Anda di halaman 1dari 52

PENULIS ANALISISDAN

TELAAH K& PERA UJI ANALISIS:


ANALISIS:
AN REVISI SOAL KITA COBA .-MANUAL
MANUAL
SOAL N TES TES -KOMPUTER
.KOMPUTER

SELEKSI
SOAL SOAL
JELEK

BANK KALIBRASI SOAL


SOAL SOAL BAIK
Penulisan Analisis DAN
TELAAH PERA UJI ANALISIS:
ANALISIS:
Soal Kualitatif
REVISI &
SOAL KITA COBA .-MANUAL
MANUAL
N TES TES -KOMPUTER
.KOMPUTER
REVISI SOAL

SELEKSI
SOAL SOAL
JELEK

BANK KALIBRASI SOAL


SOAL SOAL BAIK
ANALISIS ITEM
Validitas

Reliabilitas

Daya Beda

Indeks Kesukaran
Validitas
Validitas Logis

 Validitas Isi (Content Validity)


 Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Validitas Empiris

 Validitas “Ada Sekarang” (Concurrent


Validity)
 Validitas Prediksi (Predictive Validity)
 Diuji secara kualitatif
Validitas Isi
(Content Validity)
 Dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi pembelajaran yang
diberikan.
 Dapat diusahakan dengan membuat kisi-kisi
item tes atau kartu telaah soal.
 Format:

Indikator Aspek Bentuk Nomor


Indikator Kunci Skor
Soal Kognitif Tes Soal
Validitas Konstruksi
(Construct Validity)
 Butir soal dapat mengukur suatu aspek
berpikir sudah sesuai dengan aspek
berpikir yang menjadi indikator
 Contoh indikator:
“Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri
makhluk hidup”
 Maka butir soal merupakan perintah agar
siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri
makhluk hidup.
KARTU TELAAH SOAL
BENTUK PILIHAN GANDA

Nomor Soal
Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8
Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulisuntuk bentuk
pilihan ganda)
2. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi relevansi,
kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
3. Pilihan jawaban homogen dan logis
4. Hanya ada satu kunci jawaban

Konstruksi
1. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan
yang diperlukan saja
3. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban
4. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda
5. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi
Lanjutan…

Nomor Soal
Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan
berfungsi
7. Panjang pilihan jawaban relatif sama
8. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan semua jawaban di
atas salah/benar" dan sejenisnya
9. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya
10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Bahasa/Budaya
1. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia
2. Menggunakan bahasa yang komunikatif
3. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/ tabu
4. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
Validitas “Ada Sekarang”
(Concurrent Validity)

 Jika hasilnya sesuai dengan pengalaman.


 Hasil tes dipasangkan dengan hasil
pengalaman.
 Diperlukan kriterium/ alat banding.
 Contoh:
Tes sumatif baru dibandingkan dengan
kriterium/ nilai tes sumatif yang lalu.
Validitas Prediksi
(Predictive Validity)
 Dapat meramalkan apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang.
 Contoh: tes masuk perguruan tinggi dan
tes IQ.
 Pembanding: nilai yang diperoleh setelah
peserta tes mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi.
 Tes > nilai< ; tidak memiliki validitas
prediksi
Mengetahui Validitas Alat Ukur

 Memiliki kesejajaran antara hasil tes


dengan kriterium (validitas soal secara
keseluruhan tes).
 Teknik Korelasi product moment
(Pearson):
- Korelasi product moment dengan
simpangan
- Korelasi product moment dengan angka
kasar
Korelasi product moment
dengan simpangan

 rxy = koefisien korelasi antara variabel X


dan Y, dua variabel yang dikorelasikan
(x = X – X dan y = Y - Ῡ)
 ∑xy = jumlah perkalian x dan y
 x² = kuadrat dari x
 y² = kuadrat dari y
rxy= ∑xy
√(∑x²)(∑y²)
Tabel Persiapan Mencari Validitas
Tes Prestasi Matematika
No Nama X Y x y x2 y2 xy

1. Nadia 6,5 6,3 0 - 0,1 0,0 0,01 0,0

2. Susi 7 6,8 + 0,5 + 0,4 0,25 0,16 + 0,2

3. Cecep 7,5 7,2 + 1,0 + 0,8 1,0 0,64 + 0,8

4. Erna 7 6,8 + 0,5 + 0,4 0,25 0,16 + 0,2

5. Dian 6 7 - 0,5 + 0,6 0,25 0,36 - 0,3

6. Asmara 6 6,2 - 0,5 - 0,2 0,25 0,04 + 0,1

7. Siswoyo 5,5 5,1 - 1,0 - 1,3 1,0 1,69 + 1,3

8. Jihad 6,5 6 0 - 0,4 0,0 0,16 0,0

9. Yanna 7 6,6 + 0,5 + 0,1 0,25 0,01 + 0,05

10. Lina 6 5,9 - 0,5 - 0,6 0,25 6,36 + 0,3

Jumlah 65,0 63,8 3,5 3,59 2,65

rxy = 0,748
Korelasi product moment
dengan angka kasar
 rxy = koefisien
korelasi antara
variabel X dan Y, dua
NXY  X Y 
variabel yang rxy 
dikorelasikan NX 2 2

 X  NY 2  Y 
2

(x = X – X dan y = Y
- Ῡ)
Teknik Pengujian Validitas Item Tes
Hasil Belajar
 Konsep : skor item (1, 2, 3, …., n) yang bersangkutan memiliki kesesuaian
dengan skor total (variabel bebas berkorelasi dengan variabel terikat)
 Rumus :
- teknik korelasi product moment, -teknik korelasi poin biserial

Korelasi Product Moment

NXY  X Y 


rxy 
NX 2

 X  NY 2  Y 
2 2

 pernyataan statistik :
- skor item memiliki korelasi yang signifikan dengan skor total ( item tersebut
valid)
- skor item tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan skor total (item
tersebut tidak/kurang valid)
Tabel Persiapan Mencari Validitas
Tes Prestasi Matematika
No Nama X Y x2 y2 XY

1. Nadia 6,5 6,3 42,25 39,69 40,95

2. Susi 7 6,8 49 46,24 47,6

3. Cecep 7,5 7,2 56,25 51,84 54,0

4. Erna 7 6,8 49 46,24 47,6

5. Dian 6 7 36 49 42

6. Asmara 6 6,2 36 38,44 37,2

7. Siswoyo 5,5 5,1 30,25 26,01 28,05

8. Jihad 6,5 6 42,25 45,5 39

9. Yanna 7 6,6 49 36 45,5

10. Lina 6 5,9 36 34,81 35,4

Jumlah 65,0 63,8 426,0 410,52 417,3 rxy = 0,745


Interpretasi Koefisien Korelasi

 Antara 0,800 – 1,00 : sangat tinggi


 Antara 0,600 – 0,800 : tinggi
 Antara 0,400 – 0,600 : cukup
 Antara 0,200 – 0,400 : rendah
 Antara 0,00 – 0,200 : sangat rendah

r < tabel r product moment ,


Tidak Signifikan
Validitas Butir Soal dan
Validitas Item
Butir Soal/ Item
N Skor
Nama
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Hartati 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
2 Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
3 Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5
5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
6 Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4
7 Susana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
Contoh Perhitungan
Validitas Item
Misalnya:
NO Nama X Y
 Akan dihitung validitas
item nomor 6. 1 Hartati 1 8
 Skor item disebut variabel
2 Yoyok 0 5
X.
 Skor total disebut 3 Oktaf 1 4
variabel Y. 4 Wendi 1 5
 Digunakan rumus korelasi
product moment. 5 Diana 1 6
6 Paul 0 4
rxy= N∑xy-(∑x)(∑Y)
√{N∑x²-(∑X)²} {N∑Y²- 7 Susana 1 7
(∑Y)²} 8 Helen 1 8
rxy = 0,421
Langkah-langkah Perhitungan
 -Sajikan skor perolehan siswa dalam sebuah tabel distribusi skor

 -Hitung
 Y (skor masing-masing testee)
 ∑Y (jumlah skor masing-masing testee)
 ∑Y2 (jumlah kuadrat masing-masing Y)
 X (skor perolehan testee untuk masing-masing butir soal)
 ∑X (jumlah skor masing-masing butir soal)
 ∑X2 (jumlah kuadrat skor benar masing-masing testee untuk setiap butir soal)
 ∑XY (jumlah perkalian masing-masing X dengan Y untuk setiap butir soal)
 N = Jumlah testee

 -Hitung nilai korelasi product moment (nilai r xy) dengan rumus :


 -Bandingkan nilai r xy dengan nilai rtabel.
 X memiliki korelasi signifikan dengan Y (Valid)
 jika r xy > rtabel.,

TEKNIK PENGUJIAN DENGAN LANGKAH DI ATAS DAPAT


DIGUNAKAN UNTUK SOAL URAIAN, PILIHAN GANDA, ATAU ANGKET
Contoh:
Validitas item soal nomor 5 Siswa X Y
N =8
∑XY = (1x8) + (1x5) + (0x4) + (1x5) +
Hartati 1 8

(1x6) + (1x4) + (1x7) + (1x8)


= 43
Yoyok 1 5

∑X = 7 , ∑Y= 47, ∑X2= 7, Oktaf 0 4


(∑X)2 = 49
∑Y2 = (82+ 52+ 42 + 52 + 62 + 42 +72 + 82 ) Wendi 1 5

= 295
(∑Y)2 = 2209 Diana 1 6

r xy = (8 x 43) – (7)(47)
Paul 1 4
{ (8 x 7) –(49) } { (8 x295) – (2209)
= 15 / 32,51 Susana 1 7
r xy = 0,461
r tabel pada dk = N – 2 = 6, pada taraf Helen 1 8

signifikansi 5 % adalah 0,707, pada taraf


signifikansi 1 % adalah 0,804 (tabel nilai NXY  X Y 
koefesien “r” product moment”). rxy 
Maka butir soal no 5 tidak valid NX X NY Y 
2 2 2 2
RELIABILITAS
 Taraf kepercayaan tinggi, jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg).
 Validitas itu penting, dan reliabilitas perlu,
karena menyokong terbentuknya validitas.
 Sebuah tes mungkin reliabel tapi tidak
valid, sebaliknya tes yang valid biasanya
reliabel.
Contoh Uji Reliabilitas Soal Berbentuk Pilihan Ganda
(Rumus KR-20)
Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes
 n  S   pq 

2
soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus
Kuder Richadson 20 (KR-20) seperti berikut r11   
ini.
 n  1  S2 

 Keterangan:
n = jumlah butir soal
S2 = Variansi, dicari dengan kalkulator atau
rumus : S2 = ∑x2/N
∑X = skor total masing-masing testee
N = Jumlah testee ∑X2 = ∑Xt2 – (∑Xt)2 / N
p = jumlah skor setiap butir soal dibagi
jumlah testee
q = 1-p S2 = ∑Xt2 – (∑Xt ) 2/ N
N
PENGGUNAAN KALKULATOR
1. Pembersihan Data:
ON, INV, AC
MR, M+
MODE, ., INV, AC

2. Fungsi SD [MODE, 3]
No. Siswa Skor Tekan
1. A 55 RUN
2. B 54 RUN
3. C 51 RUN
4. D 55 RUN
5. E 53 RUN
HASIL
SD sampel INV,3 1.673
SD populasi INV,2 1.497
Mean INV,1 53,6
Σ data K out,3 5
Σ skor K out,2 268
Σ X2 K out,1 4376
3. Fungsi LR [MODE,2]
No. Siswa X Tekan Y Tekan
1. A 55 [(... 75 RUN
2. B 52 [(... 60 RUN
3. C 54 [(... 66 RUN
4. D 53 [(... 80 RUN
5. E 53 [(... 85 RUN
6. F 54 [(... 70 RUN
HASIL
Mean X INV,1 53.5
SD sampel X INV,3 1.0488
Mean Y INV,4 72,666
SD sampel Y INV,6 9.021
Korelasi XY INV,9 0.1657
A constant R INV,7 -5.1515
B regressiion INV,8 1.4545
ΣXY K OUT,6 23334
ΣX2 K OUT,1 17179
ΣY2 K OUT,4 32106
Dst.
Siswa X X2
Nomor Butir Soal
(X)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 64
B 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 25
C 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 16
D 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 25
E 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 36
F 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 16
G 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 49
H 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 64
Np 5 5 5 3 7 6 4 4 4 4 ∑X= ∑ X 2=
46 46
p 0,63 0,63 0,63 0,34 0,88 0,75 0,5 0,5 0,5 0,5

q 0,37 0,37 0,37 0,64 0,12 0,25 0,5 0,5 0,5 0,5

pq
Hitung : X = ∑ skor / Jumlah testee
p = jumlah skor setiao butir soal / jumlah testee

Siswa Nomor butir soal ∑


skor X-X (X – X)2
X
1 2 3 4

A 1 0 0 0 1 2 -1 1
B 1 1 0 0 2 2 0 0
C 0 0 1 1 2 2 0 0
D 0 0 0 0 0 2 -2 4
E 1 1 0 1 3 2 -1 1
F 1 1 1 1 4 2 -2 4
p 0,67 0,50 0,33 0,50 12 10
(1-p) : 0,33 0,50 0,67 0,50
p(1-p) : 0,22 0,25 0,22 0,25
p(1-p) : 0,22 + 0,25 + 0,22 + 0,25 =0,944
Jumlah siswa = 6 orang
Junlah skor = 12
2
Variance =(
X  x) /N
=10:6
=1,67
Standar Deviasi =1,67
=1,29

k   p(1  p) 
KR  20  1  
k 1 (SD )2  = 0,58 (Artinya bahwa tingkat keajegan tes ini
rendah. Hal ini disebabkan butir soal yang dianalisis
hanya 4 butir soal)
4  0,944 
KR  20  1
4  1  1,67 
Hal yang Mempengaruhi
Hasil Tes
1. Tentang tes itu sendiri; panjang tes dan kualitas butir-
butir soal.
 Butir soal >> lebih valid.

 Reliabilitas penambahan butir soal

Rumus Spearman dan Brown


 rnn = besarnya koefisien reliabilitas

r nn = nr
sesudah tes tersebut ditambah butir
soal baru
1 + (n – 1) r
 n = berapa kali butir-butir soal itu

ditambah
 r = besarnya koefisien reliabilitas

sebelum tes tersebut ditambah butir


soal baru
Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh:
 Jelas/ tidaknya rumusan soal.

 Baik/ tidaknya pengarahan soal kepada

jawaban, sehingga tidak menimbulkan


salah jawab.
 Petunjuknya jelas, sehingga mudah dan

cepat dikerjakan.
Sampai pada suatu batas Remmers &
tertentu, penambahan banyaknya Gage
soal sudah tidak menambah tinggi
reliabilitas tes
Penambahan tingginya reliabilitas
tes tidak sebanding nilainya dengan
waktu, biaya, dan tenaga
yang dikeluarkan untuk itu
2. Hal yang berhubungan dengan testee
 Tes pada banyak siswa akan

mencerminkan keragaman hasil yang


menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas
tes.
 Tes yang dicobakan kepada bukan

kelompok terpilih, akan menunjukkan


reliabilitas yang lebih besar daripada yang
dicobakan pada kelompok tertentu yang
diambil secara terpilih.
3. Hal yang berhubungan dengan
penyelenggaraan tes
 Bersifat administratif.

 Contoh:

- Petunjuk sebelum tes dimulai


- Pengawas yang tertib
- Suasana lingkungan dan tempat tes
Cara Mencari Besarnya
Reliabilitas

a. Metode Bentuk Paralel (Equivalent)

b. Metode Tes Ulang (Test-retest method)

c. Metode Belah Dua (Split-half Method)


Metode Bentuk Paralel
 Dua buah tes yang mempunyai kesamaan
tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi
susunan soalnya berbeda.
 Misalnya tes Matematika Seri A yang akan
dicari reliabilitasnya dan tes seri B diteskan
kepada sekelompok siswa yang sama, kemudian
hasilnya dikorelasikan.
Kelemahannya:
Waktunya lama dan pekerjaan pengetes jadi berat untuk
menyusun dua seri tes.
Metode Tes Ulang
 Untuk menghindari penyusunan dua seri tes
 Pengetes hanya punya satu seri tes dan
dicobakan dua kali, kemudian hasil dari kedua
kali tes tersebut dihitung korelasinya.
Kelemahannya:
-Untuk tes C1 dan C2, kurang bagus karena testee akan masih
ingat
-Tenggang waktu pemberian tes menjadi masalah
Metode Belah Dua
 Dapat mengatasi dua metode sebelumnya
 Jumlah item tes harus genap
 Pada waktu membelah dua dan
mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui
reliabilitas separo tes.
Reliabilitas seluruh tes harus digunakan
rumus Spearman-Brown:
r ½½ = korelasi antara skor-skor setiap
belahan tes
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah
disesuaikan
Analisis Reliabilitas
Reliabilitas tes dapat dihitung
dengan beberapa rumus,
antara lain :
1. Untuk soal uraian(Rumus
Alpha)
2. Untuk Soal Pilihan Ganda
- dengan pendekatan single
test-single trial : Spearman-
Brown, Flanagan, Rulon
(terbatas untuk jumlah soal  n   S 2
  pq 
r11    
genap), Kuder-Richardson,
 n  1  S2 
C. Hoyt. 
Hitung r 11 dengan rumus Alpha
r 11 = ( 6/6-1)(1-21,22/68,04)
= 0,8256
Nilai r hitung dikonsultasikan ke r tabel (dk=N-
2), diperoleh r tabel =0,632 (5%) dan 0,765
(1%).
Kesimpulan : r hitung >r , soal tersebut
tabel
reliabel
Cara Membelah Dua Butir Soal
 Membelah atas item-item genap dan item-
item ganjil yang disebut dengan belahan
ganjil genap
 Membelah atas item-item awal dan item-
item akhir yaitu separo jumlah pada
nomor-nomor awal dan separo pada
nomor-nomor akhir. Disebut dengan
belahan awal-akhir.
Siswa Xt Xt2
Nomor Butir Soal
(X)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 64
B 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 25
C 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 16
D 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 25
E 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 36
F 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 16
G 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 49
H 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 64
Np 5 5 5 3 7 6 4 4 4 4 ∑ Xt ∑
=47 Xt2
=2
95
p 0,63 0,63 0,63 0,37 0,88 0,75 0,5 0,5 0,5 0,5

q 0,37 0,37 0,37 0,63 0,12 0,25 0,5 0,5 0,5 0,5

pq 0,23 0,23 0,23 0,15 0,11 0,19 0,25 0,25 0,25 0,25 ∑ pq=2,23
∑X2 = ∑Xt2 – (∑Xt)2 / N
 n   S 2
  pq 
∑X2 = 295 – (47)2 / 8 r11    
 n  1  S 2 
∑X2 = 295 – 276,13

