Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Praktikum Fisiologi
Uji Ekskresi Ginjal
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Capaian Pembelajaran

• Setelah praktikum, mahasiswa dapat

menjelaskan fungsi ginjal dalam
pengaturan cairan tubuh

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Fungsi Ginjal
1) Ginjal mengatur kadar air dalam tubuh. Apabila
kadar air dalam tubuh berkurang, ginjal
menahan agar air tidak keluar dari tubuh kita.
Sebaliknya, apabila kadar air dalam tubuh
berlebih, ginjal akan mengeluarkan air. Ini yang
dikenal dengan fungsi eksresi ginjal.
2) Ginjal akan menyaring hasil/sisa metabolisme
tubuh untuk kemudian dikeluarkan.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Fungsi Ginjal
3) Ginjal memproduksi serta mengatur sejumlah
hormon penting dalam tubuh seperti hormon
eritropoitin pembentuk sel darah merah, hormon
renin yang mengatur tekanan darah, serta
hormon yang berperan untuk mengaktifkan
vitamin D (metabolisme tulang).
4) Ginjal mengatur sejumlah proses kimia dalam
tubuh meliputi menjaga keseimbangan garam,
air, asam-basa, serta mineral.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Fungsi Ginjal (lanjutan)
• Ginjal mengatur tekanan osmotik (osmolaritas) cairan
tubuh dengan cara mengekskresi urin yang secara osmotik
terdilusi atau terkonsentrasi
• Ginjal mengatur volume CES dengan cara mengatur
ekskresi air dan natrium
• Ginjal mengatur konsentrasi ion-ion plasma darah, seperti
Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, bikarbonat (HCO3-), fosfat, dan
sulfat.
• Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa
• Saat tubuh lebih asam -- > ginjal meningkatkan ekskresi ion H+
• Saat tubuh lebih basa -- > ginjal meningkatkan ekskresi HCO 3-

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Fungsi Ginjal (lanjutan)
• Ginjal turut mengatur tekanan darah melalui:
• Pengaturan ekskresi Na+
• Menghasilkan senyawa-senyawa (seperti renin) yang
dapat mempengaruhi tekanan darah.
• Ginjal mengeliminasi sampah hasil metabolisme
• Urea {hasil akhir metabolisme protein -> N (nitrogen)}
• Asam urat (hasil metabolisme purin)
• Kreatinin (hasil metabolisme otot)
• Ginjal mengeliminasi obat-obatan (seperti penisilin),
senyawa toksik dan asing.
• Ginjal memproduksi hormon (contoh eritropoeitin dan 1,25
dihidroksi vitamin D3)

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Fungsi Ginjal (lanjutan)
• Ginjal mendegradasi polipeptida (seperti insulin,
glucagon, hormon paratiroid)
• Ginjal juga menjadi tempat glukoneogenesis: sintesa
glukosa dari asam amino.
• Ginjal mensintesis senyawa-senyawa derivat asam
arakhidonat (prostaglandin dan tromboksan) dan
kallikrein yang dapat mempengaruhi aliran darah lokal
(renal blood flow; RBF) dan ekskresi Na+
• Ginjal mensintesis ammonia.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

CAIRAN TUBUH

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Volume Cairan Tubuh

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Osmolaritas Plasma

• Osmolaritas plasma dapat diketahui dari

formula berikut ini:

• Osmolaritas plasma = 2[Na+] + [glukosa]/18 + [BUN]/2,8

Osmolaritas plasma = 290 mOsm/L

*BUN = blood urea nitrogen

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Nefron

• Unit fungsional terkecil dari ginjal

• Terdiri dari:
– Korpuskulum renalis
– Tubulus renalis

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Nefron (lanjutan)

• Korpuskulum renalis
– Glumerulus (kapiler)
– Kapsula Bowman
• Tubulus renalis
– Tubulus proksimal
– Ansa Henle
– Tubulus distal
– Duktus kolektivus

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Mekanisme Dasar
Pembentukan Urin

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Penanganan Ginjal terhadap Air dan Zat
Terlarut

Filtrasi Reabsorpsi Ekskresi

Air 180 179 1

(liter/hari)
Natrium 25.560 25.410 150
(mmol/hari)
Glukosa 180 180 0
(g/hari)
Kreatinin 1,8 0 1,8
(g/hari)
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Penanganan Ginjal
terhadap Zat-zat yang
Berbeda

Gambar 26-10
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Filtrasi Glomerulus

• Ultrafiltrasi plasma pada glomerulus

• Filtrat berkumpul di Kapsula Bowman
• Filtrat kemudian mengalir ke bawah melalui
lumen tubulus

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Sawar
filtrasi kapiler
glomerulus

Gambar 26-11
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Filtrasi Glomerulus

GFR = 125 ml/menit = 180 liter/hari

• Volume plasma disaring 60 kali per hari
• Komposisi filtrat glomerulus hampir sama
dengan plasma, kecuali untuk protein besar

• Fraksi Filtrasi (GFR / Aliran Plasma Ginjal)

= 0,2 (yaitu 20% dari plasma di filtrasi)

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Penentu Laju Filtrasi Glomerulus
(Glomerular Filtration Rate)

Gambar 26-13
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Mekanisme Reabsorpsi Tubular

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Reabsorpsi air pada
tubulus proksimal
• 70% filtrat air direabsorpsi
• Cairan tubuler proksimal : iso-osmotik
• Air direabsorpsi mengikuti reabsorpsi natrium
• Natrium direabsorpsi secara pasif dengan
difusi terfasilitasi oleh protein kotransporter
SGLT (Sodium glucose transporter)

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Reabsorpsi natrium pada
tubulus proksimal

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Loop of Henle

• Limb descending -- > permeabilitas terhadap air

tinggi -- > 10% filtrat
• Limb ascending -- > impermeabel terhadap air
• Sehingga cairan pada limb ascending menjadi
semakin terdilusi (hipoosmotik)
• Pada thick ascending limb terdapat protein
kotransporter Na+-K+-2Cl- , di mana transport
pasif Na+ dimanfaatkan untuk transport aktif K+
dan Cl-
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Thick ascending limb

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Tubulus distal dan
duktus kolektivus
• Reabsorpsi air 19% filtrat
• Reabsorpsi natrium 9% filtrat, melalui protein
kotransporter Na+-Cl-
• Reabsorpsi air dan natrium dapat diadjust
sesuai kondisi osmolaritas cairan tubuh (CES)
• Dipengaruhi hormon (AVP atau ADH , dan
ANP)

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Reabsorpsi natrium pada
tubulus distal

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Ringkasan Karakteristik Tubulus

Bagian Transpor Aktif Permeabilitas

Tubulus NaCl H2O NaCl Urea
Proksimal ++ +++ + +
Menurun Tipis 0 +++ + +
Menaik Tipis 0 0 + +
Menaik Tebal +++ 0 0 0
Distal + +ADH 0 0
Penampung Korteks + +ADH 0 0
Penampung Medula + +ADH 0 +++
Dalam
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Hormon Antidiuretik (ADH)

• Disekresikan oleh pituitari posterior

• Meningkatkan permeabilitas dan reabsorpsi H2O
di tubulus distal dan koligentes
• Memungkinkan pengaturan H2O dan ekskresi bahan
terlarut yang berbeda
• Pengaturan penting terhadap osmolaritas cairan
ekstraseluler

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Sintesis ADH di neuron
magnoseluler hipotalamus,
disekresi oleh pituitari
posterior, dan aktivitasnya
pada ginjal

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Mekanisme kerja ADH di tubulus distal dan
koligentes

Gambar 28-18
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Umpan balik Pengaturan Cairan Ekstraseluler
oleh ADH
Osmolaritas Ekstraseluler
(osmoreseptor-
hipotalamus

Sekresi ADH
(pituitari posterior)

Permeabilitas H2O tubulus

(distal, koligentes)

reabsorpsi H2O
(distal, koligentes)

Ekskresi H2O
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Kelainan ADH

• Sindrom ADH yang tidak tepat (Inappropriate ADH

syndrome) (kelebihan ADH)
- menurunnya osmolaritas plasma, hiponatremia

• Diabetes insipidus “sentral” (kekurangan ADH)

- meningkatnya osmolaritas plasma,
hipernatremia, rasa haus berlebih

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Peptida natriuretik atrial (Atrial natriuretic
peptide) meningkatkan ekskresi Na+

• Disekresi oleh serambi jantung (cardiac atria)

sebagai reaksi terhadap regangan (meningkatnya

volume darah)
• Secara langsung menghambat reabsorpsi Na +
• Menghambat pelepasan renin dan pembentukan
aldosteron
• Meningkatkan GFR
• Membantu meminimalisasi peningkatan volume
darah
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Peptida Natriuretik Atrial (ANP)
Volume darah

ANP

Pelepasan Renin aldosteron GFR

Ang II

reabsorpsi Na+ dan H2O ginjal

Ekskresi Na+ dan H2O

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
 Uji Fungsi Ekskresi Ginjal

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

Jenis kelamin laki-laki Tidak dalam keadaan sakit
Usia > 16 tahun Tidak menderita penyakit
kardiovaskular
Berat badan 60-70 kg Tidak menderita penyakit ginjal

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Probandus

1. Probandus minum air tawar

2. Probandus minum air isotonis
3. Probandus puasa
4. Probandus kontrol

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Probandus
1. Probandus minum air tawar -- > puasa 12 jam
sebelum pengambilan data, kemudian minum
air tawar saat pengambilan data
2. Probandus minum air isotonis -- > puasa 12 jam
sebelum pengambilan data, kemudian minum
air isotonis saat pengambilan data
3. Probandus puasa -- > puasa 12 jam sebelum
pengambilan data, dan tetap puasa selama
pengambilan data
4. Probandus kontrol -- > tidak puasa, akan tetapi
saat pengambilan data tidak minum

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Pengukuran pagi hari (simulasi)
Probandus Pukul 20.00 Pukul 07.00 Pukul 08.00 Pukul 08.30 Pukul 09.00 Pukul 09.30

Minum air Mulai puasa Mengko- Urin Urin Urin Urin

tawar songkan urin tampung I tampung II tampung III tampung IV
tanpa Minum air
ditampung tawar 1200
mL
Minum air Mulai puasa Mengko- Urin Urin Urin Urin
isotonis songkan urin tampung I tampung II tampung III tampung IV
tanpa Minum air
ditampung isotonis 1200
mL
Puasa Mulai puasa Mengko- Urin - Urin -
songkan urin tampung I tampung II
tanpa
ditampung
Kontrol Tidak puasa Mengko- Urin Urin Urin Urin
songkan urin tampung I tampung II tampung II tampung IV
tanpa
ditampung

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 ALAT DAN BAHAN
1. Air minum hipotonis, isotonis
2. Alat ukur volume urin
3. Alat ukur BJ urin (urinometer)
4. Distilled water
5. Temperature batang

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Urinometer / Hydrometer

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Cara Pengukuran BJ
• Tampung urin pada gelas beaker dan diamkan pada suhu ruang beberapa saat.
• Masukkan urin ke dalam silinder gelas pengukur volume urin kita-kira 2/3 tabung
ATAU sumber lain mengatakan bahwa volume urin minimal 15 mL.
• Masukkan pengukur BJ (urinometer) ke dalam urin sehingga urinometer mengapung
di sentral dan bagian bawah urinometer tidak menyentuh dasar silinder gelas.
• Baca angka yang bertepatan dengan meniscus air, itulah BJ urin yang diukur. Skala
pada urinometer berkisar dari 1,000 – 1,060.
• Koreksi dengan suhu. Ukur suhu urin dengan thermometer batang. Urinometer
disetting untuk pengukuran suhu 20oC. Jika suhu urin lebih besar atau lebih kecil dari
20oC, perlu dilakukan koreksi sebab suhu mempengaruhi nilai BJ. Perubahan suhu
sebesar 3oC setara dengan perubahan BJ sebesar 0,001. Gunakan rumus berikut
untuk menghitung koreksi.
• BJ terkoreksi suhu= BJ terbaca +/- (selisih suhu terbaca ke 20oC) x 0,001
3
• Jika suhu urin > 20oC koreksinya ditambah, dan jika < 20oC koreksi dengan dikurangi.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

 Volume Urin Terlalu Sedikit
• Jika volume urin tidak mencapai 2/3 volume gelas silinder pengukur volume urin -- >
tambahkan air dengan volume tertentu.
• Ukur BJ air terlebih dahulu
• Gunakan rumus sebagai berikut

SU = SC.VC – SA.VA
VU

– SU= BJ urin
– SC= BJ campuran urin dan air
– VC= volume campuran urin dan air
– SA= BJ air
– VA= volume air yang ditambahkan
– VU= volume urin sebelum dicampur air

• Catatan: nilai BJ yang dimasukkan rumus adalah BJ terkoreksi suhu

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Video Pengukuran BJ Urin menggunakan Urinometer

• https://www.youtube.com/watch?v=9hr1zUgE
c4c

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.