Anda di halaman 1dari 16

CARA MENGHITUNG WARISAN

Sebelum harta warisan dibagi terlebih


dahulu harus diselesaikan :
1. Mengeluarkan Zakatnya.
2. Membayar biaya ketika sakit sampai
meninggal.
3. Mebayar hutang.
4. Menyelesaikan wasiat.
Langkah-langkah membagi harta warisan :

1. Mencari atau menentukan siapa ahli


warisnya.
2. Menentukan bagian masing-masing dari ahli
waris itu.
3. Menentukan asal masalah.
Cara menentukan asal masalah
1. Dengan cara “ Mubayanah” artianya apabila angka
penyebutnya berlainan dan tidak mempunyai
pembagi persekutuan, maka ditempuh dengan
jalan mengalikan angka-angka penyebutnya
misalnya :
Ada seorang meninggal dunia dengan meninggalkan
ahli waris ;
a. Suami =½
b. Ibu = 1/3
c. Paman = Ashobah
Asal masalah = 6
a. ½ = 3
b. 1/3 = 2
c. Ashobah = 1
Jumlah = 6
2. Dengan cara “Mudakholah”
Artinya apabila angka penyebutnya berlainan tetapi yang satu
dapat dibagi dengan yang lainnya, maka dapat ditempuh
dengan jalan mengambil penyebut yang bisa dibagi itu untuk
dijadikan asal masalah
Misalnya;
Asal masalah = 6
a. 2/3 = 4
b. 1/6 = 1
c. Ashobah = 1
_____________________
Jumlah = 6
3.Dengan cara “ Muwafaqoh”
Artinya apabila angka penyebutnya berlainan,
tetapi mempunyai pembagian persekutua.
1
PPT X Penyebut yang satu X Penyebut yang lain

Ket : PPT = Pembagi Persekutuan Terbesar


Contoh
a. 1/6 =
b. 1/8 = ½ x 6 x 8 = 24
c. Ashobah =

Asal masalah = 24
d. 1/6 = 4
e. 1/8 = 3
f. Ashobah = 17
_____________________
Jumlah = 24
4. Dengan cara “ Mumatsalah “
Artinya apabila penyebutnya sama besarnya, maka cukup
diambil salah satunya untuk dijadikan sebagai asal
masalah.
Misalnya :
Asal masalah = 3
a. 1/3 = 1
b. 2/3 = 2
c. Ashobah = 0
__________________
Jumlah = 3
AUL dan RAD
Aul Artinya Naik atau tambah
Dan membagi warisan, bila tidak adanya ahli
waris yang mendapatkan bagian sisa atau
ashobah, maka kadang-kadang setelah
ditentukan bagian masing-masing dari ahli waris
sesuai dengan ketentuanya dan ditentukan asal
masalahnya ternyata tidak cukup/kurang.
Misalnya :
Asal masalah = 6
a. 2/3 = 4
b. ½ = 3
_________________
Jumalah = 7
Dalam perhitungan diatas ternyata
a. Mendapat 4 bagian
b. Mendapat 3 bagian, jumlahnya = 7, padahal asal
masalah = 6. berarti kurang 1 (satu), maka dalam
hal ini bagian A dan bagian B harus dikurangi.
Tetapi dalam hal pengurangannya tidak boleh
sama rata, tetapi tergantung pada banyak dan
sedikitnya bagian masing.
A dibanding B = 4 ; 3 jumlahnya 7
Berarti A dikurangi 4/7 dan B dikurang 3/7.
Akan tetapi untuk lebih mudahnya cukup dengan
jalan asal masalahnya dinaikkan menjadi 7
Pedoman Aul
Golongan I
a. Aul dari 6 menjadi 7
b. Aul dari 6 menjadi 8
c. Aul dari 6 menjadi 9
d. Aul dari 6 menjadi 10
Golongan II
e. Aul dari 12 menjadi 13
f. Aul dari 12 menjadi 15
g. Aul Dari 12 menjadi 17
Golongan III
Aul dari 24 menjadi 27
Contoh
Golongan I
Asal masalah = 6 menjadi 8
a. Suami =½ = 3
b. Ibu =1/6 = 1
c. 2 orang sdr Prm. seayah =2/3 = 4
________________________________________
Jumlah =8

Golongan II
Asal Masalah = 12 naik menjadi 13
d. 1 orang istri = ¼ =3
e. Ibu = 1/6 =2
f. 2 orang anak Prm = 2/3 =8
_____________________________________
Jumlah = 13
Goongan III

Asal masalah = 24 naik menjadi 27


a. 2 org anak prm = 2/3 = 16
b. Bapak = 1/6 = 4
c. Ibu = 1/6 = 4
d. 1 org istri = 1/8 = 3
____________________________
Jumlah = 27
Rad.
Artinya penolakan atau penyerahan. Maksudnya setelah
harta warisan dibagi sesuai dengan ketentuan hukum
syara’ ternya masih ada sisinya. Hal ini biasa terjadi karena
tidak adanya ahli waris yang mendapat bagian Ashobah
Misalnya :
Asal masalah = 6
a. ½ =3
b. 1/3 = 2
______________
Jumlah =5
Dari hitungan diatas, setelah ahli waris
mendapat bagian sesuai dengan ketentuannya
masing-masing, ternyata masih ada sisa 1 (satu).
Yang artinya1/6 dan jumlah harta (asal masalah)
maka dapatlah sisa tersebut dibagi sesuai
dengan perbadingannya.
A;3 A = 3/5 = 3
maka
B;2 B = 2/5 = 2
___________
= 5

Anda mungkin juga menyukai