Definisi Gagal napas adalah suatu keadaan klinis yang terjadi ketika sistem pernafasan tidak mampu mempertahankan fungsi utamanya yaitu pertukaran gas, dimana PaO2 lebih rendah dari 60 mmHg dan/atau PaCO2 lebih dari 50 mmHg. Klasifikasi Gagal napas diklasifikasikan menurut kelainan gas darah menjadi ⚫ tipe 1 ⚫ tipe 2 Tipe 1 ⚫ Gagal napas ( hipoksemik ) ⚫ PaO2 <60 mmHg ⚫ PaCO2 normal atau di bawah normal. ⚫ Pertukaran gas terganggu pada tingkat membran aveolo-kapiler. ⚫ Contoh gagal napas tipe I adalah edema paru kardiogenik atau nonkardiogenik , ISPA , COVID-19 , dan pneumonia berat . Tipe 2 ⚫ Gagal napas ( hiperkapnik ) ⚫ PaCO2 > 50 mmHg. ⚫ Hipoksemia sering terjadi dan disebabkan oleh kegagalan pompa pernapasan. Patofisiologi ⚫ Proses fisiologi pernafasan merupakan proses pemindahan O2 di udara kedalam jaringan dan sel melalui inspirasi, dan pengeluaran CO2 ke udara melalui ekspirasi. Stadium 1. Ventilasi ⚫ Merupakan masuknya campuran gas-gas kedalam dan keluar paru 2. Transportasi ⚫ Merupakan difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru (respirasi eksterna) dan atara darah sistemik dan sel-sel jaringan ⚫ Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus ⚫ Reaksi kimia dan fisik dari O2 dan CO2 dengan darah 3. Respirasi sel dan respirasi interna ⚫ merupakan stadium akhir respirasi saat O2 dibutuhkan oleh tubuh menjadi energi dan menghasilkan CO2 sebagai sampah sisa metabolisme dikeluarkan oleh paru Dengan naik turunnya diafragma untuk memperbesar dan mengecilkan rongga dada ? Selama inspirasi, diafragma menarik paru kearah bawah 🡪 peningkatan volume torak 🡪 peningkatan volume menyebabkan penurunan tekanan intra pulmonal dari 0 mmHg menjadi -2mmHg dan tekanan pleura dari -4 mmHg menjadi -8 mmHg ? Selama ekspirasi diafragma menjadi relaksasi menekan paru2 sehingga meningkatkan tekanan intra pulmonal dari 1mmHg- 2mmHg sehingga udara keluar dari paru sampai tekanan jalan nafas dan atmosmer sama kembali Difusi ✔ Merupakan tahap ke dua proses pernafasan ✔ Difusi mencakup perpindahan udara dari membran alveoli ke kapiler yg tipis (<0.5µm) ✔ Difusi merupakan proses perpindahan dari konsentrasi tekanan tinggi ke tekanan rendah ✔ Oksigen atmosfer sekitar 159 mmHg 🡪 oksigen di hangatkan, dilembabkan, dan bercampur dengan ruang mati disaluran nafas sehingga tekanan akan menurun kira2 103 mmHg di alveoli (PAO2) ✔ Dalam kapiler O2 (PVO2) memiliki tekanan sebesar 40 mmHg lebih rendah dari pada di alveoli (103mmHg) sehingga oksigen dari alveoli akan berdifusi dengan mudah ke kapiler ? Begitupula dengan nasib karbondioksida (CO2) ? Tekanan karbondioksida darah/kapiler (PVCO2) adalah 46 mmHg sedangkan di alveoli (PACO2) sekitar 40 mmHg sehingga CO2 kapiler akan berdifusi ke alveoli. Transpor O2 dalam darah ? Oksigen diangkut dari paru ke jaringan lain dengan cara berikatan dengan Hb sebagai oksiHb (HbO2) ? Pada tingkat jaringan O2 akan melepaskan diri dr Hb kedalam plasma dan berdifusi dari plasma kedalam sel untuk memenuhi kebutuhan jaringan / sel yang bersangkutan ? Hanya 25% O2 yg terlepas dr Hb (disebut Hb tereduksi) dan dipakai sel ? Sisanya 75% Hb masih berikatan dg O2 ketika kembali ke paru melalui vena Kurva disosiasi Oksihemoglobin ? Normalnya oksigen akan berikatan dengan hemoglobin (afinitas HbO2) ? Pada keadaan hipoksia merupakan suatu keadaan dimana sel kekurangan oksigen akibat afinitas HbO2 yang terlalu kuat ? Beberapa faktor yang mempengaruhi afinitas HbO2 adalah: 1. Ph 2. PCO2 3. Suhu, dan 4. Difosfogliserat (DPG = fosfat organik yang mengikat Hb dan mengurangi afinitas HbO2) Etiologi ⚫ Penyebab SSP karena depresi dorongan saraf untuk bernapas seperti pada kasus overdosis narkotika dan obat penenang. ⚫ Gangguan pada sistem saraf tepi: Kelemahan otot pernapasan dan dinding dada seperti pada kasus sindrom Guillian-Barre dan miastenia gravis. ⚫ Obstruksi saluran pernafasan atas dan bawah: karena berbagai sebab seperti pada kasus eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik dan asma bronkial akut yang parah ⚫ Kelainan alveoli yang mengakibatkan gagal napas tipe 1 (hipoksemia) seperti pada kasus edema paru dan pneumonia berat Manifestasi Klinis ⚫ Dispnea ⚫ Takipnea ⚫ Kegelisahan ⚫ Kebingungan ⚫ Kecemasan ⚫ Sianosis- sentral ⚫ Takikardia ⚫ Hipertensi paru ⚫ Penurunan kesadaran Tanda dan gejala RF Tipe I (Hipoksemia) ⚫ Dispnea, lekas marah ⚫ Kebingungan, kejang, mengantuk ⚫ Takikardia, aritmia ⚫ Takipnea ⚫ sianosis Tanda dan gejala RF Tipe II (Hypercapnia) ⚫ Perubahan perilaku ⚫ sakit kepala ⚫ Koma ⚫ Ekstremitas hangat ⚫ Astreksis ⚫ Papil edema Gejala dan tanda penyakit yang mendasari ⚫ Demam, batuk, produksi sputum, nyeri dada pada kasus pneumonia. ⚫ Riwayat sepsis , politrauma, luka bakar, atau transfusi darah sebelum timbulnya gagal napas akut mungkin mengarah pada sindrom gangguan pernapasan akut. Temuan Fisik ⚫ Hipotensi biasanya disertai tanda perfusi buruk yang menunjukkan sepsis berat atau emboli paru ⚫ Hipertensi biasanya dengan tanda-tanda perfusi yang buruk menunjukkan edema paru kardiogenik ⚫ Suara mengi dan stridor menunjukkan adanya obstruksi jalan napas ⚫ Takikardia dan aritmia mungkin menjadi penyebab edema paru kardiogenik ⚫ Peningkatan tekanan vena jugularis menunjukkan disfungsi ventrikel kanan ⚫ Laju pernapasan tinggi pada pasien yang bernapas spontan dengan hipoksia atau hiperkarbia dan acidemia menunjukkan disfungsi sistem saraf ⚫ Gerakan pernapasan paradoks menunjukkan disfungsi otot Pem Klinis ⚫ Gas darah arteri - mengukur kadar oksigen dan karbo ⚫ Tes fungsi ginjal dan tes fungsi hati- dapat menunjukkan etiologi gagal napas atau mengidentifikasi komplikasi yang terkait dengannya. ⚫ Tes Fungsi Paru - mengidentifikasi kelainan obstruksi, restriksi, dan difusi gas. ⚫ Elektrokardiografi (EKG) ⚫ Radiografi dada diperlukan karena dapat mendeteksi Lesi dinding dada, pleura, dan parenkim paru ⚫ Hitung darah lengkap (CBC) ⚫ Kultur dahak, darah dan urin ⚫ Tes elektrolit darah dan fungsi tiroid ⚫ Ekokardiografi ⚫ Bronkoskopi Komplikasi ⚫ Paru: emboli paru, fibrosis paru , komplikasi sekunder akibat penggunaan ventilator mekanis ⚫ Kardiovaskular: hipotensi, penurunan curah jantung, kor pulmonal, aritmia, perikarditis, dan infark miokard akut ⚫ Gastrointestinal: perdarahan, distensi lambung, ileus, diare, pneumoperitoneum dan ulserasi duodenum yang disebabkan oleh stres sering terjadi pada pasien dengan gagal napas akut. ⚫ Menular: noskomial-pneumonia, infeksi saluran kemih dan sepsis terkait kateter. Biasanya terjadi dengan penggunaan alat mekanis. ⚫ Ginjal : gagal ginjal akut, kelainan elektrolit dan keseimbangan asam basa. ⚫ Gizi: malnutrisi dan komplikasi yang berhubungan dengan nutrisi parenteral atau enteral dan komplikasi yang berhubungan dengan selang NG - distensi perut dan diare Penanganan Koreksi Hipoksemia ⚫ Tujuannya adalah untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang memadai, umumnya dicapai dengan tekanan oksigen arteri (PaO2) sebesar 60 mm Hg atau saturasi oksigen arteri (SaO2), sekitar 90%. ⚫ Suplementasi oksigen yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan keracunan oksigen dan pembiusan CO2 (karbon dioksida). Konsentrasi oksigen yang diilhami harus diatur pada tingkat terendah, yang cukup untuk oksigenasi jaringan. ⚫ Oksigen dapat diberikan melalui beberapa rute tergantung pada situasi klinis di mana kita dapat menggunakan kanula hidung, masker wajah sederhana, masker non-pernapasan ulang, atau kanula hidung aliran tinggi. ⚫ Oksigenasi membran ekstrakorporeal mungkin diperlukan pada kasus refrakter 2. Koreksi hiperkapnia dan asidosis respiratorik ⚫ Hal ini dapat dicapai dengan mengobati penyebab yang mendasarinya atau memberikan dukungan ventilasi. 3. Dukungan ventilasi pada pasien gagal napas ⚫ Tujuan dari dukungan ventilasi pada gagal napas adalah: ⚫ Hipoksemia yang benar ⚫ Koreksi asidosis respiratorik akut ⚫ Mengistirahatkan otot-otot ventilasi ⚫ Bantuan pernapasan non-invasif : adalah dukungan ventilasi tanpa intubasi trakea/melalui saluran napas bagian atas.. Non Invasif Positif Pressure Ventilation(NIPPV) telah terbukti mengurangi komplikasi, durasi rawat inap di ICU, dan angka kematian. Telah dikemukakan bahwa NIPPV lebih efektif dalam mencegah intubasi endotrakeal pada gagal napas akut akibat PPOK dibandingkan penyebab lainnya. Bantuan pernapasan invasif : diindikasikan pada hipoksemia persisten meskipun telah menerima terapi oksigen maksimal, hiperkapnia dengan gangguan tingkat kesadaran. Intubasi dikaitkan dengan komplikasi seperti aspirasi isi lambung, trauma pada gigi, barotrauma, trauma pada trakea dll. Manaj Fisiotherapi • Positioning: Semi Fowler: Fowler, Mika-miki • Prostural drainasi dan perkusi • Latihan nafas dalam Masalah Keperawatan ⚫ Pola nafas tidak efektif ⚫ Bersihan jalan nafas tidak efektif ⚫ Gangguan pertukaran gas ⚫ Gangguan perfusi jaringan ⚫ Gangguan ADL ⚫ Malaise ⚫ Ansietas ⚫ Penurunan kardiak output Alhamdulillah