SISTEM FILSAFAT DAN TEORI HUKUM DI INDONESIA Pakrektor 2017
SISTEM FILSAFAT DAN TEORI HUKUM DI INDONESIA Pakrektor 2017
HUKUM DI INDONESIA
Disamping meluaskan wawasan pengetahuan hukum bagi
mereka yang mempelajarinya, juga memperoleh pemahaman
MANFAAT tentang pemikiran-pemikiran hukum baru pada taraf filosofikal
dan teoritikal yang berkembang khusus di Indonesia.
Revolusi kita tidak saja merupakan pemberontakan kearah penggantian pemerintah yang
tidak kita sukai,melainkan juga buat pemberontakan terhadap dasarnya pemerintahan dan
BERBAGAI POKOK-POKOK Negara dimana kita hidup semula.; pemberontakan kita ini merupakan revolusi terhadap
PEMIKIRAN PARA hukum yang membuka kemungkinan dilakukannya penjajahan oleh bangsa yang satu
PAKAR/FILSUF INDONESIA terhadap bangsa yang lain. Pemberontakan terhadap hukum yang berarti tidak menyukai
hukum itu; mewajibkan kita mencari dan menentukan penggantinya, karena suatu
pergaulan hidup manusia tidak dapat berjalan tanpa hukum
Sementara itu ternyata bahwa revolusi kita dijiwai oleh pancasila suatu nama yang diberikan
oleh bung karno kepada “Isi jiwa Bangsa indonesia turun menurun” , yang terbenam didalam
bumi bangsa Indonesia 350 tahun lamanya” kepada suatu” Filsafat,Weltanschauung” bangsa
Indonesia.
Lanjutan…
Karena negara dan hukum itu adalah muncul dalam dan arena
pergaulan antar manusia maka dalam soal kenegaraan dan hukum itu
harus berfikir dengan berpangkal pada “bhineka tunggal ika”
“kekeluargaan kesatuan dalam perbedaan, perbedaan dalam kesatuan”.
Kalau begitu maka pancasila ini merupakan soko guru dari pikiran filsafat yang
merupakan dasar pikiran hukum adat dan demikian bung karno yang dapat
menemukan sifat kaca yang menjadi bahan kacamata “hukum adat” itu. Yang Van
Vollenhoven dengan muridnya tidak dapat menemukannya. Dengan demikian
maka sekarang kita kita dalam menjalankan hukum adat dalam berfikir lebih
sistimatis lagi dari yang sudah-sudah karena sekarang sudah kita ketahui kaca
apakah yang harus kita pakai dalam kacamata hukum adat itu.
Perlu ditegaskan bahwa
meskipun dapat diakuai
Hal ini dibuktikan pada apa yang dialami oleh yang dinamakan golongan
keberadaannya bahwa politik
pribumi yaitu kita sendiri. Kalau andai kata politik belanda itu ditunjukan pada
hukum semacam ini dilakukan
kesatuan Hukum Perdata bagi semua kaula Negara Belanda yang sudah
dalam hukum bidang hukum
barang tentu kesatuan ini akan bercorak hukum perdata barat – kita ingat
publik (Tata Negara; Tata Usaha
saja misalnya pada pikiran Nederburgh pada permulaan abad ini dan usaha
Negara, pidana; Acara)
cowan dalam tahun 20 an, belum lagi bagaimana sementara hakim Belanda
menimbulkan ketidak adilan,
menjalankan PS 73 (lama) r.r., maka bagaimanakah ketidak adilan yang
tetapi dalam bidang hukum
dialami oleh bangsa kita. Tidak begitu tampak mungkin pada bagian
perdata hal ini, sebaliknya
intelligentianya barang kali seperti kita, tetapi lebih-lebih pada para penghuni
daripada membawa ketidak adilan
desa kita, pada para petani kita. Dalam-dalam kesengsaraan apakah petani
“Justru keadilan”
kita akan berada.
Maka karena itu kita harus merasa syukur bahwa dalam hukum perdata dulu
diadakan perbedaan perlakuan. Suatu politik hukum yang menyebabkan
suatu warisan dari nenek moyang kita yang sangat berharga.
Sekarang sejarah menentukan
karena kita dihadapkan dengan Prinsip kesatuan hukum di Negara Republik Indonesia tetapi dengan catatan
kewajiban menggariskan janganlah hendaknya kesatuan demi kesatuan melainkan kesatuan demi
bagaimanakah akan coraknya keadilan. Maka kesatuan ini dalam intinya harus dicapai dengan
hukum perdata yang akan berlaku membawakan pikiran hukum yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang
dipergaulan hidup kita yang sama, prinsip-prinsip ini adalah prinsip pancasila yang kita ketahui , seperti
beraneka warna susunannya itu dibentangkan diatas, adalah prinsip-prinsip hukum adat, adalah prinsip-
prinsip yang sesuai dengan kepribadian bangsa kita, jadi prinsip-prinsip yang
dalam asalnya sudah nasional
Maka dalam pada ini, dalam cita-cita mau mengadakan kesatuan hukum ini
yang berarti kesatuan dalam keadilan dan tidak semata-mata dalam
bentuknya, perubahan pertama-tama yang harus diadakan adalah perubahan
dalam cara berfikir kita. Cara berfikir yang harus kita sesuaikan dengan
pancasila, tidak lagi berfikir secara apa yang diajarkan pada kita yang bertolak
pangkal pada “men are created free and aqual”, melainkan berfikir dengan
tlak pangkal “Bhineka Tunggal Ika = kekeluargaan – kesatuan dalam
perbedaan – perbedaan dalam kesatuan.
Pancasila diyakini Jika pancasila dimaknai secara
dalam arti luas sempit
DARJI
DARMODIHARJO/SHIDARTA Berangkat dari butir tersebut, maka keseluruhan pembukaan UUD 1945 tersebut
POKOK-POKOK PEMIKIRAN merupakan uraian terinci dari sila Pancasila. Untuk mengetahui nilai-nilai dari
FILSAFAT HUKUM PANCASILA pembukaan itu. Disitu secara langsung dapat diketemukan nilai-nilai seperti
“merdeka, perikemanusiaan, peri keadilan, bahagia, selamat sentosa, bersatu,
berdaulat, adil, makmur, Rakhmat Allah Yang Maha kuasa, Bebas, Aman, Sejahtera,
Cerdas Tertib, Damai beradab ,Musyawarah dan Perwakilan”
• Batang tubuh dan penjelasan telah menempat kan Nilai-nilai dasar itu
Penjabaran lebih lanjut dari mewujudkan menjadi Norma. Demikian pula halnya apa bila aturan-
pembukaan UUD 1945 tersebut aturan pokok dalam batang tubuh (dari penjelasan) UUD 1945 itub
adalah dijabarkan lebih konkret lagi dalam produk hukum yang lebih rendah tin
gkatannya, misalnya undang-undang peraturan pemerintah dst. Dengan
demikian, pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum.
• Hakekat pancasila dengan demikian merupakan kompleksitas dari Nilai-
nilai atau suatu sistem nilai tersebut melalui proses yang panjang, sebagai
hasil interaksi dari faktor-faktor yang otonom dan heteronom. Mengingat
salah satu sifat sistem adalah keterbukaan maka dalam penjabarannya
nilai-nilai pancasila itu , terbuka untuk berinteraksi dengan nilai-nilai baru
yang datang dari daerah-daerah (di indonesia) dan Negara lain untuk itu di
perlukan suatu proses seleksi. Proses tersebut adalah salah satu bagian
dari penjabaran nilai-nilai pancasila itu kedalam nilai-nilai yang lebih
konkret (norma hukum) atau spesifikasi bidang yang diatur oleh norma
iru,maka semakin besar kemungkinan terjadinya distori penjabaran nilai-
nilai pancasila tersebut.
yaitu fungsi konsitutif dan regulatif nilai-nilai pancasila dalam cita hukum tersebut
Pancasila dalam wujud nilai-nilai
adalah nilai-nilai dasar yang dikaitkan dengan nila-nilai yang
merupakan cinta negara indonesia
objektif,positif,intrinsik dan transedem.sekalipun demikian mengingat nilai
dan salah satu bagian cita dari
berkaitan erat dengan kepentingan subjek yang memberi nilai,maka belarti pada
negara ini adalah cita
nilai selalu ada kepentingan dengan perkataan lain,tiap nilai-nilai mengandung
hukum.kedudukan pancasila
cita yaitu gagasan,rasa cipta dan pikiran.nilai-nilai pancasila dengan demikian
sebagai cita hukum mempunyai
selain bersifat objektif seperti dinyatakan diatas,juga bersifat subjektif karena
2(dua) fungsi sekaligus
timbul dari dan diyaniki oleh bangsa indonesia.
ï Filsafat hukum yang dianut itu adalah bagian dari pandangan hidup yang
dianut dalam masyarakat yang bersangkutan,dapat dikatakan bahwa
filsafat hokum adalah penerapan pandangan hidup dalam bidang hukum.
ï Didalam hukum, proses yang terjadi adalah penilaian. Yang dinilai adalah
prilaku manusia didalam pergaulan hidup manusia,prilaku didalam
jaringan berbagai hubungan sosial.
ï Yang melakukan penilaian adalah manusia itu juga,karena itu, pada
akhirnya yang menentukan isi peraturan hukum,yakni ketentuan cara
prilaku tentu adalah penghayatan atau pandangan manusia tentang
kedudukan dari kehidupan manusia didalam kehidupan manusia dan
didalam alam semesta dalam interaksi dengan dan antara kedua faktor
diatas.
ï Pandangan atau penghayatan manusia tentang tempat dirinya dalam
rangka keseluruhan itu disebut pandangan hidup.dengan demikian
dalam tata hukum akan mencerminkan atau diwarnai oleh pandangan
hidup tertentu atau pandangan tentang hakekat manusia yang dianut
atau hidup di masyarakat yang dari dalamnya tata hukum itu tumbuh
dan berlaku sebagai hukum.
Lanjutan…
ï Sifat cinta kasih yang menjiwai hubungan manusia itu yang terbawa oleh kodrat
kebersamaannya, juga bersumber pada Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Sifat hubungan demikian itu dinamakan juga “kekeluargaan”. Oleh karena itu
Pandangan Hidup Pancasila dapat juga disebut Pandangan Hidup Kekeluargaan”
ï Asa kekeluargaan adalah rumusan asa hidup yang didasarkan atas pemikiran yang
konkret. Dasar pemikiran yang konkret adalah kenyataan bahwa tiada manusia
yang kehadiran dan kehidupannya terlepas dari kaitankebersamaan dengan
manusia-manusia lainnya dalam kesatuan masyarakat.
ï Dalam asas itu juga tercakup kesadaran dan pengakuan bahwa hidup manusia
tergantung pada lingkungan seperti alam, sesama manusia dan pola perilaku
tertentu yang sudah di institusinalisaikan (adat istiadat). Juga tergantung pada
sesuatu yang ada diatas segala segalanya (Tuhan Yang Maha Esa, Dunia
supranatural, Dunia Transenden).
ï Karena itu, kebahagiaan dan upaya mewujudkan tidak dapat disosialisasikan dari
kebahagian manusia-manusia lain yang bersama-sam mewujudkan kebahagian
bersama serta upaya pribadi dan bersama itu tidak disosialisasikan dari
ketergantungan kepada tuhan yang maha esa,kebahagian pribadi dan kebahagian
masyarakat sebagai satu keseluruhan adalah ber intergrasi
Lanjutan…
Kesadaran nasional adalah juga • Berhubung segala hal yang menyangkut hidup manusia selalu dapat di
salah satu dari manifestai tata pertanggung jawabkan secara rasional maka usaha pengembangan nilai-
nilai sosial budaya harus dilaksanakan berdasarkan hukum/
nilai,karena itu menumbuhkan
sedaran nasional secara nyata • Dengan demikian maka hukum juga bertugas untuk meningkatkan
belarti pengembangan nilai-nilai kesadaran hukum nasional sehingga kesadaran nasional itu semakin tebal
dan semakin nyata dirasakan dan dihayati pleh seluruh warga Negara
nasional budaya didalam Republik Indonesia.
masyarakat.
• Jadi hukum juga berfungsi untuk secara aktif mempengaruhi
perkembangan tata nilai dan tumbuhnya nilai-nilai sosial budaya yang baru.
Disarankan dan disimak dari berbagai tulisan-tulisan beliau yang dimuat
dalam berbagai publikasi dalam berbagai bentuk, utamanya dari 2 (dua) buku
penting berjudul “konsep-konsep hukum dalam pembangunan. Kumpulan
MOCTHAR karya tulis PT Alumni, dan mochtar kusumaatmadja dan teori hukum
KUSUMAATMADJA pembangunan,eksentesi dan implikasi. Editor shidarta. Efisteme institue,
huma, jakarta 2012.
->TEORI HUKUM
PEMBANGUNAN Tahun 1970 , pengejar filsafat hukum Prof. Soediman kartohadiprojo
berpulang, sebagai penggatinya dipercaya Prof.mochtar kusumatmadja.
Apabila soediman lebih banyak bicara tentang pancasila dan pentingnya
mengangkat eksistensi hukum adat,mochtar justru lebih mendasarkan
pandanganya pada teori-teori hukum kontenporer,dan lebih menekankan
pentingnya mengelaborasi hukum kebiasaan daripada hukum adat,sekalipun
hal ini tidak belarti dia antisipasi terhadap hukum adat.
Paruh kedua tahun 1990 an, mochtar mulai menekankan makna tujuan dan
fungsi hukum,hakikat penegakan hukum,hubungan manusia dengan hukum,
serta hubungan manusia dengan pembangunan,dan kemudian mochtar
menyampaikan silabus perkuliahan filsafat hukum.
Tahun 1970 , pengejar filsafat hukum Prof. Soediman kartohadiprojo
berpulang, sebagai penggatinya dipercaya Prof.mochtar kusumatmadja.
PENDAHULUAN Apabila soediman lebih banyak bicara tentang pancasila dan pentingnya
mengangkat eksistensi hukum adat,mochtar justru lebih mendasarkan
pandanganya pada teori-teori hukum kontenporer,dan lebih menekankan
pentingnya mengelaborasi hukum kebiasaan daripada hukum adat,sekalipun
hal ini tidak belarti dia antisipasi terhadap hukum adat.
Paruh kedua tahun 1990 an, mochtar mulai menekankan makna tujuan dan
fungsi hukum,hakikat penegakan hukum,hubungan manusia dengan hukum,
serta hubungan manusia dengan pembangunan,dan kemudian mochtar
menyampaikan silabus perkuliahan filsafat hukum.
-Pada bagian akhir tulisannya,mochtar menggaris bawahi tentang perpaduan antara sifat-sifat
Makalah mochtar berjudul “ demikian dikaitkan juga dengan asa-asa pancasila
manusia dan pembangunan” (15 -Pemikiran mochtar tentang hukum dapat dibedakan dalam dua fase perkembangan.
januari 1989) ikut dilampirkan pada
-FASE PERTAMA : kurun hukum 1970 s/d 1990 an, pemikiran dapat ditelusiri dan buku-buku kecil
silabus tersebut. Dan makalah yang berasal dari berbagai kertas kerja yang dicetak lembaga penelitian hukum dan kriminologi
tersebut mochtar menjelaskan fakultas hukum universitas padjajaran.
perlunya manusia diberi tempat
-Sebagai besar kertas kerja ini kemudian dikomplimasi menjadi buku bunga rampai , yang oleh
dalam pembangunan,baik dalam editor H.R. otje salman dan Eddy Damian diberi judul : konsep-konsep hukum dalam pembangunan
posisinya sebagai anggota “( Alumni,Bandung 2002).
masyarakat, maupun sebagai insan
-FASE KEDUA, pemikiran mochtar diawali ketika mulai tertarik mengkaji dan memasukan
pribadi. wancana pancasila kedalam pandangan-pandangan teoritisnya di bidang hukum dan mulai
mendasarkan pemikiranya pada khasanah budaya lokal
-Pada fase terakhir ini mochtar sudah beranjak dari posisinya sebagai ilmuan hukum dan mencoba
memasuki wilayah kajian filsafat hukum.
-Teori yang disampaikan oleh mochtar disebut dengan nama “ Teori Hukum Pembangunan” yang
disebut luas bahkan sempat dijadikan nama mata kuliah ini beberapa program studi dokter ilmu
hukum. Dan teori ini juga sering dipergunakan sebagai kerangka berpikir dalam rangka analisis
problem-problem penelitian hukum, namun biasanya tidak cukup mengundang kritik dari para
pemakaianya.
Sekalipun tidak banyak yang memberi kritikan secara terbuka, ada juga pendapat yang
dialamatkan kepada teori hukum pembangunan bahwa teori ini merupakan landasan
pembangunan hukum yang khas. Artinya, teori ini di khususkan untuk pendapat politik hukum
BERBAGAI kekuasaan rezim yang pernah berkuasa di negri ini. Keterlibatan sebagai pejabat penting dalam
lingkaran utama kekuasaan memang mudah mengundang opini demikian.
KRITIKAN Tudingan demikian jelas tidak propesioanl mengingat sebuah teori selalu dapat diposisikan
untuk mendukung atau menolak sebuah rezim kekuasaan
Teori hukum kodrat misalnya juga pernah dipakai baik oleh mereka yang pro maupun kontra
terhadap penguasa diktator dan otoriter demikian juga teori hukum pembangunan, teori ini
adalah teori ilmiah tentang hukum,bukan sebuah ideologi
Teori hukum pembangunan tanpa pernah diarahkan untuk membenarkan penggunaan
kekuasaan secara semena-mena
Hukum memang berhubungan dengan kekuasaan tanpa hukum tidak memiliki daya paksa
untuk menjamin penegakannya.
Hukum tanpa kekuasaan adalah angan-angan,sebaliknya kekuasaan tanpa hukum adal;ah
kelaliman
Mochtar berkali-kali menekankan dalam tulisnaya agar kekuasaan tunduk pada hukum.
Kritik terhadap teori hukum pembangunan juga datang dan sejumlah ahli hukum yang
notabene sebenarnya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap mochtar kusumaatmadja
Tanggapan-tanggapan lain :bahwa pemikiran mochtar dipengaruhi oleh
paham sosialis
Kritik lain,menilai mochtar kurang fotisris atau terlalu pragmatis yakni
hanya untuk kondisi suatu saat (for the time being), dimana sebenarnya
pembentukan undang-undang harus memikirkan sekian tahun depan.
Ada pula yang mengkritisi konsep perekayasaan (engineering) dari teori
hukum pembangunan yang lebih fokus pada aspek sosial, sementara
perekayasaan yang tidak kalah pentingnya adalah pembaruan birokratis agar
yang semula koruftif dapat berubah menjadi bermoral tinggi.
1. filsafat pancasila digunakan sebagi landasan fundamental untuk menggantikan posisi teori-
teori dari pemikiran asing, seperti Northrop, Pound, Laswell dan McDougal, yang
sebelumnya diakui oleh Mochtar sempat mempengaruhi pandangannya. Kemudian dia mulai
menulis dan menggunakan istilah cita hukum pancasila, Filsafat Hukum Pancasila dan
Negara Hukum Pancasila
2. Mochtar tetap setuju bahwa tujuan utama hukum pada umumnya adalah ketertiban dan
keadilan. Tujuan keadilan ini dikaitkan Mochtar dengan tujuan hukum dalam suatu Negara
Hukum Pancasila. Dalam setiap negara hukum, kekuasaan diatur dan oleh karena itu harus
tunduk pada hukum. Teujuan keadilan ini mencakup didalam “keadilan Sosial” , sila ke lima
dari Pancasila.
3. Selain keadilan sebagai tujuan hukum, juga berkaitan dengan kedudukan dan hak yang
sama bagi semua orang didalam hukum. Hal ini dihubungkan dengan sila kerakyatan dalam
Pancasila (asas persamaan). Apabila tujuan hukum dalam Negara Pancasila pada analisis
POKOK-POKOK diatas adalah keadilan Sosial, maka fungsi hukum adalah untuk mewujudkan tujuan atau
cita-cita itu dalam kenyataan.
PIKIRAN 4. Hukum suatu Negara, bagaimanapun baiknya, tujuannya tidak akan bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat kalau tidak akan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat kalau tidak
pokok pikiran mochtar terkait ditegakkan. Penegakan hukum dilakukan dalam hal terjadinya pelenggaran hukum, yaitu
ketika hukum, yaitu ketika hukum yang mengatur tidak berhasil atau terganggu dalam
dengan fase kedua dari teori
menjalankan fungsinya. Instansi terakhir dalam penegakan hukum ini dijalankan oleh hakim.
hukum pembangunan yang dapat Hakim memeriksa perkara dan memberikan keputusannya berdasarkan hukum demi
dideskripsikan sebagai berikut : keadilan
5. Penegakan hukum tidak hanya menjadi urusan afarat penegak hukum (polisi, jaksa atau
advokat) melainkan pada instansi terakhir juga tergantung pada pencari keadilan itu
sendiri.untuk itulah perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa berperkara itu adalah demi
medegakkan hukum dan keadilan, tidak semata-mata demi memenangkan perkara.
Lanjutan…
6. Dalam menumbuhkan 7. Mochtar mengakui ada ada penekanan tahap pertama pembangunan yang
kesadaran ini, ada peran etika diberikan pada upaya pelembagaan (institutionalization) pada usaha-usaha besar
didalamnya. Etika dan hukum sama- pembinaan bangsa ( A Great Nation Building Effort). Pada tahap pertama memang
sama merupakan kaidah yang
tekanan diberikan pada pelembagaan usaha-usaha atau proses ini, sehingga orang
mengatur kehidupan manusia
didalam masyarakat. Etika perorangan mungkin tersedak, namun hal ini tidak berarti individualistas dari
mengatur tindakan manusia dari diri perorangan tersebut tidak diberi kesempatan untuk berkembang, mengingat
dalam manusia tersebut, sedangkan analisis terakhir terhadap satuan-satuan masyarakat itu akan berujung pada
hukum mengatur aspek tindakan individu juga.
lahirnya manusia dalam masyarakat
khususnya bagi aparat penegak
hukum. Etika ini berhubungan erat
dengan etika proprsi yang
dijalankan demi penegagakkan
undang-undang dan hukum demi
melindungi / membela kepentingan
terdakwa/klien dan demi menjaga 8.persoalan manusia didalam pembangunan indonesia tersebut didasarkan
kerahasiaan profesi, pada asumsi penerimaan pancasila dan UUD 1945 sebagai suatu kenyataan
dan landasan berfikir dan bertindak manusia indonesia
Lanjutan…
9. pembangunan manusia a.Selain percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, juga harus percaya pada
indonesia harus dilakukan kemampuan diri sendiri dan pada hari depan indonesia yang lebih baik.
dengan prinsip-prinsip sebagai b.Sebagai insan politik, harus commited pada sistem politik Negara yang
berikut : ada pada titik puncaknya telah menerima Pancasila sebagai asas tunggal
yang cocok bagi bangsa indonesia.
c.Sadar pada hak dan kewajiban, baik sebagai perorangan maupun anggota
masyarakat, sehingga pengertian individu tidak bisa dilepaskan dari
pengertian masyarakat tempat individu itu mendapat kesempatan
berkembang sepenuhnya.
Lanjutan…
10. Manusia indonesia “masa kini” a. Cermat, sebagai lawan dari kecerobohan dan “asal saja”
yang terlibat dalam
pembangunan tersebut di b. Hemat, dalam arti kata dapat mengatur kekayaan (termasuk tenaga, pikiran dan
waktu) untuk tujuan-tujuan yang produktif
upayakan agar memiliki
karakter sebagai insan modern c. Rajin, dalam arti suka bekerja untik menenangkan persaingan
yang mencakup sifat-sifat d. Jujur, sebagai sikap terpuji yang menjadi keharusan untuk mendapatkan
ideal disamping ini : kepercayaan sebagai modal dalam berusaha, terlepas dari apakah ada tidaknya
anjuran sifat jujur ini dalam agama atau norma-norma etika
e. Tepat waktu (tepat janji), sebagai sifat untuk menghormati rekan pergaulan dan hal
ini juga menjadi modal dasar yang penting dalam usha dan perdagangan.
f. Tegas tetapi bijaksana, mengingat tegas untuk menghilangkan keragu-raguan pada
pihak ketiga dalam berhubungan dengan kita dan bijaksana perlu karena terkait
dengan pihak ketiga yang menjadi ketegasan tersebut
g. Berani tetapi berhati-hati, dalam arti siap menghadapi resiko demi perubahan dan
perbaikan serta berhati-hati agar resiko tersebut dilandasi perhitungan yang
matang
h. Teguh, memegang prinsip (prinsipiil), yakni sifat untuk tidak mudah goyah atau
tergoda melakukan hal-hal yang kurang baik dan menjerumuskan
o Mochtar memang menaruh perhatian besar pada pendidikan tinggi hukum
Penutup terutama tatkala dipercaya mengetuai konsorsium hukum.
o Komentar tentang pemikiran Mochtar tentang pengajaran teori dan
filsafat hukum yang lazim dan tradisi Anglo Sexon disebut Jurisprudence.
Mochtar selalu menterjemahkan kata “jurisprudence” dengan sebutan “
Filsafat (Teori) Hukum “
o Sebutan ini tidak sepenuhnya tepat, istilah yang tepat adalah “Teori
Hukum”, mengingat kata jurisprudence memang dikembangkan dan
ditulis oleh para filsut. Dan bagaimana pemikiran pakar hukum dari tradisi
Anglo Saxon memang cenderung lebih teoritikal daripada filsosofikal.
o Lanjutnya, “ tidak disangkal bahwa Mochtar sangat terpengaruh pada era
berfikir hukum Anglo Saxon, sebagaimana dipelajarinya di Amerika
Serikat. Mochtar pernah mengusulkan agar pendidikan sarjana stratum
satu lebih menyerupai L.L.B di Amerika, sehingga mata kuliah filsafat
hukum sebaiknya tidak diberikan di jenjang ini. Mata kuliah filsafat hukum