Anda di halaman 1dari 54

SISTEM FILSAFAT DAN TEORI

HUKUM DI INDONESIA
Disamping meluaskan wawasan pengetahuan hukum bagi
mereka yang mempelajarinya, juga memperoleh pemahaman
MANFAAT tentang pemikiran-pemikiran hukum baru pada taraf filosofikal
dan teoritikal yang berkembang khusus di Indonesia.

Seperti diketahui, alur uraian yang dikaji/dipelajari, sejak pada


peringkat :

S1 (sarjana hukum) titik berat pada materi teori hukum dan


filsafat hukum dengan sumber uraian bahannya dari pemikiran
hukum barat,

S3 (dokter hukum) diberikan pemikiran hukum bersumber dari


para filsuf dan pakar hukum Indonesia. Oleh karena itu nama
materinya disebut Sistem Filsafat dan Teori Hukum Indonesia.
dalam upaya menyelesaikan
masalah-masalah hukum in-
concreto di Indonesia selalu
menggunakan konsep/teori/filsafat
hukum barat dan diakui para pakar
ini sangat mahir menggunakannya

Namun dalam kenyataan


Sudah dapat dipastikan bahwa
menunjukan bahwa pada saat ini
penerapan pemikiran hukum
penggunaan teori/filsafat hukum
Indonesia baik teori maupun
LANDASAN DASAR filsafat diyakini lebih mampu dan
dapat menyelesaikan masalah-
barat itu semakin tidak mampu
menyelesaikan masalah-masalah
PEMIKIRAN masalah hukum di Indonesia
hukum, baik di dunia maupun di
Indonesia

Perlunya dikaji Sistem Filsafat dan


teori hukum Indonesia,hal ini
didasari bahwa para pakar hukum
Indonesia amat dipengaruhi cara
berpikirnya oleh pemikiran hukum
barat versi Eropa Kontinental Para pakar hukum Ini berarti berbagai teori
maupun versi Anglo Saxon Indonesia harus mengubah /filsafat hukum yang pada
cara berfikir hukumnya dari umumnya lahir beberapa
“look to the west” menjadi abad yang lalu sudah
“Look to Indonesia” kadaluwarsa
PEMIKIRAN Bermula dari para pakar/ Bersumber dari pakar/filsuf hukum
yang menggunakan pancasila
HUKUM filsuf hukum (adat) :
Soepomo,Djoyodiguno,
sebagai landasan dasar analisisnya :
Soediman kartohadiprodjo, Arief
YANG LAHIR Soekanto, Soediman Sidharta, Darji Darmodihardjo,
Mochtar Kusumaatmadja, Satjipto
DI INDONESIA Kartohadiprodjo dll. Raharjo dll.
Soediman Kartohadiprodjo > inti-inti pemikirannya Pancasila.

Disarikan dari buku beliau berjudul “Kumpulan Karangan” PT Pembangunan


Djakarta. Gunung Sahari 84 Tahun 1965.

Kemerdekaan Republik Indonesia yang kita Proklamasikan pada tanggal 17


agustus 1945 itu merupakan sekaligus meletusnya revolusi kita.

Revolusi kita tidak saja merupakan pemberontakan kearah penggantian pemerintah yang
tidak kita sukai,melainkan juga buat pemberontakan terhadap dasarnya pemerintahan dan
BERBAGAI POKOK-POKOK Negara dimana kita hidup semula.; pemberontakan kita ini merupakan revolusi terhadap
PEMIKIRAN PARA hukum yang membuka kemungkinan dilakukannya penjajahan oleh bangsa yang satu
PAKAR/FILSUF INDONESIA terhadap bangsa yang lain. Pemberontakan terhadap hukum yang berarti tidak menyukai
hukum itu; mewajibkan kita mencari dan menentukan penggantinya, karena suatu
pergaulan hidup manusia tidak dapat berjalan tanpa hukum

Sementara itu ternyata bahwa revolusi kita dijiwai oleh pancasila suatu nama yang diberikan
oleh bung karno kepada “Isi jiwa Bangsa indonesia turun menurun” , yang terbenam didalam
bumi bangsa Indonesia 350 tahun lamanya” kepada suatu” Filsafat,Weltanschauung” bangsa
Indonesia.
Lanjutan…

1. Penglihatan ini terpangkal tidak pada pikiran bahwa


manusia dilahirkan bebas dan hidup terpisah dari
2. Kenyataan ini, dengan menerima
lainnya.; dan keadaan mereka hidup bersama ini karena dan mengakui pancasila senagai
sifatnya untuk mencari sesamanya, seperti halnya filsafat Negara Republik
dengan penglihatan yang emrupakan sumber
kehidupan hukum yang dibawakan dan diajarkan oleh
Indonesia,pertama-tama
bangsa barat khususnya bangsa Belanda kepada kita mendorong kepada bangsa
dan terhadap hukum mana kita memberontak itu, Indonesia,istimewa bagiannya
melainkan penglihatan yang merupakan sumber
kehidupan pancasila kita itu berpangkal pada
yang terbanyak dipengaruhi oleh
pikiran,manusia itu dilahirkan dan karenanya selalu pemikiran barat yaitu kaum
hidup berkelompok ; dalam suatu pergaulan hidup - intelegensia nya untuk
kesatuan – tetapi dalam kelompok itu tiap-tiap individu
– perbedaan – diakui dan dilindungi kepribadiannya;.
mengadakan perubahan dalam
Sebaliknya, individu yang dilahirkan dengan penuh cara berfikir khususnya dalam
kepribadian itu sadar akan keharusan untuk hidup bidang sosial.
berkelompok dalam suatu kesatuan.

pancasila menyebabkan harus 4. Dengan menerima pancasila sebagai


3. Karena
filsafat negara maka ini berarti bahwa
dirubahnya cara berfikir dan karena pikiran itu
dalam bidang sosial atau pergaulan
adalah dasar dari segala tindakan, maka dapat
antar manusia kita harus mengambil
dibenarkan bahwa revolusi kita ini adalah
pangkalan berfikir “kesatuan dalam
revolusi total, revolusi dalam segala bidang yang
perbedaan; perbedaan dalam kesatuan
bertalian dengan pergaulan hidup manusia.
kekeluargaan.
Lanjutan…

Karena negara dan hukum itu adalah muncul dalam dan arena
pergaulan antar manusia maka dalam soal kenegaraan dan hukum itu
harus berfikir dengan berpangkal pada “bhineka tunggal ika”
“kekeluargaan kesatuan dalam perbedaan, perbedaan dalam kesatuan”.

