Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN AGAMA

KOTA PALU

PERAN KEMENTERIAN AGAMA KOTA PALU


DALAM MENDUKUNG PENURUNAN STUNTING
MELALUI PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
DAN CALON PENGANTIN

H. Burhan Munawir, Lc
KEPALA SEKSI BIMAS ISLAM

Kamis , 08 November 2023


VISI KEMENTERIAN AGAMA
(Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2020)

“Kementerian Agama yang profesional dan andal


dalam membangun Masyarakat Yang Saleh,
Moderat, Cerdas Dan Unggul.
Untuk mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berdasarkan gotong royong”.

2
PENDAHULUAN

Stunting adalah masalah kesehatan


yang sering terjadi di Indonesia. Salah
satu faktor yang mempengaruhi angka
stunting adalah kurangnya nutrisi
pada ibu hamil dan balita. Oleh
karena itu, peran Kementerian Agama
dalam mendukung penurunan angka
stunting melalui pembinaan calon
pengantin sangat penting.
3
Pentingnya Kesehatan Reproduksi pada Calon Pengantin

Hubungan antara kesehatan reproduksi dan stunting adalah erat dan kompleks. Kesehatan reproduksi yang baik pada
ibu dan ayah dapat memainkan peran penting dalam mencegah stunting pada anak-anak. Maka dari itu Calon
pengantin memegang peran penting dalam mencegah stunting karena persiapan yang dilakukan oleh mereka
sebelum menikah dapat memengaruhi kesehatan reproduksi dan pertumbuhan anak-anak yang akan mereka miliki
4
CALON PENGANTIN SEHAT
Dalam upaya untuk menciptakan keluarga yang sehat dan harmonis, Kementerian Agama Kota Palu berkomitmen dalam
mendukung persiapan calon pengantin untuk menghadapi pernikahan dan peran orang tua dengan baik melalui pembinaan
calon pengantin.
5
langkah konkret Kementerian Agama mendukung
penurunan stunting melalui program kesehatan
reproduksi dan calon pengantin

6
1 Bimbingan Remaja Usia Sekolah

Kementerian Agama Kota Palu terus mendorong pendidikan kesehatan reproduksi melalui literasi
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa/siswi Madrasah tentang
pentingnya kesehatan reproduksi. Serta mengedukasi siswa tentang bahaya dan dampak yang
ditimbulkan bagi anak yang melangsungkan pernikahan pada usia sebelum mencapai 19 tahun.
7
Harapannya adalah bahwa para siswa/siswi akan membuat pilihan bijak untuk menunda
pernikahan hingga mereka mencapai usia 19 tahun. Program ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pendidikan, kesehatan reproduksi, dan
pengembangan pribadi kepada para siswa.
Dengan pemahaman ini, diharapkan siswa akan merasa termotivasi untuk mengutamakan
pendidikan mereka dan menyelesaikan tahap-tahap belajar mereka sebelum memutuskan untuk
menikah.
8
2 Bimbingan perkawinan bagi calon pengantin

Kementerian Agama telah mengintegrasikan


informasi tentang kesehatan reproduksi
dalam proses bimbingan pra-nikah yang
diberikan kepada calon pengantin.
Ini memberikan kesempatan bagi calon
pengantin untuk mendiskusikan isu-isu
kesehatan reproduksi dan persiapan
menjadi orang tua yang baik.

9
Bimwin Catin yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan.
Layanan Bimwin Catin ini sudah melibatkan penyuluh BKKBN dan petugas
kesehatan. Harapannya, calon pengantin menerima manfaat berupa edukasi dan
pemahaman tentang kesehatan reproduksi, membentuk generasi yang sehat dan
terhindar dari stunting.
10
3 Mendukung Program Keluarga Sakinah

Kementerian Agama juga mendukung program-program pembinaan keluarga.


Layanan ini merupakan layanan prioritas yaitu Bimbingan bagi Keluarga yang
usia pernikahan mulai dari 0 hari sampai dengan 10 tahun Layanan ini dikemas
dalam sebuah program piloting yang bernama Pusat Layanan Keluarga Sakinah
atau disingkat Pusaka Sakinah 11
Tujuan dari layanan ini untuk mengedukasi pasangan suami isteri dalam membina
rumah tangga, mulai dari pengelolaan keuangan rumah tangga, memberi
pemahaman agama tentang rahasia pernikahan yang didalamnya diajarkan
tatacara berkomunikasi suami dan isteri termasuk adab berhubungan suami isteri
12
RENCANA DAN STRATEGI YANG KOMPREHENSIF DAN
BERKELANJUTAN

13
1
Pendidikan Kesehatan Reproduksi yang
Terintegrasi

Menyediakan pendidikan kesehatan reproduksi yang


menyeluruh kepada calon pengantin. Ini mencakup
pemahaman tentang kesehatan reproduksi, perawatan
prenatal, gizi yang baik, serta pencegahan penyakit menular
seksual. Pendekatan ini juga harus memasukkan aspek-aspek
agama dan budaya yang relevan.

14
2 Pemahaman Tentang Gizi

Meningkatkan pemahaman calon pengantin tentang


pentingnya gizi yang baik selama kehamilan dan masa anak-
anak. Program harus memberikan pengetahuan tentang pola
makan seimbang, konsumsi vitamin, dan mineral yang
diperlukan untuk pertumbuhan bayi yang sehat

15
3 Peran Pemuka Agama

Melibatkan pemuka agama dalam memberikan pemahaman


tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya gizi kepada
calon pengantin. Pemuka agama dapat berperan sebagai
model peran dan menyampaikan pesan-pesan kesehatan
secara efektif dalam Masyarakat.

16
4 Komitmen Menunda Pernikahan

Mendorong calon pengantin untuk membuat komitmen


untuk menunda pernikahan hingga mereka mencapai usia
yang lebih matang, seperti 19 tahun. Ini dapat dicapai melalui
kampanye kesadaran yang menekankan manfaat pendidikan
dan kesiapan yang lebih baik sebelum menikah.

17
PENUTUP

Dalam mengatasi stunting melalui pembinaan calon


pengantin, kerjasama antara Kementerian Agama, lembaga
kesehatan, dan lembaga pendidikan sangat penting. Melalui
implementasi langkah-langkah ini, diharapkan akan ada
peningkatan kesadaran, pemahaman, dan kesiapan calon
pengantin dalam menghadapi pernikahan dan peran sebagai
orang tua, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi
angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di
masa mendatang.
18
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

19

Anda mungkin juga menyukai