Anda di halaman 1dari 3

Seni – Berkesenian

(Aristoteles 384 SM-322 SM)

• Seniman mempunyai kondisi mental terjadinya proses


produksi (the thing) yang belum ada.
• Rekonsiliasi antara wilayah yang ada diluar dan di dalam
benak melalui pengendapan pengalaman partisipatif
(produktif).
• Fenomena dan kehadiran wujud (karya seni) memiliki
daya untuk membangun nilai kepada perasaan dan
pikiran.
• Setiap daya yang terbangun memiliki sumber kausalitas
yang logis (silogisme).
• Seni mampu menghasilkan imitasi alam dengan
sempurna sehingga melahirkan pemurnian
(katharsis/kenikmatan).
Keindahan
(Georg Wilhelm Hegel 1770-1831)

• Keindahan adalah momen atau tahap dalam perkembangan ruh


menuju kesempurnaan.
• Keindahan ialah ldea yang terwujud didalam indera.
• Forma keindahannya terdapat dalam gambaran inderawi dan
khayalinya.
• Keindahan indrawi membangun kesadaran bahwa ke-Ilahian
mewujud dan hadir.
• Ketidak sempurnaan artistik bukan tidak mempunyai ekpresi atau
ketidakmampuan mencapai “ide keindahan” karena kesempurnaan
menjadi relatif (tidak mutlak).

Anwari, Wadjis, 1980, Filsafat Estetika: Sebuah Pengantar, Nur Cahya,


Yogyakarta.
Ali, Matius, 2004, Estetika: Sebuah Pengantar Filsafat Keindahan Dari Yunani
Kuno Sampai Zen Budhisme, Seri Pustaka Kuntara, Jakarta.
Tahap Seni
1. “Simbolis”: Keindahan ialah ldea yang terwujud
didalam indera, (belum mencapai idiealisme seni
yang stabil).
2. “Klasik“: Keindahan seni merupakan realisasi
idea, tahap kesatuan idea dan inderawi.
(kesatuan terrealisir dalam kesatuan pada
kreatifitas bentuk dalam realitas).
3. “Romantik”: dialektik antara dua tahap inderawi
dan idea (Intuisi mencapai tingkat
ketakterhinggaan segala bentuk inderawi/
melepaskan dunia ekternal dan kembali kepada
kekayaan internal yang bebas).

Anda mungkin juga menyukai