Anda di halaman 1dari 11

Teknologi Pengolahan Limbah Produksi

Industri Ternak Unggas Tropik


(BRIKET)

Drh. Noveling inriani


PENDAHULUAN

• Keberadaan limbah berupa kotoran unggas yang cukup melimpah ini memiliki potensi
yang besar untuk diolah menjadi produk yang memiliki nilai guna. Limbah biomassa hasil
pertanian maupun hasil ternak merupakan bahan yang seringkali dianggap kurang atau
bahkan tidak bernilai ekonomis, sehingga murah dan bahkan pada taraf tertentu
keberadaannya menjadi sumber pencemaran bagi lingkungan (Afrizal dan Didin, 2013)
• Salah satu bentuk pemanfaatan limbah biomassa dari kotoran ternak unggas ini adalah
dengan mengolah limbah biomassa tersebut menjadi produk bahan bakar alternatif yang
berupa biobriket. Biobriket merupakan suatu produk yang dihasilkan dari pengolahan
limbah biomassa yang dipadatkan dan dengan menggunakan perekat, mengandung
senyawa karbon dan memiliki nilai kalor yang cukup tinggi tergantung dari bahan baku
yang digunakan serta dapat menyala dalam waktu yang cukup lama (Amanda JG dalam
Petrus Petandung, 2014).
PEMBAHASAN
• Kotoran dan alas kandang merupakan limbah dari kegiatan budidaya ternak ayam
pedaging.
• Pada akhir pemeliharaan ayam pedaging, biomassa litter bertambah banyak
karena bercampur dengan tinja dan sisa pakan yang tumpah. Selama pemeliharaan
ayam pedaging setiap ekor ayam menghasilkan kotoran dan alas kandang 1,75
kg. Dengan populasi ayam yang ada di di Kabupaten Klaten pada tahun 2007
sebanyak 250 ribu ayam pedaging / bulan maka dalam satu tahun populasi ayam
menjadi 3.000.000 ekor sehingga jumlah kotoran dan alas kadang yang
dihasilkan 5,25 juta kg (Djuriono, 2008).
• Cara mengolah kotoran dan litter (alas kandang) menjadi bahan bakar. Hasilnya
menunjukkan bahwa bahan bakar dengan bahan baku litter bekas kotoran kandang
ayam (LBKKA) cukup prospektif sebagai pengganti briket batubara, LPG
(berkaitan dengan penghangat anak ayam) dan minyak tanah (Djuriono, 2008).
Proses pengolahan Litter Bekas Kotoran Kandang Ayam (LBKKA)
Pengarangan
Setelah bahan terkumpul, maka dilanjutkan pembuatan arang dengan menggunakan
cerobong. Alat ini terdiri dari ruang bakar yang terbuat dari kaleng dan pipa cerobong yang terbuat
dari seng.

Ruang bakar cerobong diberi bara api, selanjutnya LBKKA dicurahkan di sekitar cerobong.
• Pembakaran berlangsung tanpa menimbulkan api sehingga akan terbentuk
arang. Cara ini membutuhkan waktu 3 jam untuk menghasilkan arang
• Langkah selajutnya adalah menghancurkan arang menjadi serbuk/tepung yang
halus. Alat yang digunakan untuk menggerus/ menumbuk adalah berupa gilingan
tepung yang berteagakan mesin atau alat penumbuk sederhana berupa penumbuk
(misaal lesung dan alu penumbuk beras). Arang yang telah dihaluskan kemudian
disaring dengan saringan yang lembut.
• Pada pembuatan briket arang dibutuhkan bahan perekat supaya tidak mudah
hancur. Bahan perekat yang biasa digunakan dapat berupa: lumpur tanah, pati dari
ubi kayu (aci) dan tetes. Untuk menghasilkan briket arang yang kualitasnya baik
bagi industri rumah tangga dengan tekanan tekannya > 50kg/cm3 dan komposisi
adonan arang 88%, serbuk molase 12 % dari jumlah (Djuriono, 2008).
• Briket sebanyak 1 kg dengan campuran aci /tetes 12% ketika dibakar dapat
bertahan selama 2 jam. Makin banyak persentase perekat pada briket arang, makin
kuat tekstur briket sehingga lebih tahan pecah, tetapi biaya pembuatannya lebih
mahal
• Berbagai macam alat pencetak briket telah dikembangkan mulai dari peralatan
yang sederhana sampai dengan peralatan yang menggunakan teknologi tinggi.
• Contoh alat yang digunakan untuk mencetak briket antara lain : Pencetak Briket
Sederhana; Mesin Pencetak Briket Model Pegas; Mesin Briket Semi-Motorik;
Mesin Pencencetak Briket Vertikal; Mesin Pencetak Briket Horisontal.
Pencetak briket Sederhana
Pencetak briket Sederhana terdiri dari: Bantalan, penumbuk, pencetak dan
penekan.
Langkah 1: Alat pencetak diletakkan di atas bantalan, kemudian adonan arang
dimasukkan ke dalamnya.
Langkah 2: Mengisi besi pencetak denngan adonan arang sampai 2 cm di
atas permukaannya.
Langkah 3: Adonan dipadatkan dengan besi penumbuk.
Langkah 4: Meratakan dan merapikan adonan hingga rata dengan alat pencetak.
Langkah 5: Menyiapkan alat penekan briket.
Langkah 6: Pencetak diletakkan tepat di atas penekan briket.
Langkah 7: Penekan briket ditekan penuh dengan tangan.
Langkah 8: Briket keluar dari lubang pencetak.
Langkah 9: Briket diambil dan siap dijemur/dikeringkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai