Anda di halaman 1dari 25

Kajian Eksperimental pada Turbin

Screw
Archimedes Skala Kecil
PENDAHULUAN
Banyaknya aliran sungai dan saluran irigasi disebagian besar wilayah Indonesia cukup besar untuk di
kembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Turbin screw Archimedes(AST)telah
diimplementasikan untuk mengkonversi energi listrik tenaga air sejak tahun 1990-an. Banyak
variabel yang mempengaruhi kinerja dari turbin screw Archimedes seperti pitch ratio, tingkat
rendaman, debit air dan sudut poros turbin. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
sudut poros turbin (25-35◦) terhadap putaran, arus dantegangan yang dihasilkan turbin screw. Turbin
screwberdiameter 260 mm dengan panjang poros 1200 mm dengan jarak pitch200 mm. Debit aliran
air digunakan sebesar 0,0065 m3/s untuk memutar generator putaran rendah. Hasil penelitian
menunjukkan semakin tinggi sudut poros turbin menghasilkan putaran, tegangan dan arus yang
semakin tinggi. Sudut optimum diperoleh pada sudut turbin 35dimana menghasilkan 2,058 Watt pada
putaran 243 rpm.
Pada akhir abad ke-20 terjadi kemunculan kembali Archimedes Screw, dalam operasinya
berubah bentuk dan terbalik fungsinya sebagai turbin. Pertama sekali dipasang di Eropa selama
tahun 1994 dan kemudian diperkenalkan ke Inggris pada 2004/2005. Satu kelemahan utama,
yang mencegah perkembangan teknik ini adalah kompleksitas dari gearbox.Namun karena
teknologinya masih baru, saat ini masih kurangnya penelitian tentang topik ini.
DAYA,EFISIENSI MEKANIS,EFISIENSI TURBIN
METODE PENELITIAN
Daya mekanik turbin merupakan hasil dari kemampuan turbin untuk menghasilkan energi. Energi pada
aliran air akan memutar turbin, sehingga mampu menghasilkan torsi dan memiliki kecepatan
putar. Maka dari itu pada pengujian daya mekanik ini dilakukan dengan mencari nilai dari
kecepatan putar dari turbin serta torsi dari turbin.Pada penelitian ini turbin screw terdiri dari poros
silinder di mana satu bilah heliks (N = 1) dibungkus ortogonalke poros dengan 12 putaran. Bagian-
bagiannya disatukan menggunakan lem dan ditutup dengan casing silinder.
HASIL PEMBAHASAN
Hasil Perancangan dan pembuatan turbin screw Archimedes sebagaiaman ditunjukkan pada
Gambar 6.Ada beberapa data yang diperoleh dari hasil pengujian dan perhitungan dari turbin
screwArchimedes yang telah dibuat. Pada penelitian ini menggunakan 3 buah sudut poros turbin yaitu
22, 28, 30 dan 35.
Parameter yang diukur adalah laju aliran, debit, torsi, daya mekanis, daya hidrolik dan
efisiensi dari turbin. Adapun data hasil sebagaimana disajikan pada tabel(2).Untuk memudahkan
dalam membandingkan parameter-parameter yang dihasilkan dari turbin maka disajikan dalam
bentuk Tabel 2. Dari hasil pengujian menunjukkan putaran poros turbin, arus dan tegangan
meningkat dengan meningkatnya sudut poros. Besar sudut kemiringan poros berpengaruh
terhadap banyaknya volume air pada ruang di antara dua sudu (bucket).Semakin besar sudut
poros turbin akan meningkatkan tegangan, arus dan poweryang dihasilkan. Sudut poros optimum
diperoleh sebesar 35,hal ini sesuai hasil penelitian Yulistianto dkk [18]. Hasil yang sama diperoleh
Suliaman dkk [8], sudut optimum dalam menghasilkan efisiensi dan daya tertinggi pada sudut
35. Harja dkk, [14]juga menyebutkan sudut turbin optimum diperoleh hampir mendekati hasil
yang diperolah yaitu sebesar 32. Banyaknya air pada bucket akan semakin berkurang karena
sebagian volume air akan mengalir pada bagian atas sudu ulir dan tidak mnghasilkan gaya
pada poros.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu turbin screw Archimedes
skala kecil dengan panjang poros screw 1200 mm dan diameter bilah 260 mm dengan debit
sebesar 0,0065m3/s diperoleh arus sebesar 10,4 V pada putaran poros turbin 243 rpm. Dari
hasil pengujian diperoleh sudut kemiringan optimum 35dengan jarak pitch screw 200 mm
diperoleh daya sebesar 2,05W. Sudut turbin poros yang diperoleh sebagian besar hampir mirip
dengan hasil penelitian peneliti lain. Semakinbesar sudut poros turbin akan meningkatkan
putaran, arus dan tegangan yang dihasilkan pada turbin screwArchimedes
PENINGKATAN PEMBANGKIT LISTRIK
UNTUK DAERAH TERPENCIL
BERBASISKAN TURBIN CROSS-FLOW
1KW
PENDAHULUAN
Listrik merupakansalah satu kebutuhan primer bangsa. Namun hal ini berbanding
terbalik dengan terbatasnya bahan bakar yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik,
karena pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil yang masih sangat diandalkan. Dimana
pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil masih sangat diandalkan. Ketersediaan energi
fosil belakangan ini semakain menurun. Sehingga harga bahan bakar fosil cenderung naik.
Kenaikan harga energi fosil mempengaruhi harga energi listrik, karena sebagian besar
pembangkit listrik yang ada di Indonesia menggunakan energi fosil. Agar energi listrik tidak
semakin mahal, maka perlu dilakukan upaya lain untuk mengatasinya. Hal ini membuat
banyak negara termasuk Indonesia mencari cara dalam pemanfaatan energi untuk menambah
pasokan listrik guna memenuhi kebutuhan di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Salah satu
cara yang sudah dilakukan adalah pemakaian energi air sebagai penggerak turbin.
Pemanfaatan sungai selama ini digunakan untuk kebutuhan irigasi, perikanan dan
kebutuhan air bak. Padahal potensi tenaga air yang tersebar hampir diseluruh Indonesia
diperkirakan mencapai 75000 MW, 500 MW diantaranya adalah potensi untuk pembangkit
listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Potensi mikrohidro yang mencapai 500 MW, baru
dimanfaatkan hanya 4% saja yaitu 20 MW. Permasalahan yang lain adalah bagaimana
membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro di daerah yang memiliki persedian sumber
air yang terbatas. Pada Penelitian ini telah dirancang sebuah pembangkit listrik tenaga
mikrohidro dengan menggunakan turbin crossflow yang dapat dipasang sebagaimana kondisi
diatas sebagai upaya pemanfaatan energi terbarukan untuk memenuhi pasokan listrik Negara.
Pemakaian jenis turbin cross flow lebih menguntungkan dibanding dengan penggunaan kincir
air maupun jenis turbin mikrohido lain.
Salah satu contohnya adalah daya guna atau effisiensi rata-rata turbin ini lebih tinggi dari
pada daya guna kincir air. Hasil pengujian laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin
Ossberger Jerman Barat yang menyimpulkan bahwa daya guna kincir air jenis yang paling
unggul sekalipun hanya mencapai 70% sedangkan effisiensi turbin cross flow mencapai 82%
(Haimmerl, L.A,1960). Tingginya effisiensi turbin cross flow ini akibat pemanfaatan energi air
pada turbin ini dilakukan dua kali, yang pertama energi tumbukan air pada sudu-sudu saat air
mulai masuk, dan yang kedua adalah daya dorong air pada sudu-sudu saat air akan
meninggalkan runner. Kerja air yang bertingkat ini ternyata memberikan keuntungan dalam
hal effektifitas yang tinggi dan kesederhanaan pada sistem keluaran air dari runner.
METODE PENELITIAN
Turbin cross-flow terdiri dari dua bagian utama, nosel dan roda turbin. Roda turbin terbuat dari
dua piringan lingkaran yang disatukan pada rim oleh sudu-sudu. Nosel yang mempunyai
penampang persegi panjang, memancarkan air masuk memenuhi seluruh lebar turbin dengan
sudut absolut 160. Air membentur sudu mengalir melalui sudu, dan meninggalkan sudu
melalui suatu ruangan kosong antara rim sebelah dalam lalu masuk kembali ke rim di sisi yang
lain kemudian akhirnya keluar.Perancangan atau perhitungan parameter-parameter turbin
crossflow menggunakan persamaan-persamaan yang digunakan Mockmore :
1. Diameter dan Lebar Runner dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut :
L = 210.6 Q / D1 H1/2
Dengan :
L : Lebar Runner
D : Diameter Runner
H : Tinggi Jatuh air
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
HASIL PEMBAHASAN
Pengujian terhadap sistem ini berarti bagian-bagian dari blok rangkaian di gabungkan
menjadi satu rangkaian di mulai dari Generator Set (genset), rangkaian zero crossing detector,
sensor frekuensi, rangkaian firing angle, beban lampu pijar dan dummy load serta driver triac
seperti yang terlihat pada Gambar 4.10 dibawah ini. Pengujian terhadap sistem ini sangat
penting, sebab menyangkut interaksi fungsi antara blok rangkaian yang satu terhadap
rangkaian yang lain.
Pada pengujian rangkaian keseluruhan ini di uji dengan frekuensi dari rangkaian
pembangkit gelombang kotak dengan IC 555 antara 49 - 51 Hz maka jumlah ballast tetap pada
jumlah saat itu, jika frekuensi dinaikkan maka jumlah akan bertambah dengan 1 setelah 1
detik, jika frekuensi masih diatas 51 Hz maka akan ada penambahan lagi jumlah ballast
sebesar 1 stage namun jika frekuensi dibawah 49 Hz maka jumlah ballast akan berkurang 1
stage dan jika frekuensi sudah mencapai 49-51 Hz maka penambahan akan dihentikan. Dapat
diketahui hasil pengujian sistem sebelum dan sesudah diberikan kontrol firing angle dengan
menggunakan beban elemen pemanas dan lampu pijar dengan daya yang bervariasi.
KESIMPULAN
Semakain tinggi kecepatan runner turbin maka daya output turbin akan semakin besar namun
ketika telah mencapai titik optimalnya, daya yang dihasilkan akan semakin menurun seiring
meningkatnya kecepatan. Hal ini dikarenakan ketika putaran turbin sangat tinggi, maka
transfer momentum antara air dan turbin sangat kecil sehingga gaya yang dihasilkan pun akan
semakin kecil. Karena gaya berhubungan dengan daya, maka nilainya pun akan semakin
bertambah menurun. Pada evaluasi hasil rancang bangun turbin cross-flow ini didapat nilai
daya maksimal output generator adalah 0.923 kW dengan kecepatan optimal 215.71 rpm
Daya listrik secara teoritis yang dibangkitkan adalah sebagai berikut: Ph= Q . g . H . ɳt, Ph=
0.03 . 9.81 . 10 . 08, Ph= 2.35 kW. Apabila diasumsikan: Effisiensi pipa pesat ɳp= 0.85 ;
Effisiensi turbin ɳt = 0.65 ; Effisiensi generator ɳg = 0.8. Maka daya listrik yang akan
dibangkitkan dihitug dengan persamaan: P = Ph . ɳp. ɳt. ɳg, P = 2.35 kW x 0.85 x 0.65 x 0.8 P
= 1.03 Kw. Rangkaian zero crossing detector dan mikrokontroler ATMega 16 hasil rancangan
dapat mendeteksi frekuensi dari sinyal AC (Alternating Current) generator serta dapat
mengatur sudut penyalaan triac sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pengujian prototip yang
dibuat menunjukkan jika beban uji berkisar antara 205 Watt sampai dengan 213 Watt maka
frekuensi beban berkisar antara 49 Hz sampai dengan 51 Hz
Utilization of Oscillating Water Column
Technique for Hydro-Kinetic
Energy Conversion near sea shore
PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga air adalah yang terbesar dan termurah di duniasumber energi terbarukan. Itu
juga yang paling efisiencara menghasilkan listrik. Sekitar 18% dari dunialistrik disuplai dari tenaga
air. Prediktabilitas,keteraturan dan membuat sumber penyebaran di seluruh duniatenaga air salah satu
pilihan energi yang paling menarikproduksi. Terutama ada dua pendekatan untuk
memanfaatkanenergi dari air, yaitu hidrostatik dan hidrokinetikmetode. Pendekatan hidrostatik adalah
cara konvensionalmenghasilkan listrik dengan menyimpan air di waduk untukmembuat kepala
tekanan dan mengekstraksi energi potensialair melalui mesin turbo yang sesuai. Di dalampendekatan
hidrokinetik, energi kinetik di dalamair yang mengalir langsung diubah menjadi listrik olehturbin
skala relatif kecil tanpa impoundment dandengan hampir tidak ada kepala.
Sistem konversi energi hidrokinetik adalahperangkat elektromekanis yang mengubah energi kinetik
dariarus pasang surut atau gelombang laut menjadi listrik tanpamenggunakan kepala khusus dan
impoundment. Ini baruteknologi menjadi populer terutama dalam dua terakhirdekade dan perlu
diselidiki dengan baik.
PENDAHULUAN

1. Current Energy Conversion Systems (CEC )


Sistem konversi energi (KTK) saat ini terutama memiliki abaling-baling dengan dua bilah atau lebih
berputar mengelilingi aporos horizontal atau vertikal oleh efek darigaya hidrodinamik yang dihasilkan
oleh aliran bebas. Setiappisau pada dasarnya dirancang dari satu atau lebih hidrofoil.Pisau berputar
dengan torsi yang dihasilkan olehgaya angkat. Memilih hidrofoil berkinerja tinggirasio lift/drag yang
besar penting dalam proses desain
2.Wave Energy Conversion Systems (WEC)
Konversi energi gelombang (WEC) sangat bervariasiproses stokastik akibat difraksi dan radiasi.Oleh
karena itu, teori ini terutama berbasis perangkat. Bermacam-macammemiliki sistem konversi daya
hidrolik dan pneumatiktelah dikembangkan untuk mengubah gerakan tersebar darigelombang menjadi
tenaga mekanik. perangkat WEC milikibolak-balik dan memutar bagian untuk menggunakan gaya
angkat hidrodinamikgaya yang diciptakan oleh aliran di atas hidrofoil atau pengangkatanstruktur
menghasilkan torsi tinggi dan output kecepatan rendah.Mereka bervariasi dalam ukuran, orientasi dan
jarak dari pantai.Sistem ini dapat dipasang di bawah dan di pantai atau mengapung
PENDAHULUAN
Listrik merupakansalah satu kebutuhan primer bangsa. Namun hal ini berbanding
terbalik dengan terbatasnya bahan bakar yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik,
karena pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil yang masih sangat diandalkan. Dimana
pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil masih sangat diandalkan. Ketersediaan energi
fosil belakangan ini semakain menurun. Sehingga harga bahan bakar fosil cenderung naik.
Kenaikan harga energi fosil mempengaruhi harga energi listrik, karena sebagian besar
pembangkit listrik yang ada di Indonesia menggunakan energi fosil. Agar energi listrik tidak
semakin mahal, maka perlu dilakukan upaya lain untuk mengatasinya. Hal ini membuat
banyak negara termasuk Indonesia mencari cara dalam pemanfaatan energi untuk menambah
pasokan listrik guna memenuhi kebutuhan di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Salah satu
cara yang sudah dilakukan adalah pemakaian energi air sebagai penggerak turbin.
Pemanfaatan sungai selama ini digunakan untuk kebutuhan irigasi, perikanan dan
kebutuhan air bak. Padahal potensi tenaga air yang tersebar hampir diseluruh Indonesia
PENDAHULUAN
Udara terkompresi dari nosel difokuskan untuk mengalirmelalui turbin udara yang pada gilirannya
memutar generator listrikuntuk menghitung beban tenaga listrik.
PENDAHULUAN
fungsi OWC yang efektif bergantung pada ukuran sistem, penempatan sistem, aliran karakteristik air
laut, stabilitas sistem selama badai. Oleh karena itu ikhtisar sumber daya gelombang dekat pantai dan
atribut fisik lingkungan pesisir harus dipelajari.
Metode perhitungan
Kesimpulan
menyimpulkan bahwa hidro kinetiksistem konversi membantu untuk menggantikan penggunaan
bahan bakar fosil.Terutama Kolom Air Berosilasi dengan DayungMekanisme adalah pilihan yang
menarik untuk mengurangiketergantungan pada sistem diesel berbiaya tinggi dalam banyak haldaerah
terpencil. OWC adalah opsi yang layak untuk menghasilkan dayadi negara-negara yang memiliki
garis pantai yang panjang.Tantangan untuk mengembangkan iklanindustri hidrokinetik meliputi
penentuankelayakan teknologi, operasional, dan ekonomi dariturbin hidrokinetik, memenuhi
persyaratan perizinan,dan mendapatkan penerimaan pemangku kepentingan. Hidrokinetikteknologi
dapat dipengaruhi oleh puing-puing, sedimen, danpermukaan es, dinamika sungai (turbulensi,
kecepatan arus,stabilitas saluran), dan pengaruh operasi turbin padaikan dan mamalia laut serta
habitatnya. operasi turbin berdampak pada lingkungan perairanmerupakan salah satu isu utama yang
akan menentukan stakeholderdan mengizinkan pandangan lembaga terhadap teknologi baru ini.
Pekerjaan lebih lanjut pada OWC dapat dibagi menjadi duabidang umum. Pertama, diperlukan
pekerjaan ekstensif lebih lanjutpada hidrodinamika OWC meningkatkinerja dengan meningkatkan
kopling dayung,kolom air dan gelombang.
Ini akan dicapai dengan menggunakanpercobaan tangki gelombang 2D lebih lanjut, dan analisis
videobersama dengan pemodelan numerik yang sesuai. Kedua,Eksperimen tangki gelombang 3D dan
analisis CFD diperlukanuntuk mengukur kinerja OWC secara realistiskeadaan. Secara umum, OWC
dapat diperbarui dengan sangat baikkonverter sumber energi dengan daya output yang
diharapkankisaran 22 kW hingga 880 kW.

Anda mungkin juga menyukai