Anda di halaman 1dari 12

“Perkembangan Islam

di Sumatera Barat”

oleh:
Mega Yanti Sagita Situmeang
NIM 23345366
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi Perkembangan Islam di Sumatera


Barat, diharapkan:
• Peserta didik mampu menjelaskan Sejarah perkembangan
Islam di Sumatera Barat dengan baik.
• Peserta didik mampu mengidentifikasi tokoh yang
menyebarkan agama Islam di Sumatera Barat dengan baik.
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI
SUMATERA BARAT

Agama Islam pertama kali memasuki Sumatera


Barat pada abad ke-7, di mana pada tahun 674
telah didapati masyarakat Arab di pesisir Timur
pulau Sumatera.

Penyebaran Islam di Sumatera barat, melalui 3


jalur:
• Perdagangan
• Pengaruh Aceh
• Pesisir Barat - Darek
1. JALUR
PERDAGANGAN

Penghasil komoditi pertanian


dan rempah
Contoh: Lada dan Pala Adanya interaksi dalam hal
Terletak pada jalur berdagang tersebut, maka secara
strategis perdagangan tidak langsung mereka telah
menyiarkan Islam
2. PENGARUH ACEH

• Sekitar tahun 1285 (abad ke-13)


• Kesultanan Aceh diperintahkan oleh Sultan Alanuddin Riayat
• Mereka giat melakukan penyiaran dan perkembangan Islam di daerah pesisir
(dimana mereka melakukan perdagangan)
• Memasuki wilayah Tiku, Pariaman, Air Bangis dan daerah Pesisir
• Berkembang sampai Darek (dataran tinggi)
3. PESISIR BARAT -
DAREK

Dari pesisir barat terus mendaki ke daerah darek

Pada periode ini, Kerajaan Pagaruyung menjadi Pusat pemerintahan Minang

Mereka masih menganut agama Buddha, namun sebagian besar telah menganut agama islam
Para ulama Minangkabau yang disebut kaum Padri mengajak
masyarakat terutama sekitar kerajaan Pagaruyung berunding untuk
kembali ke ajaran Islam yang benar titik namun perundingan tersebut
pada tahun 1803 berujung kepada konflik yang dikenal sebagai perang
Padri.
Setelah 20 tahun konflik berlangsung, pada tahun 1833 terjadi
penyesalan di kaum adat karena telah mengundang Belanda 12 tahun
sebelumnya, yang selain mengakibatkan kerugian harta dan
mengorbankan jiwa raga, juga meruntuhkan kekuasaan Pagaruyung.

Saat itu, kaum Padri yang dipimpin oleh tuanku Imam Bonjol mulai
merangkul kaum adat, dan terjadilah suatu kesepakatan di antara kedua
pihak untuk bersatu melawan Belanda dan mewujudkan konsesus
bersama, yaitu "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" (adat
berlandaskan ajaran Islam, ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an).
TOKOH YANG MENYEBARKAN ISLAM DI
SUMATERA BARAT

syeikh burhanuddin

Lahir di Ulakan (Pariaman) dengan nama asli Pono.


Pada masa kecilnya ia dan ayahnya masih memeluk agama
Buddha.
Syeikh Burhanuddin dan ayahnya kemudian meninggalkan
agama Buddha dan memasuki agama Islam. Menginjak usia
remaja Syeikh Burhanuddin pergi merantau ke Aceh untuk
belajar agama Islam, di Aceh beliau berguru kepada Syekh
Abdur Rauf
Pada tahun 1680 Syeikh Burhanuddin Di sanalah beliau mengembangkan ajaran Islam
kembali ke Ulakan (Pariaman), dengan Terikat Sathariyah. Di surau inilah
kemudian mendirikan surau di Tanjung beberapa aktivitas keagamaan dan sosial
dilakukan, seperti shalat lima waktu, belajar ilmu
Medan dengan luas lahan 5 hektar.
agama, musyawarah, berdakwah, termasuk
berkesenian dan mempelajari ilmu bela diri.
Surau ini kemudian berkembang pesat dan menjadi sebuah Pondok
Pesantren. Di pondok inilah beliau mengajarkan berbagai disiplin ilmu
keislaman kepada para santrinya, seperti ilmu tafsir, hadis, fikih,
akidah, dan lain-lain.

Selain itu, ia juga mendakwakan Islam melalui pengajian kepada


warga masyarakat. Atas usaha Syeikh Burhanuddin tersebut, ajaran
Islam cepat menyebar di wilayah Minangkabau.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai