Anda di halaman 1dari 53

Mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia
Pertempuran 5 Hari di Semarang

Waktu : 15 Oktober – 19 Oktober 1945.


Lokasi : Semarang (Jawa Tengah)
Pihak : Pemuda Semarang dan BKR VS sisa tentara Jepang
Pertempuran 5 Hari di Semarang

Penyebab :
▪ Setelah proklamasi, rakyat Semarang
berinisiatif untuk menangkapi tentara Jepang
dan menyita senjata mereka.
▪ Sisa pasukan Jepang di Semarang tidak mau
menyerahkan senjatanya ke pejuang
Indonesia, akibatnya mereka melawan dan
ingin menguasai Semarang.
▪ Pasukan Jepang berencana meracuni
cadangan air minum di Kota Semarang,
sehingga para pejuang yang tergabung
dalam BKR (Badan Keamanan Rakyat)
berusaha untuk mencegah pasukan Jepang.
▪ Pasukan Jepang membunuh Dr. Kariadi
sebagai kepala R.S. Purusara. Sehingga
rakyat Semarang menjadi marah.
Pertempuran 5 Hari di Semarang

Akhir Perlawanan :
▪ Tanggal 19 Oktober 1945,
pejuang berhasil menangkap
pasukan Jepang yang melawan.
▪ Tanggal 20 Oktober 1945,
pasukan sekutu (Inggris)
dibawah pimpinan Brigjen
Bethell mendarat di Semarang
dan membantu pejuang untuk
menangkap sisa pasukan
Jepang.
Pertempuran 5 Hari di Semarang

Akibat peristiwa ini :


▪ Dibangunnya Monumen Tugu
Muda di Semarang untuk
memperingati peristiwa ini.
▪ Nama Dr. Kariadi dijadikan
nama Rumah Sakit di
Semarang.
Peristiwa Pertempuran 10 November 1945

Waktu : 10 November
1945 -
Lokasi : Surabaya (Jawa
Timur)
Pihak : Pejuang
Indonesia VS Tentara Inggris
dan Gurkha.
Peristiwa Pertempuran 10 November 1945

Penyebab :
▪ Sekutu (Inggris) membebaskan pasukan Belanda
yang ditangkap Jepang.
▪ Sekutu (Inggris) menyita semua senjata milik
Jepang, termasuk senjata yang dimiliki oleh pejuang
Indonesia.
▪ NICA (Belanda) mengibarkan bendera merah – putih
– biru di atas Hotel oranje (Hotel Majapahit)
sehingga membuat rakyat Surabaya marah.
▪ Brigjen A.W.S Mallaby (pemimpin tentara Inggris)
dibunuh oleh pejuang Indonesia, sehingga negara
Inggris marah besar dan menyerang Surabaya.
▪ Rakyat Surabaya melawan tentara Sekutu dengan
gagah berani setelah terbakar semangatnya
mendengar pidato Bung Tomo.
Peristiwa Pertempuran 10 November 1945

Akhir perlawanan :
▪ Rakyat Surabaya harus
mengakui kekuatan Inggris dan
harus menyerah kepada
pasukan Inggris.
▪ Surabaya berhasil dikuasai
Inggris dan diberikan ke
Belanda
Peristiwa Pertempuran 10 November 1945

Akibat peristiwa ini :


▪ Karena ini adalah pertempuran
terdahsyat di masa ini, maka tiap
tanggal 10 November diperingati
sebagai Hari Pahlawan.
▪ Kota Surabaya dijadikan Kota Pahlawan.
▪ Untuk memperingati peristiwa 10
November ini dibangunlah tugu
Pahlawan di Surabaya.
▪ Untuk mengingat jasa Bung Tomo,
didirikan stadion Bung Tomo di
Surabaya
Pertempuran Ambarawa

Waktu : 20 November –
15 Desember 1945.
Lokasi : Ambarawa (Jawa
Tengah)
Pihak : Tentara TKR VS
Pasukan NICA dan Pasukan
Sekutu.
Pertempuran Ambarawa

Penyebab :
▪ Setelah tentara sekutu mendarat di Semarang,
pasukan NICA yang ikut pasukan sekutu pergi ke
Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan
pasukan Belanda yang ditangkap Jepang.
▪ Pasukan NICA memberikan senjata pada bekas
pasukan KNIL sehingga rakyat Indonesia marah.
▪ Pasukan NICA meminta bantuan pasukan sekutu
untuk menguasai kota Ambarawa dan Magelang.
NICA ingin menguasai Magelang karena di Magelang
terdapat pusat tentara Indonesia (TKR).
▪ Letkol Isdiman (pemimpin TKR) dibunuh oleh pasukan
NICA.
▪ Tentara Sekutu dan NICA membom desa – desa di
sekitar Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa

Akhir Perlawanan :
▪ Setelah Letkol. Isdiman gugur,
TKR dipimpin oleh Kolonel
Sudirman.
▪ Sebagai ahli strategi, Sudirman
dan pasukannya berhasil
mengalahkan tentara Sekutu
dan NICA.
▪ Tanggal 15 Desember 1945,
tentara sekutu dan NICA
berhasil diusir dari Ambarawa.
Pertempuran Ambarawa

Akibat peristiwa ini :


▪ Tiap tanggal 15 Oktober
diperingati sebagai hari
Infanteri.
▪ Di Ambarawa dibangun
Monumen Palagan Ambarawa
untuk memperingati peristiwa
ini.
Perpindahan ibu kota Indonesia ke
Yogyakarta (4 Januari 1946)

Alasan Presiden Soekarno memindahkan ibu kota ke


Yogyakarta :
▪ Karena adanya pertempuran di wilayah – wilayah di
Pulau Jawa, sehingga kondisi Jakarta jadi tidak aman.
▪ Jakarta dikuasai oleh pasukan NICA.
▪ Yogyakarta adalah wilayah yang relatif paling aman
di Indonesia.
▪ Angkatan Perang Indonesia yang paling kuat berada
di Yogyakarta dengan Jendral Sudirman sebagai
pimpinannya.
▪ Belanda sangat menghormati Sultan
Hamengkubuwono sebagai raja Yogyakarta sehingga
amat kecil kemungkinan Belanda menyerang
Yogyakarta
Bandung Lautan Api

Waktu : 23 – 24 Maret 1946


Lokasi : Bandung (Jawa Barat)
Pihak : masyarakat Bandung
dan TRI VS Tentara Sekutu dan
NICA
Bandung Lautan Api

Penyebab :
▪ Belanda ingin menguasai Bandung karena Belanda
berencana menjadikan Kota Bandung sebagai ibu kota
Hindia Belanda. Pada masa itu, Bandung Utara sudah
dikuasai Belanda sedangkan Bandung Selatan dikuasai
rakyat Indonesia.
▪ Belanda menginginkan seluruh Kota Bandung ada dalam
kekuasaan Belanda. Sehingga Belanda meminta pasukan
Sekutu (Inggris) membantu pasukan NICA untuk merebut
Bandung Selatan.
▪ Pasukan TKR dan pejuang Siliwangi berusaha
mempertahankan Bandung Selatan.
▪ Pasukan NICA menjebol bendungan sungai Cikapundung
tanggal 25 November 1945 sehingga terjadi banjir yang amat
besar di Bandung khususnya Bandung Selatan. Rakyat
Bandung amat marah dan menyerang pasukan NICA.
▪ Semangat warga Bandung dibakar oleh pidato Otto Iskandar
Dinata (si Jalak Harupat) sehingga mereka berperang dengan
Bandung Lautan Api

Akhir Perlawanan :
▪ Karena pasukan sekutu amat kuat, maka pejuang
Bandung semakin terdesak. Akhirnya mereka
memutuskan untuk meninggalkan kota Bandung.
▪ Namun rakyat Bandung tidak mau meninggalkan
begitu saja Bandung Selatan. Dengan berat hati,
mereka membakar semua barang dan bangunan di
Bandung Selatan agar tidak dikuasai oleh Belanda.
Wilayah yang dibakar rakyat Bandung adalah dari
Cicadas sampai wilayah Andir tanggal 23 Maret 1946
tengah malam.
▪ Di Dayeuh Kolot, pasukan pejuang kota Bandung
menemukan gudang senjata milik Pasukan NICA.
Dengan gagah berani Moh. Toha menghancurkan
gudang tersebut, namun sayangnya Moh. Toha ikut
mati di dalam gudang senjata ini.
▪ Akhirnya seluruh Bandung dikuasai oleh NICA.
Bandung Lautan Api

Akibat Peristiwa Ini :


▪ Di Bandung didirikan Monumen
Bandung Lautan Api.
▪ Setiap tanggal 23 – 24 Maret
diperingati sebagai hari peristiwa
Bandung Lautan Api.
▪ Otto Iskandar Dinata dijadikan
nama jalan di Bandung, dan stadion
Jalak Harupat didirikan untuk
mengenang Otto Iskanda Dinata.
▪ Moh. Toha dijadikan nama jalan di
Bandung
Puputan Margarana

Waktu : 8 November 1946


Lokasi : Bali
Pihak : masyarakat Bali VS
Tentara NICA
Puputan Margarana

Penyebab :
▪ NICA ingin membuat Bali
menjadi bagian dalam Negara
Indonesia Timur.
▪ Rakyat Bali ingin bergabung ke
dalam Republik Indonesia.
▪ Rakyat Bali menyerang
pasukan NICA yang mendarat
di Bali.
Puputan Margarana

Kisah Perlawanan :
▪ 2 & 3 Maret 1946 tentara Belanda mendarat di
Bali mengajak kerja sama dengan I Gusti Ngurah
Rai pimpinan laskar Bali untuk mendirikan
negara Indonesia Timur, namun ditolak.
▪ 18 Nov. 1946 I Gusti Ngurah Rai menyerang
markas Belanda di Tabanan (Belanda Kalah)
perlawanan dilanjutkan ke utara di Desa Marga.
20 Nov. 1946 Belanda mengerahkan kekuatan
penuh.
▪ Dalam pertempuran itu I Gusti Ngurah Rai
menyerukan pasukannya untuk melakukan
perang Puputan (habis-habisan); karena
kekuatan yang tidak seimbang pasukan I Gusti
Ngurah Rai kalah dan seluruh pasukan gugur
( perang tsb dikenal dg Puputan Margarana )
Puputan Margarana

Akhir Perlawanan :
▪ NICA berhasil menguasai Bali.
▪ Bali menjadi bagian dari
Negara Indonesia Timur.
▪ I Gusti Ngurah Rai menjadi
nama Bandara di Bali.
Pertempuran Medan Area

Waktu : 13 Oktober 1945 – Juli


1947
Lokasi : Medan (Sumatera
Utara)
Pihak : pasukan TRI dan
pejuang VS Pasukan Sekutu dan
KNIL
Pertempuran Medan Area

Penyebab :
▪ Pasukan NICA membebaskan orang orang
Belanda yang ditahan di Sumatera Utara.
▪ Orang Belanda yang dibebaskan diberi
senjata dan dijadikan pasukan Belanda
(Pasukan KNIL).
▪ Bendera merah putih diinjak – injak oleh
pasukan NICA.
▪ Pasukan NICA menghina Negara Indonesia.
▪ Pasukan Sekutu (Inggris) mengakui wilayah
Medan dan Siantar sebagai wilayah Inggris.
Rakyat Medan tidak terima karena mereka
mendukung Republik Indonesia.
Pertempuran Medan Area

Akhir Perlawanan :
▪ Pertempuran antara rakyat
Medan dengan pasukan NICA
terus berlangsung sampai
agresi Militer Belanda I di Bulan
Juli 1947.
Perundingan – perundingan.

▪ Karena banyaknya perlawanan dan pertempuran yang terjadi di Indonesia,


PBB berusaha membawa Belanda dan Indonesia untuk berunding. Belanda
sendiri berharap, lewat perundingan ini Belanda dapat menguasai seluruh
wilayah Indonesia dan diakui oleh PBB. Sedangkan Indonesia berharap
lewat perundingan ini, Negara Indonesia diakui oleh dunia Internasional.
▪ Belanda sering kali berlaku licik. Mereka sering melanggar perjanjian yang
telah mereka lakukan lewat meja perundingan. Belanda melancarkan
serangan militernya (agresi militer) ke Indonesia, padahal salah satu isi
perjanjian – perjanjian yang dibuat adalah menghentikan serangan.
▪ Berikut ini perundingan – perundingan serta agresi militer Belanda di
Indonesia :
Perjanjian Linggarjati

▪ Lokasi : Desa Linggarjati


(Jawa Barat)
▪ Waktu : 10 – 15 November
1946
▪ Pihak Indonesia : Sutan
Syahrir
▪ Pihak Belanda : Van
Mook
▪ Pihak Inggris : Lord
Killearn
Perjanjian Linggarjati

Kisah Perundingan :
▪ Pihak Inggris merasa bertanggung
jawab untuk menengahi pertikaian
antara Belanda dan Indonesia.
▪ Tanggal 10 November 1946,
dimulailah perundingan di Desa
Linggarjati antara Indonesia dengan
Belanda. Pada perundingan ini pihak
Inggris menjadi penengah.
▪ Hasil perundingan Linggarjati
merugikan Indonesia karena wilayah
Indonesia menjadi semakin sempit.
Perjanjian Linggarjati

Hasil Perundingan Linggarjati :


1. Belanda hanya mengakui wilayah
Republik Indonesia adalah Pulau Jawa,
Pulau Madura, dan Pulau Sumatera.
2. Belanda dan Republik Indonesia akan
membentuk Negara Indonesia Serikat
yang terdiri atas : Negara Republik
Indonesia (Jawa, Madura, Sumatera),
Negara Indonesia Timur (Sulawesi,
Maluku, Papua, Bali, NTB, NTT), Negara
Kalimantan (Kalimantan).
3. Negara Indonesia Serikat dan Belanda
akan membentuk Uni Indonesia –
Belanda yang diketuai oleh Ratu
Belanda.
Wilayah Indonesia menurut Perjanjian
Linggarjati
Agresi Militer Belanda I

Lokasi : Jawa Barat, Jawa


Tengah, Jawa Timur
Waktu : 21 Juli – 1 Agustus 1947
Agresi Militer Belanda I

Kisah Serangan Belanda :


▪ Karena Indonesia mulai dikenal baik oleh negara – negara
lain, Presiden Soekarno sering mengadakan kunjungan ke
negara – negara lain. Akibatnya ada beberapa negara yang
mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Negara pertama
yang mengakui kedaulatan Indonesia adalah Mesir dan
diikuti oleh negara – negara lainnya.
▪ Belanda kuatir tidak bisa lagi menguasai Indonesia karena
syarat ke-empat sebuah negara sudah tepenuhi. Maka
Belanda menyerang wilayah Negara Indonesia.
▪ Melalui serangan ini artinya Belanda mengingkari
perjanjian Linggarjati yang sudah dibuat sebelumnya.
▪ Dengan persenjataan lengkap dan kendaraan perang yang
banyak, Belanda menguasai kota – kota di pulau Jawa
yang merupakan wilayah Negara Indonesia sesuai
perjanjian Linggarjati.
▪ Masyarakat dan pejuang Indonesia menghadapi serangan
Belanda ini dengan gagah berani.
Agresi Militer Belanda I

Akhir Agresi Militer Belanda I :


▪ PBB memerintahkan Belanda untuk
berhenti menyerang wilayah
Indonesia.
▪ PBB membuat KTN (Komisi Tiga
Negara) untuk menengahi konflik
Indonesia – Belanda lewat
perundingan Renville.
▪ KTN berisi : Australia (mewakili
Indonesia), Belgia (mewakili
Belanda), dan Amerika Serikat
(dipilih oleh Australia dan Belgia
sebagai penengah).
Perjanjian Renville

Lokasi : Kapal Perang


Amerika Serikat USS. Renville
Waktu : 8 Desember
1947
Pihak Australia : Richard C.
Kirby
Pihak Belgia : Paul Van
Zeeland
Pihak Amerika : dr. Frank
Graham
Perjanjian Renville

Kisah Perundingan :
▪ Perundingan Renville adalah satu –
satunya perundingan yang dilakukan di
atas kapal perang perang Amerika USS
Renville. Hal ini dikarenakan dari kedua
belah pihak tidak sepakat mengenai
tempat perundingan.
▪ Hasil perundingan ini sangat
mengecewakan, karena wilayah
Indonesia menjadi lebih kecil lagi.
▪ Karena hasil perjanjian ini, tentara dan
pejuang Indonesia harus pergi menuju
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Perjanjian Renville

Hasil Perjanjian Renville :


1. Belanda hanya mengakui wilayah
Negara Indonesia adalah Jawa Tengah,
Yogyakarta, Sebagian kecil Jawa Barat,
Sebagian Pulau Sumatera.
2. Tentara Republik Indonesia harus
ditarik dari daerah – daerah yang
dikuasai oleh tentara Belanda.
3. Belanda dan Indonesia akan
membentuk RIS.
4. Sebelum RIS dibentuk, Hindia Belanda
tetap di bawah kekuasaan Belanda.
Wilayah Indonesia menurut perjanjian
Renville
Agresi Militer Belanda II

▪ Lokasi : Yogyakarta
▪ Waktu : 19 Desember 1948
Agresi Militer Belanda II

Kisah Agresi :
▪ Belanda terus berkeinginan untuk menjajah
Indonesia kembali. Namun hal itu menjadi
semakin sulit karena Indonesia mulai diakui
kemerdekaannya oleh negara – negara lain.
▪ Untuk itu Belanda membuat strategi untuk
menangkap semua tokoh pemerintah Negara
Indonesia, yakni presiden, wakil presiden, dan
menteri – menteri. Belanda berharap bila tidak
ada lagi pemerintahan di Indonesia maka PBB
tidak mengakui negara Indonesia dan membuat
Belanda dapat kembali menjajah Indonesia.
▪ Maka Belanda mengumpulkan pasukan yang lebh
kuat lagi untuk menggempur Kota Yogyakarta
yang menjadi ibukota Indonesia saat itu.
Agresi Militer Belanda II

Akhir Agresi Militer Belanda II


▪ Lewat agresi militer Belanda II, Belanda berhasil
menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden
Moh. Hatta, serta semua menteri Indonesia.
▪ Belanda lalu memberikan berita bohong kepada
PBB dengan menyatakan bahwa semua tokoh
pemerintah Indonesia sudah menyerah dan
bergabung dengan Belanda.
▪ Untungnya sebelum ditangkap, Presiden
Soekarno telah memerintahkan Mr. Syafruddin
Prawiranegara yang sedang berada di Bukittinggi
untuk membuat PDRI (Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia). Mr. Syafrudin ditunjuk
sebagai presiden sementara Indonesia,
sementara ibukota dipindahkan ke Bukitttinggi
(Sumatera Utara).
Mr. Syaffrudin P. dan HB IX
Serangan Umum 1 Maret 1949

Lokasi : Yogyakarta
Waktu : 1 Maret 1949
Pihak : Pasukan Indonesia VS
Pasukan Belanda
Serangan Umum 1 Maret 1949

Kisah perlawanan :
▪ Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda di bulan Desember 1948,
Belanda menyatakan bahwa sudah tidak ada lagi
pemerintahan yang sah di Indonesia.
▪ PBB membentuk UNCI (United Nations Commission for
Indonesia) yang bertugas menyelidiki kondisi sebenarnya di
Indonesia.
▪ Sementara itu pasukan Indonesia dibawah Jendral Sudirman
bersembunyi di hutan – hutan untuk menyusun kekuatan.
▪ Jendral Sudirman terus berunding dengan Sultan
Hamengkubuwono IX untuk menentukan waktu yang tepat
merebut Kota Yogyakarta.
▪ Pada bulan Februari 1949, UNCI berencana mengunjungi
Yogyakarta untuk melihat langsung keadaan Indonesia.
Kedatangan UNCI ini disertai oleh para wartawan dari negara
– negara asing yang juga ingin mengetahui kondisi Indonesia.
Kedatangan UNCI dan wartawan asing ini adalah saat yang
tepat menurut Jendral Sudirman untuk merebut Yogyakarta
sekaligus menunjukkan kepada dunia internasional bahwa
Serangan Umum 1 Maret 1949

▪ Maka bulan Februari 1949, Jendral Sudirman membuat


sebuah kelompok tentara yang berisi tentara yang bisa
berbahasa Inggris, Perancis, dan Belanda. Jendral
Sudirman juga memanggil pasukan Silliwangi dari
Bandung untuk membantu pasukan Yogyakarta. Mereka
beserta pasukan lainnya bersembunyi di desa desa sekitar
Yogyakarta untuk menunggu waktu serangan.
▪ Tanggal 1 Maret 1949 pukul 05.30 serangan pasukan
tentara Indonesia diancarkan di Yogyakarta, dengan
dipimpin oleh Letkol. Soeharto, pasukan Indonesia dapat
mengejutkan pasukan Belanda yang menjaga Yogyakarta.
▪ Pukul 09.00, kelompok pasukan yang bisa berbahasa
Inggris masuk ke hotel – hotel di Yogyakarta guna bertemu
dengan para wartawan dan utusan UNCI. Dari sini para
wartawan dan utusan UNCi mengetahui bahwa Belanda
dengan liciknya menangkap Ir. Soekarno dan Hatta.
▪ Setelah pukul 12.00, pasukan Indonesia mundur dari kota
Yogyakarta dan melarikan diri ke hutan – hutan.
Serangan Umum 1 Maret 1949

Akhir Perlawanan :
▪ Walaupun tentara Indonesia hanya
menguasai Kota Yogyakarta selama
6 jam saja, namun serangan umum
1 Maret ini membuat utusan PBB
yakni UNCI mengetahui kelicikan
Belanda.
▪ PBB menghukum Belanda yang
telah melakukan agresi Militer
dengan embargo ekonomi.
▪ PBB memerintahkan Belanda
segera mengadakan perundingan
dengan Indonesia.
Perjanjian Roem – Royen

▪ Lokasi : Jakarta
▪ Waktu : 17 April – 7 Mei 1949
▪ Pihak Indonesia : moh. Roem
▪ Pihak Belanda : Van Royen
Perjanjian Roem – Royen

Kisah perundingan :
▪ Setelah UNCI mengetahui kelicikan
Belada, PBB memaksa Belanda untuk
menadakan perundingan ulang
dengan Indonesia.
▪ Perundingan Roem – Royen ini
langsung diawasi oleh PBB.
▪ Hasil dari perundingan ini memaksa
Belanda harus membebaskan
presiden dan wakil presiden serta
menteri – menteri yang ditangkap.
▪ Belanda juga harus menarik
pasukannya dari Yogyakarta.
Perjanjian Roem – Royen

Isi Perjanjian Roem – Royen


1. Pemerintah Republik Indonesia
dikembalikan ke Yogyakarta.
2. Belanda harus menghentikan
keiatan militer dan membebaskan
semua tahanan politik.
3. Belanda harus menyetujui adanya
Republik Indonesia sebagai
bagian dari Negara Indonesia
Serikat.
4. Akan diselenggarakan KMB
(Konferensi Meja Bundar).
Konferensi Meja Bundar (KMB)

Lokasi : Den Haag, Belanda


Waktu : 17 April – 7 Mei 1949
Pihak Indonesia : Moh. Hatta
Pihak BFO : Sultan Hamid II
Pihak Belanda : Mr. Van
Maarseveen
Pihak UNCI : Critchley
Konferensi Meja Bundar (KMB)

Hasil KMB :
1. Belanda mengakui kedaulatan dan
kemerdekaan Indonesia sebagai
Republik Indonesia Serikat (RIS) pada
bulan Desember 1949.
2. RIS dan Belanda tergabung dalam uni
Indonesia – Belanda yang dipimpin
oleh ratu Belanda.
3. Papua akan diserahkan ke Indonesia
setahun setelah pengakuan
kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Konferensi Meja Bundar (KMB)

Akhir perjanjian KMB :


▪ Setelah KMB berakhir, Belanda
harus mengakui kemerdekaan
Indonesia. Semua tentara
Belanda ditarik dari Indonesia.
▪ Setelah Belanda mengakui
kedaulatan Indonesia, Ibu Kota
negara kembali dipindahkan ke
Jakarta.
Kembali ke NKRI

▪ RIS berisi banyak negara.


▪ Ada salah satu undang – undang RIS, bahwa negara Federal bisa
memisahkan diri dari RIS dan mendirikan negara sendiri.
▪ Selain itu negara – negara RIS boleh bergabung menjadi negara baru.
▪ Karena ada undang – undang ini maka negara – negara dalam RIS
bersepakat untuk bergabung dan keluar dari RIS, sehingga Belanda
tidak bisa lagi menguasai RIS.
▪ Tanggal 17 Agustus 1950, negara – negara dalam RIS bersepakat
untuk bergabung mendirikan negara baru bernama NKRI.

Anda mungkin juga menyukai