AND
RISK MANAGEMENT
PRODI KEPERAWATAN
FIK UNIKAL
PERTANYAAN
1. SIAPA SAJA YANG BERSALAH?
2. MENGAPA PASIEN MENINGGAL DUNIA?
3. SIAPA SAJA YANG HARUS DIINVESTIGASI?
4. BAGAIMANA CARA MENGATASI MASALAH
AGAR TIDAK TERULANH KEMBALI?
SIAPA SAJA YANG
BERSALAH?
BIDAN,
PERAWAT JAGA MALAM,
CLEANING SERVICE,
DOKTER,
KELUARGA KORBAN
MENGAPA PASIEN
MENINGGAL DUNIA?
PENDARAHAN
TERLAMBATNYA PENANGANAN
SIAPA SAJA YANG HARUS
DIINVESTIGASI?
BIDAN
PERAWAT JAGA MALAM
PIHAK RUMAH SAKIT
PERAWAT JAGA PAGI
DOKTER
CLINING SERVIS
KELUARGA PASIEN
BAGAIMANA CARA MENGATASI
MASALAH AGAR TIDAK TERULANG
KEMBALI?
KOMUNIKASI ANTAR SESAMA DIBUTUHKAN
ADANYA KERJA SAMA
CEPATNYA PENANGANAN
Tujuan pembelajaran
Memahami Konsep Keselamatan
Pasien dan Manajemen Risiko
Memahami Proses/Langkah-langkah
Keselamatan Pasien Manajemen
Risiko
Memahami Analisis Risiko
Patient safety
Canadian adverse event study estimated 9.250 – 23.750
pasien di rumah sakit meninggal akibat preventable
adverse event
Baker et al (2004): adjusted adverse event rate in
Canadian hospitals: 7.5 %
USA (Health Grade Inc. May 2005): Hospital acquired
infections rose by 20 % (2000-2003) contributing 9.500
deaths
Medical error di Rumah
Sakit di Jawa Tengah (1999)
Studi dilakukan di 15 Rumah Sakit di provinsi Jawa
Tengah:
2 RSU milik Pusat (yang satu sekarang milik provinsi)
6 RSU milik Daerah Kabupaten
7 RS Swasta
Medical error di Rumah Sakit di Jawa
Tengah (1999)
Prevalensi : 1,82 % – 88,84 %
ARI (anak):
Diagnostic error:
Error of commission = 1,8 %
Error of omission = 6,2 %
Therapeutic error:
Use of antibiotic:
Error of commission = 88,8 %
Error of omission = 0,9 %
Dose:
Error of commission = 48,7 %
Error of omission = 33,1 %
Frequency:
Error of commission = 15,6 %
Error of omission = 35,1 %
Medical error di Rumah Sakit
di Jawa Tengah (1999) Lanjutan
Pneumonia (dewasa):
Diagnostic error:
Error of commission = 67,7 %
Error of omission = 1,4 %
Therapeutic error:
Dose:
Error of commission = 8,2 %
Error of omission = 16,9 %
Frequency:
Error of commission = 53,2 %
Error of omission = 3,8 %
Medical error di Rumah Sakit di Jawa
Tengah (1999) Lanjutan
Appendectomy:
Diagnostic error (based on
pathological anatomy):
Error = 84,4 %
Diagnostic error (based on
clinical sign):
Error = 19,5 %
Decubitus in ICU/ICCU:
Prevalence = 37,3 %
Pengertian Patient Safety
Keselamatan pasien (patient safety) : reduksi
dan meminimalkan tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa
mungkin melalui pratik yang terbaik untuk
mencapai luaran klinis yang optimal. (The
Canadian Patient Safety Dictionary, October
2003)
Upaya upaya yang dirancang untuk mencegah
terjadinya “adverse outcomes” (hasil yang tidak
diharapkan, yang disebahkan bukan oleh kondisi
pasien) sebagai akibat “tindakan yang tidak
aman” atau “kondisi laten”
Keselamatan
pasien
Treatment
• Kesalahan pada Operasi, Prosedur atau Tes
• Kesalahan pada pelaksanaan Terapi
• Kesalahan metode penggunaan suatu obat
• Keterlambatan dlm pengobatan / merespon thd hasil tes yg abnormal
• Asuhan yg tidak layak / diindikasi
Preventive
• Tidak memberikan terapi profilaktik
• Monitoring atau follow up yg tidak adekuat pd suatu pengobatan
Other
• Gagal melakukan komunikasi (Leape, Lucian; Lawthers, Ann G.; Brennan, Troyen A., et al.
• Kegagalan Alat Preventing Medical Injury. Qual Rev Bull. 19(5):144–149,
1993.)
• Kegagalan sistem lain 19
Bagimana mewujudkan keselamatan pasien
Pelayanan Keperawatan :
Pelayanan 24 jam terus menerus
Jumlah tenaga mayoritas
Berada di berbagai unit kerja di RS
Prosedur/ tindakan RISIKO SALAH
Pelaksanaan praktik keper Berkolaborasi dg
tim kes. lain risiko salah sangat besar
PENDAHULUAN..............
Manajemen risiko Klinik bagian integral
dari PROSES asuhan keperawatan saat
ini pelaporan kejadian adaTDK
DIANALISIS !!!
Alur
komunikasi/ pelaporan jelas !!!
program keselamatan pasien SUKSES !!!
PRAKTIK KEPERAWATAN
dan ASUHAN KEPERAWATAN
( Lok. Nas. Keperawatan ,1983)
KOLABORASI
PRAKTIK
PRAKTIK
KEPERAWATAN
KEDOKTERAN
SDM :
LISENSI REGISTRASI
KOMPETENSI ASSESSMENT
anxiety
safety Patient care
Management
system comfort
Self care
satisfaction
reven
Performance s o u
re
Management PROCESS Financial
ue
system Management
system
evaluate implement
pr
o fi
t
AREA PRAKTIK KEPERAWATAN
KESELAMATAN PASIEN BASE ON NURSING
PROCESS
1. STANDAR PRAKTIK /
PERFORMANCE
Self care
satisfaction
SAFETY : SETIAP PASIEN HARUS AMAN DARI CIDERA
• INJURY :
Identifikasi faktor - faktor yg dapat meningkatkan potensi injury
Melakukan praktik pencegahan ==>pengukuran
Mengingatkan ==> bebas injury
• TISSUE/SKIN INTEGRITY
• Demonstrate progressive healing of tissue deficit
• Demonstrate skin integrity free of pressure ulcers
• Participate in plan to promote wound healing
( penyembuhan luka)
• INFECTION
• Melakukan upaya pencegahan & pengendalian untuk
menurunkan faktor potensial ==> infeksi
• Mengingatkan ==> signs and symptoms of infection
• FALLS/ PASIEN JATUH
• MEDICATION ERROR
DI RS ==> MENETAPKAN PATIENT SAFETY GOALS
( DASAR EVIDENCE )
CONTOH ( 9 SOLUSI KESELAMATAN PASIEN ):
IDENTIFIKASI PASIEN ;
MENCEGAH KESALAHAN OBAT ;
KOMUNIKASI EFEKTIF:
MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL;
MENCEGAH JATUH;
MENCEGAH SALAH ORANG, SALAH TEMPAT,
SALAH PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN
• SALAH IDENTIFIKASI ==>
• PASIEN TIDAK SADAR/
DISORIENTASI,
• PINDAH KAMAR,
• PINDAH TT,
• PINDAH LOKASI DI RS
• IDENTIFIKASI PASIEN PENTING :
• MEMBERI OBAT,
• PEMERIKSAAN LAB,
• TINDAKAN,
• OPERASI,
• TRANSFUSI DARAH
PERLU ADA KEBIJAKAN/
SPO :
MINIMAL 2 IDENTITAS PASIEN
NAMA ( 2 KARAKTER )
NO. REKAM MEDIS
UMUR ( tanggal lahir)
GELANG NAMA ( TANGAN/ KAKI)
WARNA : merah jambu, biru, merah
BARCODE / LABEL NAMA
Gunakan paling sedikit 2 cara untuk
melakukan identifikasi pasien ketika
memberikan obat, darah atau produk darah,
mengambil sampel darah dan spesimen lain
yang diperlukan untuk pemeriksaan klinis
atau melakukan perawatan dan tindakan lain.
Nomor ruang pasien tidak diperbolehkan
digunakan untuk melakukan identifikasi
pasien.
Siapa yg perlu diperhatikan :
1. Pasien RI yang tidak mempunyai masalah komunikasi
2. Pasien RI yg untuk sementara tdk dapat berkomuniasi karena obat/
ALAT
3. Paien RI YANG tidak bisa berkomunikasi karena : umur, hambatan
bahasa,
4. Pasien di ruang emergency ==> tdk dapat berkomunikasi
5. Pasien Rawat jalan ( pemberian obat/ pengambilan darah , dll )
DIMANA : IDENTIFIKASI
PASIEN
RAWAT INAP
ONE DAY CARE
UNIT EMERGENCY
RUANG BERSALIN
RUANG PERINATOLOGI
SELAMA PASIEN TRANFERS
TINDAKAN INVASIF
TOLOK UKUR :
PROSES TERINTEGRASI => PROSEDUR IDENTIFIKASI
PASIEN SECARA AKURAT
ADA KEBIJAKAN/ PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN
==> 2 IDENTIFIERS ( NO. KAMAR TDK BOLEH)
PASIEN DIIDENTIFIKASI SEBELUM ==> PEMBERIAN
OBAT, DARAH / PRODUK DARAH
PASIEN DIIDENTIFIKASI SEBELUM MENGAMBIL
DARAH/ SPECIMEN
PASIEN DIIDENTIFIKASI SEBELUM DILAKUKAN
TINDAKAN/ PENGOBATAN
2. KOMUNIKASI EFEKTIF
MENERIMA INSTRUKSI ==> AKHIR PEMBICARAAN
==> Melakukan “read back” ==> instruksi lisan /
telephon atau melaporkan hasil test ==>
membutuhkan verifikasi oleh orang yang menerima
informasi ==> hear back / baca ulang apa yg di
dengar ==> SPO
KEADAAN EMERGENCY : penerima order mengulang
kembali nama obat dan dosis, spelling .mis : 16 ==>
satu - enam
PENERIMA PESAN : mencatat tanggal, jam dan tanda
tangan; Pengirim pesan ==> tanda tangan.
TIDAK boleh menerima voice mail order;
MENERIMA ORDER TDK LANGSUNG ==> perawat/
farmasis perlu tilpun dr agar menerima order secara
langsung.
LANJUTAN
R: RECOMMENDATION
- rekomendasi intervensi keperawatan yg
perlu dilanjutkan ( refer ke nursing care
plan) termasuk discharge planning
- edukasi pasien/ keluarga
Contoh : SBAR
• Situation : Dr.Anwar, Saya Ani, dari Ruang Melati. Bpk.
Djoko mengalami distress pernafasan.
PISAHKAN :
NAMA OBAT YANG MIRIP
KEMASAN OBAT YANG MIRIP
ASSESSMEN DAN REASSESSMEN
OBAT YANG DIBERIKAN
3
Memindahkan
konsentrat elektrolit
(termasuk namun tidak
terbatas pada
potasium klorida,
potasium fosfat,
sodium klorida> o.9%)
dari ruang perawatan.
DIDIK PASIEN/ KELUARGA
KENALILAH OBAT ANDA !!!
SUDAHKAH ANDA TAHU :
KEGUNAAN OBAT ANDA ?
CARA PAKAI OBAT ANDA ?
ANDA ?
4. MENCEGAH SALAH ORANG, SALAH TEMPAT,
SALAH PROSEDUR ==> TINDAKAN PEMBEDAHAN
MENGAPA TERJADI :
KURANG EFEKTIF KOMUNIKASI DIANTARA ANGGOTA
TIM OPERASI
PASIEN TIDAK DILIBATKAN DALAM PEMBERIAN TANDA
==> LOKASI OPERASI ( MARKING SITE)
PROSEDUR VERIFIKASI PRA OPERASI KURANG BAIK
KURANG ADEKUAT ASESMEN PASIEN
KURANG ADEKUAT REVIEW REKAM MEDIS
BUDAYA YG KURANG MENDUKUNG KOMUNIKASI
TERBUKA DIANTARA ANGGOTA TIM
PENGGUNAAN SINGKATAN
TULISAN YANG KURANG TERBACA
CARA :
BERI TANDA PADA DAERAH YANG AKAN DIOPERASI ==>
LIBATKAN PASIEN/ KELUARGA==> yang memberi tanda adalah
dokter yang akan melakukan operasi
CHEK LIST : PRA DAN PASCA OPERASI
“TIME-OUT” PRACTICE : BENAR PASIEN, BENAR PROSEDUR,
BENAR LOKASI OPERASI/ TINDAKAN, BENAR PROSEDUR
TINDAKAN DAN KEBERADAAN IMPLANTS/ EQUIPMENT ==>
SEBELUM OPERASI DIMULAI
Membuat suatu proses atau
checklist untuk melakukan
verifikasi bahwa semua
dokumen atau peralatan
yang diperlukan untuk
pelaksanaan operasi:
tersedia, tepat , serta dapat
berfungsi dengan baik
sebelum tindakan operasi
dilakukan
TIME OUT ==> FINAL VERIFICATION PROCESS
Verifikasi
final dilakukan
pk :
Penandaan
Prosedur
Step 1 verifikasi Final
Verifikasi dilakukan
oleh
( ) dr Anestesi ( ) Nurse ( ) dr Bedah( ) Lain-lain :
Dikonfirmasi oleh :
( ) dr Anestesi ( ) Nurse ( ) dr Bedah( ) Lain-lain :
Step 3 Prosedur Verifikasi
Jenis Prosedur :
Verifikasi
Step 4 bagian/Sisi
Bagian/sisi prosedur :
* Bila tidak dapat dilakukan, berikan alasan :
Bagian/Sisi dikonfirmasi oleh :
Initial Nursing
Assessment of Advanced Fall risks
risk to fall fall risk categories
status assessment
REKOMENDASI SPESIFIK
1. Indikasi untuk cuci tangan dan anti sepsis
2. Teknik :
* Air dan sabun ( 15 detik )
* Tanpa air ( alcohol hand rub/gel )
3. Surgical handwashing
4. Seleksi produk
5. Perawatan kulit
KENAPA PENTING ?
Cara transmisi dari infeksi yang paling sering
adalah melalui tangan.
Membersihkan tangan adalah faktor terpenting
didalam mencegah penyebaran patogen dan
resistensi antibiotika
Angka kepatuhan yang diharapkan adalah 90 %
( CDC – recommmendations )
ALCOHOL –based hand rub
Keuntungan :
Mudah dijangkau karena dapat dipasang dengan cepat, sehingga
meningkatkan kepatuhan
Kerugian
Pertimbangan adanya bahaya kebakaran
Alcohol Hand Rub/Gel
Dipakai bila tangan tidak tampak kotor
Sediakan diarea kerja
Efektif dan efisien
TEKNIK CUCI TANGAN
Sabun dan air
Sabun anti septik dan air
Tanpa air ( alcohol hand rub/gel )
Mengeringkan tangan dengan kertas Tissue
khusus
Menutup kran air dengan kertas tissue
Reff. IC
Audit
Tool / UK
INFECTION CONTROL AUDIT TOOLS
Lingkungan
Standar : Lingkungan harus terpelihara secara benar untuk
mengurangi risiko infeksi silang
No Diskripsi Ya Tidak N/a Komentar
1 Ada prosedur pemeliharaan lingkungan
Ada Departemen yang mengelola
2 terhadap kebersihan lingkungan
Ada SOP yang dapat dibaca oleh staff
terkait dan ada dilokasi kerja
3
4 Semua alat dan bahan yang digunakan
aman dan nyaman bagi
lingkungan/orang
5 Ada ruang yang khusus tersedia untuk
persiapan prosedur
Ada prosedur khusus pembersihan
6 karpet
Bagaimana Proses Monitoring
keselamatan pasien ==> KEPERAWATAN
Pembuatan sistem pelaporan
secara formal
Pelaporan insiden / kejadian
( KTD/ KNC)
ANALISA INSIDEN / INVESTIGASI
APA YANG
DILAPORKAN ?
• KTD
• KNC
KEPADA SIAPA
MELAPOR ?
Patient Safety
Patient Safety Pocket Book
Pocket Book
KRS-KP
KRS-KP
Setiap ruangan mengidentifikasi titik/simpul
Kemungkinan terjadi
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN
To produce major
improvements in quality of
care
KESIMPULAN
Patient safety in nursing merupakan bagian integral dari
program keselamatan pasien RS.
Pendekatan program KP melalui Keperawatan akan lebih
mudah karena alur komunikasi dan pelaporan sudah jelas
Mulai dengan pelaporan tentang KTD/ KNC sesuai
kebijakan RS masing- masing
Perawat di semua level harus disamakan dulu
persepsinya agar memberikan kontribusi yang optimal
dan proses MEMBANGUN “budaya” KP dapat berjalan
dengan baik.
Kepemimpinan / leadership
Perlu ada Goal yang jelas program KP
LANJUTAN
TERJADINYA MEDICAL / CLINICAL ERROR DALAM PEL
KEPERAWATAN DAPAT DISEBABKAN KARENA :
1. Faktor individu perawat yang tidak kompeten.
Oleh karena itu dari sejak awal sistem rekrutmen & seleksi
perawat yang mempunyai kualifikasi/ kemampuan yang
diharapkan sangat diperlukan.
2. Sistem organisasi tempat perawat bekerja agar lebih
kondusif atau memfasilitasi perawat bekerja secara
profesional dan aman.
• KESELAMATAN PASIEN UPAYA
PEMBELAJARAN DAN PENINGKATAN TERUS
MENERUS (Continuous learning and improvement )
DAFTAR PUSTAKA
Goerge B, Julia, Nursing Theories, Norwalk,
Apleton & Lange, 1995
Gartinah, T, Mencegah Clinical Error dalam pelayanan Keperawatan, Kongres PERSI, 2003
Kirk, Roey, and Hoesing Helan, The Nurse’s Guide coomon Sense, Quality Manajemen, Illionis, SN Pbulication Inc,
1991
Rowland, Howard and Romland, Beatrice, The Manual of Nursing Quality ASssurance, USA, Aspen Publisher, 1987
Swanburg, Russel, Management and Leadership for Nurse Managers, Boston, Jones and barllet Published, 1996
Unsafe acts
·Ommision
·Action
Background slips/failures
Management factors:
decision ·Workload ·Cognitive
Organizational ·Supervision failures
Process ·Communication (memory lapses
·Equipment
·Knowledge/ and mistakes)
ability ·Violation
Clinical risk management
Manajemen risiko dalam pelayanan klinis
Clinical Risk Management adalah
meminimalkan risiko terhadap pasien :
dengan mengenal kesalahan atau
kemungkinan kesalahan selama mendapat
asuhan klinis,
mengenal faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadi kesalahan/risiko,
belajar dari pengalaman terhadap setiap
adanya adverse event,
memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk
mencegah terjadi kesalahan/risiko, dan
membangun sistem untuk mengurangi
terjadinya risiko.
Clinical risk management
Suatu pendekatan
untuk mengenal
keadaan yang
menempatkan pasien
pada suatu risiko dan
tindakan untuk
mencegah terjadinya
risiko tersebut
(Sheenu Jhawar, Mid
Stafford General
Hospital, UK )
Elemen struktur dari manajemen risiko
Authority : siapa
yang bertanggung
jawab
Visibility:
manager
maupun program-
programnya
Communication
Coordination
Accountability
RISK MANAGEMENT TEAM
(Victorian hospitals, Australia)
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Menetapkan lingkup
manajemen risiko
Contoh:
Patient care related risk
Risk assessment:
Risk identification
Risk analysis
Risk evaluation
Risk identification
(identifikasi risiko)
Audits, complaints,
klaim dan incidents
Risk analysis Severity analysis
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
&
Root Cause Analysis (RCA)
Risk evaluation
Menetapkan apakah suatu risiko memerlukan treatment
atau tidak
Jika ya, susun action plan
Pembahasan lebih tajam
tentang
Risk analysis
Pengertian
The development of qualitative and / or
quantitative estimate of risk based on
evaluation and mathematical techniques. (FAA
System Safety Handbook, Dec 2000)
The process by which hazards are identified
and analyzed for their likelihood of
occurrence and their potential severity. (GAIN,
2003., Guide to methods and tools for safety
analysis in air traffic management)
Risk = the expected loss per unit time or
activity
lanjutan
Yang dimaksud dengan risiko adalah kerugian yang
mungkin terjadi pada tiap unit waktu atau
kegiatan.
Analisisrisiko merupakan upaya untuk menentukan
estimasi risiko secara kuantitatif atau kualitatif
berdasarkan tehnik-tehnik evaluasi maupun
matematis.
Analisis
risiko merupakan proses untuk mengenali
bahaya (hazard) yang mungkin terjadi dan
bagaimana potensi kegawatan dari bahaya tersebut
Lingkup risk analysis
Looks hazards to
determine:
What can happen
When it could happen
Factors associated with
their occurrence
Tools untuk risk analysis
Severity assessment -- selecting events for investigation
Root Cause Analysis
Failure mode and effect analysis
Adverse event/risk
Management process
Audits, complaints,
Risk identification Claims and incidents
Risk registers
Risk evaluation Action plan
Eliminate or minimize
Risk treatment risk
Fixing weakness
In systems
Severity
assessment
Selecting events for investigation
Frequent
Probable
Possible
Unlikely
Rare
Probability
1. Extreme risk
Severity 2. High risk
assessment 3. Moderate risk
4. Low risk
Severity
Extreme
Major
Moderate
Minor
Minimal
Severity Assessment Category for Incidents
Severity
Probability Extreme Major Moderate Minor Minimal
Frequent 1 1 2 2 3
Probable 1 1 2 3 3
Possible 1 2 2 3 4
Uncommo 1 2 3 4 4
n
Rare 2 3 3 4 4
1 = extreme risk
2 = high risk
3 = moderate risk
4 = low risk
Tugas diskusi
Peserta dibagi dalam 5 kelompok
Diskusikan:
Perlukah diterapkan manajemen risiko di puskesmas ?
Jelaskan alasan saudara!
Apa manfaat yang akan diperoleh dengan menerapkan
manajemen risiko di puskesmas ?
Bagaimana langkah-langkah strategis agar manajemen
risiko dapat diterapkan di puskesmas ?
S I H
K A
M A
R I
T E
Root Cause
Analysis
Langkah RCA
investigasi kejadian,
rekonstruksi kejadian,
analisis sebab,
menyusun rencana tindakan, dan
melaporkan proses analisis dan temuan.
Investigasi kejadian
menentukan masalah,
mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
melakukan wawancara,
meneliti lingkungan kejadian,
mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
timbulnya kejadian,
menggambarkan rantai terjadinya kejadian.
Rekonstruksi kejadian
mengenali kejadian-kejadian yang mengawali
terjadinya adverse event ataupun near miss,
melakukan analisis dengan menggunakan pohon masalah
untuk mengetahui kegiatan atau kondisi yang
menyebabkan timbul kejadian,
lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem yang melatar
belakangi timbulnya kejadian atau sampai tidak
beralasan lagi untuk melanjutkan
Analisis penyebab
mengidentifikasi akar-akar penyebab:
Faktor manusia: kelalaian, incompetence, sistem
pengelolaan sumber daya manusia termasuk reward system
Sistem breakdown, system failure, system incapability
Sistem pengendalian
Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan manajemen
sumber daya
rumuskan pernyataan akar masalah
Masalah
Root Cause
Root cause
Susun rencana tindakan
menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi
penyebab yang diidentifikasi, dan dapat diterima oleh
pihak yang terkait dengan kejadian.
Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab
kejadian dan pengukuran untuk menilai efektifitas
tindakan thd akar penyebab
Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam
organisasi
Catat dan laporkan
Catat proses dan alat yang digunakan
Biaya yang dibutuhkan
Ringkasan kejadian
Proses investigasi dan analisis
Temuan
Memahami penyebab kejadian
Kegagalan aktif (active failure): pelanggaran yang
sengaja dilakukan oleh seseorang
Kondisi laten: breakdown dari proses atau sistem:
Kurangnya pendidikan
Gagal mengikuti prosedur
Alat yang rusak
Disain yang tidak tepat, dsb
Philosophical viewpoints on
human errors (Ward, 2005)
Human error is not the cause of events, it is a symptom
of deeper troubles in the system
Human error is not the conclusion of an investigation, it
is the beginning
Events are the result of multiple causes
21 steps of RCA (Joint commission)
Steps Descriptions Note and Tools
1 Organize a team Size fewer than 10
7 Measure, collect and assess data on proximate and underlying causes See how to develop indicators
9 Identify which systems are involved (the root causes) Flow chart, cause effect diag, fmea, tree analysis,
barrier analysis
Occ : occurrence
SV : severity
DT : detectable
RPN: risk priority number
Diskusi
identifikasi event-event yang
berisiko yang ada di rumahsakit
memilih mana yang paling
prioritas
Pilih satu event yang masuk
kategori 1
Coba lakukan root cause analysis
Root cause
Root cause
Root cause
Diskusi
Bagaimana kebijakan dan strategi untuk risk
management di rumahsakit
Bagaimana pengorganisasian risk
management di rumahsakit
Lakukan identifikasi kejadian “adverse
events” di instalasi rawat daruat
Lakukan severity assessment
Pilih salah satu proses pelayanan klinis yang
bermasalah, yang mungkin membahayakan
pasien
Lakukan analisis dengan FMEA atau RCA
Beberapa definisi
Adverse event: injury caused by medical management
rather than by the underlying condition of the patient
Medical error: the failure of a plan action to be completed
as intended (error of execution) or the use of a wrong plan
to achieve an aim (error of plan)
Near miss: suatu kejadian atau situasi yang sebenarnya
dapat menimbulkan kecelakaan, trauma atau penyakit
tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui
atau upaya pencegahan segera dilakukan
Alir proses: persiapan operasi sampai dengan pelaksanaan operasi
Persiapan
OK Check ulang
Model-model kegagalan:
-kegagalan/kesalahan labelling pd ro foto Oleh dokter
-Kesalahan penulisan keputusan dokter pd RM operator
-Kesalahan dalam penyiapan pasien
-Tidak dilakukan check ulang oleh perawat
-Tidak dilakukan check ulang oleh dokter Pelaksanaan
-Operasi dilakukan oleh dokter yang bukan operasi
memiliki kompetensi yang dimaksud
Failure Cause Effects OCC SV DT RPN Design Design
Mode of of action/ Validati
failure failure Solution on
Kesalahan
Labelling ro
Kesalahan
menulis
keputusan dr
Kesalahan
persiapan
pasien
Kesalahan
persiapan
OK
Check ulang
tdk dilakukan
Bukan
kompetensi
nya
Occ : occurrence
SV : severity
DT : detectable
RPN: risk priority number
Terima kasih