Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN

REPRODUKSI
REMAJA
ASUHAN KEBIDANAN REMAJA

Domas Nurchandra Pramudia, SST., M.Keb


Anggota Kelompok
Aini Nurul Izzah Fatimatuzzahro
1 (P27824420132)
5 (P27824420160)

Andhini Lusi Cahya M


2 6
(P27824420139) (P27824420167)

Aurelline Hero P T Mulinda Rahma W


3 7
(P27824420146) (P27824420172)

Dzurrotun K Nisa Mutiara Rahmadeni


4 8
(P27824420153) (P27824420174)
Latar Belakang
• Remaja identik dengan istilah kematangan
sistem reproduksi.

• Kurangnya edukasi mengenai pentingnya


menjaga kesehatan reproduksi di kalangan
remaja menyebabkan muncullah masalah
kesehatan reproduksi ini

• Ditambah dengan hal – hal baru / terjadi


perubahan – perubahan di diri mereka baik
secara fisik maupun psikis

• Remaja yang tidak mampu ataupun terhalang


untuk beradaptasi akan melakukan hal
seenaknya sendiri yang bisa menjadi penyebab
masalah kesehatan reproduksi
Masalah
01 Kesehatan
Reproduksi pada Remaja
Menurut Indah Milanti, dkk (2017)
1. Seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan di usia remaja dan tertularnya
penyakit menular seksual.

2. Perdarahan diluar haid (perdarahan yang terjadi di antara 2 haid). Hal ini
disebabkan oleh kelainan organik ( polip, tumor ovarium, perlukaan serviks, dll)dan
kelainan hormonal( kelainan pada rantai hormonal hipotalamus- hipofisis dan
ovarium)

3. Haid yang tidak lancar. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon (FSH,
LH, GnRH) dipengaruhi oleh stres, indeks massa tubuh, dan aktivitas fisik. Stress
mempengaruhi hormon FSH-LH yang tidak teratur menyebabkan hormon estrogen
dan progesteron yang tidak teratur juga. Aktivitas yang tinggi dapat mempengaruhi
peningkatan kadar LH. Sedangkan lemak yang berlebihan dalam tubuh
mempengaruhi meningkatnya hormon estrogen yang mengakibatkan umpan negatif
pada GnRH sehingga mengakibatkan terganggunya hormon FSH.
Faktor yang
02 Memengaruhi
Masalah Kesehatan Reproduksi
Faktor – faktor

Demografis - Budaya dan


01. Ekonomi 02. Lingkungan

03. Psikologis 04. Biologis


Demografis ekonomi Budaya dan Lingkungan
● Rendahnya ekonomi membuat ● Lingkungan yang baik akan
remaja tidak mendapat pendidikan membentuk karakter remaja yang
yang layak baik pula

● Sehingga mereka kurang mendapat ● Jika lingkungan tersebut


edukasi mengenai kesehatan menggencarkan edukasi mengenai
reproduksi pentingnya menjaga virginitas dan
menghindari kenakalan remaja
● Demografis yang terpencil
membuat para remaja tidak bisa ● Maka, remaja akan terpengaruh
mengakses layanan kesehatan oleh stigma lingkungan yang baik
tersebut
Contoh

Wilayah terpencil Majane, Sulawesi Barat (2021) yang Desa Sandirejo, Temanu, Gunung Kidul (2019)
masih kurang fasilitas layanan kesehatan mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan
reproduksi remaja
(Source : jawapos.com)
(Source : candirejo-semanu.desa.id)
Psikologis Biologis
● Faktor psikologis biasanya Mencakup :
dipengaruhi oleh ketidakseimbangan
hormonal 1. Ketidaksempurnaan organ
reproduksi (cacat)
● Akibat dari ketidakseimbangan
hormone salah satunya adalah 2. Terkena penyakit menular
menstruasi yang tidak lancar
3. Keadaan gizi yang buruk
● Bahkan, bisa juga menyebabkan
depresi apabila terjadi perubahan 4. Anemia
hormone dari tinggi ke rendah dengan
sangat ekstrem 5. Dan lain lain
Penanganan
03 Masalah
Kesehatan Reproduksi Remaja
Pencegahan
Gizi Menambah Pencegahan
kekerasan
Seimbang pengetahuan NAPZA
seksual

1 2 3 4
Pengembangan Program Pendidikan
Kesehatan Reproduksi Remaja
Pentingnya Pendidikan Reproduksi Remaja
Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
remaja relatif masih rendah sebagaimana ditunjukkan oleh hasil
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia tahun 2007.
Sebanyak 13% remaja perempuan tidak tahu tentang perubahan
fisiknya dan hampir separuhnya (47,9% tidak mengetahui kapan
masa subur seorang perempuan. Adapun yang memprihatinkan kita
semua adalah, pengetahuan remaja tentang cara paling penting untuk
menghindari infeksi HIV masih terbatas. Hanya 14% remaja
perempuan dan 95% remaja laki-laki menyebutkan pantang ber
hubungan seks, 18% remaja perempuan dan 25% remaja laki-laki
menyebutkan menggunakan kondom serta 11% remaja perempuan
dan 8% remaja laki-laki menyebutkan membatasi jumlah pasangan
(jangan berganti-ganti pasangan seksual) sebagai cara menghindar
dari HIV/AIDS.
Oleh karena itu, rendahnya pengetahuan tersebut menjadikan
pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual penting untuk
diberikan.
Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja
Promosi Kesehatan Dimensi Intervensi Perilaku
adalah ilmu dan seni membantu a. Perubahan perilaku: perubahan dari perilaku yang
masyarakat menjadikan gaya tidak kondusif ke yang kondusif bagi kesehatan.
hidup mereka sehat optimal. b. Pembinaan perilaku: mempertahankan perilaku sehat.
Kesehatan yang optimal c. Pengembangan perilaku: membiasakan hidup sehat
didefinisikan sebagai bagi remaja.
keseimbangan kesehatan fisik,
emosi, sosial, spiritual dan Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1984)
intelektual. Kesehatan bukan a. Advokasi (advocacy): agar pembuat kebijakan
hanya perubahan gaya hidup, mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan.
namun berkaitan dengan b. Dukungan sosial (social support): agar kegiatan promosi
perubahan lingkungan yang kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat.
diharapkan dapat lebih c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment): agar
mendukung dalam membuat masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
keputusan yang sehat. kesehatannya.
Progam Kesehatan Peduli Remaja
Salah satu program pokok puskesmas yang
menitikberatkan kegiatannya pada remaja
dalam bentuk konseling dan berbagai hal • Karakteristik kebijakan program
yang berhubungan dengan kesehatan • Karakteristik staf pemberi pelayanan
remaja. Remaja mendapatkan informasi • Karakteristik prosedur pelayanan
yang benar dan tepat untuk berbagai hal • Karakteristik partisipasi remaja
yang perlu diketahui remaja. Remaja • Karakteristik lingkungan
berada dalam masa transisi atau peralihan
dari masa anak-anak untuk menjadi
dewasa. Secara fisik, remaja dapat
dikatakan sudah matang tetapi secara
psikis atau kejiwaan belum matang. Oleh
karena itu, kelompok anak usia remaja
dianggap termasuk dalam kelompok
berisiko untuk terkena berbagai masalah
termasuk kesehatan reproduksi.
Pemberian Informasi dan Edukasi
1.Dilaksanakan didalam atau 3.Menggunakan metoda ceramah tanya
diluar gedung, baik secara jawab, focus group discussion (FGD), diskusi
perorangan atau berkelompok. interaktif, yang dilengkapi dengan alat bantu
media cetak atau media elektronik (radio,
21,9%
email, dan telepon atau hotline, SMS).
35,5%
2.Dapat dilaksanakan oleh guru, 4.Menggunakan sarana komunikasi informasi
pendidik sebaya yang terlatih dari edukasi (KIE) yang lengkap, dengan bahasa
sekolah, atau dari lintas sektor terkait yang sesuai dengan bahasa32,7%
sasaran (remaja,
dengan menggunakan materi dari orangtua, guru)10,9%
dan mudah dimengerti. Khusus
(atau sepengetahuan) puskesmas. untuk remaja perlu diingat untuk bersikap tidak
menggurui serta perlu bersikap santai.
Kesimpulan
Masih banyak remaja di Indonesia yang
terkena masalah kesehatan reproduksi,
biasanya karena minimnya pengetahuan dan
rasa ingin mencoba melakukan aktivitas
seksual yang menyebabkan terjadi penyakit
reproduksi menular.

Oleh karena itu, kita sebagai tenaga kesehatan


khususnya seorang bidan harus mampu
memperbanyak edukasi di berbagai sekolah
ataupun di tempat – tempat terpencil agar
masalah kesehatan reproduksi pada remaja ini
bisa menurun.
“Anak – anak remaja kita perlu
diberikan pengetahuan tentang
kesehatan Reproduksi”

“Jangan anggap hal ini tabu.

“”THANK
“”THANK Sebaiknya, isi pikiran mereka
dengan ilmu pengetahuan, sehingga
mereka memiliki prinsip tentang
alat reproduksi mereka sendiri”
YOU“”
YOU“” “Hal ini tentu menjadi penting
untuk menghindari akibat
pergaulan bebas yang tidak
diinginkan”

Dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K)


(Kepala BKKBN Pusat)

Anda mungkin juga menyukai