Anda di halaman 1dari 14

ALAT-ALAT BERAT UNTUK

ANALISIS SENYAWA BERUPA KLT,


HPLC, DAN NMR

KELOMPOK 2
KELAS F4

ANNISA ASMA L. (F202101187) AMBARWATI (F202101192)


APRILIANI PUTRI U. (F202101199) SATRIA RUSLAN (F202101163)
ABD. HAFID (F202101216) SAHARANITA ALIF W. (F202101166)
FITRI SARI YUDIN (F202101198) NUR FADILLAH T. (F202101226)
LAODE LELEI (F202101185) ALFARIDAH PUJI A. (F202101230)
ALUN ALKADRI (F202101181) GITA NURDIN (F202101176)
NILA SARI (F202101182) SULISTIAWATI S. (F202101213)
KLT
(Kromatografi Lapis Tipis)

Suatu teknik kromatografi yang digunakan untuk


memisahkan campuran yang tidak volatil. Kromatografi
lapisan tipis dilakukan pada selembar kaca, plastik, atau
aluminium foil yang dilapisi dengan lapisan tipis bahan
adsorben, biasanya silika gel, aluminium oksida, atau
selulosa.
HPLC
(High Performance Liquid Cromatography)

HPLC (High Performance Liquid Chromatography) adalah


sebuah teknik analisis kimia yang digunakan untuk
memisahkan, mengidentifikasi, dan mengukur kandungan
komponen dalam campuran larutan.

Tujuan penggunaan HPLC adalah memisahkan molekul dalam


waktu minimum (Behnoush, 2015), sehingga penting untuk
meningkatkan hasil analisis dan mengurangi waktu analisis.
NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

Spektroskopi NMR, umumnya dikenal sebagai


Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS), adalah
metode analitik kuat yang digunakan untuk
menganalisis medan magnet lokal di sekitar inti
atom. Hal ini didasarkan padA penyerapan radiasi
elektromagnetik oleh inti atom di daerah frekuensi
radio, yang umumnya berkisar antara 4 sampai 900
MHz
Komponen Penting Alat
a. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

1) Lempeng KLT
Lempeng KLT bersifat rapuh. Pendukung sorben yang paling umum digunakan adalah aluminium foil, film plastik dan piring
kaca (Lestyo, 2011). Berikut cara penanganan lempeng KLT
a. Pemotongan Lempeng
Pemotongan lempeng KLT dengan pendukung aluminium foil dapat menggunakan gunting.
b. Pencucian Lempeng (Prewashing)
Diperlukan untuk menghilangkan pengotor lempeng baik itu pengotor dari bahan pengikat maupun dari atmosfer yang
teradsorbsi
c. Aktivasi lempeng
Untuk menghilangkan kelembaban air atmosfer yang teradsorbsi dalam lempeng.
d. Pengkondisian Lempeng (Conditioning)
Mengontrol kelembaban lempeng dalam chamber. Kelembaban lempeng dikontrol dengan pereksi chamber twin trough.

2) Eluen
Eluen dapat terdiri dari satu pelarut atau campuran dua sampai enam pelarut (Lestyo, 2011). Fungsi eluen dalam KLT
a) Melarutkan campuran zat
b) Mengangkat atau membawa komponen yang akan dipisahkan melewati sorben fase diam
c) Memberikan selektivitas yang memadai untuk campuran senyawa yang akan dipisahkan.
Persyaratan sebagai berikut:
1)Memiliki kemurnian yang cukup,
2)Stabil,
3)Memiliki viskositas rendah,
4)Memiliki partisi isotermal yang linier
5)Tekanan uap yang tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi,
6)Toksisitas serendah mungkin
3) Chamber
a) Chamber dipastikan dalam kondisi bersih (bebas dari kotoran) dan kering (bebas dari adanya air). Berikut ini beberapa jenis chamber
b) Chamber Nu (chamber normal, alas datar, tak jenuh)
c) Chamber Ns (chamber normal, alas datar, jenuh)
d) Camber Twin-trough (chamber dengan dua kompartemen tempat eluen)
e) Chamber Su (chamber sandwich, tak jenuh)
f) Chamber Ss (chamber sandwich, jenuh)
g) Chamber horizontal (jenuh dan tak jenuh)
h) Chamber elusi otomatis

b. HPLC (High Performance Liquid Cromatography)

1. Fase diam dan fase gerak


Menampung fase gerak sering kali hanya berupa botol kaca.
2. Pelarut
Sistem pengiriman pelarut digambarkan seperti sistem pengiriman aliran bebas fase gerak ke HPLC terlepas dari tekanan balik sistem.
3. Sampel Injeksi
Pada tekanan tinggi, merupakan langkah penting dalam proses kromatografi.
4. Kolom
Beberapa jenis matriks untuk mendukung fase diam, termasuk silika, polimer, dan alumina.
5. Detektor
Fokus diberikan pada detektor yang paling umum, termasuk absorbansi UV/Vis, fluoresensi, elektrokimia, konduktivitas, indeks refraksi, dan detektor spektrometri
massa.
6. Pengumpulan data dan output
Output dicatat sebagai serangkaian puncak, masing-masing mewakili senyawa dalam campuran yang melewati detektor.

c. NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

Komponen-komponen utama berikut (Khopkar,2003 & Sastrohamidjojo, 1994) :


1. Magnet ; kekuatan magnet menentukan akurasi dan kualitas suatu alat NMR. Ada tiga jenis magnet yang dipakai : Magnet permanen, Elektromagnet, Magnet
superkonduksi
2. Generator medan magnet penyapu; Suatu pasangan kumparan terletak sejajar terhadap permukaan magnet, digunakan untuk mengubah medan magnet pada
suatu range yang sempit.
3. Sumber frekuensi radio, sinyal frekuensi oskilasi radio (transmiter) disalurkan pada sepasang kumparan yangpossinya 90º terhadap jalar dan magnet.
4. Detektor sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh inti yang beresolusi dideteksi dengan kumparan yang mengitari sampel dan tegak lurus terhadap sumber.
5. Perekaman (Rekorder) Pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan medan, rekorder mengendalikan laju sapuan spektrum.
6. Tempat sampel dan kelengkapannya (Tempat sampel dan probe) Tempat sampel merupakan tabung gelas berdiameter 5mm dan dapat diisi cairansampai 0,4
ml.
Parameter Murni
a. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Parameter analisis kualitatif KLT adalah harga Rf noda sampel. Pada penentuan secara kualitatif, sampel
mengandung analit dielusi bersama standar kemudian harga Rf keduanya dibandingkan. Harga Rf
menunjukkan jarak migrasi komponen analit terhadap jarak migrasi fase gerak Harga Rf berkisar antara
0,00 sampai 1,00 (Kowalska et al., 2003)
b. HPLC (High Performance Liquid Cromatograpahy)
1. Waktu retensi (tR) waktu yang dibutuhkan senyawa bergerak melalui kolom menuju detektor.
Waktu retensi diukur mulai dari sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak maksimum
dari senyawa.
2. Faktor kapasitas (k’) derajat tambatan dari suatu analit yang tidak dipengaruhi oleh laju alir dan panjang
kolom. Nilai faktor kapasitas yang disukai berada antara 1 hingga 10.
3. Jumlah plat teoritis (N) minimal 2000 agar puncak terpisah secara sempurna. Jumlah plat teoritis suatu
kromatografi dapat dihitung dengan persamaan.
4. resolusi (Rs) Nilai resolusi > 1,5 menunjukkan bahwa kedua kromatogram terpisah dengan sempurna. Untuk
pengembangan metode, sebaiknya dilakukan sampai resolusi ≥ 2
5. selektivitas (α) ditentukan berdasarkan perbandingan faktor kapasitas dari senyawa yang berbeda. Nilai
selektivitas > 1 agar terjadi pemisahan.
6. faktor tailing (Ft) dihitung dengan menggunakan lebar puncak pada ketinggian 5% dengan persamaan : Tf =
Bc. Ac
Parameter Murni
Keterangan :

a. Tf: Tailing Factor


b.Bc: Selisih antara waktu retensi dan waktu yang menunjukkan akhir
puncak
c.Ac: selisih antara waktu yang menunjukkan akhir puncak dan awal
puncak.

c. NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

Ada empat parameter yang dapat membantu menginterpretasi spektra NMR.


(1) pergeseran kimia, (2) penjodohan spin, (3) tetapan penjodohan dan pola penjodohan, dan (4)
integras. Untuk memastikan kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini sering dibantu
dengan spektroskopi 2-D yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence), HMBC
(Heteronuclear Multi Bond Coherence), COSY Correlation Spectroscopy) dan NOESY (Nuclear
Overhauser Effect Spectroscopy)
Prinsip Kerja KLT, HPLC, dan
NMR
A. KLT (kromatografi lapis tipis)
Prinsip kerja KLT yaitu adsorpsi, desorpsi, dan elusi. Adsorpsi terjadi ketika larutan sampel ditotolkan ke fase diam (plat KLT) menggunakan pipa kapiler,
komponen–komponen dalam sampel akan teradsorbsi di dalam fase diam. Desorbsi adalah peristiwa ketika komponen yang teradsorbsi di fase diam didesak
oleh fase gerak (eluen), terjadi persaingan antara eluen dan komponen untuk berikatan dengan fase diam. Elusi adalah peristiwa ketika komponen ikut terbawa
oleh eluen (agustin, 2021).
B. HPLC (high performance liquid cromatography)
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan
direkam dalam bentuk kromatogram. Dimana jumlah peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam
campuran (hendayana,2006)
C. NMR (nuclear magnetic resonance)
Prinsip kerja spektroskopi 1H-NMR berdasarkan pada penyerapan gelombang radio (4-600mhz) oleh inti atom hidrogen dalam molekul, saat molekul tersebut
berada dalam medan magnet yang sangat kuat dan diradiasi dengan radiasi elektromagnetik maka inti atom hidrogen tersebut akan menyerap energi melalui
absorbsi atau resonansi magnetik. Absorpsi radiasi akan terjadi apabila kekuatan medan magnet sesuai dengan frekuensi radiasi elektromagnetik (pavia et al.,
2009).
Identifikasi Senyawa
KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

01 Identifikasi kandungan senyawa flavonoid diawali dengan pengamatan


dibawah sinar lampu UV, baik UV254 maupun UV366.

HPLC (High Performance Liquid Cromatography)

02 Menggunakan dua fase kerja yaitu fase gerak (mobile phase) dan fase diam (stationary phase).
Fase gerak berupa cairan atau pelarut yang berfungsi untuk membawa komponen campuran
menuju detektor sedangkan fase diam adalah fase tetap didalam kolom berupa partikel dengan
pori yang kecil dan memiliki area surface tinggi (Angraini dan Desmaniar, 2020: 70).

NMR (Nuclear Magnetic Resonance)


Proses identifikasi Spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan panjang gelombang radio
03 oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.
Inti atom unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni atom unsur yang mempunyai spin
atau tidak mempunyai spin. Spin inti akan menimbulkan medan magnet.
Kerugian Dan keuntungan
a. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
01 1) Keuntungan
Menurut Gandjar & Rohman (2012) beberapa keuntungan KLT adalah:
a) KLT banyak digunakan untuk tujuan analisis.
b)Idenifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi, atau dengan
radiasi menggunakan sinar ultra violet.
c) Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi
2 dimensi.
d) Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan
bercak yang tidak bergerak.
2) Kerugian
1. Butuh ketekunan dan kesabaran untuk mendapatkan bercak/noda yang diharapkan.
2. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.
3. Tidak dapat menentukan kadar dari zat yang diidentifikasi.
Kerugian Dan keuntungan
b. HPLC (High Performance Liquid Cromatography)
02
1) Keuntungan
zat yang tidak menguap (volatile) sedangkan pada gas kromatografi zat yang tidak
menguap harus dibuat menguap dahulu baru bisa analisis. untuk analisis
membutuhkan ukuran sampel yang kecil, pengujian dapat dimodifikasi menghasilkan
hasil yang andal.

2) Kerugian
membutuhkan analis/SDM khusus. Harga kolom HPLC bisa sampai puluhan juta
rupiah. Kelemahan uji HPLC masa kerja pendek (berkaitan dengan umur kolom), pada
laju alir yang tinggi dibutuhkan biaya yang besar untuk pembelian dan pembuangan
pelarut berkemurnian tinggi.
Kerugian Dan keuntungan
c. NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

03 1. Keuntungan
a) ampuh untuk menjelaskan struktur senyawa organik.
b) No- invasive/non-destruktif. Aset terbesar dari teknik MR adalah non-invasifnya, yang meliputi studi jaringan dan sel
yang terisolasi di mana pengukuran MR pada sampel tersebut tidak invasif.
c) Tidak Merusak sampel.
d) Memerlukan persiapan sampel minimal
e) Semua metabolit yang memiliki tingkat konsentrasi NMR dapat dideteksi dalam satu kali pengukuran
f) menawarkan resolusi kontras yang baik dan membantu membedakan jaringan normal dari jaringan yang sakit
g) Kurangnya Radiasi Pengion.
h) FIeksibilitas.
2. Kerugian
a) Sensitivitas.Sensitivitasnya lebih rendah dibandingkan LC-MS.
b) NMR-liquid membutuhkan penggunaan pelarut deuterasi.
c) Bekerja di Lingkungan Medan Magnet Tinggi.
d) Sensitivitas Gerakan.
Thank
you!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai