Anda di halaman 1dari 15

Risk and Return

Anggota Kelompok

01 02
Adrian Alamanda Katartika

03 04
Anisa Putri Santoso Khalda Salsabila M
Pengertian Risk
Risk (risiko) dapat dikatakan sebagai peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Secara lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about
future event, Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Sim mendefinisikan risiko pada 3
hal :
• Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya
dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan
keputusan
• Variasi dalam keuntungan penjualan atau variable keuntungan lainnya
• Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja
operasi perusahaan atau posisi keuangan.
Pengertian Return

Return atau pengambilan adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu, dan institusi
dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R.J Shook, return merupakan laba
investasi, baik melalui bunga atau dividen.

Hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return) adalah sebagai berikut :
1. Bersifat linear atau searah
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar
pula risiko yang timbul dari investasi tersebut
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal
Tipe-Tipe Risiko

 Pure Risk (risiko murni)  Speculative Risk (risiko


merupakan suatu ketidakpastian spekulatif) merupakan suatu
terjadi, maka kejadian tersebut ketidakpastian akan terjadinya
pasti menimbulkan kerugian. untung atau rugi. Risiko ini
Risiko murni dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe
dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu : 1). Risiko pasar, 2). Risiko
risiko yaitu : 1). Risiko aset fisik, kredit, 3). Risiko likuiditas, 4).
2). Risiko karyawan, 3). Risiko Risiko operasional
legal.
Risiko Sistematis, Tidak Sistematis, dan Total

 Systematic Risk  Unsystematic Risk  Total Risk

Risiko sistematis disebut juga Unsystematic risk disebut juga Total risk adalah gabungan
dengan market risk atau risiko dengan risiko spesifik atau risiko atau penjumlahan antara
umum adalah risiko yang sifatnya yang dapat didiversifikasikan Systematic Risk dan
menyeluruh secara menyeluruh. yaitu hanya membawa dampak Unsystematic Risk
pada perusahaan yang terkait
saja .
Mengelola Risiko
• Memperkecil Risiko • Mengalihkan Risiko

Dengan cara tidak memperbesar Dengan cara mengalihkan risiko yang


setiap keputusan yang mengandung kita terima tersebut ketempat lain
risiko tinggi tapi membatasinya seperti mengasuransikan bisnis guna
bahkan meminimalisirnya agar risiko menghindari terjadinya risiko yang
tersebut tidak menambah besar dan sifatnya tidak tentu waktu
diluar control manajemen perusahaan.

• Mengontrol Risiko • Pendanaan Risiko

Dengan cara melakukan Dengan cara menyediakan


kebijakan mengantisipasi dana cadangan guna
terhadap timbulnya risiko mengantisipasi timbulnya
sebelum terjadi risiko dikemudian hari.
Model yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat
Pengembalian
 CAPM (Capital Asset Pricing Model)

Menurut William F. Sharpe, CAPM atau model penentuan harga aset modal adalah model
penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa expected return atas sekuritas tertentu
adalah fungsi linier positif dari sensitifitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio.
CAPM menjelaskan hubungan antara return dengan beta (β). Beta menunjukkan hubungan
(gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan) . Besarnya risiko perusahaan
ditentukan oleh beta. β>1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah
dibandingkan indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko,
artinya jika saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih
besar dari 1%. β<1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan
kondisi pasar. β=1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.
Model yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat
Pengembalian
Rumus CAPM yaitu:
R= Rf +β (Rm-Rf)
Dimana :
R = Return saham yang diharapkan
Rf = Return investasi bebas risiko (Risk Free)

β = beta saham (risiko sistematis)


Rm = Return pasar (return market)

Rm – Rf = Premi Risiko Pasar


Contoh soal
PT QuickPower ingin berinvestasi dalam saham. Mereka dapat membeli saham dari tiga perusahaan dengan
tingkat bebas risiko sebesar 2,5% dan dengan ekspektasi pengembalian pasar sebesar 8%. Perusahaan A
memiliki β sebesar 0,5, Perusahaan B memiliki β sebesar 1, dan Perusahaan C memiliki β sebesar 1,5.
Dengan menggunakan rumus CAPM, kita dapat menentukan:
R= Rf +β (Rm-Rf)
Rm = 8,0% – 2,5% = 5,5%

● Biaya ekuitas Perusahaan A (Ra) = 2,5% + (0,5 × 5,5%) = 5,3%


● Biaya ekuitas Perusahaan B (Ra) = 2,5% + (1 × 5,5%) = 8%
● Biaya ekuitas Perusahaan C (Ra) = 2,5% + (1,5 × 5,5%) =10,8%
Dengan menggunakan rumus ini, PT QuickPower dapat menentukan perusahaan mana yang menawarkan
investasi terbaik bagi mereka.
Mereka menentukan bahwa Perusahaan A menawarkan potensi pengembalian dan risiko terendah,
pengembalian Perusahaan B sejalan dengan pasar dan Perusahaan C menawarkan potensi pengembalian dan
risiko tertinggi, yang juga berarti bisa lebih tidak stabil dan sensitif terhadap fluktuasi pasar di masa depan.
Model yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat
Pengembalian
 APT (Arbitrage Pricing Theory)
APT merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976 dimana beliau
menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Rumusnya:
Ri = E(ri) + βi F + ei

Dimana :
Ri = Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk sekuritas i
E(ri) = Tingkat Keuntungan untuk portofolio dengan beta nol
βi = kepekaan aktiva i terhadap faktor yang dipertimbangkan
F = Premi risiko atas Faktor tersebut
ei = random error
Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi

 Kondisi Pasti
Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung tanpa
ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju.

 Kondisi Tidak Pasti


Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks dalam
artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang mungkin
diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan minimnya informasi
yang diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun rekomendasi lisan yang
bisa dipercaya. Untuk menghindari timbulnya masalah seperti ini sebaiknya melakukan riset
terlebih dahulu, mencari informasi sebanyak mungkin dan mepergunakan metode
pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah yang mungkin
timbul.
Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi

Hal ini dapat menggunakan :


a) Metode laplace : proses pengambilan keputusan dengan asumsi bahwa probabilitas
terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya
b) Metode maximas : proses pengambilan keputusan dengan hanya menggunakan hasil
yang paling optimistic dan mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi
c) Metode maximin : proses pengambilan keputusan dengan memilih alternatif yang
minimalnya paling besar
d) Metode regret : proses pengambilan keputusan dengan didasari pada hasil keputusan
yang maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan perbandingannya
e) Metode realism : proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan metode
maximax dan maximin.
Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi

 Kondisi Konflik
Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan menimbulkan
dampak yang mungkin saja dapat merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan seperti ini
lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang saling bertentangan
antara satu pihak dengan pihak lainnya. Untuk menyelesaikan masalah di sini biasanya
dilakukan pendekatan secara teori permainan, yang dalam dunia bisnis teraplikasikan
dalam bentuk tawar-menawar harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau
kesepakatan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai