Anda di halaman 1dari 127

• Pengertian dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara Filosofi adalah pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan :


-Tenaga kerja dan manusia pada umumnya, baik jasmani maupun rohani
-Hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera
• Ditinjau dari sisi Keilmuan defenisi K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit dan lain-
lain.
• Kesehatan dan Keselamatan Kerja perlu dikelola dengan baik di setiap perusahaan tujuannya
adalah :1.Mencegah Cidera
• 2.Mencegah kerusakan alat/ properti/aset perusahaan
• 3.Memenuhi aturan perundang-undangan
• 4.Meningkatkan keuntungan perusahaan
• 5.Menjadi yang terbaik di bidang pekerjaannya
• 6.Menjaga reputasi perusahaan
Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut dimana es
yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan.
Begitu pula kerugian pada kecelakaan kerjakerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil
daripada kerugian keseluruhan.
Lanjutan....
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03 / MEN / 98 tentang tata cara
pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan.
BAB I PENGERTIAN
Pasal 1
• Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan
1. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda.
2. Kejadian berbahaya lainnya ialah suatu kejadian yang potensial, yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja kecuali kebakaran peledakan dan bahaya pembuangan limbah.
3. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
4. Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
5. Pegawai pengawas adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal I ayat (5) UU No. I Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
6. Pengurus adalah:
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri
b. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
BAB II
TATACARA PELAPORAN KECELAKAAN
• Pasal 2 • Pasal 5
• (1) Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap • (1) Pengurus atau pengusaha yang telah mengikutsertakan
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dipimpinnya. pekerjaannya pada program jaminan sosial tenaga kerja
• sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, melaporkan
(2) Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (t)
kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2)
terdiri dari: a. Kecelakaan Kerja: b. Kebakaran atau
huruf a dan b dengan tata cara pelaporan sesuai peraturan
peledakan atau bahaya pembuangan limbah; c. Kejadian
Menteri Tenaga Kerja No. PER-05/MEN/1993.
berbahaya lainnya.
• Pasal 3
• (2) Pengurus atau pengusaha yang belum mengikutsertakan
• Kewajiban melaporkan sebagaimana pekerjaannya pada program jaminan sosial tenaga kerja,
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berlaku bagi pengurus sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, melaporkan
atau pengusaha yang telah dan yang belum kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 2
mengikutsertakan pekerjaannya ke dalam program huruf a dan b dengan tata cara pelaporan sesuai dengan
jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1993.
undang No. 3 Tahun 1992.
• Pasal 4
• (1) Pengurus atau pengusaha sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 wajib melaporkan secara tertulis kecelakaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, b, c
dan d kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua kali dua
puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan
dengan formulir laporan kecelakaan sesuai contoh bentuk 3
KK2 A 3 / 5 lampiran I.
• (2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dapat dilakukan secara lisan sebelum dilaporkan secara
tertulis.
BAB III
PEMERIKSAAN KECELAKAAN

• Pasal 6
• (1) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (I ), dan
Pasal 5, Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja memerintahkan pegawai pengawas
untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.
• (2) Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilaksanakan terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan oleh pengurus atau
pengusaha.
• (3) Pemeriksaan dan pekerjaan kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.05/MEN/1996 tentang tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

Ketentuan Umum (3) Audit adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk
Pasal 1 menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai
dengan pengaturan yang direncanakan, dan dilaksanakan secara
Dalam Peraturan efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan;
Menteri ini yang
(4) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan
dimaksud dengan
pekerja dengan tujuan mencari laba atau tidak, baik milik swasta
: maupun milik negara;
(1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang (5) Direktur ialah pejabat sebagaimana dimaksud dalam Undang-
selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari undang No. 1 Tahun 1970;
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur (6) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah pegawai teknik
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk
prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi oleh Menteri;
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan (7) Pengusaha adalah :
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
a) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
sendiri dan untuk keperluan itu mepergunakan tempat kerja;
kegiatan krja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
b)Orang atau badan hukum yang secara berdiri
efisien dan produktif;
sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk
(2) Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup keperluan itu mepergunakan tempat kerja;
atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja c) Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk badan hukum termaksud pada huruf a) dan b), jika kalau yang
keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau diwakili berkedudukan di luar Indonesia.
sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hokum Republik Indonesia;
(8) Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas
memimpin langsung tempat kerja atau lapangan yang
2) Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen
berdiri sendiri; K3
(9) ) Tenaga kerja adalah t iap orang yang Pasal 2
mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan adalah menciptakan suatu sistem keselamatan
jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
masyarakat;
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,
(10) Laporan Audit adalah hasil audit yang dilakukan oleh
kondisi dan lingkungan kerja yang
Badan Audit yang berisi fakta yang ditemukan pada
saat pelaksanaan audit di tempat kerja sebagai dasar terintegrasi dalam rangka mencegah dan
untuk menerbitkan sertifikat pencapaian kinerja mengurangi kecelakaan dan penyakit
Sistem Manajemen K3; akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja
(11) Sertifikat adalah bukti pengakuan tingkat pemenuhan yang aman, efisien dan produktif.
penerapanperaturanperundanganSi
s t e m Manajemen K3;
(12) Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab
dalam bidang ketenagakerjaan.
3) Penerapan Sistem Manajemen K3
Pasal 3
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak
seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya
yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat
kerja, wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.
Tanggung jawab K3
PRINSIP K3
• Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan selamat
• Kecelakaan pasti ada sebabnya
• Penyebab kecelakaan harusdicegah / ditiadakan
PENTINGNYA K3
Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan gaji/nafkah

Menyelamatkan keluarga, dari :


kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan pendapatan

Menyelamatkan perusahaan, dari :


kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat kecelakaan, kehilangan waktu karena
terhenti kegiatan, melatih atau mengganti karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai
terhentinya produksi
Tanggung jawab Karyawan
Setiap Pekerja maupun Pengawas mempunyai tanggungjawab terhadap K3 di area
kerjanya masing-masing, antara lain :

Bertanggungjawab atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja diri sendiri & orang lain yang
berada disekitarnya
• Tidak bekerja dengan cara yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain
• Menggunakan & memelihara Alat Pelindung Diri yang sudah disediakan
• Melaporkan (segera) keadaan atau aktifitas yang tidak aman, fatique, kejadian
berbahaya atau cidera di tempat kerja
• Tidak mengganggu atau merusak apa saja yang disiapkan untuk K3LL
• Tidak mencoba melakukan suatu pekerjaan kecuali bila sudah terlatih/bersertifikat
untuk mengerjakannya denga aman atau sudah mendapatkan izin
Tanggung jawab Pengawas
Lanjutan...
♦♦♦ Gravitasi
Kekuatan / daya akibat gaya tarik bumi terhadap benda.
Contoh: benda jatuh, atap runtuh, dan orang tersandung atau terjatuh

♦♦♦ Gerakan
Perubahan posisi / gerakan dari suatu benda atau zat.
Contoh: kendaraan, pemindahan bejana atau peralatan; aliran air; angin; gerakan badan: mengangkat,
keseleo, atau membungkuk.

♦♦♦ Mekanikal
Enerji yang terdapat pada komponen dalam sebuah sistem mekanis, contoh: rotasi, vibrasi, gerak, dll, termasuk bagian
statis dari peralatan/mesin.
Contoh: alat berputar, per /pegas, tali kipas, conveyor, dan

♦♦♦ Listrik
Keberadaan dan aliran arus listrik.
Contoh: power line, transformer / gardu, listrik statik, halilintar, peralatan beraliran listrik,
kabel, dan batere
♦♦♦ Tekanan
Enerji yang dihasilkan dari cairan atau gas yang telah dimampatkan atau divakum.
Contoh: pipa bertekanan, tabung bertekanan, bejana, tangki, hose, dan peralatan
pnematik/ hidrolik.
Lanjutan...

♦♦♦ Suhu
Perbedaan ukuran enerji panas dari sebuah benda atau lingkungan, dimana badan manusia merasakannya sebagai
panas atau dingin.
Contoh: api; percikan api; permukaan panas atau dingin; uap; gesekan; dan kondisi umum lingkungan dan cuaca

♦♦♦ Kimia
Enerji yang terdapat dalam zat kimia, yang secara inheren atau melalui reaksi, memiliki potensi menimbulkan luka fisik
atau gangguan kesehatan, lingkungan
Contoh: uap flammable, bahaya dari reaksi kimia, karsinogen atau senyawa beracun, korosif, gas combustible, udara
rendah-oksigen, asap las, debu .

♦♦♦ Biologi
Organisme hidup yang dapat menimbulkan bahaya.
Contoh: binatang, bakteri, virus, serangga, pathogen, menangani bahan makanan dengan tidak bersih,
air tercemar.

♦♦♦ Radiasi
Enerji yang diemisikan dari zat radioaktif atau sumber alami yang mengandung radio aktif (NORM - Naturally Occurring
Radioactive Materials).
Contoh: sinar las, radiasi matahari, microwaves, laser, sinar-X, alat ukur

♦♦♦ Bahaya Bunyi


Bunyi dihasilkan bila ada gaya yang mengakibatkan benda atau zat bervibrasi- enerji ditransfer dalam bentuk
gelombang suara.
Contoh: suara dari peralatan, suara akibat benturan, vibrasi, lepasan aliran tekanan-tinggi, gangguan
bising terhadap komunikasi.
Keparahan
Sangat Ringan Sedang Berat Sangat Berat
Ringan

Sangat Sering Sedang Tinggi Tinggi Eks t rim Ekstrim

Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim


Frekuensi

Sedang Rendah Sedang Sedang' Tinggi Ekstrim.

Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi

Sangat jarang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi


Contoh sign penggunaan
APD
Tahap tahap kebakaran
Prosedur Tanggap Darurat
• 1.Sistem Proteksi Pasif 2.Sistem Proteksi Aktif
• Yang dimaksud Sistem Proteksi Pasif yaitu :Suatu teknik • Penerapan suatu desain sistem atau instalasi deteksi, alarm dan
desain tempat kerja untuk membatasi atau menghambat pemadan kebakaran pada suatu bagunan tempat kerja yang sesuai dan
penyebaran api, panas dan gas baik secara vertikal maupun handal sehingga pada bangunan tempat kerja tersebut mandiri dalam
horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan, memasang hal sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran
dinding pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan (Berdasarkan INS.Menaker : No :
11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan Khusus K3Penanggulangan Keb
dengan media yang tahan api atau dengan mekanisme tertentu.
akaran)
(Berdasarkan INS.Menaker :No11/M/BW/1997 Tentang Penga
• Sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan
wasan Khusus K3 Penanggulangan kebakaran)
dengan mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara
• Sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilaksanakan
dengan melakukan pengaturan terhadapkomponen bangunan
• otomatis maupun manual, digunakan oleh penghuni atau petugas
gedung dari aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa
pemadam kebakaran dalam melaksanakan operasi pemadaman. Selain
sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan
itu sistem ini digunakan dalam melaksanakan penanggulangan awal
fisik saat terjadi kebakaran.
kebakaran
(Berdasarkan Kemenpu No.10/Kpts/2000 Tentang KetentuanTe (Berdasarkan Kemenpu No.10/Kpts/2000 Tentang Ketentuan TeknisPe
knis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan ngamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan
Gedung DanLingkungan). Lingkungan).
• Contoh Sistem Proteksi Pasif : • Contoh Sistem Proteksi Akitf :
• Jenis bahan bangunan yang digunakan / Isi bangunan • Penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
yang sulit terbakar) • Penggunaan Hydrant
• Detektor : Asap (Smoke Detector), Panas (Heat Detector), Nyala
Api
• Alarm Kebakaran Listrik / Otomatis
• Sprinkler
Kekuatan / Tenaga Temperatur Vibrasi

Makin banyak upaya mengeluarkan tenaga


Tempat kerja terlalu panas dan lembab, rasa
makin banyak kerja otot, makin
menambah lama waktu pemulijan lelah (tire) lebih cepat, kecenderungan
(recovery); Kelelahan (fatigue) makin cidera meningkat;
lebih cepat pada kerja repetitf; Temperature dingin menurunkan
fleksibilitas, cenderung mebningkatkan
Tenaga yang dibutuhkan bergantung pada cidera;
berat objek dan perkakas kerja;
Bentuk perkakas kerja yang tidak Getaran mempengaruhi tendon, otot, sendi
diselaraskan dengan posisi terbaik dari dan syaraf;
pergelangan tangan akan menambah besar Penggunaan peralatan yang bergetar, rasa
tenaga yang diperlukan; baal pada jari2, kehilangan rasa
Kerusakan dan kurang pemeliharaan pada sentuhan dan pegangan tangan (gripan).
perkakas kerja meningkatkan
penggunaan tenaga yang oleh tenaga
kerja.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam Penanganan
Barang Secara Manual:

Tindakan & Pergerakan


Beban yang akan diangkat
Dapatkah saya mengangkatnya sendiri?
Apakah saya perlu minta bantuan atau
dapatkah saya menggunakan bantuan mekanis,
seperti forklift.
Lokasi tempat kerja. Adakah yang akan
menghalangi saya atau beban yang saya angkat?
Posisi orang yang membantu pengangkatan.
Lama & frekwensi pengangkatan.
Posisi benda dan jarak yang harus ditempuh
dengan beban.
Umur anda.

Jika ragu, temui supervisor


anda.
Penggalian

1. Harus dilengkapi dengan ijin kerja khusus (Excavation Permit)


2. Pada ijin kerja harus tercantum bahwa kondisi bawah tanah
dalamkondisi aman atau bebas dari fasilitas bawah tanah seperti
pipa, kabellistrik dan telepon dll.
3. Lakukan Manual Digging sedalam 70-80 cm sebelum proses
penggalian dilakukan.
4. Setiap galian harus dibuat landai kecuali kondisi yg tidak
memungkinkan harus dipasang shoring potection.
5. Tidak menumpuk tanah galian atau barang lain dipinggiran galian.
6. Pengawas pekerjaan harus memeriksa kondisi galian.
7. Baricade dan poster keselamatan harus dipasang di sekitar galian.
8. Pada setiap galian harus disiapkan jalan untuk naik dan turun
(tangga)
9. Pada saat penggalian dengan menggunakan excavator pastikan
pekerja tidak melakukan aktifitas dibawah bucket excavator
Bekerja di Ketinggian
•Tempatkan tangga dengan rasio 4 : 1. Satu
meter untuk setiap 4 meter tinggi.
•Puncak tangga harus diikat pada posisinya
setelah tangga terpasang. Tangga tidak boleh
digunakan untuk menopang papan,
terkecuali tangga kuda-kuda.
•Hanya boleh satu orang pada tangga sekali
waktu. Bagian atas tangga tidak boleh
digunakan sebagai injakan atau anjungan
kerja.
•Setiap tangga yang cacat harus diperbaiki
atau diganti dengan segera.
•T ang g a h a n y a b o l e h d i g u n a k a n
p a d a permukaan datar dan kuat, dasar
tangga harus bila perlu dipasang alas
atau diikat pada posisinya untuk mencegah
4 bergerak.
1

RASIO 4 : 1
 Ujung tangga min 1 meter dari
tumpuan.
 Jangan memaksakan diri untuk
menjangkau terlalu jauh.
 Tangga lipat digunakan dengan
berdiri maximum pada anak
tangga nomor 2 dari atas.
 Tidak boleh duduk di atas
tangga lipat
Ciri-ciri Scaffold yang aman
untuk digunakan:
◦ Memiliki Handrail.
◦ Memiliki Toe/Kick Board.
◦ Tidak ada rongga terbuka pada
lantai perancah.
◦ Memiliki tangga naik/turun yang
aman.
◦ Memiliki Base Plate pada kaki
scaffold
KESELAMATAN KERJA CRANE DAN RIGGING

Pergerakan crane & pengangkatan.

• Hanya satu signalman digunakan untuk pengangkatan dengan crane.


• Pastikan terjalin suatu bentuk komunikasi antara operator crane dengan
petugas rigger/signalman (pemberi aba-aba) untuk pengangkatan.
• Petugas rigger harus berada pada sisi matarial yang diangkat agar terhindar
dari tergencet.
• Petugas rigger tidak boleh berdiri dibawah beban.
• Petugas rigger harus menggunakan tagline untuk mengendalikan beban.
• Petugas spotter diperlukan ketika crane mundur.
• Aba-aba ”STOP” dapat diberikan oleh siapapun jika crane dalam situasi
berbahaya.
Perlengkapan pengangkatan (shackle, sling, pulley, chain block) diperiksa
secara berkala oleh petugas rigger yang berkompetensi.
Perlengkapan pengangkatan (shackle, sling, pulley, chain block) diperiksa
secara berkala oleh petugas rigger yang berkompetensi.
MSDS (Material Safety Data Sheet (Lembar Data Keselamatan Bahan)
LABEL
Apa yang harus diberi Label ?
- Perusahaan mewajibkan semua kontainer untuk
hazardous material diberi label, kecuali Container /
Tabung untuk pemakaian segera.
- Label harus mudah menghadap ke depan atau mudah
dilihat
• Label adalah tulisan yang menunjukkan antara lain karakteristik dan jenis limbah B3.

• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 Tentang Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya
dan Beracun , maka klasifikasi B3 bersifat :

• -Mudah meledak (explosive)


• -Pengoksidasi ( oxidizing)
• -Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
• -Sangat mudah menyala (highly flammable)
• -Mudah menyala (flammable)
• -Amat sangat beracun (extremely toxic)
• -Sangat beracun (highly toxic)
• -Beracun (toxic)
• -Berbahaya (harmful)
• -Iritasi (irritant)
• -Korosif (corrosive)
• -Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environment)
• -Karsinogenik (carcinogenic)
• -Teratogenic (teratogenic)
• -Mutagenic (mutagenic) dan
• -Bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas)
Contoh MSDS
KEBIJAKAN MEROKOK

JANGAN:

• Merokok di area-area terlarang dalam gedung dimana material mudah terbakar disimpan.
Perhatikan tanda-tanda.
• Merokok atau menyalakan api kecil dekat penyimpanan bahan mudah terbakar di area-area
lain.
• Membuang puntung rokok yang masih menyala kedalam bak atau sejenisnya tanpa
pertama-tama mematikan apinya.
• Membuang/melemparpuntung rokok anda ke semak belukar atau sejenisnya .
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan apa yang dilakukan di perusahaan adalah :
• Pemantauan air limbah domestik
• Pemantauan air minum
• Pemantauan air limbah
• Pemantauan kebisingan

Pengendalian Tumpahan
• Setiap tumpahan/kebocoran harus segera dihentikan.
• Pakailah PPE yang sesuai ketika membersihkan tumpahan. Periksa MSDS.
• Gunakan bahan penyerap untuk tumpahan/kebocoran yang bersifat menyerap.
• Bersihkan tumpahan/kebocoran dan kumpulkan material pencemar dalam bak/tabung khusus untuk B3.
• Beritahu supervisor anda jika tumpahan material besar.
Pemantauan & Pengukuran
Pengolahan Hidrokarbon
• Bahan bakar disimpan dalam tangki tertutup
• Ditempatkan dalam tanggul Oil Separator
• Dilengkapi dengan pemisah minyak

TANGGU
L
• Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan grounding.
• Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan tanggul pematang.
• Area dilarang merokok.
• Mesin harus dimatikan dan diisolasi saat pengisian bahan bakar.
• Alat pemadam api yang mencukupi hars tersedia di tempat kerja
siap bila dibutuhkan.
• Spill kit (perlengkapan penanggulangan tumpahan) harus berada
di dekatnya.
• Hindari tumpahan zat pencemar ke air atau tanah.
Mengenal Rambu - rambu K3
Lambang K3

Arti dan Lambang K3 dapat dilihat pada Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang


Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bentuk lambang berupa palang


berwarna hijau dengan roda
bergerigi sebelas dengan warna
dasar putih
Lambang K3

Arti (Makna) Tanda Palang


Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) WarnaHijau


Selamat, sehat dan sejahtera.

Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda


Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai