Anda di halaman 1dari 25

PERNIKAHAN REMAJA /

PERNIKAHAN DINI
Pengertian

1.   Menurut UU Negara
                        Pengertian Pernikahan Dini menurut UU Negara/UU
perkawinan bab 11 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa:
perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria dapat mencapai umur
19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 tahun.
Jadi, jika masih dibawah umur tersebut, maka dinamakan
pernikahan dini.
*Jika calon pengantin <21 Tahun harus ada izin orang tua
*jika calon pengantin laki-laki <19 tahun dan atau wanita <16
tahun harus meminta dispensasi dari pengandilan
Batasan Usia remaja

Menurut DEPKES
Masa remaja Awal          =12 – 1 6 tahun.
Masa remaja Akhir         =17 – 25 tahun.
Masa dewasa Awal         =26- 35 tahun.
Menurut BKKBN
Remaja = 10-21 Tahun
Menurut ciri perkembangannya masa remaja dibagi menjadi tiga
periode:
1)        Masa Remaja Awal ( 10-12 tahun), Ciri khasnya :
a)      Lebih dekat dengan teman sebaya.
b)      Ingin Bebas
c)      Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir abstrak.
2)        Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
a)      Mencari identitas diri.
b)      Timbulnya keinginan untuk kencan.
c)      Punya rasa cinta yang mendalam
d)     Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
e)      Berkhayal tentang aktivitas seks.
3)      Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
a)      Pengungkapan kebebasan diri.
b)      Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
c)      Punya citra jasmani diri.
d)     Dapat mewujudkan rasa cinta.
e)      Mampu berfikir abstrak.
Fakta Indonesia
• Indonesia termasuk negara
dengan persentase
pernikahan usia muda
tinggi di dunia (ranking 37)
• Tertinggi kedua di ASEAN
setelah Kamboja
• Pada tahun 2010,
terdapat 158 negara
dengan usia legal
minimum menikah adalah
18 tahun ke atas, dan
Indonesia masih diluar itu.
Fakta Indonesia
• Perempuan muda di Indonesia dengan
usia 10-14 tahun menikah sebanyak 0.2
persen atau lebih dari 22.000 wanita
muda berusia 10-14 tahun di Indonesia
sudah menikah.
• Jumlah dari perempuan muda berusia
15-19 yang menikah lebih besar jika
dibandingkan dengan laki-laki muda
berusia 15-19 tahun (11,7 % P : 1,6 %
L). diantara kelompok umur
perempuan 20-24 tahun - lebih dari
56,2 persen sudah menikah.

RISKESDAS 2010
Fakta Indonesia
• Provinsi dengan • Provinsi dengan
persentase perkawinan persentase perkawinan
dini (<15 th) tertinggi dini (15-19 th) tertinggi
adalah Kalimantan adalah Kalimantan
Selatan (9 persen), Jawa Tengah (52,1%), Jawa
Barat (7,5 persen), Barat (50,2 persen),
serta Kalimantan Timur serta Kalimantan
dan Kalimantan Tengah Selatan (48,4%), Bangka
masing-masing 7 Belitung (47,9%) dan
persen dan Banten 6,5 Sulawesi Tengah
Persen (46,3%)
Penyebab Pernikahan Dini

“ ……Pernikahan dini secara frekuen


merefleksikan pernikahan yang telah diatur
atau karena kehamilan di luar nikah …“

Jones & Gubhaju (2008), Trends in Age at Marriage in Provinces


of Indonesia, Asia Research Institute
Working Paper no 105
Penyebab Pernikahan Dini
“……pernikahan sebelum
usia 18 tahun pada
umumnya terjadi pada
wanita Indonesia
terutama dikawasan
pedesaan. .....”

“ …….Pendidikan
Perempuan yang lebih
tinggi terkait erat dengan
usia pernikahan remaja
yang lebih lambat…..”

Choe, Thapa, dan Achmad


(dalam Early Marriage and
Childbearing in Indonesia
and Nepal, 2001)
 Faktor ekonomi.
 Faktor pendidikan.
 Faktor orang tua.
 Faktor diri sendiri.
 Faktor adat setempat.
Kerangka Pemikiran
Penyebab ASPEK
Pendidikan SOSIAL
Respons
Rendah EKONOMI Aspek Kebijakan
Kebijakan
Kebutuhan Publik
Ekonomi Budaya, Kebiasaan
Aspek Budaya
dan Praktekny
Kultur nikah PERNIKAHAN a
muda DINI
Aksesibilitas
Pernikahan yang Kesejahteraan
Aspek
diatur Kesempatan
Keterbukaan
Seks Bebas pada /Kesetaraan
Remaja

Kematian Ibu KDRT Kespro Subordinasi Drop Out Akibat


 . Dampak terhadap hukum
Adanya pelanggaran terhadap 3 undang-undang di negara kita
yaitu :
1. UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 7 (1)
Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai
umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
tahun. Pasal 6 ayat (2) Untuk melangsungkan perkawinan
seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat
izin kedua orang tua.
2. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 26 (1)
Orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab untuk:
 Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
 Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan,
bakat dan minatnya
 Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
3. . UU No.21 tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang. Beberapa kasus oran tua “menjual”
anaknya kepada orang lain.
 Dampak biologis
 Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih
dalam proses menuju kematangan sehingga belum
siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan
jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian
melahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi
trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan
membahayakan organ reproduksinya sampai
membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan apakah
hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan
dalam hak reproduksi antara isteri dan suami atau
adanya kekerasan seksual dan pemaksaan
(penggagahan) terhadap seorang anak.
 Dampak Biologis/Kesehatan
1. akan terjadi trauma, perobekan yang luas
dan infeksi yang akan membahayakan
organ reproduksi sampai membahayakan
jiwa perempuan
2. Kesulitan beradaptasi dengan pasangan
Mengakhiri kehamilannya  aborsi ilegal 
kematian & kesakitan ibu
 Dampak Psikologis
1. Orang tua tunggal & pernikahan dini yg tdk
terencana
4. Kesulitan dalam beradaptasi secara
psikologis(sulit mengharapkan adanya
perasaan kasih sayang)
5. Kesulitan beradaptasi menjadi orangtua(tidak
bisa mengurus kehamilannya & bayinya)
6. Perilaku yang tidak efektif (stress, konflik)
 Dampak sosial
1. Remaja jadi putus sekolah
2. Kehilangan kesempatan meniti karir
BAGAN PERENCANAAN KELUARGA
20 th - 30 th

20 th 30 th

Usia Isteri
20 – 30 tahun

Usia Isteri < 20 tahun Usia Isteri > 30 tahun


Mengatur/
Menunda Kehamilan Menjarangkan
Kehamilan Mengahiri Kehamilan
(PAP)

Silahkan hamil
Kehamilan beresiko Atur jarak Kehamilan beresiko
kehamilan

• IUD
• MOP
• Implant
• MOW
Kondom • Suntik
• IUD
• Pil KB
• Implant
• Kondom
Temuan Penting
Gejala Modernisasi dan Perubahan Perilaku
masyarakat
•latar masalah utama yang dihadapi seluruh provinsi
yang diamati dalam mengatasi pernikahan dini yakni
modernisasi dan tingkat pendidikan yang rendah.
•Arus modernisasi masuk pesat dalam masyarakat.
ditunjukkan oleh pola konsumsi dan pola pemakaian
jasa anggota masyarakat secara tinggi€jasa arus
informasi yang masuk dengan sangat pesat.
•berdampak pada perubahan perilaku penduduk di
seluruh Provinsi yang dikaji dan mendorong kebiasaan
hidup konsumtif € generasi muda
•menyebabkan terjadinya culture shock pada
masyarakat.
Temuan Penting
Rendahnya minat masyarakat atas pendidikan.
•Peningkatan kesejahteraan akibat pertumbuhan
ekonomi tidak dibarengi dengan peningkatan
kualitas hidup penduduk di bidang pendidikan.
•minat masyarakat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan rendah.
•banyak pelaku pernikahan dini yang keluar
sekolah justru masih di usia SMP.
•sangat kentara terjadi di seluruh Provinsi yang
diamati khususnya di Kalimantan Selatan dan
Bangka-Belitung yang mengalami booming
perekonomian paling pesat dalam satu dasawarsa
akibat pertambangan.
Temuan Penting
Tekanan Ekonomi di Tingkat Keluarga.
•Peningkatan konsumsi tinggi mendorong tekanan
ekonomi yang semakin tinggi pada keluarga.
•menyebabkan keluarga baik orang tua maupun
anak lebih memilih bekerja untuk segera
memperoleh pendapatan dan memenuhi
kebutuhannya ataupun menikahkan segera anak
untuk mengurangi beban keluarga (tekanan
ekonomi)
•Dimensi tekanan ekonomi inilah yang sangat
mewarnai pengambilan keputusan orang tua
dalam menikahkan anaknya, hal ini terjadi di
seluruh provinsi kecuali di Kalimantan Selatan.
Temuan Penting
Budaya sebagai alasan dasar pernikahan dini.
•Dimensi budaya memang masih kuat terjadi
sejak dulu
•Namun semakin memupus pengaruhnya pada
beberapa Provinsi dan bahkan menghilang di
Provinsi Bangka Belitung khususnya dalam
satu dasawarsa terakhir.
•Seringkali dimensi budaya hanya dijadikan
alasan menutupi alasan tekanan ekonomi.
Temuan Penting Lainnya
• Peran Adat dan Agama sebagai Kontrol
Sosial.
• Peran orang tua dalam keluarga
sangat dominan.
• Lemahnya Peran Pemerintah dalam hal
Koordinasi dan Perencanaan Kebijakan
pengendalian pernikahan dini.
Rekomendasi
• Harus dilakukan sosialisasi dan advokasi secara langsung
dan intensif di lapangan sebagai antisipasi gejala
Modernisasi dan perubahan perilaku masyarakat
termasuk penguatan peran lembaga sekolah khususnya di
tingkat SMP.
• Penguatan peran tokoh Adat dan Tokoh Agama sebagai
Kontrol Sosial.
• Peningkatan kapasitas orang tua khususnya dalam
meningkatkan minat atas pendidikan dan mengurangi
tekanan ekonomi di Tingkat Keluarga.
• Penguatan peran Pemerintah Daerah dalam hal
pengendalian pernikahan dini melalui perencanaan
kebijakan dan koordinasi lintas sektor secara intensif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai