka perkawinan diijinkan bila
laki-laki berumur 21 tahun dan perempuan berumur 19 tahun. Selain
itu juga undang-undang tersebut menetapkan bahwa hanya remaja
puteri yang sudah menikah saja yang boleh mendapat pelayanan
keluarga berencana. Sehingga perkawinan usia muda adalah
perkawinan yang dilakukan bila pria kurang dari 21 tahun dan
perempuan kurang dari 19 tahun.
Perkawinan usia tua adalah perkawinan yang dilakukan bila
perempuan berumur lebih dari 35 tahun.

1.2 Kelebihan dan kekurangan Perkawinan Usia Muda dan tua :

Perkawinan usia muda Perkawinan usia tua


Kelebihan a. Terhindar dari perilaku seks bebas, Kematangan fisik, psikologis,
karena kebutuhan seksual terpenuhi. sosial, finansial sehingga
b. Menginjak usia tua tidak lagi harapan membentuk keluarga
mempunyai anak balita. sejahtera berkualitas tinggi.
Kekuranga a. Meningkatkan angka kelahiran hingga a. Meningkatkan angka
n pertumbuhan penduduk semakin kesakitan dan kematian ibu
meningkat. dan bayi, kemungkinan
b. Beresiko meningkatkan angka resiko ca. mammae
kematian ibu dan bayi, resiko meningkat.
komplikasi kehamilan, persalinan dan b. Meningkatnya resiko
nifas. kehamilan dengan kelainan
c. Meningkatkan resiko ca serviks congenital pada janin,
d. Kematangan psikologis belum tercapai misalnya : down
sehingga keluarga mengalami syndrome.
kesulitan mewujudkan keluarga yang
berkualitas tinggi.

4
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

e. Ditinjau dari segi sosial, dengan


perkawinan mengurangi kebebasan
pengembangan diri, mengurangi
kesempatan melanjutkan pendidikan
jenjang tinggi.
f. Adanya konflik dalam keluarga
membuka peluang untuk mencari
pelarian pergaulan di luar rumah
sehingga meningkatkan resiko
penggunaan minuman beralkohol,
narkoba maupun seks bebas.
g. Tingkat perceraian tinggi.
h. Pelacuran anak
i. Meningkatnya eksploitasi anak dalam
dunia kerja.

Pernikahan dini berkontribusi terhadap tingginya tingkat kematian ibu


secara tidak langsung melalui : kurangnya pendidikan dan informasi
terhadap pelayanan yang terkait dengan kesehatan reproduksi, keluarga
berencana, tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi
illegal. Susenas 1998 memperkirakan bahwa kematian anak yang
dilahirkan oleh ibu remaja 30 % lebih tinggi dari pada yang dilahirkan oleh
ibu yang berusia 20 tahun atau lebih. Kehamilan pada remaja
meningkatkan resiko kematian ibu sebesar 2-4 kali.

1.3 Penanganan
Penanganan pada perkawinan usia muda :

5
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

a. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi


sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
b. Bimbingan psikologis, hal ini dimaksudkan untuk membantu
pasangan dlam menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai
cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan tidak
mengedepankan emosi.
c. Pemberian dukungan keluarga, baik berupa dukungan material
maupun non material.
d. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan
kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.
Penanganan pada perkawinan usia tua :
a. Pengawasan kesehatan, ANC secara rutin dan berkualitas ke tenaga
kesehatan.
b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan
kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang gizi.

2. Permasalahan wanita di tempat kerja


Di dalam masyarakat yang mayoritas paternalistik,
wanita pada umumnya menjalani peran dalam
rumah tangga, sementara laki-laki terlibat dalam
peran publik yang lebih besar. Akibatnya, peluang
sosio ekonomis bagi para wanita menjadi terbatas.
Namun, studi dalam tiga dekade terakhir
menunjukkan peningkatan partisipasi wanita dalam
angkatan kerja. Meskipun demikian, banyak perusahaan dan bisnis yang
sering memaksa wanita untuk berhenti bekerja ketika hamil atau dianggap
tidak produktif, agar perusahaan terhindar dari kewajiban membayar
kesehatan, cuti hamil atau pelayanan persalinan.
2.1 Alasan wanita bekerja :

6
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

a. Aktualisasi diri
b. Mata pencaharian
c. Relasi positif dalam keluarga
d. Pemenuhan kebutuhan sosial
e. Peningkatan keterampilan
f. Pengaruh lingkungan

2.2 Dampak wanita bekerja :


a. Terpapar zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
infertilitas. Asap rokok , bahan radiologi, bahan organik, bahan
organo fosfat dan organo klorin untuk racun hewan perusak.
b. Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa teman
sejawat, supervisor, manager atau atasan. Adapun wanita terkadang
tidak kuasa menolak karena ketakutan atau suatu ancaman.
c. Penundaan usia menikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi
kariernya tidak mempunyai banyak waktu luang untuk
memperhatikan pernikahannya.
d. Keharmonisan rumah tangga terpengaruh.

2.3 Berbagai masalah wanita di tempat kerja


1. Perapian untuk memasak dan asapnya
Pada perapian :
 Zat-zat jangan langsung menyentuh
 Jauhkan barang yang mudah terbakar dari sumber api
 Tempatkan tungku dengan peredaran udara yang baik
 Hati-hati bila menyalakan tungku

7
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

Efek lain dari perapian adalah timbulnya asap. Menghisap asap dapat
menyebabkan : batuk, influenza,pneumonia, bronchitis, kanker paru-paru,
mulut dan tenggorokan.
Pada ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat, BBLR,
prematur.
Mencegah gangguan kesehatan karena asap :
 Masak dimana udara mengalir bebas
 Masak secara bergantian dengan wanita lain
 Cari cara menyiapkan bahan makanan yang cepat matang

2. Mengangkat dan membawa beban berat


Mengangkat dan membawa beban berat dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan pada punggung dan leher. Pada wanita muda dapat
mengakibatkan terganggu tulang panggul. Pada wanita hamil dapat
mengakibatkan keguguran. Sedangkan kebiasaan membawa beban berat
pada wanita tua atau baru melahirkan dapat menyebabkan prolaps uteri.
Pencegahan
Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya daampak
yang telah disebutkan diatas antara lain :
a. Tata cara mengangkat barang dengan aman :
 Gunakan otot kaki bukan otot punggung , berlutut / jongkok,
jangan membungkuk.
 Punggung, bahu dan leher selalu lurus.
 Bila hamil jangan mengangkat barang-barang berat.
 Cari bantuan orang lain untuk membantu.
b. Tata cara membawa barang dengan aman :
 Bawa barang sedekat mungkin dengan tubuh
 Bawa barang di punggung, jangan di satu sisi saja.

8
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

 Bila membawa barang pada satu sisi harus secara bergantian.


 Hindari pengikat kepala.
Apabila mengalami gangguan punggung dapat diatasi dengan cara :
Tidur terlentang, letakkan gulungan kain/ bantal dibawah lutut , atau
tidur miring, bantal menyangga punggung, satu bantal dijepit diantara
dua lutut.
Berbagai latihan untuk menguatkan otot perut dan punggung :
1. Meregangkan otot punggung bagian bawah
Terlentang dan peluk lutut. Pertahankan 10 – 15 detik sambil
menarik nafas dalam, sewaktu mengeluarkan nafas eratkan pelukan
ke lutut, ulangi 2 kali atau sampai otot terasa lemas.
2. Gerakan memutar
Terlentang dengan kedua tangan lurus di samping tubuh, tekuk
lutut dan gerakkan perlahan-lahan kea rah satu sisi pada waktu
yang sama, kepala berpaling kea rah yang berlawanan, bahu tetap
rata. Pertahankan beberaapa saat, angkat kedua lutut kea rah
tengah, perlahan gerakkan sisi tubuh yang lain kepala menoleh kea
rah yang berlawanan, ulangi gerakan ini dua kali atau sampai otot
terasa lemas pada punggung bawah.
3. Mengangkat panggul
Terlentang dengan kedua lutut tertekuk, ratakan punggung di
lantai, kemudian perlahan tarik otot perut bagiaan bawah dan
punggung dan pertahankan posisi sampai hitungan ke 3. Nafas
tetap seperti biasa. Kemudian lemaskan otot punggung akan
melengkung seperti biasa, ulangi gerakan tersebut.
3. Bekerja dengan air
Gangguan kesehatan dari pekerjaan dengan air.
 Air yang kotor mengandung cacing, cholera, dan parasit.

9
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

 Air yang terpapar limbah pabrik.


 Wanita yang membawa / mengangkat air biasanya mengalami
gangguaan punggung dan leher.
4. Gangguan kesehatan karena bahan kimia
Pencegahannya :
 Menghindari sentuhan langsung dengan bahan kimia.
 Cucilah tangan anda setelah menyentuh bahan kimia
 Hindari bernafas dalam uap bahan kimia. Bekerjalah dimana
udara dapat mengalir dengna lancer ( gunakan masker )
 Jauhkan bahan kimia dari makanan.
 Bila bahan kimia masuk ke dalam mata, segera cuci 30 kali. Bila
mata terasa seperti terbakar segera hubungi dokter atau tenaga
kesehatan lainnya.
Keracunan timbal
Bahaya bagi bayi dan anak-anak :
 BBLR
 Pertumbuhan terhambat
 Kerusakan otak ( menetap / kematian )
Lindungi diri dengan :
 Menghindari kontak
 Jauhkan anak dari tempat kerja
 Bersihkan dengan kain basah, bukan dengan cara menyapu
 Cuci tangan setelah kerja.
5. Duduk / berdiri terlalu lama
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan :
 Gangguan punggung dan leher
 Kaki bengkak dan bekuan darah di kaki
Pencegahan :

10
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

 Berjalan cepat sewaktu istirahat


 Lakukan gerakan bila kaku / nyeri
 Gerakan memutar kepala perlahan-lahan sampai satu putaran
penuh. Kemudian ulangi dengan arah putaran yang sebaliknya.
Selain dampak-dampak yang dapat terjadi diatas, terdapat berbagai resiko
yang dapat berpengaruh dalam kesehatan terhadap wanita, antara lain :

N Resiko yang dapat ditimbulkan Upaya pencegahan


o
1. Iritasi atau dermatitis lokal Menggunakan sarungtangan rumahtangga
( ruam, kemerahan ), yang ketika menggunakan bahan kimia yang
berasal dari pembersih, sabun, menyebabkan iritasi, lepaskan cincin dan
bahan yang terdapat dalam perhiasan saat sedang membersihkan,
deterjen, pestisida gunakan sabun lembut dengan kandungan pH
normal.

2. Dermatitis akibat sarung tangan Gunakan bedak pada tangan untuk


karet menghindari iritasi dari bahan lateks.

3. Iritasi dari kosmetika dan Gunakan kosmetik untuk kulit sensitif dan
kecantikan bebas alergi yang mengandung bahan yang
aman bagi kulit, hindari kosmetik atau alat
kecantikan yang mengandung bahan
pengawet.
4. Iritasi dari produk kecantikan Menggunakan produk yang mengandung
pada rambut. bahan pengawet yang rendah.

5. Iritasi dari perhiasan Gunakan perhiasan yang berbahan stainless


steel, atau emas, hindari yang berbahan nikel.
6. Reaksi dari pakaian dan barang Pakaian baru harus dicuci untuk menghindari

11
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

yang berbahan kertas reaksi formaldehid yang terkandung dalam


pakaian baru, lakukan pengujian pada barang
berbahan kertas termasuk pada karpet, hindari
bahan yang dapat menyebabkan iritasi.
7. Iritasi dari wewangian Parfum, kertas toilet, produk kebersihan
daerah kewanitaan, dan kosmetik dapat
menyebabkan reaksi pernapasan, gunakan
produk yang aman daan teruji secara klinis.
8. Alergi makanan dan urtikaria Hindari produk yang beraroma yang dapat
mengakibatkan reaksi berlebihan.

2.4 Upaya pemecahan :


a. Bekerja dengan mengggunakan proteksi, seperti masker, sarung
tangan, baju khusus untuk proteksi radiasi.
b. Melakukan cek kesehatan secara berkala.
c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria
misalnya bila lembur, atau dinas di luar.
d. Jangan ragu mengatakan tidak walaupun pada atasan.
e. Menetapkan target menikah.
f. Menjaga komunikasi dengan keluarga.

3. Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota
keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud adalah anggota keluarga
yang mempunyia hubungan pertalian darah. Pelaku biasanya adalah
orang yang lebih dewasa (lebih kuasa ) dan korban lebih banyak adalah
anak-anak. Sering terjadi pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu olah
mertua dan cucu oleh kakeknya.

12
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

Satu aturan yang dijumpai dalam semua masyarakat mengatur


siapa yang boleh dan yang tidak boleh dinikahi. Salah satu diantaranya
ialah incest taboo (larangan hubungan sumbang, inses, sumbang
muhrim), yang melarang hubungan perkawinan dengan keluarga yang
sangat dekat seperti perkawinan seorang anak dengan salah satu
seorang orang tuanya, atau perkawinan saudara kandung. Menurut
Clayton (1979) larangan hubungan sumbang ini tidak terbatas orang
yang mempunyai hubungan darah yang sangat dekat (orang tua-anak,
saudara kandung) tetapi sering mencakup pula kerabat diluar orang tua
atau saudara kandung. Meskipun incest taboo dijumpai dalam semua
masyarakat, namun para ahli sosiologi mencatat bahwa pada kelompok
tertentu dalam masyarakat dapat dijumpai pengecualian: Russel
Middleton mengemukakan, misalnya, bahwa dikalangan Raja Mesir
kuno, Yunani kuno dan Romawi kuno banyak dijumpai perkawinan
kakak-adik, atau perkawinan anak-orang tua.

Sejumlah negara mengkategorikan incest sebagai suatu kejahatan


pidana, dan pelakunya mendapat hukuman. Amerika misalnya, incest
dinyatakan illegal dengan hukuman bervariasi di tiap negara bagian.
Massachusetts adalah negara bagian paling keras hukumannya yakni
bisa mencapai 20 tahun penjara, sedang di Hawai hanya 5 tahun.

Incest dapat terjadi karena saling suka atau saling cinta dan dapat
juga terjadi akibat paksaan tanpa rasa cinta. Incest dapat terjadi di luar
ataupun di dalam ikatan perkawinan. Di Indonesia, perkawinan incest
tidak dibenarkan secara hukum, baik secara hukum Negara maupun
hukum agama. Semua agama di Indonesia tidak memperbolehkan
perkawinan incest. Bila diketahui terdapat perkawinan sedarah
meskipun sudah mempunyai keturunan, perkawinan itu harus
dibatalkan.

13
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

Incest di luar perkawinan :


a. Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban,
tinggal satu rumah dengan korban.
b. Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan
perlawanan diri. Biasanya di bawah tekanan karena ancaman
pelaku sehingga ketakutan atau diberi imbalan atau dengan bujuk
rayu misalnya diberi uang atau makanan.
c. Sering berakibat trauma fisik dan psikis.

Perlindungan hukum :
Undang-undang perlindungan anak ( UUPA ) pasal 81- 82, UUPKDRT,
KUHP pasal 28. KUHP pasal 98, KUHP perdata pasal 1365.
Terdapat beberapa macam tipe incest yang dapat terjadi di masyarakat :

14
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

3.1 Upaya mengatasi :


a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak di
rumah sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.
b. Memisahkan tempat tidur anak mulai dari usia 3 tahun dari ayah
atau saudara baik sesama jenis kelmain maupun berlainan jenis
kelamin.

15
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

c. Melibatkan orang lain di luar lingkungan keluarga dalam menjaga


atau mengasuh anak.
d. Melaporkan pada petugas penegak hukum meskipun berada
dibawah ancaman pelaku.

4. Homeless
Pengertian

 Seseorang yg kehilangan rumahnya karena bencana alam,


peperangan, atau terusir oleh keluarga, atau dapat pula berarti
bahwa seseorang melakukan pengungsian dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Sekumpulan orang yg melintasi perbatasan dari suatu negara ke
negara lain, karena mereka takut akan keamanan mereka di rumah.
 Orang-orang terusir (tanpa tempat tinggal tetap): adalah orang-
orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, tapi tetap berada
dalam wilayah negaranya sendiri.
 Orang-orang terusir = pengungsi dalam
Dapat bersifat sementara, seperti:

 pengungsi korban kerusuhan masal (penjarahan dan


pembakaran rumah)
 Wanita yang diusir dari rumah akibat perpecahan keluarga
 Pengungsi (dalam dan luar): mempertahan kelangsungan hidupnya,
80% adalah wanita dan anak-anak
Homeless atau tunawisma atau gelandangan adalah orang yang hidup
dalam keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat,
serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap di wilayah tertentu
dan hidup di tempat umum. Homeless banyak terdapat di kota-kota
besar. Biasanya mereka tinggal di emperan toko, kolong jembatan,

16
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas, di sekitar rel kereta
api, di taman dan di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka sebagai
pengamen, pengemis dan pemulung sampah.

4.1 Penyebab homeless :


a. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan faktor utama, kemiskinan menyebabkan
mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan papan, sehingga
mereka tinggal di temapt-tempat umum. Kemiskinan juga
menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyia
keterampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini menyebabkan
ketidakmampuan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka
sehingga anak-anak mereka juga menjadi gelandangan.
b. Bencana alam
c. Yatim piatu
Anak yang tidak mempunyai orang tua, saudara, daan tidak
mempunyai temapt tinggal sehingga mereka mencari tempat tinggla
di tempat-tempat umum.
d. Kurang kasih sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan,
kurang kasih sayang, mak turun ke jalan untuk mencari komunitas
yang adapat menerima anak tersebut apa adanya.
e. Tinggal di daerah konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana merasa
keamanannya kurang terjaga yang mengkaibatkan mereka
berpindah ke daerah laion atau ke kota lain yang mereka anggap
lebih aman, apalagi bila rumah mereka hancur akibat perang.
Banyak tindakan kekerasan yang terjadi di daerah konflik, termasuk

17
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan merupakan salah satu


penyebab penduduk mengungsi dan menjadi tunawisma.
Masalah-masalah yang timbul akibat pengungsian diantaranya :

1. Pelecehan seksual
2. Tindak kekerasan
3. Pemerkosaan
4. Paksaan - paksaan untuk masuk kedunia pelacuran
5. Wanita - wanita yg diperjual belikan
6. Perbudakan
7. Komplikasi berbagai penyakit

Pengungsian dapat terjadi akibat :


 Peperangan : untuk menyelamatkan diri, berharap mendapat
perlindungan, kehidupan yang lebih baik dan lebih aman.
 Bencana alam : dapat timbul penyakit : diare, ISPA, malaria dan
campak, namun penyakit ini bisa menimbulkan kematian karena
keadaan sanitasi yg buruk.
 Keadaan wanita pengungsi yg bekerja sebagai pembantu RT.

Kebutuhan pokok
1. Makanan
kurang gizi adalah salah satu penyebab kematian utama bagi
pengungsi luar dan dalam
2. Air dan bahan bakar
3. Perlindungan terhadap kekerasan

Kesehatan reproduksi

18
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

 Pengungsi luar dan dalam sulit mendapatkan pelayanan kesehatan


yang baik:
 Petugas kesehatan mungkin mengalami kesulitan untuk
menjangkau wanita tanpa rumah yang tetap di tempat yang
jauh dan berbahaya.
 Bila pelayanan kesehatan tersedia ® petugas kesehatan
kurang mampu mengetahui bahasa wanita yang ingin
dilayani.
Kebutuhan khusus wanita yang sering kurang diperhatikan

 Perawatan selama hamil dan melahirkan


 KB
 Peralatan pembalut wanita untuk datang bulan
 Informasi dan pengobatan PMS
 Gangguan kesehatan berat: infeksi panggul & Ca Cervik
 Tambahan zat gizi: kalsium, zat besi, asam folat, yodium, vit C
terutama wanita hamil
 Dirawat oleh petugas kesehatan wanita.® kepercayaan dan budaya
Kesehatan jiwa, meliputi:

 Perasaan sangat sedih/bahkan tanpa perasaan apa-apa,


cemas/khawatir
 Merasa tidak akan mampu melupakan kejadian-kejadian yang
menakutkan dimasa lalu (reaksi yang berlebihan terhadap trauma)
 DEPRESI
 Kesedihan yang berlebihan atau tanpa perasaan
 Merupakan hal yang normal bagi seseorang yang merasa
sedih bila mengalami kehilangan/kematian

Depresi akan terjadi gangguan bila terdapat tanda-tanda:

19
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

 Selalu merasa sedih


 Kesulitan tidur atau terlalu banyak tidur
 Kesulitan berfikir jernih
 Hilang keinginan untuk bersenang-senang, makan/seks
 Gangguan fisik seperti pusing/gangguan usus, yg tidak disebabkan
oleh penyakit
 Bicara dan gerakan lambat
 Merasa kurang tenaga untuk kegiatan sehari-hari
 Berfikir kearah bunuh diri/kematian
Kecemasan (merasa cemas/khawatir)

 Bila rasa cemas terus berlangsung/bertambah berat, bila datang


tanpa alasan yang jelas ® mungkin tanda gangguan jiwa: tandanya:
Merasa tegang dan cemas tanpa sebab
Tangan menggigil
Berkeringat
Denyut jantung bertambah (tanpa penyakit jantung)
Kesulitan berfikir jernih
Keluhan gangguan fisik tanpa adanya penyakit fisik dan
akan meningkat bila wanita tersebut sedang marah
Serangan panik adalah suatu jenis kecemasan yg berat

 Datang mendadak/bisa berlangsung sampai beberapa menit atau


beberapa jam
 Tanda seperti diatas disertai perasaan ketakutan yang amat sangat,
dan rasa takut dia akan pingsan/ mati ® sakit didada, sesak nafas,
merasa bahwa sesuatu yang menakutkan akan terjadi.
Reaksi terhadap trauma

 Memikirkan kejadian trauma secara berulang

20
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

 Merasa kebal atau merasa emosi tidak sekuat sebelumnya


 Menjadi sangat hati-hati
 Merasa sangat marah atau penuh rasa malu tentang apa yang terjadi
 Merasa terkucil dan jauh dari orang lain
 Sering bertindak diluar kewajaran dimana dia sendiri bingung
dimana dia berada
Bila tanda-tanda tersebut muncul beberapa bulan setelah kejadian
trauma tersebut ® gangguan kesehatan jiwa

Penyebab – penyebab yg menimbulkan gangguan jiwa :

1. Kehilangan rumah
2. Kehilangan dukungan keluarga dan masyarakat
3. Menyaksikan / menjadi korban tindak kekerasan
4. Kehilangan kebebasan dan pekerjaan yg berguna bagi mereka
5. Lingkungan yg sangat padat.
6. Kesulitan mengungkapkan rasa duka.

Badan / PBB yg berperan dalam membantu para pengungsi:

1. FAO berperan dlm bidang bantuan pemberian makanan disini


bantuan-bantuan yg diberikan seperti mie instant,beras, makanan
kaleng, dll.
2. WHO berperan dlm bidang kesehatan dan disini bantuan-
bantuan yang diberikan seperti : obat-obatan untuk mengatasi
berbagai masalah penyakit yg timbul di tempat pengungsian.

4.2 Dampak homeless :


a. Kebersihan dan kesehatan

21
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

Tempat tinggal yang kotor, ventilasi dan penerangan yang kurang,


lingkungan yang tidak sehat, keperluan untuk mandi dan mencuci
serta memasak tidak memenuhi kesehatan meyebabkan munculnya
berbagai macam masalah kesehatan.
b. Penggunaan narkoba
Pengaruh lingkungan yang buruk menyebabkan banyak tunawisma
yang cenderung menggunakan narkoba. Komunitas ini sangat
rentan terkena HIV / AIDS dengan penggunaan jarum suntik
secara bergantian.
c. Gizi kurang
Ketidak mampuan untuk memnuhi kebutuhan pangan, akibat
rendahnya daya beli makanan, terutama makanan yang bergizi
mengakibatkan gizi buruk.
d. Tindak kekerasan sesama homeless
Perebutan dan persaingan lahan pencari makan menyebabkan
terjadinya konflik.
e. Dimanfaatkan
Banyak anak-anak yang dimanfaatkan untuk mengemis dan
menyetorkan sejumlah uang setiap harinya agar terhindar dari
tindak kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang
dewasa yang tidak bertanggungjawab.
f. Pelecehan seksual

4.3 Penanggulangan :
Untuk menanggulangi masalah homeless ini dapat dilakukan usaha
pencegahan, penghentian dan rehabilitasi.
Usaha pencegahan :
 Penyuluhan dan konseling

22
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

 Pendidikan pelatihan keterampilan


 Pengawasan serta pembinaan lanjut
Usaha penghentian :
 Penertiban oleh aparat pemerintah
 Penampungan
 Pelimpahan
Usaha rehabilitasi :
 Pembangunan perumahan sangat sederhana
 Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan
pendidikan.
 Transmigrasi.

KESIMPULAN

Berbagai permasalahan perempuan sedikit banyak mengkontribusi dalam


taraf kesehatan negara. Permasalahan tersebut antara lain :
1. Perkawinan usia muda dan tua
Perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila pria
kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.
Perkawinan usia tua adalah perkawinan yang dilakukan bila
perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
Penanganan pada perkawinan usia muda :
a. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi
sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
b. Bimbingan psikologis, hal ini dimaksudkan untuk membantu
pasangan dlam menghadapi persoalan-persoalan agar
mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan
tidak mengedepankan emosi.

23
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

c. Pemberian dukungan keluarga, baik berupa dukungan


material maupun non material.
d. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan
kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang
gizi.
Penanganan pada perkawinan usia tua :
a. Pengawasan kesehatan, ANC secara rutin dan berkualitas ke
tenaga kesehatan.
b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan
kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang
gizi.
2. Permasalahan wanita yang bekerja
Dampak wanita bekerja :
a. Terpapar zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi
kesehatandan infertilitas. Asap rokok , bahan radiologi, bahan
organik, bahan organo fosfat dan organo klorin untuk racun
hewan perusak.
b. Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa teman
sejawat, supervisor, manager atau atasan. Adapun wanita
terkadang tidak kuasa menolak karena ketakutan atau suatu
ancaman.
c. Penundaan usia menikah. Wanita yang sibuk mengejar
prestasi kariernya tidak mempunyai banyak waktu luang
untuk memperhatikan pernikahannya.
d. Keharmonisan rumah tangga terpengaruh.

Upaya pemecahan :
a. Bekerja dengan mengggunakan proteksi, seperti masker, sarung
tangan, baju khusus untuk proteksi radiasi.

24
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri
Kespro “ Perkawinan Usia Muda dan Tua, Wanita di Tempat Kerja, Incest dan Homeless “

b. Melakukan cek kesehatan secara berkala.


c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria
misalnya bila lembur, atau dinas di luar.
d. Jangan ragu mengatakan tidak walaupun pada atasan.
e. Menetapkan target menikah.
f. Menjaga komunikasi dengan keluarga.
3. Incest
Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota
keluarga.
Upaya mengatasi :
a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak di
rumah sendirian dengan anggota keluarga yang berlainan jenis.
b. Memisahkan tempat tidur anak mulai dari usia 3 tahun dari
ayah atau saudara baik sesame jenis kelmain maupun berlainan
jenis kelamin.
c. Melibatkan orang lain di luar lingkungan keluarga dalam
menjaga atau mengasuh anak.
d. Melaporkan pada petugas penegak hukum meskipun berada
dibawah ancaman pelaku.
4. Homeless
Homeless atau tunawisma atau gelandangan adalah orang yang
hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat
setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap di
wilayah tertentu dan hidup di tempat umum

25
D IV Kebidanan Unpad – Ratna Dewi Putri

Anda mungkin juga menyukai