∑X2 = 18,87 R11 ={10/9} {(2,36-2,23)/2,36)}

S2 = ∑x2/N R11 ={1,11} {0,06}

S2 = 18,87 / 8 R11 =0,0666


S2 = 2,36 Setelah nilai korelasi KR-20 (nilai r 11) diperoleh,
bandingkan nilai r11 dengan nilai rtabel.
Jika r11> rtabel , maka soal tersebut dinyatakan
reliabel.
Dari hasil perhitungan, diketahui r11= 0,066 <
rtabel = 0,707 pada taraf signifikansi 5 % dan
0,834 pada taraf signifikansi 1 %,% maka soal
tersebut dinyatakan tidak reliabel
TEKNIK ANALISIS ITEM
TES HASIL BELAJAR
TINGKAT KESUKARAN
 Tidak boleh terlalu sulit dan tidak boleh
terlalu mudah.
Klasifikasi tingkat kesukaran soal (Thorndike):
 0,00 - 0,30 soal tergolong sukar
 0,31 - 0,70 soal tergolong sedang
 0,71 - 1,00 soal tergolong mudah
 Tingkat kesukaran butir soal dapat mempengaruhi bentuk distribusi
total skor tes. Untuk tes yang sangat sukar (TK= < 0,25)
distribusinya berbentuk positif skewed, sedangkan tes yang mudah
dengan TK= >0,80) distribusinya
berbentuk negatif skewed.
Tingkat Kesukaran Soal
 Untuk tes uraian
Mean = jumlah skor testee pada suatu butir soal
jumlah seluruh testee
TK = Mean
Skor maksimum yang ditetapkan

 Untuk tes pilihan ganda


TK = Jumlah siswa yang menjawab butir tersebut dgn benar
Jumlah seluruh testee
DAYA PEMBEDA
 Soal harus mempunyai kemampuan untuk
memisahkan kelompok atas, sedang dan bawah.
Klasifikasi DP (Crocker dan Algina):
 0,40 - 1,00 soal diterima baik
 0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki
 0,20 - 0,29 soal diperbaiki
 0,19 - 0,00 soal tidak dipakai/dibuang
Daya Pembeda
 Untuk soal uraian
DP = (mean kelompok atas-mean kelompok bawah)/skor maksimum soal

 Untuk soal pilihan ganda

DP = (BA/JA)-(BB/JB)
BA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar butir tersebut
JA = jumlah siswa yang termasuk kelompok atas
BB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar butir tersebut
JB = jumlah siswa yang termasuk kelompok bawah
RUMUS LAIN
 TK = (U+L) / N
 DP = (U – L) / 0,5 N
Ket:
U = jumlah siswa kelompok atas (Upper) yang
menjawab benar
L = jumlah siswa kelompok bawah (Lower) yang
menjawab benar
Menurut Suharsimi, untuk populasi 100, maka analisis dibagi atas 3
kelompok:
- Kelompok atas (U) = 27 %
- Kelompok sedang = 46 %
- Kelompok bawah (L) = 27 %
Lazim dipakai untuk populasi ≥ 40, analisis dibagi menjadi 3 kelompok juga.
Untuk populasi < 40, analisis dibagi atas 2 kelompok saja.
CONTOH TABEL ANALISIS DATA
Diketahui Populasi Sampel = 40 orang

U = 27/100 X 40 = 10,8 ≈ 11 orang (siswa dari rangking 1 – 11)

L = 27/100 X 40 = 10,8 ≈ 11 orang (siswa dari rangking 30 – 40)

Jawaban
Jumlah Selisih
No Benar
TK DP
Soal
U L U+L U–L

0,3 0,6
1. 7 0 7 7
(sukar) (baik)
0,4 0,7
2. 8 0 8 8
(sedang) (baik)
KUALITAS OPTION
Setiap option harus punya kualitas pengecoh
yang sama.
Kriteria:
 Option kunci:

1. U+L : 25 – 75 % menjawab benar


2. Frekuensi U > L
 Option pengecoh (distructor):

1. Minimal frekuensi U & L : 25 % X (1/2n) X


(U+L) ≥ 1 , n=option pengecoh
2. Frekuensi L > U
CONTOH ANALISIS KUALITAS OPTION
Diketahui Populasi Sampel = 40 orang
U = 27/100 X 40 = 10,8 ≈ 11 orang (siswa dari rangking 1 – 11)
L = 27/100 X 40 = 10,8 ≈ 11 orang (siswa dari rangking 30 – 40)
Kemudian cocokkan dengan kriteria.
Kriteria kunci:
1. 7/22 X 100% = 32 %
2. Frekuensi U > L
Kriteria pengecoh dengan option pengecoh 4 buah:
1. 25% X (1/8) X (11+11) = 0,69
2. Frekuensi L > U

A (Kunci) B C D E Kesimpulan

U 7 0 0 4 0 Option yang baik:


L 0 0 0 3 8 A dan E

Anda mungkin juga menyukai