Karena dengan pikiran ini orang dalam soal-soal


Pangkalan ini Pikiran dengan kenegaraan sampai pada pengertian demokrasi dan
pengertian-pengertian yang bertalian dengan itu.
prinsipil pangkalan “men Seperti kekuasaan sebagai pusat persoalan dalam
berbeda dari are created free soal-soal negara (asalnya dari Machiavelli) yang
pangkalan yang and aqual” ini kemudian membawakan pada pengertian “Trias
polotica” – kedaulatan (asalnya dari john locke) ;
diambil oleh dibawakan oleh pemilihan umum yang justru berakar pada “men are
pemikiran barat barat khususnya created free and aqual” dan arena kita dengan
menerima pancasila sebagai filsafat negara itu harus
sejak zaman buat kita bangsa mengambil pangkalan berfikir yang lain yaitu “
renaissance indonesia ketanah Bhineka Tunggal Ika- kekeluargaan – kesatuan dalam
ialah: “men are air kita dan perbedaan, perbedaan dalam kesatuan”, maka kita
hendaknya dalam soal kenegaraan kita jangan
created free diajarkan kepada mempergunakan istilah-istilah itu karena yang
and aqual”. kita berakar pada panggilan dan mempunyai latar
belakang filsafat jauh berbeda dari pancasila.
❑ Intinya pikiran demokrasi ialah mengakui dan melindungi kepribadian individu,
suatu pikiran untuk singkatnya disebut “individualisme” yang muncul sebagai
reaksi terhadap usaha raja dalam abad ke 16-18 untuk memperoleh kekuasaan
mutlak dan dengan demikian menindas kepribadian individu itu. Sosialisme –
istimewa sosialisme demokrat –adalah pikiran untuk menertibkan akses-akses
yang muncul dari individualisme dengan kebebasan yang tak terbatas yang
diberikan kepada individu (Laisser faire, laisser passer), tetapi bagaimana pun
juga sosialisme ini berpangkal pada individualisme
❑ Dengan demokrasi ini Pancasila mempunyai titik pertemuan ialah bahwa
pancasila juga mengakui dan melindungi kepribadian individu (perbedaan) tetapi
pengakuan dan perlindungan ini diberikan kepada individu dalam rangka
keselamatan dan kebahagiaan dari kesatuan dimana individu itu merupakan
bagiannya.
❑ Pada universalisme Daro Othmar Spann dan begitu pula pikiran Karl Marx,
dengen demikian juga aliran komunisme –individu setelah ia bersatu karena
sifatnya untuk mencari sesama itu, tidak lagi diberi tempat didalamnya,. Pusat
dari segala pikiran dan usaha adalah kesatuan, kepribadian individu tidak diakuai,
apalagi dilindungi.
❑ Pancasila juga memperhatikan pentingnya kesatuan ini bagi kehidupan manusia,
tetapi dalam mengakui ini tidak diabaikan bahkan dilindungi kepribadian
individu, yang dalam intinya roh yang menjiwai kesatuan itu
Dalam bidang hukum kiranya karena kita harus merasa bersyukur memiliki
dalam pergaulan hidup kita, suatu sistem hukum yang merupakan
manifestasi dari jiwa bangsa indonesia, hukum ini adalah hukum adat yang
hendaknya kita pergunakan sebagai inti dari hukum nasional kita. Apalagi
karena ternyata tolak pangkal pemikiran yang terdapat dibelakang hukum
adat itu membenarkan isi pikiran yang kita berikan pada pancasila, dengan
sumber kehidupannya “Bhineka Tunggal Ika” ini berarti bahwa dalam bidang
hukum kita harus berfikir secara hkum adat. Adalah suatu jasa besar dari alm.
Prof Mr. C. Van Vollenhoven untuk – enam puluh tahun – yang lalu merasa
adanya pemikiran dalam hukum adat itu yang lain dari pada yang lain,
karenanya sering dianjurkan olehnya kepada murid-muridnya dan siapa saja
yang bersangkut dengan hukum adat, kalo mempelajari hukum adat ini
dengan kacamata romawi atau hukum barat. , tetapi dalam pada itu harus
menggunakan kacamata hukum adat, tetapi belum pernah beliau dan Murid-
muridnya memberitahu bagai mana sifat kacamata yang dipakai untuk
membikin kacamata itu : warnanya biru atau kuning atau bagaimana,
bagaimana asalnya, cylindris, convex, concaaf atau bagaimana
Hukum karena
daripada isi pikiran yang kita berikan pada
lima sila yang disebut bung karno pancasila
adat ini merupakan
itu. Dalam melakukan itu kita pandang
dipergun pertanyaan
adanya kecocokan antara isi pikiran pancasila
isi jiwa
akan bangsa
ini dengan jiwa hukum adat, dan oleh karena
sebagai itu kita berani dan dapat mengambil
indonesia
kesimpulan bahwa isi pikiran yang kita
alat turun
berikan pada pancasila itu berpangkal pada
pengukur menurun
Bhineka Tunggal Ika

Kalau begitu maka pancasila ini merupakan soko guru dari pikiran filsafat yang
merupakan dasar pikiran hukum adat dan demikian bung karno yang dapat
menemukan sifat kaca yang menjadi bahan kacamata “hukum adat” itu. Yang Van
Vollenhoven dengan muridnya tidak dapat menemukannya. Dengan demikian
maka sekarang kita kita dalam menjalankan hukum adat dalam berfikir lebih
sistimatis lagi dari yang sudah-sudah karena sekarang sudah kita ketahui kaca
apakah yang harus kita pakai dalam kacamata hukum adat itu.
Perlu ditegaskan bahwa
meskipun dapat diakuai
Hal ini dibuktikan pada apa yang dialami oleh yang dinamakan golongan
keberadaannya bahwa politik
pribumi yaitu kita sendiri. Kalau andai kata politik belanda itu ditunjukan pada
hukum semacam ini dilakukan
kesatuan Hukum Perdata bagi semua kaula Negara Belanda yang sudah
dalam hukum bidang hukum
barang tentu kesatuan ini akan bercorak hukum perdata barat – kita ingat
publik (Tata Negara; Tata Usaha
saja misalnya pada pikiran Nederburgh pada permulaan abad ini dan usaha
Negara, pidana; Acara)
cowan dalam tahun 20 an, belum lagi bagaimana sementara hakim Belanda
menimbulkan ketidak adilan,
menjalankan PS 73 (lama) r.r., maka bagaimanakah ketidak adilan yang
tetapi dalam bidang hukum
dialami oleh bangsa kita. Tidak begitu tampak mungkin pada bagian
perdata hal ini, sebaliknya
intelligentianya barang kali seperti kita, tetapi lebih-lebih pada para penghuni
daripada membawa ketidak adilan
desa kita, pada para petani kita. Dalam-dalam kesengsaraan apakah petani
“Justru keadilan”
kita akan berada.
Maka karena itu kita harus merasa syukur bahwa dalam hukum perdata dulu
diadakan perbedaan perlakuan. Suatu politik hukum yang menyebabkan
suatu warisan dari nenek moyang kita yang sangat berharga.
Sekarang sejarah menentukan
karena kita dihadapkan dengan Prinsip kesatuan hukum di Negara Republik Indonesia tetapi dengan catatan
kewajiban menggariskan janganlah hendaknya kesatuan demi kesatuan melainkan kesatuan demi
bagaimanakah akan coraknya keadilan. Maka kesatuan ini dalam intinya harus dicapai dengan
hukum perdata yang akan berlaku membawakan pikiran hukum yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang
dipergaulan hidup kita yang sama, prinsip-prinsip ini adalah prinsip pancasila yang kita ketahui , seperti
beraneka warna susunannya itu dibentangkan diatas, adalah prinsip-prinsip hukum adat, adalah prinsip-
prinsip yang sesuai dengan kepribadian bangsa kita, jadi prinsip-prinsip yang
dalam asalnya sudah nasional
Maka dalam pada ini, dalam cita-cita mau mengadakan kesatuan hukum ini
yang berarti kesatuan dalam keadilan dan tidak semata-mata dalam
bentuknya, perubahan pertama-tama yang harus diadakan adalah perubahan
dalam cara berfikir kita. Cara berfikir yang harus kita sesuaikan dengan
pancasila, tidak lagi berfikir secara apa yang diajarkan pada kita yang bertolak
pangkal pada “men are created free and aqual”, melainkan berfikir dengan
tlak pangkal “Bhineka Tunggal Ika = kekeluargaan – kesatuan dalam
perbedaan – perbedaan dalam kesatuan.
Pancasila diyakini Jika pancasila dimaknai secara
dalam arti luas sempit

sebagai fisafat (pandangan hidup) sebagaimana dirumuskan dalam


bangsa indonesia yang paling baik, sila-silanya, maka kelima sila
adil dan bijaksana dalam tersebut identik dengan ke empat
memedomani kehidupan
pokok pikiran pembukaan UUD
bermasyarakan berbangsa dan
bernegara. 1945.

DARJI
DARMODIHARJO/SHIDARTA Berangkat dari butir tersebut, maka keseluruhan pembukaan UUD 1945 tersebut
POKOK-POKOK PEMIKIRAN merupakan uraian terinci dari sila Pancasila. Untuk mengetahui nilai-nilai dari
FILSAFAT HUKUM PANCASILA pembukaan itu. Disitu secara langsung dapat diketemukan nilai-nilai seperti
“merdeka, perikemanusiaan, peri keadilan, bahagia, selamat sentosa, bersatu,
berdaulat, adil, makmur, Rakhmat Allah Yang Maha kuasa, Bebas, Aman, Sejahtera,
Cerdas Tertib, Damai beradab ,Musyawarah dan Perwakilan”
• Batang tubuh dan penjelasan telah menempat kan Nilai-nilai dasar itu
Penjabaran lebih lanjut dari mewujudkan menjadi Norma. Demikian pula halnya apa bila aturan-
pembukaan UUD 1945 tersebut aturan pokok dalam batang tubuh (dari penjelasan) UUD 1945 itub
adalah dijabarkan lebih konkret lagi dalam produk hukum yang lebih rendah tin
gkatannya, misalnya undang-undang peraturan pemerintah dst. Dengan
demikian, pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum.
• Hakekat pancasila dengan demikian merupakan kompleksitas dari Nilai-
nilai atau suatu sistem nilai tersebut melalui proses yang panjang, sebagai
hasil interaksi dari faktor-faktor yang otonom dan heteronom. Mengingat
salah satu sifat sistem adalah keterbukaan maka dalam penjabarannya
nilai-nilai pancasila itu , terbuka untuk berinteraksi dengan nilai-nilai baru
yang datang dari daerah-daerah (di indonesia) dan Negara lain untuk itu di
perlukan suatu proses seleksi. Proses tersebut adalah salah satu bagian
dari penjabaran nilai-nilai pancasila itu kedalam nilai-nilai yang lebih
konkret (norma hukum) atau spesifikasi bidang yang diatur oleh norma
iru,maka semakin besar kemungkinan terjadinya distori penjabaran nilai-
nilai pancasila tersebut.
yaitu fungsi konsitutif dan regulatif nilai-nilai pancasila dalam cita hukum tersebut
Pancasila dalam wujud nilai-nilai
adalah nilai-nilai dasar yang dikaitkan dengan nila-nilai yang
merupakan cinta negara indonesia
objektif,positif,intrinsik dan transedem.sekalipun demikian mengingat nilai
dan salah satu bagian cita dari
berkaitan erat dengan kepentingan subjek yang memberi nilai,maka belarti pada
negara ini adalah cita
nilai selalu ada kepentingan dengan perkataan lain,tiap nilai-nilai mengandung
hukum.kedudukan pancasila
cita yaitu gagasan,rasa cipta dan pikiran.nilai-nilai pancasila dengan demikian
sebagai cita hukum mempunyai
selain bersifat objektif seperti dinyatakan diatas,juga bersifat subjektif karena
2(dua) fungsi sekaligus
timbul dari dan diyaniki oleh bangsa indonesia.

● Pancasila dalam kedudukanya sebagai sumber dari segala sumber hukum


mencakup semua pengertian semua sember positif, maupun yang formal
ataupun material hal ini belarti sumber hukum positif,baik yang formal
maupun material harus bersumber kepada satu sumber yang paling tinggi,
yakni sumber dari segala sumber atau sumber tertib hukum itu. Sumber
dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum tadi adalah
kompleks nilai-nilai terhadap dalam cinta hukum.
Pancasila dalam arti sebagai cita hukum, sekaligus
merupakan sumber dari segala sumber hukum dan
sumber tertib hukum (sumber sistem hukum)
Indonesia, adapun pancasila yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 merupakan norma dalam dasar
(staatfuendamental norm) pancasila sebagai cita
hukum berada diluar sistem norma hukum, tetapi
merupakan bagian yang tidak terpisah dengan sistem
hukum indonesia. Pancasila yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 berada dalam sistem norma
hukum dengan sendirinya juga merupakan bagian dari
sistem hukum indonesia.
1. Filsafat hukum dan pandangan hidup
●Filsafat hukum adalah pendirian atau penghayatan kefilsafatan
( yang paling fundamental yang dianut orang atau
masyarakatatau negara tentang hakekat,ciri-ciri hakiki serta
landasan berlakunya hukum.
●Filsafat hukum yang dianut akan berperan sebagai landasan
kefilsafatan dan norma kritik bagi berlakunya tata hukum serta
keseluruhan proses-proses kehidupan hukum didalam
masyarakat yang bersangkutan yang meliputi pembentukan
dan penerapan sarta menegakan hukum
B.ARIFF SIDHARTA
FILSAFAT HUKUM
PANCASILA
Lanjutan…

ï Filsafat hukum yang dianut itu adalah bagian dari pandangan hidup yang
dianut dalam masyarakat yang bersangkutan,dapat dikatakan bahwa
filsafat hokum adalah penerapan pandangan hidup dalam bidang hukum.
ï Didalam hukum, proses yang terjadi adalah penilaian. Yang dinilai adalah
prilaku manusia didalam pergaulan hidup manusia,prilaku didalam
jaringan berbagai hubungan sosial.
ï Yang melakukan penilaian adalah manusia itu juga,karena itu, pada
akhirnya yang menentukan isi peraturan hukum,yakni ketentuan cara
prilaku tentu adalah penghayatan atau pandangan manusia tentang
kedudukan dari kehidupan manusia didalam kehidupan manusia dan
didalam alam semesta dalam interaksi dengan dan antara kedua faktor
diatas.
ï Pandangan atau penghayatan manusia tentang tempat dirinya dalam
rangka keseluruhan itu disebut pandangan hidup.dengan demikian
dalam tata hukum akan mencerminkan atau diwarnai oleh pandangan
hidup tertentu atau pandangan tentang hakekat manusia yang dianut
atau hidup di masyarakat yang dari dalamnya tata hukum itu tumbuh
dan berlaku sebagai hukum.
Lanjutan…

ï Karena itu,pandangan hidup yang dianut akan memberikan kohorensi


(kesatupaduan) dan penghargaan pada keseluruh pada proses-proses
sosial. Penormaan (pengkaidahan) peraturan-peraturan hukum beserta
dengan proses penerapanya didalam kehidupan bermasyarakat,
ï Oleh kohorensi dan pengarahan itu maka keseluruhan peraturan-
peraturan dan instituisi-instituisi (pranata-pranata) hukum yang berlaku
dalam hidup dalam masyarakat dalam proses kehidupan akan
mewujudkan diri menjadi suatu kesatuan yang berstuktur,bersistem dan
dinamis.
ï Jadi tata hukum adalah hasil perpaduan dinamis antara pandangan hidup
yang dianut kenyataan lingkungan hidup manusia yang didapatkan
keseluruhan asas-asas hukum, kaidah-kaidah hukum dan pranata-
pranata asas hukum, kaidah-kaidah hukum dan pranata-pranata hukum
yang tersusun dalam suatu struktur yang bersistem.
ï Juga filsafat hukum yang merumuskan landasan kefilsafatan dan norma
kritik bagi tata hukum yang berlaku akan diwarnai oleh pandangan hidup
yang dianutnya.
Lanjutan…

2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia.


ï Pandangan hidup bangsa indonesia telah dirumuskan secara
padat dalam bentuk kesatuan rangkaian lima sila yang
dinamakan Pancasila.
ï Dengan sengaja Pancasila ditempatkan dalam pembukaan
UUD 1945 sebagai landasan kefilsafatan yang mendasari dan
menjiwai penyusunan ketentuan-ketentuan dalam undang-
undang dasar itu.
ï Dengan demikian, maka pancasila melandasi dan
(seharusnya) menjiwai kehidupan kenegaraan diindonesia,
termasuk kegiatan menentukan dan melaksanakan politik
hukumnya, karena itu penyusunan dan penerapan tata
hukum di indonesia sejak berlakunya Undang-undang dasar
itu harus dilandasi dan dijiwai oleh Pancasila
Lanjutan…

ï Pandangan hidup pancasila berpangkal pada keyakinan


bahwa alam semesta dengan segala hal yang ada
didalamnya sebagai suatu keseluruhan yang terjalin secara
harmonis diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa,.
ï Manusia juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, karena
itu bertaqwa dan mengabdi kepada Tuhan menjadi
kewajiban manusia yang wajar
ï Manusia diciptakan dengan kodrat sebagai mahluk
masyarakat, artinya kehadiran manusia dikodratkan dalam
kebersamaan dengan sesamanya dan dalam kebersamaan
itu tiap manusia memiliki kepribadian yang unik yang
membedakan satu dengan yang lainnya
Lanjutan…
ï Keseluruhan pribadi-pribadi dengan keunikan masing-masing
mewujudkan satu kesatuan yaitu kemanusiaan.
ï Dalam kebersamannya memperlihatkan kodrat adanya kesatuan atu
kesamaan, yang berbeda, jadi kesatuan dalam perbedaan,
ï Sebaliknya kebersamaa itu memperlihatkan kodrat kepribadian yang
unik yaitu perbedaan-perbedaan didalamnya kesatuan kemanusiaan.
Dalam lambang Negara perbedaan itu dirumuskan dalam seloka
“Bhineka Tunggal Ika”.
ï Bhineka Tunggal Ika itu merumuskan asa pertama atau titik tolak
(postulat) dalam menetapkan pendirian tentang kedudukan tiap manusia
didalam masyarakat.
ï Manusia adalah subjek yang memiliki kepribadian yang unik sebagai
kodratnya. Kodrat kepribadian itu tidak dapat disangkal tanpa
meniadakan juga kodrat kemanusiaannya.
ï Oleh karena itu setiap manusia untuk dapat menjadi manusia harus
mengakui dan menirima adanya kepribadian itu, termasuk kepribadian
manusia-manusia lainnya
Lanjutan…
ï Hal ini berlaku di masyarakat, artinya untuk tetap mempertahankan
eksistensinya sebagai masyarakat manusia yang berkemanusiaan, maka
masyarakat harus mengakui dan memelihara serta melindungi
kepribadian masing-masing anggotanya, yaitu manusia-manusia ,
melalui siapapun manusia itu diwujudkan
ï Maksudnya didalam diri tiap manusia, masyarakat mewujudkan
kemanusiaan
ï Sebaliknya, hal itu tidak berati bahwa masing-masing individu
manusialah yang terpenting setiap manusia masing-masing secara
bersendiri
ï Harus didahulukan dari masyarakat
ï Sebab terbawa oleh kodrat kehadiran manusia dalam kebersamaan
dengan sesamanya, manusia hanya dapat mewujudkan kemanusiaanya
dalam masyarakat yang didalamnya tiap manusia menjadi anggotanya
ï Oleh karena itu sifat hubungan antar manusia dan antara tiap manusia
dengan masyarakat dilanadasi dan dijiwai oleh cinta kasih.
Lanjutan…

ï Sifat cinta kasih yang menjiwai hubungan manusia itu yang terbawa oleh kodrat
kebersamaannya, juga bersumber pada Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Sifat hubungan demikian itu dinamakan juga “kekeluargaan”. Oleh karena itu
Pandangan Hidup Pancasila dapat juga disebut Pandangan Hidup Kekeluargaan”
ï Asa kekeluargaan adalah rumusan asa hidup yang didasarkan atas pemikiran yang
konkret. Dasar pemikiran yang konkret adalah kenyataan bahwa tiada manusia
yang kehadiran dan kehidupannya terlepas dari kaitankebersamaan dengan
manusia-manusia lainnya dalam kesatuan masyarakat.
ï Dalam asas itu juga tercakup kesadaran dan pengakuan bahwa hidup manusia
tergantung pada lingkungan seperti alam, sesama manusia dan pola perilaku
tertentu yang sudah di institusinalisaikan (adat istiadat). Juga tergantung pada
sesuatu yang ada diatas segala segalanya (Tuhan Yang Maha Esa, Dunia
supranatural, Dunia Transenden).
ï Karena itu, kebahagiaan dan upaya mewujudkan tidak dapat disosialisasikan dari
kebahagian manusia-manusia lain yang bersama-sam mewujudkan kebahagian
bersama serta upaya pribadi dan bersama itu tidak disosialisasikan dari
ketergantungan kepada tuhan yang maha esa,kebahagian pribadi dan kebahagian
masyarakat sebagai satu keseluruhan adalah ber intergrasi
Lanjutan…

3. Pengertian Hukum Pancasila


ï Pandangan hidup bangsa indonesia sejak dulu hingga kini adalah
pancasila.
ï Dalam dinamika proses-proses kemasyarakatan, pancasila
diwujudkan dalam bidang kehidupan,juga bidang kehidupan
hukum.
ï Penerapan atau realisasi pada bidang kehidupan hukum itu
menumbuhkan ketentuan-ketentuan hukum yang dijiwai atau
diwarnai oleh pancasila
ï Keseluruhan tata hukum sebagai suatu sistem aturan hukum positif
yang merupakan penjabaran atau penerapan pancasila pada bidang
hukum dapat disebut hukum pancasila.
ï Hukum adat yang tumbuh dari dan didalam lingkungan masyarakat
adat indonesia, juga merupakan penjelmaan pancasila pada bidang
hukum.
Lanjutan…

ï Karena itu hukum adat adalah bagian dari hukum (nasional)indonesia.


ï Proses dinamika perkembangan masyarakat dapat terjadi adanya
peraturan-peraturan hukum (adat) positif dan insituisi-insituisi hukum
(adat) yang sudah tidak sesuai dan tidak memenuhi lagi kebutuhan
konkret masyarakat dan para anggotanya.
ï Dalam keadaan demikian,maka dipaksakan penerapan peraturan-
peraturan dan insituisi-insituisi hukum itu akan tidak lagi merupakan
penjelmaan pancasila dalam suatu situasi konkret.
ï Adalah bijaksana jika peraturan-peraturan dan insituisi-insituisi itu
diubah dan disesuaikan pada kenyataan rill.
ï Sebab arti dan makna konkret selalu ditentukan oleh kenyataan rill yang
didalam asas itu hendaknya direalisasikan (historischbepaald)
ï Yang penting, bahwa segala sesuatu dilaksanakan melalui prosedur-
prosedur berdasarkan hukum serta dijiwai oleh pancasila, sebagai
landasan kefilsafatan dan norma kritik bagi tata hukum indonesia.
Lanjutan…

4. Hakekat Hukum Pancasila


Pada bagian ini akan dibicarakan gagasan atau cita hukum (the idea of law,rechisidee)
ï Hukum timbul dari rasa wajib yang tertanam dalam jiwa manusia,yang mengharuskan
manusia bersikap dan berprilaku dengan cara tertentuterhadap dan berkenaan
dengan adanya manusia lain,untuk mewujudkan
ï Semua itu adalah akibat yang timbul dari kenyataan manusia yang dikodratkan
berstuktur ada bersama-sama dengan sesamanya
ï Karena manusia dikodratkan ada bersama dalam masyarakat,maka manusia tidak
dapat mengalahkan diri dari keberadaan dalam pergaluan sesamanya.
ï Justru karenanya,maka ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat yang
dikehendaki (yang manusiawi) adalah yang tidak kaku,yang semata-mata hanya
berdasarkan perhitungan untung rugi saja,yang merupakan ketertiban yang
menekankan perkembangan manusia.
ï Yang dikehendaki adalah ketertiban dan keteraturan yang bersuasana ketentraman
batin,kesenangan bergaul diantara sesamanya, keramahan dan kesejahteraan yang
memungkinkan terselenggaranya interaksi antara manusia yang sejati.
ï Oleh karena itu,hukum yang dijiwai oleh pancasila adalah hukum yang berasaskan
semangat “ KERUKUNAN”.
Lanjutan…

ï Karena itu juga, hukum secara langsung diarahkan untuk mewujudkan


keadilan sosial, yang memberikan kepadamasyarakat sebagai kesatuan
dan masing-masing warga masyarakat kesejahteraan (material dan
spiritual) yang merata dan keseimbangan yang propesional.
ï Terpaut pada asa kerukunan adalah asas “KEPATUTAN” asas ini juga
adalah asas tentang cara menyelenggarakan hubungan antar warga
masyarakat yang didalamnya para warga masyarakat diharapkan
berprilaku dalam kepantasan yang sesuai dengan kenyataan-kenyataan
sosial.
ï Juga dalam melaksanakan hak dan kewajiban yang sah menurut hukum.
Para warga masyarakat diharapkan untuk memperhatikan kepantasan
yakni dari para warga masyarakat diharapkan berprilaju sedemikian rupa
hingga tidak merendahkan martabatnya sendiri atau orang lain.
ï Sifat lain yang memberikan ciri pada hukum pancasila adalah
KESELARASAN
Lanjutan…

● Asas ini menghedaki terselenggaranya harmoni dalam kehidupan


masyarakat. Berdasarkan asas ini maka penyelesaian masalah-masalah
konkret selain itu harus didasarkan pada pertimbangan kebenaran
kaidah-kaidah hukum yang berlaku, juga harus diakomondasikan pada
proses-proses kemasyarakat sebagai keseluruhan yang utuh dengan
mempertimbangkan perasaan-perasaan yang sungguh-sungguh hidup
dalam masyarakat.
● Karena itu dari warga masyarakat dan pelaksanakan hukum diterapkan
kepatuhan pelaksanaan hak dan kewajiban sedemikian hingga
kerukunan dan kesejahteraan bermasyarakat dapat dipertahankan dan
dikembangkan.
● Asas kerukunan,asas kepatuitan dan asas keselarasan sebagai ciri=ciri
khas dari hukum pancasila dapat dicakup dengan satu istilah , yakni sifat
“KEKELUARGAAN”.
● Dapat dikatakan bahwa hukum pancasila adalah hukum bersemangat
kekeluargaan; semangat kekeluargaan menunjukan pada sikap yang
berdasarkan kepribadian setiap warga masyarakat diakui dan dilindungi
oleh masyarakat.
Lanjutan…

5. Tujuan Hukum Pancasila


ï Tujuan hidup adalah mewujudkan kebahagian.
ï Dalam bahasa filsafat dikatakan bahwa tujuan hidup manusia
itu diwujudkan kehidupan yang sempurna setidak-tidaknya
menjalani hidup yang sempurna mungkin sebagai
manusia,yakni dengan mengambangkan semua potensi-
potensimanusiawi yang ada dalam dirinya secara utuh.
ï Setiap manusia akan berupaya untuk mewujudkan tujuan
hidup masing-masing upaya itu dilaksanakan dengan
menjalankan prilaku hanya dengan prilaku manusia dapat
mewujudkan tujuan hidupnya.
Lanjutan…

ï Tetapi prilaku itu saja tidak cukup untuk mewujudkan tujuan


hidupnya itu, manusia juga perlu mempergunakan berbagai
hal lain yang ada diluar dirinya,misalnya : benda mati dan
binatang.
ï Karena kodrat kebersamaan dengan sesama, maka segala
upaya yang dilakukan manusia itu berlangsung dalam
hubungan-hubungan kemasyarakatan.
ï Dilain pihak, terbawa oleh kodratnya, manusia tidak dapat
dijadikan objek dan alat oleh sesamanya tanpa mendiakan
kemanusiannya karena setiap manusia memerlukan benda-
benda dan binatang-binatang itu untuk memenuhi tujuan
hidupnya masing-masing dan tidak ada seseorang pun yang
mau dijadikan objek atau alat oleh orang lain,maka dalam
hubungan kemasyarakatan itu dengan sendirinya timbul
pengertian HAK.
Lanjutan…

● Bahwa setiap manusia sama-sama mempunyai hak untuk


menggunakan benda atau binatang itu serta untuk tidak
dijadikan objek atau alat orang lain atau bersamaan dengan
ini timbul pengertian hukum
● Dapat kita pahami,melaksanakan hak untuk hidup dan
mencapai tujuan hidup masing-masing tidak mungkin terjadi
secara wajar bila didalam masyarakat terdapat kekacauan.
● Dengan kata lain manusia memerlukan terselanggaranya
ketertiban dan keteraturan di dalam masyarakat.
● Karena ketertiban dan keteraturan ini diwujudkan dalam
prilaku manusia,maka diperlukan sejumlah peraturan prilaku
yang kepatuhanya tidak ada diserahkan sepenuhnya kepada
kemauan bebas setiap manusia
Lanjutan…

ï Peraturan-peraturan prilaku yang demikian itu disebut hukum,yang


pelaksanaanya harus dapat dipaksakan oleh otoritas publik
ï Jadi dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan dari hukum adalah
mengatur prilaku manusia didalam hubungan-hubungan
kemasyarakatan jika perlu dengan paksaan, sehingga terwujud
ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat.
ï Tetapi ketertiban dan keteraturan itu bukanlah tujuan akhir dalam
hukum, melainkan tujuan antara,
ï Sebab didalam masyarakat dapat saja, dengan menggunakan kekuatan
dipaksakan suatu ketertiban yang bersifat tirani, yang menindas nilai-
nilai manusiawi.
ï Tujuan lebih jauh dari hukum adalah mewujudkan kedamaian sejati
dalam masyarakat
Dalam tujuan hukum yang
digambarkan tadi secara Kedamaian sejati akan terwujud bilamana setiap warga masyarakat
merasakan ketentraman dalam batinya ,para warga masyarakat akan
implisit sudah mencakup tujuan
merasa tentram bilamana :
lain dari hukum,yakni
MEWUJUDKAN KEADILAN a. Ia yakin bahwa kelangsungan hidup dan pelaksanaan, termasuk hal
mempertahankan haknya tergantung pada kekuatan,selain itu perasaan
tentram akan ada
b. Bila masyarakat yakin bahwa sepanjang tidak melanggar hak akan
Kelangsungan ketertiban dan dirugikan orang lain, tanpa perasaan khwatir secara bebas dapat
kedamaian tergantung pada menjalankan apa yang di yakinkan benar.
terlaksananya keadilan,karena c. Secara bebas ia dapat mengembangkan bakat-bakat dan kesenanganya
itu terselenggaranya keadilan
adalah sangat esensial dalam d. Ia akan selalu mendapat perlakuan secara wajar dan berprikemanusiaan
mewujudkan hukum yang adil dan beradab,juga ketika ia melakukan suatu kesalahan
a. Secara umum,bahwa keadilan belarti dengan sukarela secara tetap- dan
mantap terus menurus memberi kepada tiap orang apa yang menjadi bagianya
Pengertian atau haknya (JUTITIA CONSTANT ET PERPETUA VOLUNTAS IUS SUUM
CUIQUE TRIBUERE).
keadilan meliputi b. Berdasarkan rumusan ini,pengerrtian keadilan dapat dibedan dalam beberapa
beberapa aspek aspek
Rumusan tentang keadilan tadi ï Yang pasti bahwa keadilan menentut bahwa setiap orang tanpa kecuali
rumusan abstrak,isi dan berwajiban untuk bertindak sesuai dengan apa yang diwajibkan
rumusan-rumusan itu akan kepadanya oleh hukum, pengertian hukum disini tidak selalu belarti
ditentukan oleh kondisi yang hukum positif
didalamnya keadilan hendaknya
ï Tujuan hukum untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan,kedamaian
diwujudkan.
serta keadilan dapat dirumuskan dalam satu istilah “PENGAYOMAN”
(perlidungan)
ï Jadi secara singkat pada tujuan hukum adalah untuk mengayomi
manusia
ï Jadi,hukum juga pada dasarnya bertugas secara adil berdistribusi
kekayaan (pendapatan) masyarakat.
ï Jadi dalam alan pikir pancasila,tujuan hukum adalah untuk menciptakan
kondisi sosial manusiawi sedemikian hingga memungkinkan proses
sosial berlangsung secara wajar,dimana secara adil setiap manusia
mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk menggembangkan
segala potensi kemanusiaanya secara utuh.
Dengan kata lain,disamping
menjaga keamanan ,hukum juga ï Terwujudnya keadilan sosial akan menimbulkan perasaan tentram dalam batin
harus mencegah terjadinya para warga masyarakat; dengan terpeliharanya perasaan tentram itu maka
ketertiban akan mempunyai akar yang kuat.
kepincangan dan ketidak adilan
didalam masyarakat ï Mengayomi manusia itu tidak hanya melindungi manusia dalam arti pasif, yakni
hanya mencegah tindakan sewenang-wenang dan pelanggaran hak
saja,melainkan juga meliputi ngertian melindungi secara aktif,dalam arti meliputi
Secara positif hukum juga upaya. Untuk menciptakan kondisi dan mendorong manusia untuk selalu
bertugas untuk mewujudkan memanusiakan diri terus menerus.
keadilan sosial ï Jadi dalam alan pikir pancasila,tujuan hukum adalah untuk menciptakan kondisi
sosial manusiawi sedemikian hingga memungkinkan proses sosial berlangsung
secara wajar,dimana secara adil setiap manusia mendapat kesempatan yang
seluas-luasnya untuk menggembangkan segala potensi kemanusiaanya secara
utuh.
ï Termasuk rumusan tadi adalah tujuan hukum untuk memelihara dan
menggembangkan budi pekerti kemanusian serta cita-cita moral rakyat yang
luhur berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
ï Selain dari itu. Hukum juga secara langsung melalui peraturan–peraturannya
mendorong setiap manusia untuk memanusiakan diri
▪ Secara umum, tugas/fungsi hukum adalah mengatur hubungan-hubungan kemasyarakat
Tugas/ fungsi hukum antar para warga masyarakat satu sama lain dan antara para warga masyarakat dan
masyarakat sebagai keseluruhan (Negara), sedemikian rupa sehingga terselenggara
ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
▪ Jadi tugas / Fungsi Hukum pertama-tama adalah untuk mengabdi kepada ketertiban dan
keadilan.
▪ Untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan tugas hukum menciptakan keteraturan dan
kepastian hukum, yakni kepastian yang diciptakan oleh hukum kepastian dalam hukum
itu sendiri
▪ Untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan tugas hukum menciptakan keteraturan dan
kepastian hukum, yakni kepastian yang diciptakan oleh hukum kepastian dalam hukum
itu sendiri.
▪ Dalam mewujudkan fungsi ini maka tugas hukum adalah menciptakan, menegakkan,
memelihara dan mempertahankan keamanan dan ketertiban yang adil.
▪ Berarti, bahwa hukum juga berfungsi sebagai : “Sistem Mekanisme Pengendalian Sosial
Untuk Memelihara Stabilitas Sosial Politik”.
▪ Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tadi, maka tugas hukum adalah melalui peraturan-
peraturan mencoba menyelaraskan (mengakomodasikan) kepentingan-kepentingan
warga masyarakat dalam hubungan antara satu dengan yang lainnya serta antara
kepentingan warga masyarakat dengan masyarakat.
Untuk mewujudkan o Dalam mewujudkan fungsi ini maka tugas hukum adalah menciptakan, menegakkan,
ketertiban dan keadilan tugas memelihara dan mempertahankan keamanan dan ketertiban yang adil.
hukum menciptakan o Berarti, bahwa hukum juga berfungsi sebagai : “Sistem Mekanisme Pengendalian
keteraturan dan kepastian Sosial Untuk Memelihara Stabilitas Sosial Politik”.
hukum, yakni kepastian yang o Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tadi, maka tugas hukum adalah melalui peraturan-
diciptakan oleh hukum peraturan mencoba menyelaraskan (mengakomodasikan) kepentingan-kepentingan
warga masyarakat dalam hubungan antara satu dengan yang lainnya serta antara
kepastian dalam hukum itu kepentingan warga masyarakat dengan masyarakat.
sendiri.
o Tercakup dalam pengertian tugas hukum tadi adalah untuk mengatur kehidupan
ekonomi masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap warga masyarakat skan
mampu secara wajar memenuhi segala kebutuhannya.
o Telah dikemukakan, tujuan hukum adalah untuk mewujudkan keadilan, tetapi
keadilan masyarat terselenggaranya ketertiban, tanpa ketertiban parktis tidak
mungkin atau sulit sekali mewujudkan keadilan.
o Sebaliknya, ketertiban hanya mungkin bertahan lama jika ketertiban berakar pada
ketentraman masyarakat.
o Karena itu, hukum juga bertugas untuk menciptakan peraturan-peraturan tentang
prosedur proses-proses pengaturan (pengkaidahan, penormaan) perilaku dan cara-
cara melaksanakan serta mempertahankan peraturan-peraturan hukum yang selain
efektif juga harus memenuhi rasa keadilan
Dalam kondisi masyarakat
yang stabil, maka tugas/fungsi o Tetapi dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan-perubahan dan
sedang melaksanakan pembangunan, maka tugas/fungsi hukum memelihara
hukum adalah memelihara dan keamanan dan ketertiban saja tidak cukup apalagi dalam masa perubahan-
mempertahankan perubahan kemasyarakat dan pembangunan masa kini.
keamanan,ketertiban, dan
o Perubahan kemasyarakat adalah proses-proses perubahan dalam tata nilai yang
keteraturan menjiwai masyarakat, yang juga meliputi perubahan-perubahan dalam sikap dan
pola perilaku.
o Sebelum perubahan itu mengendap menjadi mantap maka terjadi situasi yang
didalamnya ada tata nilai baru dimana tata nilai lama tetap berlaku dan jalin
menjalin secara kabur.
o Tata nilai itu sendiri adalah hasil dari pengaiman interaksi antar warga masyarakat
dalam proses kehidupan bermasyarakat.
o Tetapi sekali tata nilai itu berbentuk dan memperoleh kemantapan, maka akan
mempengaruhi dan membangun sikap serta pola perilaku para warga masyarakat.
o Sedangkan tata hukum mencerminkan nilai yang berlaku.
o Dengan demikian terlihat bahwa antara tata nilai, hukum dan perubahan
kemasyarakat terdapat hubungan yang erat.
ï Hal ini perlu untuk dapat tetap memelihara dan mempertahankan ketertiban dan
Bilamana dalam masyarakat kepastian (hukum) dalam masyarakat.
terjadi perubahan dalam tata ï Tetapi perubahan kemasyarakat yang kini tengah berlangsung, meciptakan masalah-
nilai dan sikap serta pola masalah yang sangat menyejuk yang hanya dapat ditanggulangi dengan pembangunan
berencana.
perilaku para warganya, maka
hukum bertugas untuk ï Perubahan hukum tidak dapat menunggu mengendapnya hasil proses perubahan
memberikan bentuk hukum kemasyarakat itu, sebab perencanaan dan pelaksanaan pembangunan secara langsung
dihadapkan kepada masalah-masalah yang mejemuk sehubungan dengan berlakunya
melalui perubahan dan atau dua tata nilai (lama dan baru) pada waktu yang bersamaan.
penciptaan peraturan- ï Sikap dan pola perilaku para warga masyarakat termasuk sebagian dari pimpinan
peraturan hukum baru pada masyarakat masih belum menguntungkan bagi berhasilnya upaya melaksanakan
perubahan-perubahan yang pembangunan berencana yang diinginkan.
sudah terjadi. ï Padahal penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan para warganya
sudah sangat mendesak, namun penyelesaian itu harus tetap berlangsung dengan cara
yang tidak menindas martabat manusia.
ï Ini berarti bahwa pelaksanaan pembangunan berencana itu harus tetap berdasarkan
hukum, karena itu maka hukum selain harus tetap mengatur ketertiban dan
memelihara keamanan,juga bertugas untuk membuka jalan dan seluruh baru dalam
sistem kehidupan bermasyarakat agar segala upaya pembangunan berlangsung dengan
lancar tanpa menimbulkan ketidak adilan dalam masyarakat (jurang semakin melebar
antara yang mikin dan yang kaya).
ï Perubahan hukum tidak dapat menunggu mengendapnya hasil proses
perubahan kemasyarakat itu, sebab perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan secara langsung dihadapkan kepada masalah-masalah
yang mejemuk sehubungan dengan berlakunya dua tata nilai (lama dan
baru) pada waktu yang bersamaan.
ï Sikap dan pola perilaku para warga masyarakat termasuk sebagian dari
pimpinan masyarakat masih belum menguntungkan bagi berhasilnya
upaya melaksanakan pembangunan berencana yang diinginkan.
ï Padahal penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan
para warganya sudah sangat mendesak, namun penyelesaian itu harus
tetap berlangsung dengan cara yang tidak menindas martabat manusia.
ï Ini berarti bahwa pelaksanaan pembangunan berencana itu harus tetap
berdasarkan hukum, karena itu maka hukum selain harus tetap mengatur
ketertiban dan memelihara keamanan,juga bertugas untuk membuka
jalan dan seluruh baru dalam sistem kehidupan bermasyarakat agar
segala upaya pembangunan berlangsung dengan lancar tanpa
menimbulkan ketidak adilan dalam masyarakat (jurang semakin melebar
antara yang mikin dan yang kaya).
• Sebagai prasarana pembangunan tugas hukum adalah membentuk
praturan-praturan hukum yang dapat menyalurkan kegiatan
Jadi hukum juga bertugas masyarakat secara tertib dan teratur dan membagi pendapat
masyarakat secara merata dan adil.
sebagai
“ prasarana pembangunan”. • Sehubungan dengan sikap pola prilaku yang masih terpaku pada
tata nilai lama,maka hukum bertugas untuk mempercepat proses
pendidikan masyarakat kearah sikap serta pola prilaku yang paling
sesuai dengan masyarakat yang di cita-citakan

• Tujuanya adalah untuk memungkinkan terjadinya pembangun dengan cara


teratur tanpa menindas martabar kemanusiaan.
Ini adalah fungsi hukum • Wilayah indonesia merupakan sebuah kepulauan yang terdiri dari ribuan
sebagai pulau besar dan kecil. Bangsa indonesia terdiri dari berbagai suku yang
“Prasarana Pendidikan”. masing-masing memiliki dan hidup dalam/ dengan adat istiadat, hukum
adat dan bahasa sendiri-sendiri.
• Kondisi ini selain dapat menghambat proses pembangunan, juga tidak
menguntungkan bagi upaya mewujudkan dan mengembangkan cita-cita
persatuan dan kesatuan sebagi satu bangsa yang utuh.
Ini adalah fungsi ï Fungsi hukum sebagai prasarana pendidikan dan fungsi sosial budaya dari
hukum bersama-sama mewujudkan atau berakar dalam fungsi hukum
“Sosial Budaya dari Hukum” sebagai “ Prasarana Pengabadan Masyarakat “.
ï Fungsi sebagai prasarana pembangunan, prasarana pendidikan sosial
prasarana pengembangan sosial budaya sudah barang tentu harus
dilaksanakan dengan melakukan penciptaan peraturan-peraturan hukum
yang baru melalui prosedur yang sah dengan tatap berbijak pada hukum
dan tata nilai yang berlaku, namun diorientasikan ke masa depan, segala
sesuatu dengan memperhitungkan kenyataan-kenyataan sosial lainnya
yang ada.

Kesadaran nasional adalah juga • Berhubung segala hal yang menyangkut hidup manusia selalu dapat di
salah satu dari manifestai tata pertanggung jawabkan secara rasional maka usaha pengembangan nilai-
nilai sosial budaya harus dilaksanakan berdasarkan hukum/
nilai,karena itu menumbuhkan
sedaran nasional secara nyata • Dengan demikian maka hukum juga bertugas untuk meningkatkan
belarti pengembangan nilai-nilai kesadaran hukum nasional sehingga kesadaran nasional itu semakin tebal
dan semakin nyata dirasakan dan dihayati pleh seluruh warga Negara
nasional budaya didalam Republik Indonesia.
masyarakat.
• Jadi hukum juga berfungsi untuk secara aktif mempengaruhi
perkembangan tata nilai dan tumbuhnya nilai-nilai sosial budaya yang baru.
Disarankan dan disimak dari berbagai tulisan-tulisan beliau yang dimuat
dalam berbagai publikasi dalam berbagai bentuk, utamanya dari 2 (dua) buku
penting berjudul “konsep-konsep hukum dalam pembangunan. Kumpulan
MOCTHAR karya tulis PT Alumni, dan mochtar kusumaatmadja dan teori hukum
KUSUMAATMADJA pembangunan,eksentesi dan implikasi. Editor shidarta. Efisteme institue,
huma, jakarta 2012.
->TEORI HUKUM
PEMBANGUNAN Tahun 1970 , pengejar filsafat hukum Prof. Soediman kartohadiprojo
berpulang, sebagai penggatinya dipercaya Prof.mochtar kusumatmadja.
Apabila soediman lebih banyak bicara tentang pancasila dan pentingnya
mengangkat eksistensi hukum adat,mochtar justru lebih mendasarkan
pandanganya pada teori-teori hukum kontenporer,dan lebih menekankan
pentingnya mengelaborasi hukum kebiasaan daripada hukum adat,sekalipun
hal ini tidak belarti dia antisipasi terhadap hukum adat.
Paruh kedua tahun 1990 an, mochtar mulai menekankan makna tujuan dan
fungsi hukum,hakikat penegakan hukum,hubungan manusia dengan hukum,
serta hubungan manusia dengan pembangunan,dan kemudian mochtar
menyampaikan silabus perkuliahan filsafat hukum.
Tahun 1970 , pengejar filsafat hukum Prof. Soediman kartohadiprojo
berpulang, sebagai penggatinya dipercaya Prof.mochtar kusumatmadja.
PENDAHULUAN Apabila soediman lebih banyak bicara tentang pancasila dan pentingnya
mengangkat eksistensi hukum adat,mochtar justru lebih mendasarkan
pandanganya pada teori-teori hukum kontenporer,dan lebih menekankan
pentingnya mengelaborasi hukum kebiasaan daripada hukum adat,sekalipun
hal ini tidak belarti dia antisipasi terhadap hukum adat.
Paruh kedua tahun 1990 an, mochtar mulai menekankan makna tujuan dan
fungsi hukum,hakikat penegakan hukum,hubungan manusia dengan hukum,
serta hubungan manusia dengan pembangunan,dan kemudian mochtar
menyampaikan silabus perkuliahan filsafat hukum.
-Pada bagian akhir tulisannya,mochtar menggaris bawahi tentang perpaduan antara sifat-sifat
Makalah mochtar berjudul “ demikian dikaitkan juga dengan asa-asa pancasila
manusia dan pembangunan” (15 -Pemikiran mochtar tentang hukum dapat dibedakan dalam dua fase perkembangan.
januari 1989) ikut dilampirkan pada
-FASE PERTAMA : kurun hukum 1970 s/d 1990 an, pemikiran dapat ditelusiri dan buku-buku kecil
silabus tersebut. Dan makalah yang berasal dari berbagai kertas kerja yang dicetak lembaga penelitian hukum dan kriminologi
tersebut mochtar menjelaskan fakultas hukum universitas padjajaran.
perlunya manusia diberi tempat
-Sebagai besar kertas kerja ini kemudian dikomplimasi menjadi buku bunga rampai , yang oleh
dalam pembangunan,baik dalam editor H.R. otje salman dan Eddy Damian diberi judul : konsep-konsep hukum dalam pembangunan
posisinya sebagai anggota “( Alumni,Bandung 2002).
masyarakat, maupun sebagai insan
-FASE KEDUA, pemikiran mochtar diawali ketika mulai tertarik mengkaji dan memasukan
pribadi. wancana pancasila kedalam pandangan-pandangan teoritisnya di bidang hukum dan mulai
mendasarkan pemikiranya pada khasanah budaya lokal
-Pada fase terakhir ini mochtar sudah beranjak dari posisinya sebagai ilmuan hukum dan mencoba
memasuki wilayah kajian filsafat hukum.
-Teori yang disampaikan oleh mochtar disebut dengan nama “ Teori Hukum Pembangunan” yang
disebut luas bahkan sempat dijadikan nama mata kuliah ini beberapa program studi dokter ilmu
hukum. Dan teori ini juga sering dipergunakan sebagai kerangka berpikir dalam rangka analisis
problem-problem penelitian hukum, namun biasanya tidak cukup mengundang kritik dari para
pemakaianya.
Sekalipun tidak banyak yang memberi kritikan secara terbuka, ada juga pendapat yang
dialamatkan kepada teori hukum pembangunan bahwa teori ini merupakan landasan
pembangunan hukum yang khas. Artinya, teori ini di khususkan untuk pendapat politik hukum
BERBAGAI kekuasaan rezim yang pernah berkuasa di negri ini. Keterlibatan sebagai pejabat penting dalam
lingkaran utama kekuasaan memang mudah mengundang opini demikian.
KRITIKAN Tudingan demikian jelas tidak propesioanl mengingat sebuah teori selalu dapat diposisikan
untuk mendukung atau menolak sebuah rezim kekuasaan
Teori hukum kodrat misalnya juga pernah dipakai baik oleh mereka yang pro maupun kontra
terhadap penguasa diktator dan otoriter demikian juga teori hukum pembangunan, teori ini
adalah teori ilmiah tentang hukum,bukan sebuah ideologi
Teori hukum pembangunan tanpa pernah diarahkan untuk membenarkan penggunaan
kekuasaan secara semena-mena
Hukum memang berhubungan dengan kekuasaan tanpa hukum tidak memiliki daya paksa
untuk menjamin penegakannya.
Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan,sebaliknya kekuasaan tanpa hukum adal;ah
kelaliman
Mochtar berkali-kali menekankan dalam tulisnaya agar kekuasaan tunduk pada hukum.
Kritik terhadap teori hukum pembangunan juga datang dan sejumlah ahli hukum yang
notabene sebenarnya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap mochtar kusumaatmadja
Tanggapan-tanggapan lain :bahwa pemikiran mochtar dipengaruhi oleh
paham sosialis
Kritik lain,menilai mochtar kurang fotisris atau terlalu pragmatis yakni
hanya untuk kondisi suatu saat (for the time being), dimana sebenarnya
pembentukan undang-undang harus memikirkan sekian tahun depan.
Ada pula yang mengkritisi konsep perekayasaan (engineering) dari teori
hukum pembangunan yang lebih fokus pada aspek sosial, sementara
perekayasaan yang tidak kalah pentingnya adalah pembaruan birokratis agar
yang semula koruftif dapat berubah menjadi bermoral tinggi.
1. filsafat pancasila digunakan sebagi landasan fundamental untuk menggantikan posisi teori-
teori dari pemikiran asing, seperti Northrop, Pound, Laswell dan McDougal, yang
sebelumnya diakui oleh Mochtar sempat mempengaruhi pandangannya. Kemudian dia mulai
menulis dan menggunakan istilah cita hukum pancasila, Filsafat Hukum Pancasila dan
Negara Hukum Pancasila
2. Mochtar tetap setuju bahwa tujuan utama hukum pada umumnya adalah ketertiban dan
keadilan. Tujuan keadilan ini dikaitkan Mochtar dengan tujuan hukum dalam suatu Negara
Hukum Pancasila. Dalam setiap negara hukum, kekuasaan diatur dan oleh karena itu harus
tunduk pada hukum. Teujuan keadilan ini mencakup didalam “keadilan Sosial” , sila ke lima
dari Pancasila.
3. Selain keadilan sebagai tujuan hukum, juga berkaitan dengan kedudukan dan hak yang
sama bagi semua orang didalam hukum. Hal ini dihubungkan dengan sila kerakyatan dalam
Pancasila (asas persamaan). Apabila tujuan hukum dalam Negara Pancasila pada analisis
POKOK-POKOK diatas adalah keadilan Sosial, maka fungsi hukum adalah untuk mewujudkan tujuan atau
cita-cita itu dalam kenyataan.
PIKIRAN 4. Hukum suatu Negara, bagaimanapun baiknya, tujuannya tidak akan bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat kalau tidak akan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat kalau tidak
pokok pikiran mochtar terkait ditegakkan. Penegakan hukum dilakukan dalam hal terjadinya pelenggaran hukum, yaitu
ketika hukum, yaitu ketika hukum yang mengatur tidak berhasil atau terganggu dalam
dengan fase kedua dari teori
menjalankan fungsinya. Instansi terakhir dalam penegakan hukum ini dijalankan oleh hakim.
hukum pembangunan yang dapat Hakim memeriksa perkara dan memberikan keputusannya berdasarkan hukum demi
dideskripsikan sebagai berikut : keadilan
5. Penegakan hukum tidak hanya menjadi urusan afarat penegak hukum (polisi, jaksa atau
advokat) melainkan pada instansi terakhir juga tergantung pada pencari keadilan itu
sendiri.untuk itulah perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa berperkara itu adalah demi
medegakkan hukum dan keadilan, tidak semata-mata demi memenangkan perkara.
Lanjutan…

6. Dalam menumbuhkan 7. Mochtar mengakui ada ada penekanan tahap pertama pembangunan yang
kesadaran ini, ada peran etika diberikan pada upaya pelembagaan (institutionalization) pada usaha-usaha besar
didalamnya. Etika dan hukum sama- pembinaan bangsa ( A Great Nation Building Effort). Pada tahap pertama memang
sama merupakan kaidah yang
tekanan diberikan pada pelembagaan usaha-usaha atau proses ini, sehingga orang
mengatur kehidupan manusia
didalam masyarakat. Etika perorangan mungkin tersedak, namun hal ini tidak berarti individualistas dari
mengatur tindakan manusia dari diri perorangan tersebut tidak diberi kesempatan untuk berkembang, mengingat
dalam manusia tersebut, sedangkan analisis terakhir terhadap satuan-satuan masyarakat itu akan berujung pada
hukum mengatur aspek tindakan individu juga.
lahirnya manusia dalam masyarakat
khususnya bagi aparat penegak
hukum. Etika ini berhubungan erat
dengan etika proprsi yang
dijalankan demi penegagakkan
undang-undang dan hukum demi
melindungi / membela kepentingan
terdakwa/klien dan demi menjaga 8.persoalan manusia didalam pembangunan indonesia tersebut didasarkan
kerahasiaan profesi, pada asumsi penerimaan pancasila dan UUD 1945 sebagai suatu kenyataan
dan landasan berfikir dan bertindak manusia indonesia
Lanjutan…

9. pembangunan manusia a.Selain percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, juga harus percaya pada
indonesia harus dilakukan kemampuan diri sendiri dan pada hari depan indonesia yang lebih baik.
dengan prinsip-prinsip sebagai b.Sebagai insan politik, harus commited pada sistem politik Negara yang
berikut : ada pada titik puncaknya telah menerima Pancasila sebagai asas tunggal
yang cocok bagi bangsa indonesia.
c.Sadar pada hak dan kewajiban, baik sebagai perorangan maupun anggota
masyarakat, sehingga pengertian individu tidak bisa dilepaskan dari
pengertian masyarakat tempat individu itu mendapat kesempatan
berkembang sepenuhnya.
Lanjutan…

10. Manusia indonesia “masa kini” a. Cermat, sebagai lawan dari kecerobohan dan “asal saja”
yang terlibat dalam
pembangunan tersebut di b. Hemat, dalam arti kata dapat mengatur kekayaan (termasuk tenaga, pikiran dan
waktu) untuk tujuan-tujuan yang produktif
upayakan agar memiliki
karakter sebagai insan modern c. Rajin, dalam arti suka bekerja untik menenangkan persaingan
yang mencakup sifat-sifat d. Jujur, sebagai sikap terpuji yang menjadi keharusan untuk mendapatkan
ideal disamping ini : kepercayaan sebagai modal dalam berusaha, terlepas dari apakah ada tidaknya
anjuran sifat jujur ini dalam agama atau norma-norma etika
e. Tepat waktu (tepat janji), sebagai sifat untuk menghormati rekan pergaulan dan hal
ini juga menjadi modal dasar yang penting dalam usha dan perdagangan.
f. Tegas tetapi bijaksana, mengingat tegas untuk menghilangkan keragu-raguan pada
pihak ketiga dalam berhubungan dengan kita dan bijaksana perlu karena terkait
dengan pihak ketiga yang menjadi ketegasan tersebut
g. Berani tetapi berhati-hati, dalam arti siap menghadapi resiko demi perubahan dan
perbaikan serta berhati-hati agar resiko tersebut dilandasi perhitungan yang
matang
h. Teguh, memegang prinsip (prinsipiil), yakni sifat untuk tidak mudah goyah atau
tergoda melakukan hal-hal yang kurang baik dan menjerumuskan
o Mochtar memang menaruh perhatian besar pada pendidikan tinggi hukum
Penutup terutama tatkala dipercaya mengetuai konsorsium hukum.
o Komentar tentang pemikiran Mochtar tentang pengajaran teori dan
filsafat hukum yang lazim dan tradisi Anglo Sexon disebut Jurisprudence.
Mochtar selalu menterjemahkan kata “jurisprudence” dengan sebutan “
Filsafat (Teori) Hukum “
o Sebutan ini tidak sepenuhnya tepat, istilah yang tepat adalah “Teori
Hukum”, mengingat kata jurisprudence memang dikembangkan dan
ditulis oleh para filsut. Dan bagaimana pemikiran pakar hukum dari tradisi
Anglo Saxon memang cenderung lebih teoritikal daripada filsosofikal.
o Lanjutnya, “ tidak disangkal bahwa Mochtar sangat terpengaruh pada era
berfikir hukum Anglo Saxon, sebagaimana dipelajarinya di Amerika
Serikat. Mochtar pernah mengusulkan agar pendidikan sarjana stratum
satu lebih menyerupai L.L.B di Amerika, sehingga mata kuliah filsafat
hukum sebaiknya tidak diberikan di jenjang ini. Mata kuliah filsafat hukum

Anda mungkin juga menyukai