Anda di halaman 1dari 36

PERTEMUAN KE 2

TANAH & BATUAN

TIKA ERMITA WULANDARI, ST., MT.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


SIKLUS BATUAN DAN ASAL USUL TANAH

Berdasarkan asal-usulnya, batuan dapat dibagi

menjadi 3 tipe dasar yaitu:

 Batuan beku (Igneous rocks),

 Batuan sedimen (sedimentary rocks), dan

 Batuan metamorf (metamorphic rocks).


SIKLUS BATUAN
1. BATUAN BEKU

Batuan beku terbentuk dari membekunya magma cair yang terdesak ke bagian yang dalam sekali pada

mantel bumi). Sesudah tersembur ke permukaan melewati rekahan-rekahan pada kulit bumi (fissure

eruption) atau melalui gunung berapi (volcanic eruption), sebagian dari magma cair tersebut mendingin di

permukaan bumi dan membatu. Kadang-kadang magma tersebut berhenti bergerak sebelum sampai ke

permukaan bumi dan mendingin di dalam kulit bumi dan membentuk batuan beku dalam atau plutonic

rocks (disebut juga intrusive rocks). Batuan beku dalam yang telah terbentuk tersebut pada suatu saat

dapat "timbul'' ke permukaan bumi karena adanya proses erosi yang terus menerus terhadap lapisan

batuan dan tanah yang terletak di atas batuan beku dalam tersebut.
• Jenis batuan beku yang terbentuk karena mendinginnya magma tergantung pada beberapa faktor seperti
komposisi dari magma dan kecepatan mendinginnya magma tersebut.

• Setelah melakukan beberapa penyelidikan laboratorium, Bowen (1922) berhasil menerangkan


hubungan antara kecepatan mendingin dari magma dengan pembentukan bermacam-macam tipe
batuan. Keterangan ini dikenal dengan Prinsip Reaksi Bowen - menggambarkan urut-urutan
terbentuknya mineral batuan akibat mendinginnya magma. Pada cairan magma yang mendingin
tersebut, ukuran kristal mineral berangsur-angsur membesar dan sebagian mengendap (pada suhu
tinggi). Kristal batuan yang tetap tinggal dalam larutan magma cair kemudian bereaksi dengan kristal-
kristal terlarut yang lain dan membentuk mineral baru pada temperatur yang lebih rendah. Proses ini
berlangsung terus sampai seluruh massa batuan cair tersebut membeku menjadi padat.
• Bowen menggolongkan reaksi pembentukan tersebut menjadi dua group:

1. Rangkaian reaksi ferromagnesium tidak menerus (discontinuous ferromagnesian reaction


series), di mana mineral-mineral batuan yang terbentuk berlainan komposisi kimia dan struktur
kristalnya; dan
2. Rangkaian reaksi feldspar plagioclase menerus (continuous plagioclase feldspar reaction series),
di mana mineral batuan yang terbentuk mempunyai komposisi mineral yang berbeda tetapi
mempunyai struktur kristal yang sama.
Rangkaian Reaksi Bowen
Komposisi Mineral-mineral Batuan pada Rangkaian Reaksi Bowen.
PELAPUKAN

Pelapukan adalah suatu proses

terurainya batuan menjadi partikel-

partikel yang lebih kecil akibat proses

mekanis dan kimia.


Komposisi Beberapa Batuan Beku
Transportasi dari Produk-produk Pelapukan

Tanah-tanah yang terjadi oleh penumpukan produk-produk pelapukan hanya di tempat asalnya saja

disebut tanah residual. Sifat yang penting dari tanah residual adalah gradasi ukuran butirannya. Butiran

yang lebih halus umumnya terdapat di permukaan, dan ukuran butiran biasanya semakin besar dengan

semakin dalamnya dari permukaan. Pada kedalaman yang besar sekali, fragmen batuan yang bersudut

runcing-runcing mungkin juga dapat dijumpai.

Tanah-tanah yang terbawa ke tempat lain dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, tergantung
dari jenis pembawa dan cara pengendapan (deposisi)-nya di tempat yang baru, sebagai berikut:
a. Tanah glacial : terbentuk karena transportasi dan deposisi oleh gletser (sungai es)

b. Tanah alluvial : terbentuk karena terangkut oleh air yang mengalir dan terdeposisi di

sepanjang

aliran ( sungai).

c. Tanah lacustrine : terbentuk karena deposisi di danau-danau yang tenang.

d. Tanah marine : terbentuk karena deposisi di laut.

e. Tanah aeolian : terbentuk karena terangkut dan terdeposisi oleh angin.

f. Tanalz calluviah : terbentuk oleh pergerakan tanah dari tempat asalnya karena gravitasi sepert

yang terjadi pada saat tanah longsor.


Tanah & Lapisan
Tanah
TIKA ERMITA WULANDARI, ST., MT.
Pengertian Tanah

Tanah dari pandangan ilmu Teknik Sipil merupakan


himpunan mineral, bahan organik dan endapan-
endapan yang relative lepas (loose) yang terletak di
atas batu dasar (bedrock) (Hardiyatmo, 1992).

Tanah didefinisikan secara umum adalah kumpulan


dari bagian-bagian yang padat dan tidak terikat antara
satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material
organik) rongga-rongga diantara material tersebut
berisi udara dan air (Verhoef,1994).

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Tanah adalah kombinasi mineral dan unsur organik yang berbentuk padat, gas, dan air.

Tanah terdiri dari lapisan partikel yang berbeda dari bahan aslinya dalam sifat fisik,

mineralogi, dan kimia, karena interaksi antara atmosfer dan hidrosfer atau sebab lainnya.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Sedangkan pengertian tanah menurut Bowles (1984), tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri

dari salah satu atau seluruh jenis berikut:

 Berangkal (boulders) adalah potongan batuan yang besar, biasanya lebih besar dari 250 sampai 300 mm

dan untuk ukuran 150 mm sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles/pebbles).

 Kerikil (gravel) adalah partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.

 Pasir (sand) adalah partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, yang berkisar dari kasar

dengan ukuran 3 mm sampai 5 mm sampai bahan halus yang berukuran < 1 mm.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


 Lanau (silt) adalah partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm sampai 0,0074 mm.

 Lempung (clay) adalah partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm yang

merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.

 Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diam dan berukuran lebih kecil dari 0,001 mm.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Lapisan Tanah
Lapisan tanah secara umum terbagi menjadi 4 tingkatan.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


1. Lapisan Tanah Atas

Merupakan sebuah lapisan yang berada kedalaman 30 cm, seringkali disebut sebagai istilah Top Soil. Pada lapisan

ini banyak sekali bahan bahan organik, humus dan juga menghasilkan lapisan yang paling subur sehingga sangat

cocok untuk tumbuhan tanaman akar pendek.

Cara untuk mengenali top soil dengan melihat warnanya yang paling gelap dibandingkan dengan lapisan

dibawahnya, terlihat bahwa lebih gembur dan seluruh mikroorganisme hidup di lapisan ini. Sehingga ada

kemungkinan terjadinya sebuah proses sisa batang, pelapukan daun, serta bagian makhluk hidup lainnya.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


2. Lapisan Tanah Tengah

Tepat di lapisan bawah setelah top soil dengan ketebalan 50 cm hingga 1 meter. Berwarna lebih cerah
dibanding lapisan di atasnya. Lapisan ini terbentuk dari campuran pelapukan yang berada di lapisan bawah
dengan sisa dari material top soil yang terbawa air, mengendap sehingga bisa bersifat lebih padat dan juga
seringkali disebut sebagai tanah liat.

