Anda di halaman 1dari 13

MK : PPKN ( PAK )

MEMILIKI KESADARAN DAN KEMAMPUAN UNTUK


MENJAUHI PERILAKU KORUPTIF SERTA MENERAPKAN
PERILAKU ANTI-KORUPSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI.

PB : 15
PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN DAN
PENERAPAN ANTI KORUPSI SECARA INDIVIDU DAN
SOSIAL
Peran Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi

Mahasiswa adalah suatu kaum intelektual yang terlahir dari suatu


organisasi akademis yang dituntut untuk menjadi suatu problem
solver dalam setiap permasalahan yang dialami bangsa.
kapasitas intelektual yang melekat padanya, mahasiswa secara
etis mendapat tanggung jawab sebagai agen of change dan
agen of social control yang menjadi suatu bagian terpenting
dalam sejarah perkembangan bangsa dalam mengarungi setiap
masalah yang ada.
sifat ideal, kritis, analitis, bertanggungjawab yang melekat
pada seorang intelektualis mahasiswa merupakan modal besar
untuk menciptakan kontrol dan perubahan bangsa indonesia.
Dalam sejarah bangsa ini terbukti bahwa perjuangan
mahasiswa dalam memerangi ketidak adilan dimulai dari
kebangkitan bangsa indonesia dalam melawan penjajahan
belanda untuk merebut kemerdekaan, - kemudian era
pemerintahan presiden soekarno yang memanas pada tahun
1966 mahasiswa tampil ke depan memberikan semangat
bagi pelaksanaan tritura yang akhirnya melahirkan orde
baru, - berlanjut pula pada orde baru dengan merebaknya
penyimpangan- penyimpangan yang dilakukan oleh orde
baru, - mahasiswa kembali mempelopori perubahan yang
kemudian melahirkan era reformasi, hingga kemudian hari
inipun kita masih menyaksikan eksistensi mahasiswa dalam
memerangi ketidakadilan di negeri ini.
terkait dengan isu pemberantasan korupsi di bangsa ini,
peran mahasiswa sangat diperlukan sebab korupsi
merupakan suatu kejahatan luar biasa (extraordinary crime)
yang sedang mewabah dalam setiap sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara yang membutuhkan penanganan
masif ( secara utuh , disisi lain kedudukan mahasiswa
dengan segala sifat ideal yang dimilikinya menjadi faktor
pendukung tersendiri dalam menciptakan struktur dan
kultur anti korupsi.
menurut wibowo dan puspito (2011), keterlibatan mahasiswa
dalam suatu gerakan anti korupsi dapat dibedakan menjadi
empat wilayah, yaitu di lingkungan keluarga, lingkungan
kampus, masyarakat sekitar, dan tingkat lokal/nasional

a. di lingkungan keluarga
keterlibatan mahasiswa dilingkungan keluarga dipercaya dapat
menjadi tolak ukur yang pertama dan utama bagi mahasiswa
untuk menguji apakah proses internalisasi antikorupsi di dalam
diri mereka sudah terjadi, hal ini bermula dari budaya ketidak
jujuran, kemalasan, serta hal-hal yang dianggap kecil dan
sepele namun notabene sebenarnya budaya itu dimulai dari
sini.
b. di lingkungan kampus
keterlibatan mahasiswa dilingkungan kampus dimulai dari pembenahan
terhadap diri dan kampusnya. dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh
dari perbuatan korupsi. untuk mewujudkan hal tersebut, upaya
pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan.

- pada masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan


dapat mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan
pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur
pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. di samping
itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan
mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang
atas penyelewengan yang ada.
- pada proses perkuliahan. dalam masa ini, perlu penekanan terhadap
moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang
setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. upaya
preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri
dari rasa malas belajar.
hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang
ada dilingkungan kampus. untuk itu diperlukan upaya investigatif
berupa melakukan kajian kritis terhadap laporan-laporan
pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya.
Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat
dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. selain itu
media berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi
ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga
dapat dimanfaatkan juga.
- pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini
mahasiswa memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda
akhir proses belajar secara formal.
Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang
diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab moral
sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.
c. di lingkungan masyarakat dan di tingkat lokal/nasional,
terkait dengan status mahasiswa sebagai seorang warga negara yang
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat lainnya, hal
ini bisa menjadi bagaikan pisau yang bermata dua,

di satu sisi mahasiswa mampu mendorong dan menggerakkan


masyarakat untuk bertindak atas ketidakadilan system, termasuk
didalamnya tindakan penyelewengan jabatan dan korupsi

sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa merupakan faktor penekan bagi


penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta pengawal bagi terciptanya
kebijakan publik yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak.
Dari pengalaman negara-negara lain yang dinilai sukses
memerangi korupsi, segenap elemen bangsa dan masyarakat
harus dilibatkan dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-
cara yang simultan (dilakukan pada waktu yang bersamaan )

Upaya pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip,


antara lain memahami hal-hal yang menjadi penyebab
korupsi, upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi
dilakukan secara bersamaan, tindakan diarahkan terhadap
suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya)
dan meliputi berbagai elemen.
Dari berbagai prinsip diatas posisi mahasiswa dengan segala
keunggulannya dapat menempati semua bagian tanpa mengurangi
peran yang dijalankan oleh para pegiat anti korupsi lainnya.
Dalam perkembangannya secara faktual pemberantasan korupsi
yang melibatkan mahasiswa secara umum telah menunjukan
progres yang baik, semangat pemberantasan korupsi muncul
dalam pergerakan parlemen jalanan, forum-forum ilmiah,
organisasi-organisasi yang memang dibentuk dengan dilandasi
oleh semangat pemberantasan korupsi.
Munculnya gerakan-gerakan kritis mahasiswa terhadap isu-isu
korupsi menjadi indikator bahwa semangat pemberantasan
korupsi telah menggelora dalam dunia perjuangan mahasiswa.
Diharapkan semangat ini dapat terjaga dengan baik sebab banyak sekali yang
menjadi tantangan dalam peran yang dijalankan mahasiswa dalam upaya
pemberantasan korupsi ini, dimulai dari kekuatan kekuasaan (
ligaliter/otoriter ); modal koruptor yang bisa saja menggeser idealisme
perjuangan dari intelektual kultural ke arah politik pragmatis yang
transaksional (pragmatis = yg penting menguntungkan ybs, transaksional :
politek jual beli/ bagi-bagi kekuasaan ); - budaya hedonisme ( kesenangan/
kenikmatan ) dan konsumtif ( mengkonsumsi barang yang tidak diperlukan /
berlebihan) yang menyebabkan sikap acuh tak acuh dan membunuh nalar
kritis; - instrumen kebijakan kampus yang membatasi kebebasan
berpendapat mahasiswa dan kurangnya perhatian; dukungan kerjasama
oleh pihak lain yang sebenarnya bisa bersinergi dengan perjuangan
mahasiswa dalam memberantas korupsi serta faktor lain yang bisa saja
mengikis semangat perjuangan mahasiswa dalam upaya pemberantasan
korupsi.
Terimakasih

“ BERANI JUJUR HEBAT “

Anda mungkin juga menyukai