Anda di halaman 1dari 40

MPI.

3
PENEMUAN KASUS DAN SURVEILANS
DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HEPATITIS B
2023

TIM KERJA HEPATITIS DAN PISP


DIREKTORAT P2PM
DIREKTORAT JENDERAL P2P
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Pendidikan :
S1 : FKM USU 1998
S2 : FKM UI 2009

Pekerjaan :
2000 – Juli 2017 : Dinkes Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
2017 – skrg : Direktorat P2PM, Timker/subdit HPISP
Nomor : MPI.3

Judul Mata Pelatihan : Penemuan kasus dan Surveilans dalam pencegahan dan
pengendalian hepatitis B

Deskripsi Mata Pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang penemuan kasus dan
Surveilans Hepatitis B

Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


melakukan Penemuan kasus dan Surveilans dalam
pencegahan dan pengendalian hepatitis B

Waktu : 8 JPL (T= 2, P= 4, PL= 2)


DESKRISI penemuan kasus meliputi:

1. Skrining-testing hepatitis B pada populasi


tentang penemuan kasus dan Surveilans
berisiko tinggi menularkan
Hepatitis B
2. Strategi Penemuan kasus aktif
3. Perluasan akses pemeriksaan viral load untuk
diagnosis hepatitis B
Penemuan kasus dan surveilans saling terkait dan
saling mendukung dalam upaya pencegahan dan
pengendalian hepatitis B surveilans meliputi :

4.Pengumpulan Data

5.Analisis dan Kesimpulan

6.Diseminasi

4
Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan


Penemuan kasus dan Surveilans dalam pencegahan dan pengendalian
hepatitis B.

TUJUAN Indikator Hasil Belajar


PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:

1. Melakukan penemuan kasus

2. Melakukan Surveilans Hepatitis B

5
Materi pokok pada mata pelatihan ini adalah:

1. Penemuan Kasus
MATERI POKOK

2. Surveilans Hepatitis B

6
7.1% = 18 juta (Riskesdas 2013)

MATERI POKOK 1 - 2.160 karena sirosis dan kanker


PENEMUAN hati (BPJS 2022)
- 51.100/tahun (CDA Foundation, 2016).
KASUS

Rp 145.750.030.187 total klaim Penemuan kasus


PENDAHULUAN hepatitis B kronis (BPJS 2022) - dimulai dari penjangkauan dan deteksi dini pada
kelompok populasi berisiko,
- dilanjutkan dengan serangkaian pemeriksaan
laboratorium

Penjangkauan dilakukan bekerjasama dengan


komunitas, LSM, kader kesehatan
7
MATERI POKOK 1
PENEMUAN KASUS

Sub Materi Pokok


Indikator Hasil Belajar A. Skrining-testing hepatitis B pada populasi
berisiko tinggi menularkan (ibu hamil dan
populasi umum dengan faktor risiko tertentu)
Setelah mengikuti materi pokok ini,
• peserta
MATERImampu Melakukan
POKOK
penemuan kasus B. Strategi Penemuan kasus aktif

C. Perluasan akses pemeriksaan viral load


untuk diagnosis hepatitis B

8
A. Skrining-testing hepatitis B pada populasi
berisiko tinggi menularkan (ibu hamil dan
populasi umum dengan faktor risiko tertentu)

Menentukan keberadaan infeksi virus hepatitis B.

- Tes antigen hepatitis B (HBsAg),

- tes ini digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan


HBsAg dalam darah yang menunjukkan infeksi hepatitis B

Penemuan kasus bertujuan untuk mendapatkan orang-orang yang telah terinfeksi virus
hepatitis B melalui kegiatan deteksi dini terhadap populasi berisiko, dilanjutkan dengan
merujuk orang dengan HBsAg reaktif ke rumah sakit untuk mendapatkan tata laksana lebih
lanjut dalam penegakan diagnosis dan pengobatan.
9
kelompok individu yang memiliki faktor risiko tertentu yang

meningkatkan kemungkinan mereka untuk menularkan


virus hepatitis B kepada orang lain

a) Ibu hamil,

b) Tenaga kesehatan yang melakukan

1. SASARAN penanganan medis langsung pada pasien.

c) Populasi berisiko lain yaitu populasi umum yang memiliki satu


atau lebih faktor risiko berikut:

10
Populasi berisiko lain yaitu populasi umum yang
memiliki satu atau lebih faktor risiko berikut:
i. Pernah reaktif/positif HBsAg
ii. Memiliki anggota keluarga inti sedarah mengidap hepatitis B
iii. Melakukan hubungan seks tanpa pengaman (kondom)
1. SASARAN dengan pasangan yang tidak diketahui mengidap hepatitis B
(lanjutan)
iv. Riwayat menerima transfusi darah
v. Menjalani/riwayat menjalani cuci darah/hemodialisa
vi. Pengguna/riwayat pengguna NAPZA suntik.
vii. Status HIV positif

11
usaha sadar dan terencana untuk
memberikan pengajaran
pembelajaran kepada individu
atau kelompok

agar mereka/sasaran dapat mengembangkan pengetahuan,


keterampilan dan sikap yang diharapkan

2. EDUKASI
Sebelum dan Sesudah
Deteksi Dini Hepatitis B

Sikap yang diharapkan di tes HBsAg maupun pemeriksaan lebih


lanjut (didiagnosis)

12
Edukasi Sebelum dan Sesudah Deteksi Dini Hepatitis B

Sebelum tes HBsAg Sesudah tes HBsAg


Hasil reaktif Hasil Non Reaktif
1. Penjelasan singkat tentang 1. Melakukan PHBS 1. Melakukan PHBS
penyakit hepatitis B, cara 2. Melanjutkan pemeriksaan 2. Melakukan vaksinasi
penularan, dan cara penegakan diagnosis ke hepatitis B secara
pencegahan penularan FKRTL mandiri sesuai indikasi
2. Penjelasan perlunya 3. Pemberian HB0, HBIg, dan
skrining hepatitis B HB-3 pada bayi
4. Pemeriksaan HBsAg pada
bayi usia 9-12 bulan

13
B. Strategi Penemuan kasus aktif

pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi individu yang mungkin terinfeksi


virus hepatitis B.

meningkatkan deteksi dini kasus hepatitis B dan memastika individu yang


terinfeksi mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, dan tatalaksana hepatitis B
yang tepat.

a) Berbasis fasyankes

b) Berbasis masyarakat

14
Melibatkan layanan kesehatan dalam mendeteksi kasus hepatitis B.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penemuan kasus aktif berbasis layanan

1. Sasaran ? Dimana?

a)Berbasis 2. terintegrasi antar fasyankes untuk rujukan


horizontal, vertikal, atau parsial.
fasyankes

3) melibatkan fasyankes swasta (Dokter Praktik Swasta,


Bidan Praktik Mandiri (BPM), dan RS/klinik swasta) di
wilayah kerja puskesmas.

Kerja sama dgn PKM/Dinkes

15
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mendeteksi kasus
hepatitis B.

hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penemuan kasus berbasis masyarakat


adalah:

1) Kegiatan ini dilakukan terutama dalam menjangkau ibu hamil untuk


b) Berbasis dilakukan skrining hepatitis B dan atau tatalaksana pencegahan penularan
virus hepatitis B dari ibu ke anak oleh kader kesehatan.
masyarakat
2) Penjangkauan ibu hamil dapat dilakukan melalui kunjungan rumah,
posyandu, kelas ibu hamil, dll.

3) Penemuan kasus berbasis masyarakat terintegrasi dengan Puskesmas


wilayah setempat

16
C. Perluasan akses pemeriksaan viral load
untuk diagnosis hepatitis B

Bila hasil skrining menunjukkan HBsAg reaktif,🡺 pemeriksaan viral load hepatitis B

meningkatan akses pemeriksaan bagi masyarakat khususnya ibu hamil yang terdeteksi
HBsAg Reaktif. Ibu hamil dengan HBsAg Reaktif dapat dapat diperiksa Viral load di Layanan
Primer dan dilanjutkan dengan pemberian antivirus untuk mencegah transmisi virus hepatitis
B dari ibu ke anak

17
Langkah – Langkah yang
diperlukan memperluas akses VL
HB di FKTP

1. Pelatihan tenaga kesehatan

2. Membangun sistem rujukan yang efektif antar fasyankes primer dan fasyankes rujukan

3. Integrasi dengan program lainnya di FKTP yang sudah


ada

4. Kemitraan dengan masyarakat, Organisasi Non-Pemerintah (LSM) dan swasta

5. Edukasi kepada masyarakat

6. Penyediaan reagensia pemeriksaan viral load


18
a. Penemuan kasus bertujuan untuk mendapatkan orang-orang yang telah
terinfeksi virus hepatitis B melalui kegiatan deteksi dini terhadap populasi
berisiko, populasi berisiko tinggi menularkan (ibu hamil dan populasi umum
dengan faktor risiko tertentu) yang diikuti dengan edukasi sebelum dan
sesudah skrining

b. Penemuan kasus menerapkan strategi berbasis masyarakat dan fasyankes

c. Perluasan akses pemeriksaan viral load untuk diagnosis hepatitis B


memungkinkan individu untuk mendapatkan layanan pemeriksaan dan
pengobatan hepatitis dengan lebih mudah dan cepat tanpa harus
mengunjungi fasyankes rujukan
19
⮚ Skrining-testing hepatitis B,
⮚ penemuan kasus aktif dan
⮚ perluasan akses pemeriksaan untuk diagnosis hepatitis B

PERTANYAAN

20
MATERI POKOK 2
SURVEILANS

21
Infeksi virus hepatitis B dapat sirosis, kanker hati dan
kematian

Penanggulangan hepatitis difokuskan pada eliminasi hepatitis B serta eliminasi


penularan hepatitis B dari ibu ke anak.

MATERI POKOK 2
SURVAILEN dilakukan Upaya percepatan dengan menerapkan strategi penanggulangan virus
hepatitis salah satunya dengan penemuan dan surveilans.

PENDAHULUAN kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus dan


sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit virus hepatitis B
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

untuk mendapatkan informasi tentang pencapaian target indikator


hepatitis B yang diperoleh dari pengumpulan data rutin.
22
a. Pengumpulan data

❖ Sumber data

❖ Kegiatan pencatatan dan pelaporan

❖ Pencatatan dan pelaporan rutin hepatitis B menggunakan format yang sudah


ditentukan dan dilaporkan melalui SIHEPI

❖ Semua fasyankes, swasta maupun pemerintah

23
Periode
Pencatatan Formulir/ Sumber
No Jenis Data Indikator terkait
dan pelaporan Data

Jumlah Ibu Hamil yang diskrining Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
1. dengan HBsAg (SIHEPI)
Cakupan deteksi dini (skrining)
hepatitis B pada ibu hamil
Jumlah ibu hamil reaktif Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
2. HBsAg (SIHEPI)

Jumlah ibu hamil yang Cakupan ibu hamil HBsAg reaktif Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
3. ditest HBV DNA atau melakukan pemeriksaan HBV DNA (SIHEPI)
HBeAg atau HBeAg
Jenis Data Hepatitis B yang
dicatat dan dilaporkan di Jumlah Ibu hamil yang diberi TDF Cakupan ibu hamil yang memenuhi Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
FKTP 4. syarat dan mendapatkan (SIHEPI)
pengobatan antivirus hepatitis B
(TDF)
Jumlah bayi lahir yang diberi HB0 Cakupan imunisasi hepatitis B dosis Tahunan ASIK (Program imunisasi)
5. lahir
(HB0) <24 jam

Jumlah bayi lahir dari Ibu HBsAg Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
6. reaktif yang diberi HB0 (SIHEPI)

Jumlah bayi lahir dari Ibu HBsAg Cakupan pemberian HBIg <24 jam Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
7. reaktif yang diberi HBIg pada bayi lahir dari ibu reaktif HBsAg (SIHEPI)

24
Jumlah bayi usia 9-12 bulan Cakupan bayi usia 9- Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
10. Jumlah bayi lahir yang diberi Cakupan imunisasi Tahunan ASIK (Program
HB3 imunisasi)
hepatitis B 3 dosis
11. Jumlah bayi lahir dari Ibu Bulanan Form 3E1, 3E2, 3E3
HBsAg reaktif yang diberi HB3
(SIHEPI)

12. Jumlah tenaga Kesehatan yang Cakupan pemeriksaan Bulanan Form SIHEPI Online
diskrining dengan HBsAg hepatitis B pada tenaga
Kesehatan
13. Jumlah tenaga kesehatan Bulanan Form SIHEPI Online
dengan HBsAg reaktif

14. Jumlah tenaga kesehatan Bulanan Form SIHEPI Online


yang dites anti HBs
15. Jumlah populasi berisiko Cakupan pemeriksaan Bulanan Form SIHEPI Online
lainnya yang hepatitis B pada populasi
berisiko
diskrining dengan HBsAg
16. Jumlah populasi berisiko Bulanan Form SIHEPI Online
lainnya dengan hasil HBsAg
reaktif
17. Jumlah calon pengantin yang Cakupan pemeriksaan Bulanan Form SIHEPI Online
diskrining HBsAg hepatitis B pada populsi
18. Jumlah calon pengantin dengan khusus Bulanan Form SIHEPI Online
HBsAg Reaktif

25
b. Analisis dan kesimpulan

❖ Sebelum analisis dilakukan pembersihan data

❖ Analisis disesuaikan dengan tujuan Utama surveilans hepatitis B

❖ analisis data yang merupakan kunci untuk memahami kinerja FKTP dalam mencapai target
yang telah ditetapkan.

❖ Hasil analisis data kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan.

❖ Kesimpulan tersebut merupakan ringkasan dari temuan yang didapat dari analisis data
sesuai metode analisis yang digunakan.

26
1 Analisis deskriptif

2 . Analisis Indikator
Analisis yang
umum digunakan a. Analisis Perbandingan Indikator dengan target

sesuai tujuan b. Analisis Gap/Kesenjangan Kaskade


surveilans hepatitis
B: Analisis temporal untuk mengidentifikasi tren waktu dalam kasus
3
hepatitis B.

27
Analisa
gap/Kesenjangan
Kaskade PPIA

28
29
Analisis lain yang 1. Analisis faktor risiko untuk meninjau faktor-faktor risiko yang terkait dengan
hepatitis B,
bisa digunakan
2. Analisis spasial untuk mengidentifikasi pola geografis kasus hepatitis
dalam surveilans
dengan memetakan distribusi geografis dan melakukan analisis kluster

30
c. Diseminasi

penyebarluasan ide, gagasan, dan sebagainya

mempengaruhi kebijakan, praktik, atau tindakan dalam


pengendalian hepatitis B.

31
1. Laporan Triwulan atau Tahunan

2. Presentasi di pertemuan rutin

Bentuk diseminasi 3. Buletin atau newsletter

4. Sosialisasi melalui media sosial

5. Kemitraan dengan Media

32
RINGKASAN
1. Kegiatan surveilans hepatitis B dimulai dengan pengumpulan data tentang hepatitis B, data dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti melalui sitem informasi hepatitis (SIHEPI) maupun sistem pelaporan kesehatan

2. Tujuan Utama Surveilans hepatitis B untuk mendapatkan informasi tentang pencapaian target indikator hepatitis B
yang diperoleh dari pengumpulan data rutin

3. Data yang sudah dikumpulkan dianalisa kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan.

a. Kesimpulan merupakan ringkasan dari temuan yang didapat dari analisis data sesuai metode analisis yang
digunakan
b. Kesimpulan yang dihasilkan dari analisis data menjadi dasar untuk penyusunan rekomendasi dalam upaya
pencegahan penanggulangan hepatitis B
3. Hasil surveilans Hepatitis B penting dan harus didesiminasikan untuk menyebarkan informasi yang diperoleh kepada
khalayak yang relevan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan dalam pengendalian virus hepatitis B 33
PENUGASAN

34
PENUGASAN 1
PENEMUAN KASUS

Tujuan
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan kegiatan Penemuan Kasus

Waktu: 2 JPL x 45 menit = 90 menit

Alat-alat dan bahan yang diperlukan:


∙ Meja dan kursi
∙ Alat tulis
∙ Laptop
∙ Laporan DDHB Tahun 2022 dan 2023

35
Langkah-langkah penugasan:
1. Peserta dibagi dalam 3 kelompok
Nama Kelompok Nama PKM Pendamping

Kel I PKM Woha.kab PKM Sape. Kab Lasmaria


Bima Bima

Tetapkan :
- notulen/membuat PPT
- Presenter
- dll

2. Tiap kelompok mendiskusikan topik:


Deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil

3. Pilih salah satu PKM sebagai lokus puskesmas yang akan dikaji:
36
Hal yang akan dikaji

1. Target dan cakupan penemuan kasus hepatitis B


2. Identifikasi permasalahan
1. Tiap kelompok
3. Mengidentifikasi penyebab masalah mempresentasikan hasil
4. Menetapkan upaya penanggulangan masalah diskusinya ( masing-masing 10
menit)
2. Kelompok lain menyampaikan
🡺 Penemuan kasus disesuaikan dengan kaskade PPIA tanggapan/masukan kepada
1. Ibu hamil kelompok (10 menit)
2. Bayi yang lahir dari ibu reaktif untuk diberi HBIg dan HB0 3. Fasilitator membulatkan hasil
3. Bayi yang lahir dari ibu reaktif usia 9-12 bulan diskusi (15 menit)
Waktu diskusi 30 menit

37
PENUGASAN 2
SURVEILANS
LATIHAN KASUS
Tujuan:

setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan kegiatan survailens (pengumpulan
data, menganaalisa dan Kesimpulan, Diseminasi)

Waktu: 2 JPL x 45 menit = 90 menit

Alat-alat dan bahan yang diperlukan:


∙ Meja dan kursi
∙ Alat tulis
∙ Laptop
∙ Laporan data Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB)
∙ Hasil Data Cakupan dan sasaran

38
Langkah-langkah penugasan:
1. Peserta dibagi dalam 3 kelompok
Nama Kelompok Nama PKM Pendamping

Kel I PKM Woha.kab PKM Sape. Kab Lasmaria


Bima Bima
Kel II PKM karang Pule PKM Babakan kota Resita
kota mataram Mataram
Kel III PKM Terara.Lombok PKM PKM Praya lombok Kristina
timur Masbagik.lombok Tengah
timur. Dinkes Provinsi

Tetapkan :
- notulen/membuat PPT
- Presenter
- dll

2. Data DDHB yang dianalisis disamakan dengan data pada penugasan 1 :

39
Diskusi :

a. Analisis data cakupan dari hasil diskusi sebelumnya


b. Simpulan
1. Tiap kelompok
c. Penyusunan rekomendasi mempresentasikan hasil
diskusinya ( masing-masing 10
d. Pelaksanaan diseminasi (sasaran dan mekanisme)
menit)
2. Kelompok lain menyampaikan
tanggapan/masukan kepada
🡺 Minimal Analisis Deskrptif, Kaskade PPIA
kelompok (10 menit)
🡺 Analisis Temporal
3. Fasilitator membulatkan hasil
diskusi (15 menit)
Waktu diskusi 30 menit

40

Anda mungkin juga menyukai