3. Lapisan Tanah Bawah

Lapisan yang berisi banyak batuan yang mulai melapuk dan telah tercampur dengan tanah endapan dengan
lapisan diatasnya. Pada lapisan ini masih terdapat banyak batuan yang belum melapuk dan juga sebagian sudah
pada proses pelapukan dari batuan itu sendiri dan memiliki warna sama dengan pada batuan penyusunnya.
Berada cukup di dalam dan jarang sekali bisa ditembus oleh akar pohon maupun tanaman.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


4. Lapisan Batuan Induk

Lapisan ini merupakan lapisan terdalam yang terdiri dari batuan padat. Jenis pada batuan di lapisan ini
memiliki perbedaan di antara satu daerah maupun tempat lainnya sehingga bisa mengakibatkan produk dari tanah
yang dihasilkan juga akan berbeda.
Batuan pada lapisan ini mudah sekali untuk pecah, akan tetapi sangat sulit untuk dilalui oleh akar tanaman serta
air, teksturnya yang berwarna terang putih kelabu hingga berwarna kemerahan. Lapisan batuan induk ini bisa
dengan mudah terlihat pada dinding jurang terjal daerah pegunungan.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Partikel
Tanah
TIKA ERMITA WULANDARI, ST., MT.
• Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (slit), atau lempung (clay),
tergantung pada ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut.
• Untuk menerangkan tentang tanah berdasarkan ukuran-ukuran partikelnya, beberapa organisasi telah
mengembangkan batasan-batasan ukuran golongan jenis tanah (soil-separate-size limits).

Batasan-batasan
ukuran tanah

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Batasan-batasan ukuran golongan tanah menurut beberapa sistem

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Kerikil (gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadang-

kadang juga mengandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar, dan

mineral-mineral lain.

Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar.

Butiran dari mineral yang lain mungkin juga masih ada pada golongan

ini.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Lanau (silts) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran

sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat

halus, dan sejumlah partikel berbentuk lempengan-lempengan pipih yang

merupakan pecahan dari mineral-mineral mika.

Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan

submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan

mikroskopis biasa) yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan

merupakan partikel-partikel dari mika, mineral-mineral lempung (clay

minerals), dan mineral-mineral yang sangat halus lain.

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Mineral Lempung

Mineral lempung merupakan senyawa aluminium silikat yang kompleks yang terdiri dari satu atau dua
unit dasar yaitu (1) silika tetrahedra dan (2) aluminium aktahedra.

(a) Silika tetahedra

Setiap unit tetrahedra (bersisi empat) terdiri dari empat atom oksigen
mengelilingi satu atom silikon (Gambar a).

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


(b) Lembaran silika

Kombinasi dari unit-unit silika tetrahedra tersebut membentuk lembaran


silika (silica sheet, Gambar b).

(c) Aluminium oktahedra

Tiga atom oksigen pada dasar setiap tetrahedra tersebut dipakai


bersama oleh tetrahedra-tetrahedra yang bersebelahan. Unit-unit
oktahedra (bersisi delapan) terdiri dari enam gugus ion hidroksil (OH)
yang mengelilingi sebuah atom aluminium (Gambar c),

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


(d) Lembaran oktahedra (gibbsite)

dan kombinasi dari unit-unit hidroksi aluminium berbentuk


oktahedra itu membentuk lembaran oktahedra. (Lembaran ini
disebut juga lembaran gibbsite (Gambar d)

(e) Lembaran elemen silika-gibbsite.

Kadang-kadang atom magnesium menggantikan kedudukan


atom aluminium pada unit-unit oktahedra; bila demikian
adanya, lembaran oktahedra tersebut disebut lembaran
brucite

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Struktur atom dari kaolinite (menurut Grim, 1959)

Mineral kaolinite terdiri dari tumpukan lapisan-lapisan dasar


lembaran-lembaran kombinasi silika-gibbsite

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Struktur atom dari montmorilionite (menurut Grim, 1959)

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


• iIlite terdiri dari sebuah lembaran gibbsite yang diapit oleh dua lembaran silica. lllite ini kadang-
kadang juga disebut mika lempung. Lapisan-lapisan illite terikat satu sama lain oleh ion-ion kalium
(= K =ion potassium).

• Mineral-mineral montmorillonite mempunyai bentuk struktur yang sama dengan illite - yaitu satu
lembaran gibbsite diapit oleh dua lembaran silika

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Gambar Struktur : (a) Kaolinite (b) illite (c) montmorillonite

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


Lapisan ganda terdifusi

MEKANIKA TANAH 1 – UNIVERSITAS MEDAN AREA


SEKIAN
TERIMA KASIH

TIKA ERMITA WULANDARI, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai