Anda di halaman 1dari 180

PATIENT SAFETY

AND
RISK MANAGEMENT

PRODI KEPERAWATAN
FIK UNIKAL
PERTANYAAN
1. SIAPA SAJA YANG BERSALAH?
2. MENGAPA PASIEN MENINGGAL DUNIA?
3. SIAPA SAJA YANG HARUS DIINVESTIGASI?
4. BAGAIMANA CARA MENGATASI MASALAH
AGAR TIDAK TERULANH KEMBALI?
SIAPA SAJA YANG
BERSALAH?
 BIDAN,
 PERAWAT JAGA MALAM,
 CLEANING SERVICE,
 DOKTER,
 KELUARGA KORBAN
MENGAPA PASIEN
MENINGGAL DUNIA?
 PENDARAHAN
 TERLAMBATNYA PENANGANAN
SIAPA SAJA YANG HARUS
DIINVESTIGASI?
 BIDAN
 PERAWAT JAGA MALAM
 PIHAK RUMAH SAKIT
 PERAWAT JAGA PAGI
 DOKTER
 CLINING SERVIS
 KELUARGA PASIEN
BAGAIMANA CARA MENGATASI
MASALAH AGAR TIDAK TERULANG
KEMBALI?
 KOMUNIKASI ANTAR SESAMA DIBUTUHKAN
 ADANYA KERJA SAMA
 CEPATNYA PENANGANAN
Tujuan pembelajaran
Memahami Konsep Keselamatan
Pasien dan Manajemen Risiko
Memahami Proses/Langkah-langkah
Keselamatan Pasien Manajemen
Risiko
Memahami Analisis Risiko
Patient safety
 Canadian adverse event study estimated 9.250 – 23.750
pasien di rumah sakit meninggal akibat preventable
adverse event
 Baker et al (2004): adjusted adverse event rate in
Canadian hospitals: 7.5 %
 USA (Health Grade Inc. May 2005): Hospital acquired
infections rose by 20 % (2000-2003) contributing 9.500
deaths
Medical error di Rumah
Sakit di Jawa Tengah (1999)
 Studi dilakukan di 15 Rumah Sakit di provinsi Jawa
Tengah:
 2 RSU milik Pusat (yang satu sekarang milik provinsi)
 6 RSU milik Daerah Kabupaten
 7 RS Swasta
Medical error di Rumah Sakit di Jawa
Tengah (1999)
 Prevalensi : 1,82 % – 88,84 %
 ARI (anak):
 Diagnostic error:
 Error of commission = 1,8 %
 Error of omission = 6,2 %
 Therapeutic error:
 Use of antibiotic:
 Error of commission = 88,8 %
 Error of omission = 0,9 %
 Dose:
 Error of commission = 48,7 %
 Error of omission = 33,1 %
 Frequency:
 Error of commission = 15,6 %
 Error of omission = 35,1 %
Medical error di Rumah Sakit
di Jawa Tengah (1999) Lanjutan
Pneumonia (dewasa):
Diagnostic error:
 Error of commission = 67,7 %
 Error of omission = 1,4 %
Therapeutic error:
 Dose:
 Error of commission = 8,2 %
 Error of omission = 16,9 %
 Frequency:
 Error of commission = 53,2 %
 Error of omission = 3,8 %
Medical error di Rumah Sakit di Jawa
Tengah (1999) Lanjutan
Appendectomy:
Diagnostic error (based on
pathological anatomy):
 Error = 84,4 %
Diagnostic error (based on
clinical sign):
 Error = 19,5 %
Decubitus in ICU/ICCU:
Prevalence = 37,3 %
Pengertian Patient Safety
 Keselamatan pasien (patient safety) : reduksi
dan meminimalkan tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa
mungkin melalui pratik yang terbaik untuk
mencapai luaran klinis yang optimal. (The
Canadian Patient Safety Dictionary, October
2003)
 Upaya upaya yang dirancang untuk mencegah
terjadinya “adverse outcomes” (hasil yang tidak
diharapkan, yang disebahkan bukan oleh kondisi
pasien) sebagai akibat “tindakan yang tidak
aman” atau “kondisi laten”
Keselamatan
pasien

Bebas dari cedera/


Risiko Cedera

Menghindarkan pasien dari cedera/cedera


potensial dalam pelayanan yang bertujuan
untuk membantu pasien 14
Penyebab terjadinya kejadian tidak diharapkan
(KTD=Adverse event)

 Tindakan yang tidak aman (unsafe act):


 Human error:
 Slips: error sebagai akibat kurang/teralihnya perhatian atau
salah persepsi)
 Lapses: error yang terkait dengan kegagalan memori lupa/tdk
ingat)
 Mistakes: Kesalahan yang terkait dengan proses mental dalam
assessment informasi yang tersedia, kesalahan dalam
merencanakan asuhan, kesalahan dalam menetapkan tujuan,
kesalahan dalam mengambil keputusan klinis
 Violation (pelanggaran)
 Sabotage (sabotase)
 Kondisi laten (latent condition):
 Sistem yang kurang tertata yang menjadi predisposisi
terjadinya error
 Sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan
(Reason, 1997)
Error dapat terjadi dalam
bentuk tindakan:

Melakukan yang semestinya tidak


dilakukan (commission)
atau
Tidak melakukan yang
semestinya dilakukan (omission)
KejadianTidak Diharapkan (KTD)
(Adverse event)
Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yg tdk
diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(“commission”) atau krn tdk bertindak
(“omission”), ketimbang krn “underlying
disease” atau kondisi pasien. (KKP-RS)

KTD yang tidak dapat dicegah


(Unpreventable adverse event)
Suatu KTD akibat komplikasi yg tdk dapat
dicegah dgn pengetahuan yg mutakhir. (KKP-RS)
 KejadianNyaris Cedera (KNC)
(Near miss)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tdk mengambil
tindakan yg seharusnya diambil (omission), yg dpt
mencederai pasien, tetapi cedera serius tdk
terjadi, * krn “keberuntung an”
pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul reaksi obat, krn ”pencegahan” (suatu
obat dgn overdosis lethal akan diberikan, tetapi
staf lain mengetahui & membatalkannya sebelum
obat diberikan), atau ”peringanan” (suatu obat
dgn overdosis lethal diberikan, diketahui secara
dini lalu diberikan antidotenya). (KKP-RS)
Dimana kesalahan dibuat ? (Type of Errors)
Diagnostic
• Kesalahan atau keterlambatan Diagnosis
• Tidak menerapkan Tes yg sebenarnya diindikasi
• Menggunakan Tes / Terapi yg sdh tdk dipakai
• Tidak bertindak atas hasil monitoring atau hasil tes

Treatment
• Kesalahan pada Operasi, Prosedur atau Tes
• Kesalahan pada pelaksanaan Terapi
• Kesalahan metode penggunaan suatu obat
• Keterlambatan dlm pengobatan / merespon thd hasil tes yg abnormal
• Asuhan yg tidak layak / diindikasi
Preventive
• Tidak memberikan terapi profilaktik
• Monitoring atau follow up yg tidak adekuat pd suatu pengobatan

Other
• Gagal melakukan komunikasi (Leape, Lucian; Lawthers, Ann G.; Brennan, Troyen A., et al.
• Kegagalan Alat Preventing Medical Injury. Qual Rev Bull. 19(5):144–149,
1993.)
• Kegagalan sistem lain 19
Bagimana mewujudkan keselamatan pasien

 Tiga kegiatan yang saling melengkapi dalam


mewujudkan keselamatan pasien:
 Preventing errors (mencegah
errors)
 Making errors visible (membuat
errors mudah dikenali)
 Mitigating the effects of errors
(meminimalkan akibat dari errors)
(Quality Interagency Coordination Task Force, 2000:
www.quic.gov/report/toc.htm)
RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI PADA SARANA
PELAYANAN KESEHATAN
(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk Management Handbook, pp 100-104, 2004)
 Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien
 Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
 Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan yang lain
 Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
 Risiko financial
 Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan
kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb)
Safety
Selama mendapatkan
Intervensi medis
dan keperawatan ???
Safety dalam
Pembuangan limbah
Medis ?
Safety
Penyediaan obat
Dan pemeriksaan
penunjang
Safety Pelayanan
Sterilisasi alat
Pencucian linen
Penyediaan darah
Safety pelayanan
Penyediaan diit ???
Safety
Pada
saat bencana ???
PATIENT SAFETY
IN NURSING
PENDAHULUAN
MENGAPA KEPERAWATAN ?
 Tuntutan pel. Keperawatan  Quality and safety

 Pelayanan Keperawatan :
 Pelayanan 24 jam terus menerus
 Jumlah tenaga mayoritas
 Berada di berbagai unit kerja di RS
 Prosedur/ tindakan  RISIKO SALAH
 Pelaksanaan praktik keper  Berkolaborasi dg
tim kes. lain  risiko salah sangat besar
PENDAHULUAN..............
 Manajemen risiko Klinik bagian integral
dari PROSES asuhan keperawatan saat
ini pelaporan kejadian adaTDK
DIANALISIS !!!

 Alur
komunikasi/ pelaporan jelas !!! 
program keselamatan pasien SUKSES !!!
PRAKTIK KEPERAWATAN
dan ASUHAN KEPERAWATAN
( Lok. Nas. Keperawatan ,1983)

PRAKTIK KEPERAWATAN adalah tindakan mandiri


perawat profesional melalui kerjasama bersifat
kolaboratif dengan klien, keluarga dan tenaga
kes. lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawab
( CHS,1982)
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian
kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung
diberikan kepada klien, pada berbagai tatanan pel. Kes.
dengan menggunakan metodologi proses keperawatan,
dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.

Kegiatan yg dilakukan adalah dalam upaya peningkatan


kes. , pencegahan peny. penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kes. Dengan penekanan pada upaya pel.
Kes utama ( Primary Health care ) sesuai dg wewenang,
tanggung jawab dan etika profesi keperawatan yang
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif. (CHS,1982)
DOKTER
PERAWAT

KOLABORASI

PRAKTIK
PRAKTIK
KEPERAWATAN
KEDOKTERAN

AREA KELABU  PADAT RISIKO/ ERROR


( PELIMPAHAN SECARA TERTULIS / STANDING ORDER dan
SESUAI KOMPETENSI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KLINIK

• Pengetahuan yg memadai  level of training


 Ketrampilan yg memadai level of training
 Evidence of scientifically- based nursing 
service level context
 DOKUMENTASI  Kelengkapan, ketepatan
dan komprehensif, KONSISTENSI
pencatatan semua intervensi keperawatan
pelaporan
 Multi-professional/ disciplinary teamwork
( lanjutan)

 Promosi/ pendidikan Kesehatan  education, advocacy &


counselling
 Mengembangkan dan memelihara lingkungan terapeutik
( komunikasi)
 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standar Operating
Procedure ( SOP ) Keperawatan
KESELAMATAN PASIEN DALAM
KEPERAWATAN
KESELAMATAN PASIEN DALAM KEPERAWATAN
MELIBATKAN KEGIATAN YANG CUKUP LUAS :
 MANAJEMEN SDM : REKRUITMEN, TRAINING DAN RETENSI
 PENINGKATAN KINERJA / PERFORMANCE
 KESELAMATAN LINGKUNGAN DAN MANAJEMEN RISIKO, MELIPUTI :
Pengendalian infeksi, pemberian obat secara aman, perlengkapan / alat yang aman,
pemberian asuhan yang aman, lingkungan asuhan pasien yang aman, yang
merupakan akumulasi dari pengetahuan ilmiah yang terintegrasi, yang berfokus pada
keselamatan pasien dan pengembangan infrastruktur penunjang
lanjutan

Identifikasi risiko- risiko sejak awal


merupakan kunci pencegahan terjadinya
cidera, dan sangat tergantung dari
pemeliharaan kultur/ budaya saling
percaya (trust),jujur ( honesty) ,integritas
(integrity ) dan keterbukaan dalam
komunikasi (open communication)
diantara pasien/ keluarg dan pemberi
pelayanan dalam suatu sistem
pemberian asuhan
KESELAMATAN PASIEN  NURSING

SDM :
 LISENSI REGISTRASI
 KOMPETENSI ASSESSMENT 

PENGKAJIAN LEVEL KOMPETENSI


GRADING KOMPETENSI
TRAINING  MENINGKATKAN KOMPETENSI
 REKRUITMEN : KRITERIA, SELEKSI
 RETENSI : TRAINING, POLA KARIER
 PROGRAM PELATIHAN : ORIENTASI, CONTINUING EDUC.
PEMBINAAN UNTUK MENCEGAH
KTD HARUS DIMULAI DARI REKRUITMEN
DAN SELEKSI  ORIENTASI

Input Proses Output

Perawat Sistem RS Perawat yang


• Standard kompeten
•Pengetahuan • Orientasi
• Ketrampilan • Pelatihan
•Sikap • Supervisi
• Mon. eval
• Penyediaan
fasilitas Tidak/minimal
• Kebijakan melakukan
KTD
KESELAMATAN PASIEN
MERUPAKAN BAGIAN
TAK TERPISAHKAN
( BUILT IN )
 PROSES ASUHAN KEP.
knowledge OUTPUT

anxiety
safety Patient care
Management
system comfort

Self care
satisfaction

asses plan EMPOWERED


NURSING rce

reven
Performance s o u
re
Management PROCESS Financial

ue
system Management
system
evaluate implement
pr
o fi
t
AREA PRAKTIK KEPERAWATAN 
KESELAMATAN PASIEN  BASE ON NURSING
PROCESS

1. STANDAR PRAKTIK /
PERFORMANCE

TANGGUNG JAWAB DAN KINERJA / PERFORMANCE YANG


DIHARAPKAN  STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
SETIAP PERAWAT:
1. PENGKAJIAN/ASSESSMENT / : STATUS KESEHATAN
PASIEN, SAAT INI DAN MASA LALU DAN POTENSI RISIKO
( KESELAMATAN PASIEN )
2. DIAGNOSAIS
3. PLANNING/ RENCANA TINDAKAN : RENCANA ASUHAN
4. IMPLEMENTATION: PELAKSANAAN ASUHAN SESUAI
RENCANA
5. EVALUATION: EVALUASI TERHADAP RESPON PASIEN
DAN OUTCOME
2. Standards of care
(Patient results)
knowledge
STANDAR anxiety
DAN
INDIKATOR
safety Patient care
Management
system comfort

Self care
satisfaction
SAFETY : SETIAP PASIEN HARUS AMAN DARI CIDERA
• INJURY :
 Identifikasi faktor - faktor yg dapat meningkatkan potensi injury
 Melakukan praktik pencegahan ==>pengukuran
 Mengingatkan ==> bebas injury
• TISSUE/SKIN INTEGRITY
• Demonstrate progressive healing of tissue deficit
• Demonstrate skin integrity free of pressure ulcers
• Participate in plan to promote wound healing
( penyembuhan luka)
• INFECTION
• Melakukan upaya pencegahan & pengendalian untuk
menurunkan faktor potensial ==> infeksi
• Mengingatkan ==> signs and symptoms of infection
• FALLS/ PASIEN JATUH
• MEDICATION ERROR
DI RS ==> MENETAPKAN PATIENT SAFETY GOALS
( DASAR EVIDENCE )
CONTOH ( 9 SOLUSI KESELAMATAN PASIEN ):
IDENTIFIKASI PASIEN ;
MENCEGAH KESALAHAN OBAT ;
KOMUNIKASI EFEKTIF:
MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL;
MENCEGAH JATUH;
MENCEGAH SALAH ORANG, SALAH TEMPAT,
SALAH PROSEDUR TINDAKAN PEMBEDAHAN
• SALAH IDENTIFIKASI ==>
• PASIEN TIDAK SADAR/
DISORIENTASI,
• PINDAH KAMAR,
• PINDAH TT,
• PINDAH LOKASI DI RS
• IDENTIFIKASI PASIEN PENTING :
• MEMBERI OBAT,
• PEMERIKSAAN LAB,
• TINDAKAN,
• OPERASI,
• TRANSFUSI DARAH
PERLU ADA KEBIJAKAN/
SPO :
 MINIMAL  2 IDENTITAS PASIEN
 NAMA ( 2 KARAKTER )
 NO. REKAM MEDIS
 UMUR ( tanggal lahir)
 GELANG NAMA ( TANGAN/ KAKI)
 WARNA : merah jambu, biru, merah
 BARCODE / LABEL NAMA
 Gunakan paling sedikit 2 cara untuk
melakukan identifikasi pasien ketika
memberikan obat, darah atau produk darah,
mengambil sampel darah dan spesimen lain
yang diperlukan untuk pemeriksaan klinis
atau melakukan perawatan dan tindakan lain.
Nomor ruang pasien tidak diperbolehkan
digunakan untuk melakukan identifikasi
pasien.
Siapa yg perlu diperhatikan :
1. Pasien RI yang tidak mempunyai masalah komunikasi
2. Pasien RI yg untuk sementara tdk dapat berkomuniasi karena obat/
ALAT
3. Paien RI YANG tidak bisa berkomunikasi karena : umur, hambatan
bahasa,
4. Pasien di ruang emergency ==> tdk dapat berkomunikasi
5. Pasien Rawat jalan ( pemberian obat/ pengambilan darah , dll )
DIMANA : IDENTIFIKASI
PASIEN
 RAWAT INAP
 ONE DAY CARE
 UNIT EMERGENCY
 RUANG BERSALIN
 RUANG PERINATOLOGI
 SELAMA PASIEN TRANFERS
 TINDAKAN INVASIF
TOLOK UKUR :
 PROSES TERINTEGRASI => PROSEDUR IDENTIFIKASI
PASIEN SECARA AKURAT
 ADA KEBIJAKAN/ PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN
==> 2 IDENTIFIERS ( NO. KAMAR TDK BOLEH)
 PASIEN DIIDENTIFIKASI SEBELUM ==> PEMBERIAN
OBAT, DARAH / PRODUK DARAH
 PASIEN DIIDENTIFIKASI SEBELUM MENGAMBIL
DARAH/ SPECIMEN
 PASIEN DIIDENTIFIKASI SEBELUM DILAKUKAN
TINDAKAN/ PENGOBATAN
2. KOMUNIKASI EFEKTIF
 MENERIMA INSTRUKSI ==> AKHIR PEMBICARAAN
==> Melakukan “read back” ==> instruksi lisan /
telephon atau melaporkan hasil test ==>
membutuhkan verifikasi oleh orang yang menerima
informasi ==> hear back / baca ulang apa yg di
dengar ==> SPO
 KEADAAN EMERGENCY : penerima order mengulang
kembali nama obat dan dosis, spelling .mis : 16 ==>
satu - enam
 PENERIMA PESAN : mencatat tanggal, jam dan tanda
tangan; Pengirim pesan ==> tanda tangan.
 TIDAK boleh menerima voice mail order;
 MENERIMA ORDER TDK LANGSUNG ==> perawat/
farmasis perlu tilpun dr agar menerima order secara
langsung.
LANJUTAN

 BUAT STANDAR : SINGKATAN, AKRONIM, SIMBOL YANG BERLAKU DI RS


( hindari singkatan)
 BUAT STANDAR KOMUNIKASI PADA SAAT OPERAN / HAND- OFF
COMMUNICATIONS
 TINGKATKAN KETEPATAN MEMBUAT LAPORAN
TOLOK UKUR
 PROSES TERINTEGRASI ==> MENGEMBANGKAN
KEBIJAKAN/ SOP TTG KOMUNIKASI VERBAL/
TELEPHON SECARA AKURAT
 INSTRUKSI/ HASIL TEST ==> VERBAL/
TELEPHON SECARA LENGKAP ==> DITULIS
ULANG ==> PENERIMA ORDER ==> double check
order ( dua orang mendengar )
 INSTRUKSI/ HASIL TEST ==> VERBAL/
TELEPHON SECARA LENGKAP ==> BACA ULANG (
READ BACK ) ==> PENERIMA ORDER
 INSTRUKSI/ HASIL TEST DIKONFIRMASI OLEH
PETUGAS PEMBERI INSTRUKSI/ TEST
MENINGKATKAN KOMUNIKASI PADA
SAAT OPERAN / HAND- Off
 GUNAKAN BAHASA YANG JELAS
 GUNAKAN TEHNIK KOMUNIKASI YG EFEKTIF : kurangi interupsi, alokasikan
waktu yg cukup , terapkan read back atau check back tehnik ,
 Standarisasi laporan antar shift / antar unit
 Saat transisi ==> pasien mau pulang/ pindah, berikan informasi yg jelas
kpd pasien/ kel: obat, diagnosa pulang, hasil pemeriksaan, kapan dan
dimana konsultasi follow up
Tehnik SBAR  Memperbaiki Komunikasi 
Meningkatkan Keselamatan Pasien
S : Situation
Kondisi terkini yg terjadi
pada pasien Tehnik serah terima
B : Background yang dapat
Informasi penting apa yg digunakan pada
berhubungan dg kondisi serah terima perawat
pasien terkini antar shift, perawat
A : Assessment ke dokter saat
hasil pengkajian kondisi melaporkan kondisi
pasien terkini pasien, dokter ke
R : Recommendation dokter.
apa yg perlu dilakukan
Untuk mengatasi masalah
LAPORAN KONDISI PASIEN
ANTAR SHIFT DINAS ( SBAR )
 SEBELUM SERAH TERIMA PASIEN :
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2. Kumpulkan data yg diperlukan yg berhubungan dg
kondisi pasien yg akan dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas
masalah keper. Yg harus dilanjutkan
4. Baca dan pahami catatan perkembangan terkini
dan hasil pengkajian perawat shift sebelumnya
5. Siapkan rekam medis pasien termasuk rencana
perawatan harian
S SITUATION
- nama. Umur, tgl masuk, hari
perawatan, dr yg merawat
- diagnosa medis dan masalah
kep yg belum dan sdh teratasi
B BACKGROUND
- keluhan uatama, intervensi yg
telah dilakukan, respon psn 
diagnosa kep.
- riwayat alergi, rwyt pembedahan,
pemasangan alat invasif dan obat/
infuus
- pengetahuan pasien/ kel  D/ medis
A: ASSESSMENT
- jelaskan  hasil pengkajian pasien terkini
 tanda vital, pain score, tk kesadaran,
status restrain, risiko jatuh, status nutrisi,
eliminasi, halyg kritis, dll.
- hasil investigasi yg abnormal
- informasi klnik lain yg mendukung

R: RECOMMENDATION
- rekomendasi intervensi keperawatan yg
perlu dilanjutkan ( refer ke nursing care
plan) termasuk discharge planning
- edukasi pasien/ keluarga
Contoh : SBAR
• Situation : Dr.Anwar, Saya Ani, dari Ruang Melati. Bpk.
Djoko mengalami distress pernafasan.

• Background: Bpk. Djoko, 60 tahun, dengan COPD berat, yang


keadaannya semakin menurun dan saat ini
kondisinya semakin memburuk.

• Assessment: Suara nafas makin menurun pada paru kanan.


Kemungkinan Bpk. Djoko mengalami
Pneumothoraks.

• Recommendation: Menurut saya, ia perlu chest x-ray ?


3. KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
BENAR OBAT
BENAR DOSIS,
BENAR CARA,
BENAR WAKTU,
BENAR ORANG
 CEK ALERGY OBAT
 JELASKAN TUJUAN DAN
KEMUNGKINAN EFEK OBAT
 CATAT / DOKUMENTASI
 kerjakan SESUAI SAK/ SOP
( lanjutan)
 Cek untuk reaksi obat
 Cek skin integrity untuk injeksi
 Monitor pasien
 2 orang staf mengecek pemberian obat parenteral
 Update catatan obat

PISAHKAN :
 NAMA OBAT YANG MIRIP
 KEMASAN OBAT YANG MIRIP
ASSESSMEN DAN REASSESSMEN
OBAT YANG DIBERIKAN

MEDICATION DOSE ROUTE FREQUENCY TIME &


DATE LAST
TAKEN

3
Memindahkan
konsentrat elektrolit
(termasuk namun tidak
terbatas pada
potasium klorida,
potasium fosfat,
sodium klorida> o.9%)
dari ruang perawatan.
DIDIK PASIEN/ KELUARGA
KENALILAH OBAT ANDA !!!
 SUDAHKAH ANDA TAHU :
 KEGUNAAN OBAT ANDA ?
 CARA PAKAI OBAT ANDA ?

 WAKTU PENGGUNAAN OBAT

ANDA ?
4. MENCEGAH SALAH ORANG, SALAH TEMPAT,
SALAH PROSEDUR ==> TINDAKAN PEMBEDAHAN
 MENGAPA TERJADI :
 KURANG EFEKTIF KOMUNIKASI DIANTARA ANGGOTA
TIM OPERASI
 PASIEN TIDAK DILIBATKAN DALAM PEMBERIAN TANDA
==> LOKASI OPERASI ( MARKING SITE)
 PROSEDUR VERIFIKASI PRA OPERASI KURANG BAIK
 KURANG ADEKUAT ASESMEN PASIEN
 KURANG ADEKUAT REVIEW REKAM MEDIS
 BUDAYA YG KURANG MENDUKUNG KOMUNIKASI
TERBUKA DIANTARA ANGGOTA TIM
 PENGGUNAAN SINGKATAN
 TULISAN YANG KURANG TERBACA
CARA :
 BERI TANDA PADA DAERAH YANG AKAN DIOPERASI ==>
LIBATKAN PASIEN/ KELUARGA==> yang memberi tanda adalah
dokter yang akan melakukan operasi
 CHEK LIST : PRA DAN PASCA OPERASI
 “TIME-OUT” PRACTICE : BENAR PASIEN, BENAR PROSEDUR,
BENAR LOKASI OPERASI/ TINDAKAN, BENAR PROSEDUR
TINDAKAN DAN KEBERADAAN IMPLANTS/ EQUIPMENT ==>
SEBELUM OPERASI DIMULAI

Membuat suatu proses atau
checklist untuk melakukan
verifikasi bahwa semua
dokumen atau peralatan
yang diperlukan untuk
pelaksanaan operasi:
tersedia, tepat , serta dapat
berfungsi dengan baik
sebelum tindakan operasi
dilakukan
TIME OUT ==> FINAL VERIFICATION PROCESS
Verifikasi
final dilakukan
pk :
Penandaan
Prosedur
Step 1 verifikasi Final
Verifikasi dilakukan
oleh
( ) dr Anestesi ( ) Nurse ( ) dr Bedah( ) Lain-lain :

Step 2 Nama Pasien ( IDENTITAS PASIEN )

Dikonfirmasi oleh :
( ) dr Anestesi ( ) Nurse ( ) dr Bedah( ) Lain-lain :
Step 3 Prosedur Verifikasi
Jenis Prosedur :
Verifikasi
Step 4 bagian/Sisi
Bagian/sisi prosedur :
* Bila tidak dapat dilakukan, berikan alasan :
Bagian/Sisi dikonfirmasi oleh :

( ) dr Anestesi ( ) Nurse ( ) dr Bedah( ) Lain-lain ::

Step 5 Verifikasi Implant


Implant :

* Bila tidak dilakukan, indikasikan : tidak ada


Prosedur telah dikonfirmasi oleh :

( ) dr Anestesi ( ) Nurse ( ) dr Bedah( ) Lain-lain :

Verifikasi selesai Pk.


Nama pasien ( sticker )
Nama :
TOLOK UKUR
PROSES TERINTEGRASI ==> MENGEMBANGKAN
KEBIJAKAN/ SOP ==> KESERAGAMAN PROSES ==>
MENJAMIN : BENAR LOKASI, BENAR PROSEDUR, BENAR
PASIEN
RS MENGGUNAKAN PEMBERIAN IDENTIFIKASI TANDA
LOKASI OPERASI ( MARK SITE ) YANG DIMENGERTI DAN
PROSESNYA MELIBATKAN PASIEN/ KEL.
 RS MENGGUNAKAN PROSES VERIFIKASI ==> SEMUA
DOKUMEN DAN PERALATAN YG DIBUTUHKAN ==>
TERSEDIA, BERFUNGSI BAIK, AKURAT/ BENAR
RS MENGGUNAKAN CHECK LIST DAN PROSEDUR TIME-
OUT SEBELUM ==> TINDAKAN OPERASI
5. MENCEGAH PASIEN JATUH
Melakukan pengkajian
ulang secara berkala
mengenai resiko pasien
jatuh, termasuk resiko
potensial yang
berhubungan dengan
jadwal pemberian obat
serta mengambil tindakan
untuk mengurangi semua
resiko yang telah
diidentifikasikan tersebut.
 ASSESSMENT RISIKO JATUH  MONITOR
SEJAK ADMISSION
 MONITORING KETAT  PASIEN RISIKO
TINGGI ( beri tanda pada TT : hijau, kuning,
merah)
 LIBATKAN PASIEN/ KEL DALAM
PENCEGAHAN PASIEN JATUH
 Laporan peristiwa pasien jatuh
HAL YG PERLU
DIPERHATIKAN==> FALLS
1. OBAT YANG DIGUNAKAN PASIEN  SIDE
EFFECTS  JATUH
2. PENGLIHATAN PASIEN
3. PERHATIKAN PERUBAHAN STATUS MENTAL /
PERILAKU PASIEN
4. SEPATU/ SANDAL YG TIDAK COCOK
5. LANTAI LICIN
6. TERLALU BANYAK FURNITUR
7. KEKURANGAN CAIRAN
8. TANGGA
ASSESSMEN DAN REASSESSMEN TERHADAP RISIKO JATUH
SCORE DIMENSION SCORE DIMENSION

15 POINT HISTORY OF FALLS 5 POINT UNSTEADY ON FEET

15 POINT RECENT hx : LOSS OF 5 POINT POOR EYE SIGHT


CONSCIOUSNESS
15 POINT AGE 65 OR MORE 5 POINT POOR HEARING
10 POINT CONFUSED/ 5 POINT POSTURAL
DISORIENTED/ HYPERTENSION
HALLUCINATING
10 POINT USES ASSISTIVE 5 POINT SEDATED
DEVICE FOR MOBILITY
( WALKER,
WHEELCHAIR, ETC
5 POINT DETOXING FROM 5 POINT LANGUAGE BARRIER
DRUGS/ ALCOHOL
Total points assessed: 0-10= no risk;
Total point assessed :15 0r more  patient is a fall risk
UPAYA MENURUNKAN RISIKO JATUH
IDENTIFIKASI : OBAT YG BERHUBUNGAN DG PENINGKATAN
RISIKO JATUH : SEDATIF, ANALGESIK, ANTIHIPERTENSI,
DIURETIK, LAZATIF, PSYCHOTROPIKA
GUNAKAN PROTOKOL ==> PEMINDAHAN PASIEN SECARA
AMAN : BRANKAR, KURSI RODA, TT
EVALUSI BERAPA LAMA RESPON STAF TERHADAP
PANGGILAN PASIEN ( TOILET, MAKAN, DLL)
GUNAKAN INSTRUMEN UTK MEMPREDIKSI RISIKO PASIEN
JATUH ==> KOMUNIKASIKAN DG PASIEN/ KEL; BERI
TANDA / WARNA
PERHATIKAN LINGKUNGAN : CAHAYA, KONTROL SUARA/
KEBISINGAN,
Fall Risk Assessment Flowchart
Patient admitted

Initial Nursing
Assessment of Advanced Fall risks
risk to fall fall risk categories
status assessment

Fall risk status


incorporated into Preventive
plan of care intervention
communicated s

Fall Interventions get done


TOLOK UKUR

PROSES TERINTEGRASI ==> MENGEMBANGKAN


KEBIJAKAN/ SOP ==> MENURUNKAN RISIKO
PASIEN CIDERA ==> JATUH DI RS
RS ==> MELAKSANAKAN PROSES ASESMEN DAN
REASESMEN RISIKO PASIEN JATUH ==> INDIKASI
: PERUBAHAN KONDISI, PEMBERIAN OBAT
BERISIKO JATUH, DLL
 MENGUKUR PELAKSANAAN ==> PROGRAM
MENURUNKAN RISIKO PASIEN JATUH
6. PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
 Reduce the risk of health care -
aquiered infections
 Requirement : Comply with
current CDC (Center for Disease
Control)  hand hygiene
guidelines
WHO : CLEAN CARE IS
SAFER CARE
“ GETTING YOUR HANDS ON A CULTURE OF SAFETY”
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
INDIKASI CUCI TANGAN
 Bila tangan tampak kotor ( cuci tangan rutin )
 Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum dan sesudah prosedur
 Setelah kontak dengan peralatan yang ada dan digunakan oleh pasien
 Sebelum makan, sesudah dari toilet
HAND RUB
IS
PREFERRED
It only
takes 20
– 30 sec
to do it!
CDC (Center for Disease Control) HAND HYGIENE

REKOMENDASI SPESIFIK
1. Indikasi untuk cuci tangan dan anti sepsis
2. Teknik :
* Air dan sabun ( 15 detik )
* Tanpa air ( alcohol hand rub/gel )
3. Surgical handwashing
4. Seleksi produk
5. Perawatan kulit
KENAPA PENTING ?
Cara transmisi dari infeksi yang paling sering
adalah melalui tangan.
Membersihkan tangan adalah faktor terpenting
didalam mencegah penyebaran patogen dan
resistensi antibiotika
Angka kepatuhan yang diharapkan adalah 90 %
( CDC – recommmendations )
ALCOHOL –based hand rub
 Keuntungan :
Mudah dijangkau karena dapat dipasang dengan cepat, sehingga
meningkatkan kepatuhan
 Kerugian
Pertimbangan adanya bahaya kebakaran
Alcohol Hand Rub/Gel
 Dipakai bila tangan tidak tampak kotor
 Sediakan diarea kerja
 Efektif dan efisien
TEKNIK CUCI TANGAN
 Sabun dan air
 Sabun anti septik dan air
 Tanpa air ( alcohol hand rub/gel )
 Mengeringkan tangan dengan kertas Tissue
khusus
 Menutup kran air dengan kertas tissue

* Sebaiknya kran di rumah sakit dipilih yang


tidak disentuh dengan tangan.
CUCI TANGAN RUTIN
 Lepaskan perhiasan
 Basahi tangan, beri sabun dan gosok secara rata ( 10-15 detik )
 Bilas
 Keringkan dengan kertas tissue
 Gunakan kertas tissue untuk menutup kran
CUCI TANGAN SURGIKAL
 Staffkamar operasi mempunyai protokol
secara rinci tentang teknik cuci tangan ini.
 Sabun antimikroba khusus untuk kulit (4%
chlorhexidine or deterjent yang mengandung
povidone iodine 0.75% atau aqueous
povidone iodine 1%)
 Cuci selama 5 menit (untuk cuci tangan I,
selanjutnya cukup 3 menit )
 Lakukan : No Touch technique
 Keringkan dengan lap steril
Alasan Ketidakpatuhan
(PERLU PENGUKURAN)

• Tidak peduli pada protokol


• Peduli tetapi tidak melakukan
karena :

* Sibuk pasien banyak


* Jauh dan fasilitas sedikit
* Tangan tidak kotor
* Tangan jadi kering dan kasar
kena sabun.
TOLOK UKUR :
 PROSES TERINTEGRASI ==> KEBIJAKAN/ SOP ==> MENURUNKAN RISIKO
HEALTH CARE –ASSOCIATED INFECTION
 RS ==> MENGADOPSI HAND HYGIENE GUIDELINES
 RS ==> MELAKSANAKAN PROGRAM HAND HGYIENE SECARA EFEKTIF
INFECTION CONTROL AUDIT TOOLS
HAND HYGIENE
Standar : Cuci Tangan harus didekontaminasi secara benar dan tepat
dengan menggunakan bahan pembersih untuk mengurangi risiko terjadi
infeksi silang.
No Diskripsi Ya Tidak N/a Komentar
1 Rumah sakit mempunyai prosedur dan
Kebijakan tentang Hand hygiene
2 Ada strukur organisasi untuk memastikan
distribusi, kepatuhan dan pemantauan ke-
biajakan dan Procedur Hand Hygiene
3 Hand Hygiene merupakan bagian yang di
perkenalkan saat masa orientasi staff
4 Staff mendapatkan pelatihan prosedur HH
Kuku jari tangan staff pendek, bersih dan tidak
5 memakai kuteks /kuku palsu
Staff tidak memakai perhiasan tangan/jari saat
6 melakukan prosedur
lanjutan

Jumlah angka total : 22

Jumlah angka aktual :

Tanggal audit yad :

Reff. IC
Audit
Tool / UK
INFECTION CONTROL AUDIT TOOLS
Lingkungan
Standar : Lingkungan harus terpelihara secara benar untuk
mengurangi risiko infeksi silang
No Diskripsi Ya Tidak N/a Komentar
1 Ada prosedur pemeliharaan lingkungan
Ada Departemen yang mengelola
2 terhadap kebersihan lingkungan
Ada SOP yang dapat dibaca oleh staff
terkait dan ada dilokasi kerja
3
4 Semua alat dan bahan yang digunakan
aman dan nyaman bagi
lingkungan/orang
5 Ada ruang yang khusus tersedia untuk
persiapan prosedur
Ada prosedur khusus pembersihan
6 karpet
Bagaimana Proses Monitoring
keselamatan pasien ==> KEPERAWATAN
 Pembuatan sistem pelaporan
secara formal
 Pelaporan insiden / kejadian
( KTD/ KNC)
 ANALISA INSIDEN / INVESTIGASI

 Diduga ada kesalahan prosedur


(Alleged misconduct )
 Tindakan perbaikan (Action)
KATAGORI CLINICAL ERROR YANG SERING
DILAKUKAN PERAWAT

1. Medication Error  CARA PEMBERIAN OBAT YG SALAH/ memberikan


OBAT YANG SALAH / SALAH ORANG
2. KESALAHAN PROSEDUR PADA SAAT OPERASI/ TINDAKAN
KEPERAWATAN / TINDAKAN MEDIS YG DIDELEGASIKAN.
3. PENCATATAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
4. MELAKSANAKAN PRAKTIK TIDAK KOMPETEN
( BUKAN KEWENANGANNYA)
5. PASIEN JATUH
6. PASIEN LUKA / TERBAKAR (KOMPRES HANGAT, KAUTER)
7. TERKAIT DG TEKNOLOGI (TECHNOLOGY-RELATED )/ CEDERA KARENA
KESALAHAN/ KERUSAKAN ALAT
8. INFEKSI NOSOKOMIAL
9. SALAH IDENTITAS PASIEN/ BAYI/ORANG TIDAK SADAR
10. SALAH INTERPRETASI TANDA ATAU GEJALA
(Swanburg, 1991)
Contributing Factors
 Level Staff kurang Memadai
 Utilization beyond legal/ authorized scope of practice
 KOMPETENSI YG KURANG MEMADAI (knowledge, skills & values)
 Asuhan Kesehatan berdasarkan faktor organisasi (Health care-
based organizational factors)
MENGAPA TERJADI CLINICAL ERROR
 PELAYANAN KEPERAWATAN RCA
1. STANDAR ASUHAN KEPEPERAWATAN DIPAHAMI PERAWAT ?
2. SOP  JELAS?
3. URAIAN TUGAS  JELAS?
4. ORIENTASI DAN PELATIHAN SETIAP ADA KEBIJAKAN ATAU ALAT
BARU/ PERUBAHAN PRAKTIK KEPERAWATAN ?
5. PERAWAT YANG TERLATIH UNTUK BEKERJA DI RUANGAN KHUSUS?
6. PEMBERIAN INFORMED CONSENT YANG BENAR ?
7. HUBUNGAN ANTAR TIM KESEHATAN ?
8. SISTEM MONITORING, EVALUASI, DAN PENGENDALIAN MUTU ?
9. RASIO JUMLAH DAN JENIS TENAGA KEPERAWATAN DENGAN
PASIEN MEMADAI ?
10. PROGRAM PEMELIHARAAN/KALIBRASI PERALATAN ?
11. JUMLAH ALAT/FASILITAS YANG MEMADAI

MEDICAL ERROR OLEH PERAWAT :


• KOMPETENSI INDIVIDU
• SISTEM / LINGKUNGAN ORGANISASI
RISIKO DAN PEKERJAAN DALAM
 AREA YANG
LINGKUP KOMPETENSI
POTENSIAL PERAWAT
PELAKSANA :

 BERTUGAS PERTAMA KALI SEBAGAI ASISTEN DI KAMAR OPERASI ( ACTING AS


FIRST ASSISTANT IN THEATRES)
 UNIT TINDAKAN MINOR (MINOR INJURY UNITS)
 PERAWAT PELAKSANA SHIFT MALAM (NIGHT NURSE PRACTIONERS)
 PERAWAT MENULIS RESEP ( NURSE PRESCRIBING)
BAGAIMANA CARA MEMULAI  PROGRAM KS
KEPERAWATAN DI RS ?
 Bentuk Tim  bagian dari Tim Keselamatan Pasien RS
 Sosialisasi program KP Perawat menyamakan persepsi  bangun budaya
( 7 langkah)
 Buat  Form laporan peristiwa ( event)
 Kumpulkan laporan  analisa cari penyebab masalah ( Tim)
 Hasil analisa  lakukan perbaikan sistem/ prosedur  sosialisasikan
 pendekatan  PSBH, GKM, QA, MR,dll ?
 UJI COBA DI BEBERAPA UNIT  ICU, IGD, IBS
 TETAPKAN TARGET ( GOAL) TAHUNAN YANG AKAN DICAPAI  DASAR ANALISIS
LAPORAN KEJADIAN
Incident Report Form
KRS-KP

APA YANG
DILAPORKAN ?
• KTD
• KNC
KEPADA SIAPA
MELAPOR ?
Patient Safety
Patient Safety Pocket Book
Pocket Book

KRS-KP

KRS-KP
Setiap ruangan  mengidentifikasi titik/simpul
Kemungkinan terjadi
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN

Contoh: penerimaan pasien pasca bedah di ruang


rawa
• Mengangkat pasien
• Posisi di tempat tidur
• Observasi tanda vital
• Mencatat intake – output
• Memberikan obat
• Mengganti balutan
• Pemberian oksigen
• Merawat drainage
PARTNERS IN QUALITY AND SAFETY
 Patients, their families,
clinicians, and others in
health care organizations
interact with the health care
system

 To produce major
improvements in quality of
care
KESIMPULAN
 Patient safety in nursing merupakan bagian integral dari
program keselamatan pasien RS.
 Pendekatan program KP melalui Keperawatan akan lebih
mudah karena alur komunikasi dan pelaporan sudah jelas
 Mulai dengan pelaporan tentang KTD/ KNC sesuai
kebijakan RS masing- masing
 Perawat di semua level harus disamakan dulu
persepsinya agar memberikan kontribusi yang optimal
dan proses MEMBANGUN “budaya” KP dapat berjalan
dengan baik.
 Kepemimpinan / leadership
 Perlu ada Goal yang jelas  program KP
LANJUTAN
TERJADINYA MEDICAL / CLINICAL ERROR DALAM PEL
KEPERAWATAN DAPAT DISEBABKAN KARENA :
1. Faktor individu perawat yang tidak kompeten.
Oleh karena itu dari sejak awal sistem rekrutmen & seleksi
perawat yang mempunyai kualifikasi/ kemampuan yang
diharapkan sangat diperlukan.
2. Sistem organisasi tempat perawat bekerja agar lebih
kondusif atau memfasilitasi perawat bekerja secara
profesional dan aman.
• KESELAMATAN PASIEN  UPAYA 
PEMBELAJARAN DAN PENINGKATAN TERUS
MENERUS (Continuous learning and improvement )
DAFTAR PUSTAKA
 Goerge B, Julia, Nursing Theories, Norwalk,
Apleton & Lange, 1995

 Gartinah, T, Mencegah Clinical Error dalam pelayanan Keperawatan, Kongres PERSI, 2003

 JCAHO, Patient Safety Standard, 2005

 Kirk, Roey, and Hoesing Helan, The Nurse’s Guide coomon Sense, Quality Manajemen, Illionis, SN Pbulication Inc,
1991

 Marie Muller, Adverse Event


Monitoring in nursing, University of JHB
COHSASA Consultant. 2006

 Rowland, Howard and Romland, Beatrice, The Manual of Nursing Quality ASssurance, USA, Aspen Publisher, 1987

 Swanburg, Russel, Management and Leadership for Nurse Managers, Boston, Jones and barllet Published, 1996

 Vincenti, Charles, Clinical Risk Management, London, BMJ,Publishing Group,


1995
MANAJEMEN
RISIKO
Pengantar
Pengertian
 Risiko: peluang terjadinya sesuatu
yang akan berdampak pada tujuan
 Jenis-jenis risiko dalam pelayanan
rumah sakit:
 Corporate risk: kejadian yang akan memberikan dampak
negatif terhadap tujuan organisasi
 Non-clinical (physical) risk: bahaya potensial akibat
lingkungan
 Clinical risk: bahaya potensial akibat pelayanan klinis
 Financial risk: risiko finansial yang secara negatif akan
berdampak pada kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan.
Pengertian (Lanjutan)
 Risk management merupakan salah satu komponen
penting dari clinical governance
 Risk Management merupakan proses mengenal,
mengevaluasi, mengendalikan, meminimalkan risiko
dalam suatu organisasi secara menyeluruh (NHS)
Prinsip manajemen risiko
 Manajemen risiko meliputi ancaman dan peluang
(maksimalisasi peluang, minimalisasi kehilangan, dan
meningkatkan keputusan dan hasil)
 Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang logis
dan sistematis untuk meningkatkan kinerja yang
efektif dan efisien
 Manajemen risiko memerlukan pemikiran kedepan
 Manajemen risiko mensaratkan akuntabilitas dalam
pengambilan keputusan
 Manajemen risiko mensaratkan komunikasi
 Manajemen risiko memerlukan pemikiran yang
seimbang antara biaya untuk mengatasi risiko (dan
meningkatkan peluang perbaikan) dengan manfaat
yang diperoleh
Manfaat manajemen risiko
 Pengendalian thd timbulnya adverse event
 Meningkatkan perilaku untuk mencari peluang
perbaikan sebelum suatu masalah terjadi
 Meningkatkan perencanaan, kinerja, dan efektivitas
 Efisiensi
 Mempererat hubungan stakeholders
 Meningkatkan tersedianya informasi yang akurat
untuk pengambilan keputusan
 Memperbaiki citra
 Proteksi terhadap tuntutan
 Akuntabilitas, jaminan, dan governance
 Meningkatkan personal health and well being
Lingkup manajemen risiko
(general)
 Perencanaan strategik, operasional dan bisnis
 Perencanaan sumber daya dan pengelolaan
asset
 Kelanjutan bisnis
 Perubahan organisasi, tehnologi, dan politis
 Liabilitas (pertanggungjawaban) disain dan
produk
 Liabilitas (pertanggungjawaban) pemangku
jabatan (direktur, officers, dsb)
 Kebijakan publik
 Isu lingkungan
Lingkup manajemen risiko
 Etik, penipuan, keamanan, dan probity
(kejujuran)
 Alokasi sumberdaya
 Risiko publik dan pertanggung jawaban umum
 Studi kelayakan
 Kepatuhan terhadap aturan/standar
 Kesehatan dan keselamatan
 Sistem operasi dan pemeliharaan
 Manajemen projek
 Pembelian dan manajemen kontrak
Latent failures Conditions of work Active Failures Barriers/ Accident
(current) defences

Unsafe acts
·Ommision
·Action
Background slips/failures
Management factors:
decision ·Workload ·Cognitive
Organizational ·Supervision failures
Process ·Communication (memory lapses
·Equipment
·Knowledge/ and mistakes)
ability ·Violation
Clinical risk management
Manajemen risiko dalam pelayanan klinis
Clinical Risk Management adalah
meminimalkan risiko terhadap pasien :
 dengan mengenal kesalahan atau
kemungkinan kesalahan selama mendapat
asuhan klinis,
 mengenal faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadi kesalahan/risiko,
 belajar dari pengalaman terhadap setiap
adanya adverse event,
 memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk
mencegah terjadi kesalahan/risiko, dan
 membangun sistem untuk mengurangi
terjadinya risiko.
Clinical risk management
Suatu pendekatan
untuk mengenal
keadaan yang
menempatkan pasien
pada suatu risiko dan
tindakan untuk
mencegah terjadinya
risiko tersebut
(Sheenu Jhawar, Mid
Stafford General
Hospital, UK )
Elemen struktur dari manajemen risiko
 Authority : siapa
yang bertanggung
jawab
 Visibility:
manager
maupun program-
programnya
 Communication
 Coordination
 Accountability
RISK MANAGEMENT TEAM
(Victorian hospitals, Australia)

Tim manajemen risiko terdiri dari Risk


Manager, Assistant Risk Manager dan Health
& Safety Manager.
Tim manajemen risiko:
 Mempunyai peran memfasilitasi, mengkoordinasi,
memonitor kegiatan manajemen risiko baik klinis
maupun non-klinis dalam organisasi
 Fungsi utama dalam menjalankan peran adalah
menyediakan dukungan, dan meningkatkan
kesadaran melalui pelatihan terhadap seluruh
karyawan ttg mengelola risiko
Tanggung jawab
 Direktur mempunyai tanggung jawab dan akuntabilitas
thd keseluruhan manajemen risiko.
 Direktur pelayanan medik bertanggung jawab terhadp
manajemen risiko pada tingkat operasional pelayanan
medis
 Direktur keuangan bertanggung jawab terhadap risiko
keuangan
 Semua manajer dan kepala departemen bertanggung
jawab terhadap manajemen risiko secara operasional
pada departemen yang dipimpinnya
 Setiap manajer pada semua lini mendorong agar
karyawan peduli untuk mengenal dan melaporkan
risiko, seingga tindakan proaktif dapat dilakukan
Lingkup (strategi dan
kebijakan) manajemen risiko
Strategi manajemen risiko:
 Reaktif
 Proaktif
Kebijakan dan prosedur untuk melaporkan
setiap insiden
Kebijakan dan prosedur menangani komplain
Informasi penanganan komplain bagi karyawan
Kebijakan dan prosedur untuk menangani
tuntutan
Kebijakan dan prosedur untuk mencegah
kejadian yang membahayakan (preventing
harm) dan meminimalkan risiko (patient safety)
Risk Management: Proactive strategy
(Sheenu Jhawar, Mid Stafford General Hospital, UK )

 Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-isu


risiko klinis yang mungkin terjadi melalui kejelasan tanggung
jawab dan kendali pada semua lini pelayanan.
 Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan keputusan
sehingga tidak terjadi tumpang tindih
 Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
 Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam
mengoperasikan peralatan medis/klinis
 Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan secara
konsisten
 Kebijakan dalam:
 fire safety,
 infectious and non-infectious waste management,
 infection control
 occupational health
Risk Management: Proactive strategy
(dilaksanakan secara teratur deheenu Jhawar, Mid Stafford Geneal Hospital,
UK )

 Audit ngan tindak lanjut yang nyata.


 Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik
yang akurat dan terjamin ketelursuran
 Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan
terpelihara dengan baik
 Serah terima dilakukan secara adekuat
 Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan
pasien/keluarga mengenadi keputusan terapi/tindakan
klinis
 Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu,
misalnya alergi, dsb, pada rekam medik, yang secara
legal ditandatangani
Risk Management: Reactive
strategy
Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera
dan optimal, dan dibuktikan dengan “consent” dari
semua pihak yang terkait
Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas
dilakukan untuk mengenal faktor-faktor yang dapat
dicegah, dan menjamin bahwa pelayanan yang terbaik
diberikan
Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk
mengenal akar masalah (root cause) dan dilakukan
dengan pendekatan budaya tidak menyalahkan
Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse
incident baik klinis maupun non klinis, termasuk
kejadian near miss, dan dicatat dalam risk register
untuk audit dan analisis
Contoh strategi manajemen
risiko pada Victorian hospitals (2001-2002)
Manajemen risiko diarahkan pada kejadian adverse
event yang dapat dicegah, dan membangun sistem
untuk mengenal, menganalisis, dan mengatasi faktor-
faktor yang mempunyai kontribusi terhadap terjadinya
adverse event
Pergeseran pendekatan dari fokus individu kepada fokus
pada kondisi yang melatar belakangi terjadinya adverse
event, investigasi diarahkan untuk mencari peluang
perbaikan dan menjamin keselamatan pasien
Strategi disusun berdasar key recommendations of the
Improving Patient Safety in Victorian Hospitals report
(the report), produced by the Department of
Epidemiology & Preventive Medicine, Monash Medical
School Monash University.
Lingkup program manajemen
risiko
(McCaffrey & Hagg-Rickert,2003)

 Patient care related risk


 Medical staff related risk
 Employee related risk
 Property related risk
 Financial risk
 Other risk
Diskusi 1
Identifikasi
Kejadian/Potensi terjadinya risiko
dan kesalahan sepanjang jalan proses pelayanan pada salah satu sistem mikro (misal pelayanan farmasi, pelayanan gawat darurat)
Risk management
Risk analysis
Proses manajemen risiko

Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Menetapkan lingkup
manajemen risiko
Contoh:
Patient care related risk
Risk assessment:
Risk identification
Risk analysis
Risk evaluation
Risk identification
(identifikasi risiko)
Audits, complaints,
klaim dan incidents
Risk analysis Severity analysis
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
&
Root Cause Analysis (RCA)
Risk evaluation
Menetapkan apakah suatu risiko memerlukan treatment
atau tidak
Jika ya, susun action plan
Pembahasan lebih tajam
tentang
Risk analysis
Pengertian
 The development of qualitative and / or
quantitative estimate of risk based on
evaluation and mathematical techniques. (FAA
System Safety Handbook, Dec 2000)
 The process by which hazards are identified
and analyzed for their likelihood of
occurrence and their potential severity. (GAIN,
2003., Guide to methods and tools for safety
analysis in air traffic management)
 Risk = the expected loss per unit time or
activity
lanjutan
 Yang dimaksud dengan risiko adalah kerugian yang
mungkin terjadi pada tiap unit waktu atau
kegiatan.
 Analisisrisiko merupakan upaya untuk menentukan
estimasi risiko secara kuantitatif atau kualitatif
berdasarkan tehnik-tehnik evaluasi maupun
matematis.
 Analisis
risiko merupakan proses untuk mengenali
bahaya (hazard) yang mungkin terjadi dan
bagaimana potensi kegawatan dari bahaya tersebut
Lingkup risk analysis
Looks hazards to
determine:
What can happen
When it could happen
Factors associated with
their occurrence
Tools untuk risk analysis
 Severity assessment -- selecting events for investigation
 Root Cause Analysis
 Failure mode and effect analysis
Adverse event/risk
Management process

Audits, complaints,
Risk identification Claims and incidents

Risk analysis Severity analysis


RCA

Risk registers
Risk evaluation Action plan

Eliminate or minimize
Risk treatment risk

Sumber: Review the effectiveness


Hunter area health Ongoing monitoring of investigations and
service actors
Clinical Governance Communicate risks and
Unit (Agst, 2003) Communication the outcomes of
investigations
Identifying weakness
In systems

Preventable harm Safety

Fixing weakness
In systems
Severity
assessment
Selecting events for investigation
Frequent
Probable
Possible
Unlikely
Rare

Probability
1. Extreme risk
Severity 2. High risk
assessment 3. Moderate risk
4. Low risk
Severity

Extreme
Major
Moderate
Minor
Minimal
Severity Assessment Category for Incidents

Severity
Probability Extreme Major Moderate Minor Minimal

Frequent 1 1 2 2 3

Probable 1 1 2 3 3

Possible 1 2 2 3 4

Uncommo 1 2 3 4 4
n
Rare 2 3 3 4 4

1 = extreme risk
2 = high risk
3 = moderate risk
4 = low risk
Tugas diskusi
 Peserta dibagi dalam 5 kelompok
 Diskusikan:
 Perlukah diterapkan manajemen risiko di puskesmas ?
Jelaskan alasan saudara!
 Apa manfaat yang akan diperoleh dengan menerapkan
manajemen risiko di puskesmas ?
 Bagaimana langkah-langkah strategis agar manajemen
risiko dapat diterapkan di puskesmas ?
S I H
K A
M A
R I
T E
Root Cause
Analysis
Langkah RCA
 investigasi kejadian,
 rekonstruksi kejadian,
 analisis sebab,
 menyusun rencana tindakan, dan
 melaporkan proses analisis dan temuan.
Investigasi kejadian
 menentukan masalah,
 mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
 melakukan wawancara,
 meneliti lingkungan kejadian,
 mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
timbulnya kejadian,
 menggambarkan rantai terjadinya kejadian.
Rekonstruksi kejadian
 mengenali kejadian-kejadian yang mengawali
terjadinya adverse event ataupun near miss,
 melakukan analisis dengan menggunakan pohon masalah
untuk mengetahui kegiatan atau kondisi yang
menyebabkan timbul kejadian,
 lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem yang melatar
belakangi timbulnya kejadian atau sampai tidak
beralasan lagi untuk melanjutkan
Analisis penyebab
 mengidentifikasi akar-akar penyebab:
 Faktor manusia: kelalaian, incompetence, sistem
pengelolaan sumber daya manusia termasuk reward system
 Sistem breakdown, system failure, system incapability
 Sistem pengendalian
 Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan manajemen
sumber daya
 rumuskan pernyataan akar masalah
Masalah
Root Cause

Root cause
Susun rencana tindakan
 menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi
penyebab yang diidentifikasi, dan dapat diterima oleh
pihak yang terkait dengan kejadian.
 Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab
kejadian dan pengukuran untuk menilai efektifitas
tindakan thd akar penyebab
 Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam
organisasi
Catat dan laporkan
 Catat proses dan alat yang digunakan
 Biaya yang dibutuhkan
 Ringkasan kejadian
 Proses investigasi dan analisis
 Temuan
Memahami penyebab kejadian
 Kegagalan aktif (active failure): pelanggaran yang
sengaja dilakukan oleh seseorang
 Kondisi laten: breakdown dari proses atau sistem:
 Kurangnya pendidikan
 Gagal mengikuti prosedur
 Alat yang rusak
 Disain yang tidak tepat, dsb
Philosophical viewpoints on
human errors (Ward, 2005)
 Human error is not the cause of events, it is a symptom
of deeper troubles in the system
 Human error is not the conclusion of an investigation, it
is the beginning
 Events are the result of multiple causes
21 steps of RCA (Joint commission)
Steps Descriptions Note and Tools
1 Organize a team Size fewer than 10

2 Define the problem Brainstorming, multivoting, FMEA

3 Study the problem Braintorm, flowchart, pareto, scatter, affinity diagram,


etc

4 Determine what happen Flow chart, timeline

5 Identify contributing factors Control chart, tree analysis, FMEA

6 Identify other contributing factors Brainstorm, affinity diag, cause-effect diagram

7 Measure, collect and assess data on proximate and underlying causes See how to develop indicators

8 Design and implement interim changes Gantt chart

9 Identify which systems are involved (the root causes) Flow chart, cause effect diag, fmea, tree analysis,
barrier analysis

10 Prune the list of root causes

11 Confirm root causes

12 Explore & identify risk-reduction strategies FMEA

13 Formulate improvement actions Brainstorm, flow chart, cause effect diagram

14 Evaluate Proposes Improvement Actions

15 Design improvements Gantt chart

16 Ensure acceptability of the action plan

17 Implement the Improvement Plan PDCA, critical path

18 Develop measures of effectiveness and ensure their success

19 Evaluate implementation of improvement plan Run chart, control chart, histogram

20 Take additional action

21 Communicate the results


Failure mode and
effect analysis
Apakah FMEA
 Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan
mengenali model-model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur,
melakukan penilaian terhadap tiap model kesalahan/kegagalan, dengan
mencari penyebab terjadinya, mengenali akibat dari
kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan melakukan perubahan
disain/prosedur
Langkah-langkah
 Bentuk tim FMEA: orang-orang yang terlibat
dalam suatu proses
 Tetapkan tujuan, keterbatasan, dan jadual tim
 Tetapkan peran dari tiap anggota tim
 Gambarkan alur proses yang ada sekarang
 Kenalilah Failure modes pada proses tersebut
 Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk
tiap model kesalahan/kegagalan
 Kenalilah apa akibat dari adanya failure untuk
tiap model kesalahan/kegagalan
Langkah-langkah….
 Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan:
 Sering tidaknya terjadi (occurrence): (Occ)
Occ: possibility of occurrence
 0 : tidak pernah, 10 sangat sering 0 : tidak mungkin terjadi
 Kegawatannya (severity): (SV) 10: sangat tinggi kemungkinan
 0 : tidak gawat, 10 sangat gawat terjadi
 Kemudahan untuk terdeteksi: (DT)
 0 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi
 Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkalikan: Occ x SV x
DT
 Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
 Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)
 Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
 Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
Failure Cause Effects OCC SV DT RPN Design Design
Mode of of action/ Validati
failure failure Solution on

Occ : occurrence
SV : severity
DT : detectable
RPN: risk priority number
Diskusi
identifikasi event-event yang
berisiko yang ada di rumahsakit
memilih mana yang paling
prioritas
Pilih satu event yang masuk
kategori 1
Coba lakukan root cause analysis

Root Cause Masalah

Root cause

Root cause

Root cause
Diskusi
 Bagaimana kebijakan dan strategi untuk risk
management di rumahsakit
 Bagaimana pengorganisasian risk
management di rumahsakit
 Lakukan identifikasi kejadian “adverse
events” di instalasi rawat daruat
 Lakukan severity assessment
 Pilih salah satu proses pelayanan klinis yang
bermasalah, yang mungkin membahayakan
pasien
 Lakukan analisis dengan FMEA atau RCA
Beberapa definisi
 Adverse event: injury caused by medical management
rather than by the underlying condition of the patient
 Medical error: the failure of a plan action to be completed
as intended (error of execution) or the use of a wrong plan
to achieve an aim (error of plan)
 Near miss: suatu kejadian atau situasi yang sebenarnya
dapat menimbulkan kecelakaan, trauma atau penyakit
tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui
atau upaya pencegahan segera dilakukan
Alir proses: persiapan operasi sampai dengan pelaksanaan operasi

Event: operasi pada sisi salah

Pem lab Pem ro Keputusan Persiapan Check ulang


dokter pasien Oleh perawat
OK

Persiapan
OK Check ulang
Model-model kegagalan:
-kegagalan/kesalahan labelling pd ro foto Oleh dokter
-Kesalahan penulisan keputusan dokter pd RM operator
-Kesalahan dalam penyiapan pasien
-Tidak dilakukan check ulang oleh perawat
-Tidak dilakukan check ulang oleh dokter Pelaksanaan
-Operasi dilakukan oleh dokter yang bukan operasi
memiliki kompetensi yang dimaksud
Failure Cause Effects OCC SV DT RPN Design Design
Mode of of action/ Validati
failure failure Solution on
Kesalahan
Labelling ro

Kesalahan
menulis
keputusan dr

Kesalahan
persiapan
pasien

Kesalahan
persiapan
OK

Check ulang
tdk dilakukan

Bukan
kompetensi
nya

Occ : occurrence
SV : severity
DT : detectable
RPN: risk priority number
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai