Anda di halaman 1dari 45

Kesehatan Reproduksi

Remaja dan Isu-isu terkait


Mia Wahdini
Perw. BKKBN Prov. Jawa Barat
2017
Mia Wahdini

Pariaman, 1984

Menikah

2 anak

S1 FKM UI, Depok.

S2 Mahidol Uni., Thai.

Alokon: IUD
Gambaran Kesehatan
Reproduksi Remaja
di Indonesia
Praktik Seks Pranikah pada Remaja di Indonesia

SDKI
2002/3,
2007, 2012
9 Jakarta: Jawa Tengah:
8
8

7
6
1 dari 10 (9.2 %) 19 persen remaja
6
5 remaja blm mahasiswa dan
5
menikah usia 20- pekerja buruh
4

3
24 tahun telah pernah melakukan
2 melakukan sexual hubungan seksual
(Suryoputro, Ford, Shaluhiyah 2006)
1 intercourse
(Evidence from the 2010 Greater
0
2002 2007 2012 Jakarta Transition to Adulthood
Adolescent aged 15-24 years old Survey)

Young
male
Faktor risiko
• Usia menarche  semakin muda, baik pada remaja laki-laki maupun
perempuan
• (12 s/d 15 tahun pada remaja putri, 14 s/d 15 tahun ada remaja laki-laki)
• Pola dating  Semakin intim dan muda
• first date usia 15 to 17 (47 percent for women and 45 percent for men).
• Petting pada 30% remaja laki-laki
• Meningkatnya jumlah remaja 15-24 thn yang memiliki pacar (SDKI
2007 >< SDKI 2012)
• 85 percent >< 72 percent for men and 85 percent >< 77 percent for women.
• Paparan pornografi  semakin meningkat pada usia yang semakin
muda
PERNIKAHAN DINI
PERSENTASE PEREMPUAN USIA 10-59 TAHUN MENURUT
UMUR PERKAWINAN PERTAMA
%
45,0 Permasalahan kesehatan pada
41,9 perempuan berawal dari masih
40,0 tingginya usia perkawinan
35,0 33,6
pertama dibawah 20 tahun (4,8%
pada usia 10-14 tahun, 41,9% pada
30,0 usia 15-19 tahun).
25,0

20,0

15,0
11,5
10,0
4,8 5,7
5,0
1,9
0,6
-
10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 > 35 Tdk jawab

Riskesdas 2010
KTD (Kehamilan tidak diinginkan)
• Menurut SDKI 2012:
• 9 persen remaja yang melakukan premarital seks mengalami KTD
• 60% KTD mengalami terminasi
• Hanya 12 persen yang dilakukan oleh nakes (dokter/bidan)
• Jumlah kasus KTD terus meningkat
• Dinkes Prov Jateng: 92 kasus (2011) menjadi 95 kasus (2012) (Najianti, 2011).
• KTD mungkin berulang
• 30 persen remaja yang mempraktekan seks bebas, mengalami KTD
berulang
Aborsi tidak aman
• Jalur ilegal tanpa rekomendasi dan perawatan adekuat dari nakes
• Tidak ada angka pasti, sekitar 10% remaja mengetahui teman/kenalan
yang pernah melakukan aborsi (SDKI 2012)
• Meningkatkan risiko kecacatan janin, kematian ibu, dan infertilitas
pada perempuan
KTD  pernikahan remaja

Real solution?
Pernikahan Remaja
• Tinggi angka perceraian (marriage dissolution)  karena tidak
terpenuhinya kebutuhan primer dalam keluarga
• Meningkatkan TFR  meningkatkan paritas (jumlah anak)  memicu
ledakan populasi
• Kualitas generasi yang rendah (pendidikan, status kesehatan, dsb) 
IPM rendah  negara tertinggal
• Risiko kesehatan pada kehamilan dan persalinan remaja, termasuk
kanker leher rahim (Ca cervix)
.
Isu-isu terkait
Gender
• Konsep yang merujuk pada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan yang dikonstruksi secara sosial, dapat berubah seiring
berlalunya waktu, bervariasi diantara budaya.
• Identitas gender:
• Perempuan
• Laki-laki
• transgender
Orientasi seksual
• Mengacu pada ketertarikan fisik, gairah, emosional, romantis dan
seksual dalam diri seseorang terhadap orang lain (Friedman RC, 1994)
• Adalah kecenderungan seseorang mencari pasangan seksualnya
berdasarkan jenis kelamin (berlainan, sesama dan kedua jenis
kelamin)
• Skala kinsley (0-6)
• Normatif: Heteroseksual
LGBTQ
• Lesbian : homosexual perempuan; perempuan yang
mengalami percintaan atau tertarik secara seksual kepada
perempuan lain
[http://www.nap.edu/openbook.php?record_id=6109&page=35)
• Gay : Seseorang yang tertarik kepada jenis kelamin yang
sama dan tidak tertarik kepada sex lawan jenis.  laki-laki
homosexual (LSL) [Douglas,2013]
LGBTQ
• Bisexualitas : ketertarikan secara romantis, perilaku sexual atau ketertarikan
secara sexual kepada laki laki dan perempuan.[APA,2013; 2011; , GLAAD, 2011];
• Ketertarikan sexual dalam konteks manusia kepada orang lain tanpa membedakan laki laki
atau perempuan.
• Transgender : identitas gender seseorang yang tidak terkait dengan jenis kelamin
biologis yang diperolehnya sejak lahir
• di Indonesia Waria, istilah beberapa daerah: wadam, bencong (Jakarta), calabai (Sulawesi),
dan wandu (Jawa).
• Berbeda dengan transvestit: berpenampilan spt lawan gender untuk kepuasan seksual,
emosional atau hanya utk pertunjukan/hiburan.
• Transeksual: ketidakcocokan dengan seks biologis bawaannya, menjalani prosedur medis
(operasi, hormon treat)
• Questioning: mempertanyakan posisi gender/seksualitasnya.
• Tidak mau disebut gay/lesbi/bi/trans tapi juga tidak dianggap hetero secara normatif.
Penyebab
• Biologis
• Terkait susunan kromosom (syndrome klinefelter - xxy)
• Ketidakseimbangan Hormon
• Struktur otak (membran pemisah otak kiri dan kanan)
• Kelainan susunan syaraf  dapat mempengaruhi perilaku seksual (homo >< hetero)
• Lingkungan
• Pola asuh tidak berimbang (ibu terlalu dominan, ayah pasif)
• Psikososial pada masa kanak-kanak (pelecehan dan kekerasan seksual)
• Kedekatan dengan ayah
• Trauma emosional
• Gaya hidup
• Konsep diri yang buruk
• Sosiokultural
• Adat yang memberlakukan hub homoseksual
Kelainan perilaku seksual

Kencenderungan seseorang untuk


memperoleh kepuasan seksual melalui tingkah
tertentu.
• Misalnya:
- Voyeurisme (melihat alat kelamin orang lain/obyek seksual).
- Fetihisme (memuja benda tertentu mis: BH,CD sepatu, dll).
- Sadisme (melukai/mencederai pasangannya).
- Machoisme (melukai diri sendiri).

21
Kelompok berisiko
• Penularan IMS dan HIV/AIDS
• Kerusakan organ dan alat reproduksi (anal seks)
•  didampingi agar tidak berperilaku berisiko, sehingga meningkatkan
jumlah kasus (morbiditas, mortilitas)
• Safety behavior spt apa?
• Konseling adekuat utk perilaku aman  alokon, dsb
• Perilaku lebih produktif
• Contoh: Mplus Foundation di Chiang Mai
PP No. 61 TAHUN 2014

“Kesehatan Reproduksi”
Pasal 11
(1) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk :
a) Mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko dan perilaku
berisiko lainnya yang dapat berpengaruh terhadap Kesehatan Reproduksi;
b) Mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan
bertanggung jawab.
(2) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja diberikan dengan menggunakan
penerapan pelayanan kesehatan peduli remaja,
(3) Pemberian Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja harus disesuaikan dengan
masalah dan tahapan tumbuh kembang remaja serta memperhatikan keadilan dan
kesetaraan gender, mempertimbangkan moral, nilai agama, perkembangan mental,
dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Apa yang dilakukan BKKBN
untuk REMAJA ??

Program Generasi
Berencana (GenRe)

24
41

Arah Program GenRe

PIK Remaja/ Remaja/


Mahasiswa Mahasiswa

GenRe
Kelompok
Keluarga
BKR

25
Program Generasi BeRencana (GENRE)
Program yang dikembangkan dalam rangka
penyiapan kehidupan berkeluarga bagi
remaja sehingga mereka mampu
melangsungkan :
 Jenjang pendidikan secara terencana;
 Berkarir dalam pekerjaan secara
terencana;
 Serta menikah dengan penuh
perencanaan sesuai siklus kesehatan
reproduksi.

26
Tujuan Program GenRe

Meningkatkan :

1. Pemahaman, 2. Pengetahuan, 3. Sikap,


4.Perilaku positif remaja tentang kesehatan
dan hak-hak reproduksi,  meningkatkan
derajat kesehatan reproduksinya 
menyiapkan kehidupan berkeluarga  upaya
peningkatan kualitas generasi mendatang.
Sasaran Program GenRe
a. Remaja (10-24 tahun) dan belum
menikah
b. Mahasiswa/mahasiswi belum menikah
c. Keluarga
d. Masyarakat peduli remaja

28
Substansi GenRe
• Pengendalian • Alat/organ, fungsi dan
Penduduk sistem reproduksi
• 8 Fungsi Keluarga • Hak-hak reproduksi

Kependudukan
Kesehatan
&
Reproduksi Katakan Tidak Pada Menikah Dini
Pembangunan
Remaja
Keluarga
Katakan Tidak Pada Seks Pra Nikah

Persiapan Ketrampilan Katakan Tidak pada NAPZA


Kehidupan Hidup (Life
Berkeluarga Skill/Soft Skill)

• Usia menikah ideal • Percaya diri/Self confidence


• Jarak kehamilan • Harga diri/Self esteem
• KB/Alkon • Kemampuan bernegosiasi
• Penyiapan karir • Pengambilan keputusan
PROMOSI DAN KONSELING
KESEHATAN REPRODUKSI DI KELOMPOK KEGIATAN

PUSAT INFORMASI & KONSELING REMAJA/MAHASISWA (PIK


R/M)
 Masa pubertas
 Triad KRR (pencegahan seks bebas, napza dan HIV/AIDS)
 Menjaga kesehatan reproduksinya dengan sikap dan
perilaku hidup sehat
 Persiapan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin
 Pendewasaan usia perkawinan terkait dengan dampak
kesehatan reproduksinya
 Pemahaman tentang kanker leher rahim serta vaksin HPV
untuk mencegah kanker leher rahim pada remaja
 Penyakit IMS termasuk HIV & AIDS
PUP
(pendewasaan usia perkawinan)

• Suatu upaya untuk meningkatkan usia pada


perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan
mencapai usia minimal 20 tahun bagi dan 25
tahun bagi

• Menghindari kehamilan remaja.


BAGAN PERENCANAAN KELUARGA 20 TH-35 TH

Fase Fase Fase

Menunda Menjarangkan Tidak


Kehamilan Kehamilan Hamil Lagi

20 35

Terkait dengan konsep 4 T (penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi)
PENYEBAB TIDAK LANGSUNG
KEMATIAN IBU

4 TERLALU

1. Terlalu Muda Melahirkan (<20 Tahun)

2. Terlalu Tua Melahirkan (>35 Tahun)

3. Terlalu Dekat Jarak Melahirkan (<2


Tahun)

4. Terlalu Banyak Jumlah Anaknya (>2


Anak)
Remaja

PIKR/M

1. KIE Kespro Catin


daftar isi

SSK SAKA KENCANA Bab 1


Peraturan Perundangan tentan
(sekolah siaga g Perkawinan,
KDRT, dan Perlindungan Anak
Kependudukan) KUA/ Lembag [1]
Bab 2
a Pernikahan Pembangunan Keluarga [ 13 ]
Bab 3 PKRT
Penanaman Nilai-Nilai Delapan (pelayanan kese
Fungsi Keluarga [ 23 ] hatan reproduk
Bab 4 si terpadu)
Perencanaan Persiapan Perka
winan [ 35 ]
Catin Bab 5
Menjadi Orangtua Hebat [ 45 ]
Bab 6
Manajemen Konflik [ 59 ]
Bab 7
Penyuluh Per Manajemen Keuangan [ 67 ]
nikahan Bab 8
Kesehatan Reproduksi [ 73 ]
Bab 9
Keluarga Berencana [ 87 ]
Buku Saku
Kespro Catin Bagi penyu
luh Pernikahan
KENAPA TERJADI FREE SEXS?

KENAPA TERJADI:
~. Diskusi seks dengan ORTU MASIH TABU
~. Remaja mencari sendiri informasi seks
melalui: teman sebaya, internet.
PROMOSI DAN KONSELING
KESEHATAN REPRODUKSI DI KELOMPOK KEGIATAN

BINA KELUARGA REMAJA (BKR)


• Topik: mimpi basah, ereksi, masturbasi, gairah
seksual, hamil dan haid.
• Perbedaan antara kematangan fisik dan
emosional untuk hubungan seksual:
– Diskusikan cara mengatakan “TIDAK” untuk seks
pra-nikah  life skills
– Diskusi konsekuensi biologis, psikologis dan sosial
jika tetap ingin melakukan kegiatan seksual
PROMOSI DAN KONSELING
KESEHATAN REPRODUKSI DI KELOMPOK KEGIATAN

BINA KELUARGA REMAJA (BKR)

 Pendampingan pada remaja


 Pastikan orang tua menjadi sumber utama dan pertama
dalam pemberian informasi mengenai berbagai topik
kesehatan reproduksi
 Tabu, malu, “nanti juga tau sendiri”, dsb
 (Jangan sampai) sumber informasi utama remaja:
– Teman sebaya : tingkat pengetahuan yang sama
dengan remaja pada umumnya,
– Internet : lebih banyak muatan pornografi drpd
pendidikan reproduksi
PROMOSI DAN KONSELING
KESEHATAN REPRODUKSI DI KELOMPOK KEGIATAN

BINA KELUARGA REMAJA (BKR)


 Khusus pada anak perempuan :
– Penerimaan terhadap diri sendiri  memiliki penghargaan diri
yang tinggi
• Tidak mudah dirayu, tidak haus akan pengakuan/pujian dari
lawan jenis
– Kedekatan dengan ayah (pujian, pengakuan, dan afirmasi dari
ayah) cukup utk memberikan imun dan self esteem bagi remaja
putri.
 Menghindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja 
tidak merasa ragu, enggan, takut maupun marah saat
membicarakan pengalaman seksual
 IntensifIntensif menanamkan nilai moral dan informasi mengenai
kerugian seks bebas: IMS, efek emosional,dsb.
PRODUK MATERI
PROMOSI & KONSELING
KESEHATAN REPRODUKSI
Program Catin - GenRe

Anda mungkin juga menyukai