Anda di halaman 1dari 36

JENIS RANGKA

Rangka Aksial

Rangka aksial terdiri dari tulang


belakang (vertebra), tulang tengkorak, dan
tulang rusuk.
Rangka Apendikuler

Rangka apendikuler terdiri atas pinggul,


bahu, telapak tangan, tulang-tulang lengan,
tungkai, dan telapak kaki. Secara umum
rangka apendikuler menyusun alat gerak,
yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas
rangka bagian atas dan rangka bagian bawah.
BENTUK-BENTUK TULANG
Tulang Pipa
 Bentuknya seperti pipa,
yaitu bulat, memanjang,
dan bagian tengahnya
berlubang.
 Contohnya tulang lengan,
tulang paha, ruas-ruas
tulang jari.
 Dibagian dalam ujung
tulang pipa berisi sumsum
merah yang berperan
tempat pembentukan sel
darah merah
Tulang Pipih
 Bentuknya memipih, di dalamnya berisi sumsum
merah.
 Sumsum merah berfungsi sebagai tempat
pembuatan sel-sel darah merah dan darah putih
serta melindungi struktur di bawahnya.
 Contohnya: tulang rusuk, tulang dada, tulang
belikat, tulang panggul dan tulang dahi.
Tulang Pendek
 Bentuknya bulat dan
pendek, disebut juga
ruas tulang.
 Di dalamnya berisi
sumsum merah.
 Sumsum merah
berfungsi sebagai
tempat pembuatan sel
darah merah dan sel
darah putih.
Tulang tidak Beraturan
Merupakan gabungan dari berbagai
bentuk tulang.
Contohnya adalah tulang wajah dan
tulang yang terdapat pada ruas-ruas
tulang belakang.
Berdasarkan sifat geraknya, sendi dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:

1.Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antara kedua
ujung tulang yang direkatkan oleh suatu
jaringan ikat, yang kemudian mengalami
osifikasi (penulangan), sehingga tidak
memungkinkan adanya gerakan.

Misalnya hubungan antar tulang penyusun


tengkorak.
Ada dua jenis sinartrosis yaitu
sinkondrosis dan sutura:

Sinkondrosis adalah hubungan


antartulang yang dihubungkan oleh
kartilago hialin
Sutura adalah hubungan antartulang
yang dihubungkan oleh jaringan ikat
serabut padat
Berdasarkan sifat geraknya, sendi dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:

2.Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah bentuk hubungan
antara kedua ujung tulang yang
dihubungkan oleh jaringan kartilago
(tulang rawan), sehingga memungkinkan
tetap adanya sedikit gerakan
Berdasarkan sifat geraknya, sendi
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

3.Diartrosis/Persendian
Diartrosis adalah hubungan
antara tulang yang tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga
memungkinkan terjadinya gerakan
secara lebih bebas.
GERAKANYA, SENDI GERAK
DIBEDAKAN MENJADI 6 MACAM
YAITU:
a) Sendi Peluru. Disebut sendi
peluru karena gerakannya ke
segala arah. Misalnya sendi
gelang bahu dengan tulang
lengan atas, dan sendi gelang
panggul dengan tulang paha.

b) Sendi Engsel. Disebut sendi


engsel karena arah gerakannya
dua arah, seperti engsel pintu.
Misalnya sendi pada siku dan
lutut.
c) Sendi Pelana. Disebut sendi
pelana karena gerakannya ke
dua arah seperti orang yang
naik kuda di atas pelana.
Misalnya sendi jari tangan
dengan telapak tangan.
d) Sendi Putar. Disebut sendi
putar karena dari hubungan
dua tulang tersebut, tulang
yang satu dapat berputar
mengitari tulang yang lain.
Misalnya sendi atlas dan tulang
pemutar sehingga kepala kita
dapat bergerak berputar.
e) Sendi luncur atau geser
Disebut sendi luncur atau geser
karena dari hubungan dua
tulang hanya terjadi sedikit
gerak pergeseran.
Contoh: sendi pada tulang–
tulang telapak tangan dan
telapak kaki
f) Sendi Kondiloid
Sendi ini terjadi di antara dua
tulang yang permukaannya
berbentuk oval
contoh: hubungan telapak
tangan dan ruas jari tangan,
sendi pergelangan tangan
FUNGSI RANGKA TUBUH MANUSIA

1.untuk menegakkan badan, misalnya tulang


belakang.
2.untuk memberi bentuk badan misalnya tulang-
tulang tengkorak memberi bentuk wajah.
3.untuk melindungi organ tubuh dalam yang
penting, misalnya tengkorak melindungi otak, dan
tulang rusuk melindungi jantung.
4.sebagai tempat melekatnya otot.
5.sebagai tempat pembuatan sel darah merah dan
sel darah putih, khususnya di dalam sumsum
tulang.
N Pembeda Tulang Tulang rawan (Kartilago)
o keras
(Osteon)
1. Sel penyusun Osteosit Kondrosit
2. Sel Osteoblas Kondroblas
pembentuk
3. Sel perombak Osteoklas Kondroklas
4. Letak dan Letak: rangka Letak
Sifat tubuh 1.Hialin: laring, trakea, bronkus,
Sifat : keras ujung-ujung tulang panjang, tulang
rusuk bagian depan, cuping hidung
dan rangka janin
2.Elastis: daun telinga, tuba eustachii
(pada telinga) dan laring.
3.Fibrosa: persendian tulang
pinggang dan persendian tulang
kemalua.
Sifat: lentur
5. Komponen - sel-sel tulang -sel-sel tulang rawan
penyusun keras -matriks (serat elastin dan kolagen)
6. Jenis 1.Tulang 1.Tulang rawan hialin
kompak/padat Berwarna putih sedikit kebiru-
- jenis biruan, mengandung serat-serat
Tulang kompak
tulang kolagen dan chondrosit.
memiliki sedikit
rongga dan lebih
banyak
mengandung kapur
(Calsium Phosfat 2.Tulang rawan elastis
dan Calsium Tulang yang mengandung serabut
Carbonat) sehingga elastin berwarna kuning
tulang menjadi
padat dan kuat
2.Tulang Spons
Tulang spongiosa 3. Tulang rawan fibrosa
memiliki banyak Terdapat serat kolagen dan
matriksnya berwarna gelap
rongga. Rongga
keruh
tersebut diisi oleh
sumsum merah yang
PERLEKATAN OTOT DAN
TULANG
 Otot rangka melekat pada tulang
 Berdsarkan cara melekatnya tendon pada tulang,
perlekatan ada yang disebut origo dan insersio
 Origo dan insersio adalah bagian ujung otot yang
dikenal sebagai tendon
 Origo adalah ujung otot yang melekat pada tulang
yang tidak bergerak ketika otot berkontraksi
 Origo otot rangka berbeda; ada yang dua, seperti
otot bisep dan ada yang tiga, seperti trisep
 Insersio adalah bagian ujung otot lain yang melekat
pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi
STRUKTUR ANATOMI
JARINGAN OTOT
 Jaringan otot rangka tersusun dari sejumlah berkas otot
yang dibungkus oleh suatu selaput yang disebut fasia
superfisialis
 Berkas otot tersusun atas serabut otot atau benang-benang
otot yang terbentuk oleh sel-sel otot yang panjang
 Di dalam sel-sel otot terdapat serabut-serabut yaitu benang-
benang fibril protein aktin dan miosin
 Pada sel otot tampak garis gelap dan terang yang melintang
antarsisi
 Garis-garis gelap dan berselang-seling ini tampak bagian-
bagian yang disebut sebagai zona H (daerah terang di tengah
pita gelap A), garis gelap M (di tengah daerah zona H), garis
gelap Z (terletak di tengah daerah terang atau zona I)
MEKANISME KONTRAKSI OTOT

membebaskan Masuk
Ion kalsium mengangkut
Asetilkolin otot
diantara sel otot troponin dan
tropomiosin

membentuk mendekati Posisi aktin


Aktomiosin miosin
berubah

Serabut otot
kontraksi Ion kalsium
menjadi pendek

Masuk ke dalam

Ikatan tropinin menyebabkan


relaksasi dan ion kalsium Plasma sel
lepas
ENERGI KONTRAKSI
OTOT
a) Sistem fosfagen, yaitu diperoleh dari
persediaan kreatin fosfat dan ATP,cukup
untuk kegiatan otot selama 15 detik,
misalnya, lari 100 m.
b) Sistem glikogen, asam laktat yang
menyuplai ATP cukup untuk kegiatan otot
selama 30 - 40 detik, misalnya, lari 400 m.
c) Sistem aerobik, Energi yang dihasilkan
semuanya diperoleh dari respirasi aerob,
misalnya joging.
1.Kepala miosin
menghidrolisis ATP
2. Kepala miosin
menjadi ADP dan fosfat berikatan
anorganik (P) dan berada dengan aktin dan
dalam konfigurasi membentuk
titian silang
berenergi tinggi. (cross bridge).
Ikatan antara
aktin miosin
disebut
aktomiosin

4. Pengikatan satu molekul baru ATP 3. Dengan membebaskan


akan membebaskan kepala miosin. ADP dan P, miosin
5. Ketika kepala miosin berelaksasi sampai pada
menghidrolisis molekul ATP, keadaan energi
kepala miosin akan kembali ke rendahnya yang
konfigurasi energi tingginya dan meluncurkan filamen
memulai siklus. tipis.
Masuk
membebaskan
Ion kalsium mengangkut
Asetilkolin otot
diantara sel otot troponin dan
tropomiosin

membentuk mendekati Posisi aktin


Aktomiosin miosin
berubah

Serabut otot
kontraksi Ion kalsium
menjadi pendek

Masuk ke dalam

Ikatan tropinin menyebabkan


relaksasi dan ion kalsium Plasma sel
lepas
TAHAP-TAHAP OSIFIKASI

1. Osteoblas akan membentuk lapisan kompak (padat) sehingga merubah


perikondrium (selaput tulang rawan) menjadi periosteum (selaput tulang
keras). Sel-sel kondosit membesar kemudian pecah.
2. Tulang rawan mengalami klasifikasi (pengendapan zat kapur) yang
mengakibatkan sel kondosit mati.
3. Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang berada dibawah
periosteum tumbuh kearah epifisis (kearah ujung). Pada tahap ini sel osteoklas
sudah aktif. Baru kearah dalam (diafisis)
4. Pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang
5. Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis.
SIFAT KERJA OTOT
• Antagonis
kontraksi otot yang berlawanan dengan
otot lainnya
1. Ekstensor (meluruskan) dan Fleksor
(membengkok),
2. Abduktor (menjauh) dan Adduktor
(mendekati)
3. Supinator (menengadah) dan Pronator
(menelungkup)
4. Depresor (ke bawah) dan Elevator (ke atas)
• Sinergis
Otot-otot yang bekerja bersama untuk suatu gerakan .
1. Pronator teres dan Pronator kuadratus. Rotasi (gerakan
berputar), seperti gerak tangan menengadah dan
menelungkup.

1. Sirkumduksi, gerakan ujung distal satu tulang membentuk


satu lingkaran,sedangkan ujung proksimalnya tetap, seperti
gerakan memutar satulingkaran mengitari sendi bahu.
2. gerak tulang rusuk akibat kerja sama otot-otot antara tulang
rusuk ketika kita bernapas.
GERAK
Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Gerak -
Gangguan pada sistem gerak sering dialami oleh
tulang, persendian, dan otot dalam melaksanakan
tugasnya. Gangguan ini dapat terjadi, karena :
1)Genetis/pengaruh hormon

2)Infeksi kuman penyakit.

3)Kelainan susunan tulang dan sendi.

4)Kebiasaan sikap duduk yang salah.

5)Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.

6)Kurang gizi dan vitamin

7)Kecelakaan.
GANGGUAN DAN KELAINAN PADA
TULANG
1. RAKITIS
oMerupakan suatu kelainan pada
tulang yang terjadi karena
kekurangan zat kapur, vitamin D,
dan fosfor dari darah hingga
pengerasan tulang.
oKekurangan vitamin D biasanya

terjadi karena tubuh kurang


mendapat sinar matahari yang
cukup.
oAkibatnya, anak yang kekurangan

vitamin D ini menderita kelainan


pertumbuhan yang disebut rakhitis.
Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua
kaki yang berbentuk X atau O.
2. OSTEOPOROSIS
oAdalah penghancuran tulang
yang cepat akibatnya tulang
menjadi keropos karena
kekurangan kalsium dan
mineral. Osteoporosis umumnya
terjadi pada orang dewasa.
oOrang tua biasanya

menghasilkan lebih sedikit


hormon, sehingga osteoblast
sebagai pembentuk tulang
kurang aktif, dan massa Struktur tulang normal dan
tulangpun jadi berkurang. penderita osteoporosis
oTulang yang kekurangan

mineral menjadi rapuh dan


3. PATAH TULANG
(FRAKTURA)
Retak atau patah tulang dapat terjadi
karena benturan atau tekanan yang
terlalu keras. Selain penyebab tersebut,
patah tulang dapat terjadi karena
kecelakaan.
Oleh karena itu, penderita patah
tulang, terutama jika usianya masih
muda dapat sembuh kembali. Akan
tetapi jika persambungan tulang yang
patah tersebut tidak baik maka
bentuknya menjadi tidak sempurna dan
terlihat cacat. Oleh karena itu, berhati-
hatilah jangan sampai ada tulang
tubuhmu yang patah.
4.LORDOSIS
Lordosis merupakan kelainan
dengan melengkungnya tulang
belakang yang berlebihan ke
arah depan di bagian pinggang.
Orang yang mengalami
kelainan ini pinggangnya
Terlihat lebih menonjol ke
depan. Lordosis bisa
disebabkan karena perut
penderita yang terlalu besar
(misalnya karena hamil atau
kegemukan), riketsia, atau
karena kebiasaan yang salah.
5. KIFOSIS
Kifosis merupakan
kelainan dengan
melengkungnya tulang
belakang yang berlebihan
di bagian dada ke arah
belakang. Penderita kifosis
tubuhnya terlihat bungkuk.
Kifosis bisa disebabkan
karena, penyakit (misalnya
TBC dan riketsia) atau
kebiasaan duduk yang
salah.
6. SKOLIOSIS

Skoliosis adalah
melengkungnya
tulang belakang ke
arah samping.
Skoliosis bisa
disebabkan oleh polio
atau kebiasaan duduk
atau berposisi yang
salah.
KELAINAN PADA OTOT
 Otot merupakan komponen utama dalam sistem gerak.
Otot berperan dalam gerakan sebagai alat gerak aktif.
Jika otot mengalami gangguan, maka sistem gerak juga
menjadi terhambat.
 Kelainan otot pada manusia dapat diakibatkan adanya
gerak dan kerja otot. Hal Ini dapat terjadi akibat
gangguan faktor luar maupun faktor dalam.
 Faktor luar dapat diakibatkan kanrena kecelakaan dan
serangan penyakit, sedangka faktor dalam bisa terjadi
karena bawaan atau kesalahan gerak akibat otot yang
tidak pernah dilatih.
 Otot merupakan komponen utama dalam sistem gerak. Sebagian
besar gerak berasaldari aksi otot. Dengan demikian, adanya
kelainan atau penyakit pada sistem ototakan berakibat pada
mekanisme gerak. berikut ini beberapa macam kelainan pada
A. ATROFI
Atrofi merupakan penurunan fungsi otot dalam
berkontraksi sehingga ukuran ototmenjadi menyusut
(kecil). Atrofi dapat di sebabkan oleh penyakit poliom
yelitis. Penyakitini dapat mengakibatkan kerusakan
pada saraf yang mengkoordinir kerja otot.
Gangguanatrofi dapat di perkecil antara lain dengan
terapi kejutan listrik dan teknik pijatan
B. HIPERTROPI
Hipertropi merupakan kebalikan dari atrofi, hipertrofi
menyebabkan otot berkembang menjadi lebih besar dan
kuat di bandingkan dengan sebelumnya. Hipertrofi
disebabkan oleh aktivitas otot yang berlebihan.
Misalnya, akibat latihan olahraga dan bekerja berat.

Anda mungkin juga menyukai