Anda di halaman 1dari 39

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


• KESEHATAN
REPRODUKSI
• REMAJA
KESEHATAN REPRODUKSI

• adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan


sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan
dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi dan
bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan
(Harahap, 2003):

a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir,


b. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran
reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS,
c. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi,
d. Kesehatan reproduksi remaja,
e. Pencegahan dan penanganan infertile,
f. Kanker pada usia lanjut,
g. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya
kanker servik, mutilasi genital, fistula, dan lain-lain.
REMAJA

Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan,


terdapat berbagai definisi tentang remaja, sebagai beikut:
a. Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah jika anak berusia 12 sampai 24
tahun.
b. Usia remaja menurut UU perlindungan anak no. 23 tahun 2002 adalah 10–18 tahun.
c. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah bila seorang anak telah
mencapai umur 10–18 tahun (untuk anak perempuan) dan 12–20 tahun (untuk anak laki-laki).
d. Menurut UU no. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang
belum mencapai 21 tahun dan Belum menikah.
e. Menurut UU Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16–18 tahun atau
sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.
f. Menurut UU Perkawinan no. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang
untuk menikah, yaitu umur 16 tahun (untuk anak perempuan) dan 19 tahun (untuk anak laki-laki).
g. Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan
saat lulus Sekolah Menengah.
TAHAPAN MASA REMAJA

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa,


berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua
remaja akan melewati beberapa tahapan (Iskandarsyah, 2006):
a. Masa remaja awal/dini (early adolescence): umur 10–
13 tahun
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman
sebaya,
2) Tampak dan merasa ingin bebas,
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan
tubuhnya dan mulai berfikir khayal (abstrak).
TAHAPAN MASA REMAJA
b. Masa remaja pertengahan (middle adolescence): umur 14–16 tahun
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri,
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis,
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam,
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang,
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual.
c. Masa remaja lanjut (late adolescence): umur 17–19 tahun
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri,
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif,
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya,
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta,
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak.
Ruang lingkup program KRR meliputi:

a. Perkembangan seksualitas dan resiko (termasuk pubertas,


anatomi dan fisiologi organ reproduksi dan kehamilan tidak
diinginkan) dan penundaan usia kawin

b. Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS,


• Dalam data SDKI 2017 tercatat 80% wanita dan 84% pria mengaku pernah berpacaran.
• Kelompok umur 15-17 merupakan kelompok umur mulai pacaran pertama kali, terdapat 45%
wanita dan 44% pria.
• Kebanyakan wanita dan pria mengaku saat berpacaran melakukan berbagai aktivitas.
Aktifitas yang dilakukan seperti;
– berpegangan tangan 64% wanita, dan 75% pria,
– berpelukan 17% wanita dan 33% pria,
– cium bibir 30% wanita dan 50% pria dan
– meraba/diraba 5% wanita dan 22% pria.
• Selain itu dilaporakan 8% pria dan 2% wanita telah melakukan hubungan seksual.
– Diantara wanita dan pria yang telah melakukan hubungan seksual pra nikah 59% wanita dan 74%
pria melaporkan mulai berhubungan seksual pertama kali pada umur 15-19 tahun.
– Presentase paling tinggi terjadi pada umur 17 tahun sebanyak 19%.
– Diantara remaja yang telah melakukan hubungan seksual dilaporkan 12% wanita mengalami
kehamilan tidak diinginkan dan 7% dilaporkan pria yang pasangannya mempunyai dengan
kehamilan tidak diinginkan.
Mengenal organ seksual
ORGAN REPRODUKSI
TUMBUH KEMBANG REMAJA
• PERTUMBUHAN DAN
KEMATANGAN ORGAN
GENETALIA
• KEMATANGAN SEKSUAL
Penyakit pada organ reproduksi perempuan

• Infeksi/
peradangan:vulvitis,vaginitis,
servisitis, penyakit radang
panggul
• Tumor jinak: polip serviks,
mioma uteri dan kista ovarium
• Kanker: leher rahim/serviks*,
endometrium, rahim, indung
telur/ovarium
• *DAPAT DICEGAH !!!
Tabel pH Vagina Perempuan Indonesia

USIA (TAHUN) JUMLAH pH(rata-rata) pH (nilai tengah)


15-19 55 4,6 4,5
20-40 368 5,3 5
41-50 69 5,6 5

*Ocviyanti D,Rosana Y, Wibowo N. Profil Flora Vagina dan tingkat Keasaman Vagina Perempuan Indonesia. Maj
Obstet Ginekol Indones 2009; 33-2: 124-31

Pada Penelitian ini:


• pH Vagina pada sebagian besar (97,8%) subyek berkisar antara 4-7,
rerata pH vagina 4,8 dan median 5
•Candida Sp ditemukan pada 4,6% dan BV pada 30,7% subyek
merokok
Penurunan
Pasangan seksual kekebalan tubuh
lebih dari satu

FAKTOR YANG
MENINGKATKAN
RISIKO KANKER
LEHER RAHIM
Riwayat kanker pada
Hubungan seksual ibu dan atau saudara
pertama usia kurang dari perempuan
20 tahun
HIV/AIDS
• HIV dan AIDS merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan infeksi menular seksual.
• Faktor risiko yang berhubungan dengan HIV dan AIDS adalah
– Tenaga medis dan paramedis yang menggunakan injeksi (suntikan),
– Penyalahgunaan narkoba,
– Pekerja seks komersial, multipartner seksual
– Homoseksual
• Ada beberapa cara pencegahan HIV dan AIDS, yaitu:
a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual, infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual,
sehingga pencegahan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual.
b. Pencegahan penularan melalui darah dapat berupa pencegahan dengan cara memastikan bahwa darah dan
produk-produknya yang dipakai untuk transfusi tidak tercemar virus HIV, jangan menerima donor darah dari orang
yang berisiko tinggi tertular AIDS, gunakan alat-alat kesehatan seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik
yang bersih dan suci hama.
c. Pencegahan penularan dari ibu-Anak (perinatal). Ibu-ibu yang ternyata mengidap virus HIV dan AIDS disarankan
untuk tidak hamil.
KEHAMILAN TAK DIKEHENDAKI
• Kehamilan tidak diinginkan adalah suatu kondisi dimana pasangan tidak menginginkan
kehamilan akibat dari perilaku seksual yang disengaja maupun tidak disengaja.
• Kejadian kehamilan yang tidak direncanakan berkisar antara 1,6% - 5,8%, banyak dialami
oleh ibu berpendidikan sampai SMP (65,5%), ibu yang tidak bekeja (52,3%), dari status
ekonomi kuantil ke 1 dan 2 (60%)
–Diantara remaja yang telah melakukan hubungan seksual dilaporkan 12% wanita mengalami
kehamilan tidak diinginkan dan 7% dilaporkan pria yang pasangannya mempunyai dengan
kehamilan tidak diinginkan.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan;

a. Tindakan perkosaan ataupun kekerasan seksual,


b. Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi,
c. Bayi yang dikandung ternyata menderita cacat majemuk yang berat,
d. Kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan untuk menjalani kehamilan,
e. Tuntutan karir yang tidak mengijinkan wanita tersebut hamil,
f. Incest (akibat hubungan antar keluarga),
g. Hubungan seksual pra nikah, sehingga dirasa masih belum saatnya untuk terjadi, yang
didukung pula oleh karena rendahnya pengetahuan akan kesehatan reproduksi dan seksual,
h. Jika hamil di usia remaja, remaja belum memiliki kesiapan untuk menjalani kehamilan, baik
secara psikis, sosial, fisik, ataupun secara ekonomi,
i. Terkait kehamilan yang memiliki makna yang salah
Jika yang mengalami KTD adalah remaja, maka dampaknya terkait dengan kesiapan remaja
dalam menjalani kehamilan.
Banyak di antara remaja yang mengalami KTD tidak mendapat dukungan dari lingkungan
ABORTUS
• KTD erat kaitannya dengan aborsi yang merupakan suatu kejadian hilangnya atau gugurnya
kehamilan sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram yang
berakibat kematian janin.

• Dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya abortus adalah sebagai berikut:


a. Perforasi dinding uterus hingga rongga peritoneum atau kandung kencing
b. Luka pada serviks uteri
c. Pelekatan pada kavum uteri karena kerokan
d. Perdarahan
e. Infeksi
f. Komplikasi yang dapat timbul pada Janin
g. Dampak psikologis atau gangguan emosional
NUTRISI PADA REMAJA
• Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di
bawah ini:
– Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
kognitif serta maturasi seksual.
– Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
– Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular,
diabetes, osteoporosis dan kanker.
– Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.
– Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta perkembangan
dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal yang mutlak dan
hakiki.
– Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif
yang dapat melanjut sampai dewasa.
ANEMIA
• Anemia adalah kondisi ketika tubuh mengalami penurunan atau jumlah sel
darah merah berada di bawah kisaran normal.

• Hal ini terjadi karena kurangnya hemoglobin (protein kaya zat besi) sehingga
memengaruhi produksi sel darah merah. Maka dari itu, oksigen juga sulit
untuk mencapai sel dan jaringan di dalam tubuh.
PENYEBAB ANEMIA PADA REMAJA
1. Kurang asupan zat besi
– Penyebab paling umum dari anemia adalah ketika anak kekurangan zat besi baik dari
makanan atau asupan suplemen.
– Apalagi ketika anemia lebih banyak terjadi pada remaja putri karena di masa puber ia
merasakan permulaan siklus menstruasi.
– Kebutuhan zat besi di masa remaja adalah sekitar 8 mg hingga 15 mg setiap
harinya.
2. Anemia karena perdarahan
– Hal ini bisa terjadi karena pendarahan yang diakibatkan oleh cedera, menstruasi yang
cukup berat, gangguan pencernaan, hingga masalah kesehatan lainnya.
– Maka dari itu, anemia pada remaja lebih sering dialami anak perempuan karena setiap
bulannya ia mengalami menstruasi.
PENYEBAB ANEMIA PADA REMAJA
3. Sel darah merah rusak
– Ini merupakan kondisi yang juga bisa disebut sebagai anemia hemolitik.
– Kondisi ini termasuk saat sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel darah merah
dengan sendirinya.
– Perlu diketahui bahwa ini juga merupakan jenis yang disebabkan adanya kelainan sel
darah merah karena faktor keturunan. Sebagai contoh, anemia sel sabit juga thalasemia.
4. Produksi sel darah merah terlalu lambat
– Ada beberapa hal yang menjadi penyebab anemia pada remaja yang satu ini, seperti:
– Anemia aplastik, saat tubuh berhenti membuat sel darah merah karena infeksi atau
penyakit.
– Kekurangan vitamin B12 dari makanan, suplemen, hingga tubuh yang tidak bisa
menyerap vitamin ini.
PENGOBATAN ANEMIA
• Obat atau suplemen zat besi yang sudah diresepkan
dokter.
• Perubahan pola makan.
• Transfusi darah.
• Pengobatan penyakit lainnya yang menjadi penyebab
anemia
KESIMPULAN
• Remaja berada dalam masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak untuk menjadi
dewasa.
• Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang tetapi secara psikis atau kejiwaan belum
matang.
• Kelompok anak usia remaja dianggap termasuk dalam kelompok berisiko untuk terkena
berbagai masalah termasuk kesehatan.
• Beberapa sifat remaja yang menyebabkan tingginya risiko antara lain rasa keingintahuan
yang besar tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru untuk
mencari jati diri.
• Bila tidak diberikan informasi atau pelayanan remaja yang tepat dan benar, maka perilaku
remaja sering mengarah kepada perilaku yang berisiko, seperti penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), perilaku yang menyebabkan mudah terkena
infeksi HIV dan AIDS, Infeksi menular seksual (IMS), masalah gizi (anemia atau kurang
darah, kurang energi kronis (KEK), obesitas atau kegemukan) dan perilaku seksual yang
tidak sesuai dengan norma-norma yaNG BERLAKU
• NUTRISI sangat penting diperhatikan utk perkembangan remaja dan mencegah terjadinya
anemia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai